BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Transformator. Gambar 2.1 Transformator

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III. Tinjauan Pustaka

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR 2012 APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR

Analisis Kegagalan Transformator Di PT Asahimas Chemical Banten Berdasarkan Hasil Uji DGA Dengan Metode Roger s Ratio

I. PENDAHULUAN. Kata kunci-filterisasi, minyak trafo, TDCG. Gambar 1. Bagan Transformator Sumber : TRANSFORMER 2011.htm

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

BAB II LANDASAN TEORI

TRANSFORMATOR DAYA & PENGUJIANNYA

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA JENIS KEGAGALAN TRANSFORMER BERDASARKAN HASIL UJI DGA DENGAN METODE ROGER S RATIO PLTU TAMBAK LOROK

ANALISIS KEGAGALAN TRANSFORMATOR BERDASARKAN HASIL PENGUJIAN DGA

Kromatografi Gas-Cair (Gas-Liquid Chromatography)

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR TENAGA

PENGKAJIAN KONDISI TRANSFORMATOR BHT03 PADA RSG-GAS MENGGUNAKAN METODA DISSOLVED GAS ANALYSIS. Teguh Sulistyo

PEMELIHARAAN PENTANAHAN PADA PENTANAHAN ABSTRAK

TRANSFORMATOR. 1. Pengertian Transformator

Lailiyana Farida

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN ANALISA

ANALISIS DETEKSI KEADAAN MINYAK TRANSFORMATOR DENGAN METODE GAS TERLARUT MENGGUNAKAN PERALATAN DISSOLVE GAS ANALISYS ( DGA)

Kerja Praktek PT.Petrokimia Gresik 1

BAB III LANDASAN TEORI

PEMELIHARAAN ALMARI KONTROL

BAB 1 TRANSFORMATOR. Gambar 1. Transformator

1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga

Makalah Seminar Kerja Praktek ON LOAD TAP-CHANGING PADA FURNACE TRANSFORMATOR

BAB II ISOLASI CAIR. Bahan isolasi cair digunakan pada peralatan-peralatan listrik seperti

Diah Wulandari. 1. Ir.Syariffuddin Mahmudsyah,M.Eng 2. IGN Satriyadi, ST,MT

BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEMELIHARAAN MINYAK TRANSFORMATOR PADA MINYAK TRANSFORMATOR NOMOR 4 DI GARDU INDIK KEBASEN ABSTRAK

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

TRAFO. Induksi Timbal Balik

Diah Wulandari. Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111,

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk

ISOLASI TEGANGAN TINGGI Bahan Listrik Bahan listrik merupakan elemen yang paling di dalam penyaluran dan penggunaan enaga listrik.

DIAGNOSIS KONDISI TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN METODA INDEKS KESEHATAN

ANALISIS TERJADINYA TEKANAN MENDADAK PADA ON LOAD TAP CHANGER UNIT 1 PLTU SURALAYA

Tabel Klasifikasi Sistem Pendingin Pada Transformator Daya: Sirukulasi. Sirkulasi. Paksa. 1. AN - - Udara - 2. AF Udara

Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM PROTEKSI TRANSFORMATOR TENAGA PLTGU TAMBAK LOROK

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI

TUGAS AKHIR ANALISA KENAIKAN COMBUSTIBLE GAS MINYAK ISOLASI TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV GT 2.2 PLTGU BLOK 2 MUARA KARANG

Gambar 2.6 Diagram Skematis Kromatografi Gas Dengan Detektor Konduktivitas Thermal (TCD) (Underwood A.l., 2000). BAB 3 BAHAN DAN METODE

Materi Seminar tugas akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la

BAB 2 DASAR TEORI. lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi

PEMELIHARAAN TRAFO 1 PHASA 50 KVA

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA PLTGU TAMBAK LOROK UNIT 2 PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

BAB II DASAR TEORI. gesekan antara moekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu cairan yang

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH

ABSTRAK. Kata Kunci : Transformator, Susut Umur

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Kualitas Minyak Transformator Daya 25 Kva Berdasarkan Data Citra Kamera Termal Dan Data Hasil Uji Gas Chromatograph

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dapat dikatakan jantung dari transmisi dan distribusi. Dalam kondisi ini suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga listrik adalah unsur yang paling penting dalam kehidupan modern

BAB I LAS BUSUR LISTRIK

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING...iii HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI...iv


PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

PENDINGIN TERMOELEKTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

Jl. Teknik Kimia Kampus ITS Keputih Sukolilo, Surabaya

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

BAB II LANDASAN TEORI. didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

KROMATOGRAFI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR BAGIAN RAT PLTU UNIT 3 PT. INDONESIA POWER UP SEMARANG

BAB II LANDASAN TEORI

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

BAB 2 TI NJAUAN PUSTAKA. Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa yaitu bahan bakar fosil

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

Induksi Elektromagnetik

BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI

BAB II TRANSFORMATOR DAYA. secara terus menerus tanpa terputus. Sistem tenaga listrik dimulai dari sistem

PEMELIHARAAN RELE PENGAMAN PADA TRANSFORMATOR. Yudi Yantoro, Sabari

Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM PENGUATAN TANPA SIKAT (BRUSHLESS EXCITATION SYSTEM) PADA GENERATOR PLTU UNIT 3 TAMBAK LOROK SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Kualitas Minyak Transformator Daya 25 KVA Berdasarkan Data Citra Kamera Termal dan Data Hasil Uji Gas Chromatograph

BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR. besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat

Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride )

Transkripsi:

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Transformator Gambar 2.1 Transformator Transformator merupakan salah satu alat kelistrikan yang memiliki fungsi untuk mentansfer energi antara dua buah sirkuit yang melalui induksi elektromagnetik. Transformator digunakan sebagi perubahan tegangan dengan mengubah tegangan sebuah arus bolak balik dari suatu tegangan ke tingkatan tegangan lainnya, dari suatu input ke input alat tertentu, untuk menyediakan kebutuhan yang berbeda dari sebuah tingkatan arus sebagai sumber arus cadangan, atau bisa juga di gunakan untuk mencocokkan impedansi antara sirkuit elektrik yang tidak sinkron untuk memaksimalkan pertukaran antara 2 sirkuit. Hal ini memungkinkan terjadinya pertambahan daya arus listrik yang terjadi dari sebuah benda yang memiliki arus tegangan listrik yang tidak stabil. 5

6 2.2 jenis-jenis transformator 2.2.1 Transformator Step up Gambar 2.2 lambang transformator step-up Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder yang lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagi penaik tegangan. Transformator ini banyak digunakan pada suatu pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tenggan tinggi guna untuk transmisi jarak jauh. 2.2.2 Transformator Step Down Gambar 2.3 skema transformator step-down Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.

7 2.2.3 Autotransformator Gambar 2.4 skema autotransformator Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder. Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali). Gambar 2.5 skema autotransformator variabel

8 Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang sadapan tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-sekunder yang berubah-ubah. Trafnsformaor ini banyak digunakan pada mesin las. 2.3 Bagian-bagian Transformator 2.3.1 Bagian Utama 1) Inti Besi Berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current. 2) Kumparan Transformator Gambar 2.6 kumparan transformator Adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu kumparan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton, pertinak dan lain-lain. Kumparan tersebut

9 sebagai alat transformasi tegangan dan arus. Besarnya arus yang mengalir melalui kumparan pada transformator dapat dihitung dengan rumus : ILs =.. φ... (2.1) Dengan : ILs Pout VLs Cos φ = Arus line sekunder (A) = Daya keluaran transformator (W) = Tegangan sekunder (V) = Faktor daya Pin = Pout + Rugi rugi... (2.2) Denagn : Pin Pout = Daya masuk (W) = Daya keluaran (W) Pada transformator terdapat luas penampang yang dapat mempengaruhi nilai dari kerapatan arus. Dimana kerapatan arus dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : δ =... (2.3) Dengan : = Rapat arus (A/mm 2 ) l = Besarnya arus (A) A = Luas penampang (mm 2 ) 3) Minyak Transformator Sebagian besar kumparan-kumparan dan inti trafo tenaga direndam dalam minyak trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai isolasi dan media pemindah, sehingga minyak trafo tersebut berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi.

10 4) Bushing Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki trafo. Gambar 2.7 Bushing Transformator 5) Tangki Konservator Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo berada (ditempatkan) dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator. Gambar 2.8 Konservator Trafo

11 2.3.2. peralatan bantu 1) Pendingin Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak isolasi (didalam transformator). Maka untuk mengurangi kenaikan suhu transformator yang berlebihan maka perlu dilengkapi dengan alat/ sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar transformator. Pada cara alamiah (natural), pengaliran media sebagai akibat adanya perbedaan suhu media dan untuk mempercepat perpindahan panas dari media tersebut ke udara luar diperlukan bidang perpindahan panas yang lebih luas antara media (minyak-udara/gas), dengan cara melengkapi transformator dengan siripsirip (Radiator). Gambar 2.9 Radiator sebagai Pendingin Bila diinginkan penyaluran panas yang lebih cepat lagi, cara natural/alamiah tersebut dapat dilengkapi dengan peralatan untuk mempercepat sirkulasi media pendingin dengan pompa-pompa sirkulasi minyak, udara dan air. Cara ini disebut pendingin paksa (Forced).

12 Gambar 2.10 kipas pendingin transformator 2) Tap Changer (Perubah Tap) Tap changer adalah alat perubah perbandingan transformasi untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder yang lebih baik (diinginkan) dari tegangan jaringan / primer yang berubah-ubah. Tap changer yang hanya bisa beroperasi untuk memindahkan tap transformator dalam keadaan transformator tidak berbeban disebut Off Load Tap Changer dan hanya dapat dioperasikan manual. 3) Alat Pernapasan (Silicagel). Karena pengaruh naik turunnya beban transformator maupun suhu udara luar, maka suhu minyak pun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari tangki, sebaliknya apabila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam tangki. Kedua proses di atas disebut pernapasan transformator. Akibat pernapasan transformator tersebut

13 maka permukaan minyak akan selalu bersinggungan dengan udara luar. Udara luar yang lembab akan menurunkan nilai tegangan tembus minyak transformator, maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi dengan alat pernapasan, berupa tabung kaca berisi kristal zat hygroskopis sehingga dapat dilihat warnanya. Gambar 2.11 Alat Pernafasan Trafo (silicagel) 4) Indikator. Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya indicator pada transformator sebagai berikut: - Indikator suhu minyak - Indikator permukaan minyak. - Indikator sistem pendingin. - Indikator kedudukan tap. 2.3.3 Minyak Transformator Isolator merupakan suatu sifat bahan yang mampu untuk memisakan dua buah penghantar atau lebih yang berdekatan untuk mencegah adanya kebocoran arus/hubung singkat, maupun sebagai pelindung mekanis dari kerusakan yang diakibatkan oleh korosif atau stressing. Minyak isolator yang dipergunakan dalam transformator daya mempunyai beberapa tugas utama, yaitu :

14 1. Media Isolator 2. media pendingin 3. media/alat untuk memadamkan busur api. 4. Perlindungan terhadap korosi atau oksidasi. Kenaikan temperatur akan mengkatalis terjadinya oksidasi di dalam minyak transformator. Dengan semakin tingginya pembebanan transformator maka reaksi kimia yang terjadi didalam minyak transformator akan semakin cepat sehingga kandungan asam akan semakin tinggi. Dengan meningkatnya kandungan asam dalam minyak, maka kualitas minyak menjadi menurun. Untuk mengetahui nilai temperatur, menurut IEEE Std. C57. 104-1991 dapat menggunakan rumus : T ( o C) = (100. C 2 H 4 /C 2 H 6 ) + 150... (2.4) Kenaikan tempeatur yang terjadi pada transformator dapat dipengaruhi oleh arus yang mengalir pada transformator, dimana kinerja transformator dapat dipengaruhi oleh temperatur. Kenaikan temperatur yang berpengaruh oleh arus dapat dihitung dengan menggunakan persamaan. =.......(2.5) Dengan : = kenaikan temepratur ( o C) I s ρ = arus yang mengalir (A) = resistivitas (Ωm) α s = luas penampang konduktor (m 2 ) t = waktu (s) g = rapat material konduktor (kg/m 3 ) h = panas material konduktor (J/kg- o C)

15 2.4 Metoda Pengujian DGA (Dissolved Gas Analayzer) 2.4.1 Definisi DGA (Dissolved Gas Analayzer) Pada dasarnya DGA (dissolved gas analayzer) adalah proses untuk menghitung kadar/nilai dari gas-gas hidrokarbon yang terbentuk akibat ketidaknormalan. Dari komposisi kadar/nilai gas-gas itulah dapat diprediksi dampak-dampak ketidaknormalan apa yang ada di dalam trafo, apakah overheat, arcing atau corona. Selain itu, Pengujian DGA merupakan salah satu langkah perawatan prefentif yang dilakukan dalam interval paling tidak setahun sekali. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi terkini dari suatu transformator. Pada pengujian DGA sama halnya dengan pengujian darah pada manusia. Darah manusia bertujuan untuk melarutkan zat-zat yang terkandung pada tubuh manusia, sehingga dapat diketahui informasi informasi mengenai kondisi tubuh manusia. Begitu pula dengan transformator, dengan dilakukan pengujian DGA bertujuan untuk mengetahui kondisi transformator secara keseluruhan. Pengujian DGA dilakukan dengan pengambilan sample minyak dari suatu transformator kemudian gas terlarut yang terkandung pada minyak trafo tersebut diekstrak. Gas yang diekstrak lalu dipisahkan, diidentifikasi komponen-komponen individualnya, dan dihitung kualitasnya dalam satuan Part Per Million (ppm). Keuntungan utama dari pengujian DGA adalah deteksi dini akan adanya kegagalan yang ada pada transformatoryang diujikan. Namun kelemahannya adalah diperlukan tingkat kemurnian yang tinggi dari sample minyak yang diujikan. Umumnya alat uji DGA memiliki sensitivitas yang tinggi, sehingga ketidakmurnian sample akan menurunkan tingkat akurasi dari hasil uji DGA.

16 2.4.2 Metoda ekstraksi gas Ada dua metoda yang digunakan untuk mengekstraksi fault gas yang terlarut dalam minyak trafo, yaitu : 2.4.2.1 Gas Chromotograph (GC) Gambar 2.12 Sekema Gas Chromatograph Gas chromotograph merupakan metoda yang digunakan untuk memisahkan dan mendeteksi zat-zat tertentu dari sebuah senyawa gas. Senyawa gas ini biasanya dipisahkan berdasarkan dari tingkat penguapannya. Sehingga dapat memberikan informasi dari kompenen yang diuji. Sample yang diuji biasanya sudah berbentuk gas atau dipanaskan terlebih dahulu kemudian diuapkan sampai berbentuk gas. Gas chromatograph ini terdiri dari beberapa bagian utama, seperti : 1. gas pengangkut / pembawa Gas ini ditempatkan didalam silinder bertekanan tinggi, biasanya tekana silindernya mencapai 150 atm. Gas pembawa ini bersifat inert dan harus sangat murni. Sering kali gas ini disaring terlebih dahulu untuk menahan uap air atau debu. Pemilihan gas pengangkut atau pembawa ditentukan oleh ditektor yang digunakan. Tabung gas pembawa dilengkapi dengan pengatur tekanan keluaran dan pengukur tekanan. Sebelum masuk ke kromatografi, ada pengukur kecepatan aliran gas serta sistem penapis molekuler untuk memisahkan air dan pengotor gas

17 lainnya. Pada dasarnya kecepatan alir gas diatur melalui pengatur tekanan dua tingkat yaitu pengatur kasar (coarse) pada tabung gas dan pengatur halus (fine) pada kromatografi. 2. tempat injeksi (injection port) Dalam kromatografi gas cuplikan harus dalam bentuk fase uap. Gas dan uap dapat dimasukkan secara langsung. Tetapi kebanyakan senyawa organik berbentuk cairan dan padatan. Hingga dengan demikian senyawa yang berbentuk cairan dan padatan pertama-tama harus diuapkan. Ini membutuhkan pemanasan sebelum masuk dalam kolom. 3. kolom Kolom merupakan bagian vital kromatografi gas dimana, dikolom itulah terjadi pemisahan komponen-komponen sample. Pemisahan komponen sample terjadi yang berwujud puncak-puncak yang disebut Chromatogram, Faktor yang berkaitan dengan keterpisahan puncak Chromatography adalah keefisienan kolom dan keefisienan pelarut. Kolom biasanya terbuat dari baja tahan karat, nikel, kaca. 4. Detektor Fungsi detektor untuk memonitor gas pembawa yang keluar dari kolom dan merespon perubahan komposisi yang terdeteksi. 5. Recorder (Pencatat) Fungsi recorder sebagai alat untuk mencetak hasil percobaan pada sebuah kertas yang hasilnya disebut kromatogram (kumpulan puncak grafik).

18 2.4.2.2 Photoacoustic Spectroscopy Gambar 2.13 Metoda Ekstraksi dengan Photoaoustic Spectroscopy Penyerapan radiasi gelombang elektromagnetrik oleh gas akan meningkatkan temperatur dari gas yang diuji. Peningkatan temperatur ini berbanding lurus dengan peningkatan tekanan dari gas (selama kondisi gas berada pada wadah tertutup). Dengan menggetarkan sumber radiasi, tekanan dari gas pada wadah tertutup ini akan berfluktuasi secara sinkron sehingga amplitude dari resultan gelombang tekanan dapat dideteksi menggunakan mikrofon yang sensitif. Proses pengukuran dengan metode ini dimulai dengan sumber radiasi yang menciptakan radiasi gelombang elektromagnetik sinar inframerah. Radiasi tersebut dipantulkan pada cermin parabolic lalu menuju piringan pemotong (chopper) yang berputar dengan kecepatan konstan dan menghasilkan efek stoboskopik terhadap sumber bahaya. Radiasi ini diteruskan melalui filter optic, yaitu filter yang secra selektif dapat meneruskan sinar dengan karakteristik tertentu dan memblokir sinsr-sinar lain yang karakteristikinya tidak diinginkan. Sinar yang sudah difilter ini lalu masuk ke ruangan pengujian (analysis chamber) dan bereaksi dengan senyawa-senyawa gas yang telah diekstrak dari minyak. Selanjutnya mikrofon-mikrofon yang sensitif akan mendeteksi jumlah/konsentrasi

19 dari masing-masing jenis gas. Proses ini terus diulangi untuk setiap filter optik yang telah di set oleh peralatan ukur DGA. Sample minyak yang digunakan untuk pengujian dapat diambil secara langsung dari transformator dan dimasukan ke botol sample. Minyak diaduk menggunakan magnet berlapis teflon yang dimasukan kedalam botol sampel untuk membuat gas-gas terlarut dalam minyak naik kepermukaan minyak. Gasgas ini akan terus naik kebagian headspace botol sampel dan bergerak melewati saluran tertentu dan diteruskan ke modul Phoroaoustic Spectroscopy. 2.5 Proses Terbentuknya Gas Dalam Transformator Seperti diketahui bahwa komponen transformator antara lain : konduktor, bushing, dan isolasi (padat dan cair) dll. Dalam hal ini bahan yang mudah teruai (terdekomposisi) dari transformator adalah bahan organik yang berasal dari bahan isolasi padat (kertas) dan isolasi cair (minyak), sedangkan bahan anorganik yang berasal dari konduktor, keramik dan logam lain relatif tidak akan terdekomposisi dalam kondisi operasi transformator. Bila dilakukan suatu percobaan pada sistem isolasi minyak dan kertas dengan suatu tegangan yang sesuai dengan kondisi operasi transformator, maka akan diperoleh penguraian komponen sebagai berikut: 2.5.1 Isolasi kertas/selulosa 2.5.1.1 Proses over heating Bila selulosa/kertas dipanaskan dengan over heating (paling rendah 140 o C) dalam sistem tertutup sesuai dengan kondisi transformator, maka terjadi penguraian selulosa menjadi gas karbonmonoksida (CO), karbondioksida (CO 2 ) dan H 2 O. 2.5.1.2 Proses Pirolisis Bila selulosa dipanaskan sampai terurai dengan proses pirolisis dan temperatur di atas 250 o C dalam sistem tertutup, maka akan terbentik lebih banyak

20 karbon monoksida (CO) dari pada karbon dioksida (CO 2 ) dengan jumlah kira-kira CO lebih besar empat kali dari CO 2. 2.5.2 Isolasi Cair (minyak trafo) 2.5.2.1 Proses Over heating Bila minyak trafo mineral dipanaskan pada temperatur diatas 500 o C, maka akan menyebabkan pembebasan gas hidrokarbon seperti; etilen (C 2 H 4 ), etena (C 2 H 6 ) dan metana (CH 4 ). 2.5.2.2 Proses Pirolisis Bila terhadap minyak trafo diberikan tegangan listrik secara ekstrim (seperti arcing), komposisi gas yang dibebaskan adalah sebagai berikut : 1. hidrogen (H 2 ) : 60,0 80,0 % V/V 2. asetilen (C 2 H 2 ) : 10,0 25,0 % V/V 3. metana (CH 4 ) : 1,5 3,5 % V/V 4. etilen (C 2 H 4 ) : 1,0 2,9 % V/V Penyebab utama terbentuknya gas gas dalam kondisi operasi transformator adalah adanya gangguan seperti : 1. Thermal degradasi 2. Arcing 3. Partial discharge Gangguan tersebut dapat terjadi terhadap isolasi jertas maupun cair. Selain itu faktor rendahnya kualitas minyak juga membantu proses gangguan terbentuknya gas-gas, yaitu seperti besarnya kadar air, kadar lumpur (sludge) dll.

21 2.5.3 Thermal degradasi Indikasi gas : C 2 H 4, CH 4, H 2, C 2 H 6 Degradasi yang terjadi dapat dibagi kedalam dua kategori yaitu : 1. Temperatur rendah, overheating, area luas. 2. Temperatur tinggi, area sempit terjadi hubung singkat. Hal ini penting untuk dicatat bahwa laju kegagalan yang meyebabkan timbulnya gas-gas sangat dipengaruhi oleh temperatur khususnya untuk suatu reaksi kimia seperti pirolisis. Laju pertumbuhan gas berhubungan secara eksponensial dengan temperatur dan dapat digambarkan laju kenaikannya pada setiap kenaikan temeratur 10 o C. Selanjutnya kegagalan pada temperatur rendah memerlukan area yang luas sehingga menimbulkan gas-gas tersebut. Dan pada temperatur rendah ini, proses pirolisis pada minyak trafo akan membebaskan gas terutama metana (CH 4 ), etana (C 2 H 6 ) dan sejumlah kecil gas etilen dan hidrokarbon (H 2 ). Seperti diketahui kenaikan temperatur tidak hanya mempercepat laju timbulnya gas tersebut, akan tetapi dapat juga menimbulkan sejumlah gas hidrokarbon tak jenuh, yang bertambah secara nyata dengan gas hidrokarbon jenuh. Kegagalan akibat temperatur tinggi ditunjukkan dengan timbulnya gas etilen (C 2 H 4 ) sebagai gas yang paling dominan. 2.5.4 Arcing Indikasi gas : H 2, C 2 H 2 Tembusnya minyak isolasi akibat arcing ditunjukkan dengan dihasilkannya gas hidrokarbon (H 2 ) dan asetilen (C 2 H 2 ) sebagai gas yang dominan pada penguraian ini. Gas tersebut juga disertai dengan sejumlah kecil gas etilen dan gas lainya yang dihasilkan melalui proses termal.

22 2.5.5 Partial Discharge Indikasi gas : Hidrogen (H 2 ) Petunjuk yang paling nyata sebagai akibat terjadinya proses partial discharge dalam sistem tertutup seperti transformator yang beroperasi adalah timbulnya gas hidrogen. Hidrogen tidak disertai dengan timbulnya gas yang lain, tetapi hidrogen dapat juga sebagai hasil reaksi antara uap air (sebetulnya tidak boleh ada) dengan baja (Fe) dalam transformator yang menghasilkan gas hidrokarbon. 2 Fe + 3 H 2 O Fe 2 O 3 + 3 H 2 (baja) (moisture) (sludge) (gas)