PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep.

- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.1192, 2012 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Bantuan Sosial. Mikro dan Kecil. Pedoman

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tamba

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 28/Per/M.KUKM/VII/2007

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tamba

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. /Per/M.KUKM/VIII/2006 TENTANG

PROGRAM FASILITASI PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN KOPERASI BAGI PENGUSAHA MIKRO

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Draft : SM 1.4 Asdep 2.2 Inspektur Sesdep 2

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tamba

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Subsidi Beras. Masyarakat. Pendapatan Rendah.

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

RAPAT KOORDINASI TERBATAS TAHUN ANGGARAN 2017

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN NOMOR : 03/Per/Dep.2/I/2017 TENTANG PENDAMPINGAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO DAN KECIL DI BIDANG PEMBIAYAAN

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 207/PMK.02/2014 TENTANG

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem

PROGRAM BANTUAN FASILITASI BIAYA PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN KOPERASI BAGI PELAKU USAHA MIKRO DAN ATAU KELOMPOK MASYARAKAT TAHUN 2018

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 06/per/M.KUKMI/I/2007

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 08/Per/M.KUKM/II/2007 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Berita Negara

2017, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai pada Kementerian Negara/Lembaga; Menging

PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 10 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA TASIKMALAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 83/PMK.05/2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 32 TAHUN 2005 TENTANG

2016, No b. bahwa dalam rangka efektifitas dan efisiensi penyelesaian pengembalian kelebihan pembayaran Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangu

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tamb

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK.07/2010 TENTANG

DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN DAN RESTRUKTURISASI USAHA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Belanja Pensiun. PT. Taspen. Prosedur.

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PROSEDUR PEMBERIAN DANA BANTUAN KEUANGAN UNTUK SERIKAT PEKERJA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Tata Cara. Pelayanan Umum. Angkutan Laut. Penumpang. Ekonomi. Pertanggung Jawaban. Pencabutan.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.02/2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 136/PMK.05/2006 TENTANG

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROGRAM FASILITASI PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN KOPERASI BAGI PENGUSAHA MIKRO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No menetapkan Pedoman Umum Pemberian dan Pengelolaan Bantuan di Lingkup Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; Menging

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 8.C TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 219/PMK.05/2009 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 60/PMK.07/2008 TENTANG DANA ALOKASI CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2008 MENTERI KEUANGAN,

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA BERGULIR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 1 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lemba

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG

1 of 9 21/12/ :39

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Negara/Pemerintah Daerah beserta perubahannya sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dalam perkembangannya perlu dilakukan penyesuaian d

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYALURAN DAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 269/PMK.05/2014 TENTANG

DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN Drs. Braman Setyo, M.Si

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Prosedur. Pencairan. Pertanggung Jawaban. Cadangan Beras.

2016, No Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial Pada Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undan

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Dana Jaminan Penugasan Pembiayaan Infrastruktur Dae

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KREDIT USAHA PEMBIBITAN SAPI

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

Transkripsi:

1 KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN PEMERINTAH BAGI PENGEMBANGAN KOPERASI PEMULA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH Menimbang : a. bahwa koperasi dalam melayani kebutuhan anggotanya masih menghadapi berbagai kendala diantaranya keterbatasan modal, maka dalam rangka pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro dan Kecil anggota koperasi, diperlukan peran aktif Pemerintah Pusat dan Daerah melalui pemberian bantuan dana yang bersumber dari bantuan Pemerintah; b. bahwa dalam rangka mewujudkan sebagaimana dimaksud pada huruf a, diperlukan dukungan bantuan dana yang bersumber dari bantuan pemerintah berdasarkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 18/PER/M.KUKM/XII/2016 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah;

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Deputi Bidang Pembiayaan tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Bantuan Pemerintah Bagi Koperasi Pemula; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3502); 2. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866); 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang

3 Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 5679); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5404); 9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3); 10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2015 tentang Kementerian Koperasi dan UKM (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 106); 12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1745); 13. Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 18/PER/M.KUKM/XII/2016 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Bantuan Pemerintah pada Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 789); 14. Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor

4 33/KEP/M.KUKM/XII/2016 tentang Penetapan Program Bantuan Dana bagi Koperasi Pemula dan Program Bantuan Dana bagi Wirausaha Pemula sebagai bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah di lingkungan Deputi Bidang Pembiayaan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN PEMERINTAH BAGI PENGEMBANGAN KOPERASI PEMULA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada perseorangan, Kelompok masyarakat atau lembaga pemerintah / non pemerintah dalam bentuk bantuan lainnya yang memiliki karakteristik yang ditetapkan oleh pengguna anggaran. 2. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orangseorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar asas kekeluargaan sebagaimana diatur dalam undang-undang tentang perkoperasian. 3. Usaha Mikro dan Kecil adalah unit usaha sebagaimana diatur dalam Undang Undang tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan merupakan anggota koperasi. 4. Calon Peserta Program adalah koperasi yang mengajukan usulan/permohonan Bantuan Pemerintah kepada Menteri

5 Cq. Deputi dan/atau SKPD Provinsi/DI atau SKPD Kabupaten/Kota. 5. Peserta Program adalah koperasi Calon Peserta Program yang ditetapkan melalui Keputusan Deputi. 6. Penerima Bantuan Pemerintah adalah koperasi pemula Peserta Program yang ditetapkan melalui Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen. 7. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya adalah disingkat PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh Menteri selaku Pengguna Anggaran untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 8. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah Kepala Satuan Kerja yang ditunjuk oleh Menteri dan diberi kuasa untuk melaksanakan kewenangan dalam pengelolaan anggaran Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. 9. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah unsur pembantu Gubernur, dan/atau Bupati/Walikota dalam bentuk Dinas/Badan yang menyelenggarakan urusan Koperasi, Usaha Mikro dan Kecil di Provinsi/DI dan/atau Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Gubernur dan/atau Bupati/Walikota. 10. Deputi adalah Deputi Bidang Pembiayaan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. 11. Menteri adalah Menteri yang membidangi Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

6 BAB II TUJUAN, DAN SASARAN BANTUAN Bagian Kesatu Tujuan Pasal 2 Tujuan Bantuan Pemerintah memberikan bantuan untuk penguatan struktur permodalan dalam rangka pengembangan usaha koperasi dan usaha mikro kecil anggota koperasi yang memiliki usaha produktif. Bagian Kedua Sasaran Pasal 3 Sasaran Bantuan Pemerintah adalah tersalurnya bantuan pemerintah kepada koperasi Pemula dalam rangka pengembangan usaha koperasi dan anggota koperasi. BAB III SUMBER DAN STATUS DANA Bagian Kesatu Sumber Pasal 4 Sumber Bantuan Pemerintah berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah berupa Belanja Bantuan Pemerintah. Bagian Kedua Status Pasal 5 (1) Bantuan dana dialokasikan melalui transfer uang kepada penerima bantuan sebesar Rp. 27.500.000,- (dua puluh tujuh juta lima ratus ribu rupiah) per koperasi.

7 (2) Transfer uang yang dimaksud sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dikembalikan ke Negara. (3) Perlakuan akuntansi terhadap dana bantuan yang diterima Peserta Program dibukukan dalam neraca Penerima Bantuan. BAB IV PERSYARATAN, USULAN DAN SELEKSI, PENETAPAN SERTA PENCAIRAN BANTUAN DANA Bagian Kesatu Persyaratan Koperasi Calon Peserta Program Pasal 6 Koperasi Calon Peserta Program pada saat mengajukan permohonan wajib memenuhi syarat sebagai berikut : a. telah berbadan hukum minimal 2 (dua) tahun, yang dibuktikan dengan copy akta pendirian dan keputusan tentang pengesahan Badan Hukum koperasi yang dilegalisir oleh SKPD Kabupaten/Kota dan/atau SKPD Provinsi/DI dan/atau Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Cq. Deputi Bidang Kelembagaan; b. bukan koperasi karyawan dan koperasi fungsional yang dibuktikan dengan surat pernyataan tertulis dari koperasi yang bersangkutan sebagaimana dimaksud pada Lampiran A-7; c. diutamakan Koperasi aktif yang telah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun terakhir yang dibuktikan dengan surat pernyataan tertulis dari koperasi yang bersangkutan sebagaimana dimaksud pada Lampiran A-7; d. belum pernah mendapatkan bantuan dana sejenis yang dibuktikan dengan surat pernyataan tertulis dari koperasi yang bersangkutan sebagaimana dimaksud pada Lampiran A-7; e. bertanggungjawab secara penuh terhadap kebenaran data, informasi, dan kelengkapan administrasi yang diberikan

8 dalam tahap seleksi, pencairan dan penggunaan dana sebagaimana dimaksud pada Lampiran A-7; f. belum pernah menerima pinjaman dan/atau sedang mengajukan dana bergulir dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir KUMKM (LPDB-KUMKM) yang dibuktikan dengan surat pernyataan tertulis dari koperasi yang bersangkutan sebagaimana dimaksud pada Lampiran A-7; g. memiliki perangkat organisasi terdiri dari pengawas dan pengurus dengan periode yang masih berlaku dan dilegalisir oleh SKPD Kabupaten/Kota dan/atau SKPD Provinsi/DI dan/atau Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Cq. Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM sebagaimana dimaksud pada Lampiran A-8; h. memiliki daftar anggota yang dinyatakan dalam bentuk foto copy yang dilegalisir oleh pengurus; i. memiliki tempat kedudukan dan alamat koperasi yang jelas serta sarana kerja yang memadai sebagaimana dimaksud pada Lampiran A-9; j. profil Koperasi Peserta Program yang berisi data kelembagaan, usaha dan keuangan sebagaimana dimaksud pada Lampiran A-9; k. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) nasional; l. memiliki rekening yang masih aktif di bank atas nama Koperasi;dan m. notulen rapat pengurus tentang keikutsertaan program sebagaimana dimaksud pada Lampiran A-10. Bagian Kedua Usulan dan Seleksi Koperasi Calon Peserta Program Pasal 7 (1). Koperasi Calon Peserta Program mengajukan permohonan usulan secara tertulis sebagai Peserta Program dengan tata cara sebagai berikut :

9 a. pengajuan surat permohonan mengikuti program dari Koperasi Primer Kabupaten/Kota ditujukan kepada SKPD Kabupaten/Kota dan ditembuskan kepada SKPD Provinsi/DI sebagaimana dimaksud pada Lampiran A- 1, dilampiri dengan kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6; b. pengajuan surat permohonan mengikuti Program dari Koperasi Primer Provinsi/DI ditujukan kepada SKPD Provinsi/DI dan ditembuskan kepada Menteri cq Deputi dan SKPD Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada Lampiran A-2, dilampiri dengan kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6;dan c. pengajuan surat permohonan mengikuti program dari Koperasi Primer Nasional ditujukan kepada Menteri cq Deputi dan ditembuskan kepada SKPD Provinsi/DI dan SKPD Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada Lampiran A-3, dilampiri dengan kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6. (2) SKPD Kabupaten/Kota melakukan seleksi terhadap usulan koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan memberikan surat rekomendasi yang ditujukan SKPD Provinsi/DI sebagaimana dimaksud pada lampiran A-4, dengan tembusan kepada Menteri cq Deputi. (3) SKPD Provinsi/DI memberikan Surat Dukungan Kepada Menteri cq Deputi atas rekomendasi usulan SKPD Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud ayat (2), sebagaimana dimaksud pada Lampiran A-5. (4) SKPD Provinsi/DI melakukan seleksi terhadap usulan koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dan merekomendasikan nama-nama koperasi hasil seleksi kepada Menteri cq Deputi sebagaimana dimaksud pada Lampiran A-6 dan ditembuskan kepada SKPD Kabupaten/Kota.

10 (5) Deputi melakukan seleksi terhadap usulan koperasi, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, dan mengajukan nama-nama koperasi hasil seleksi kepada Menteri cq Deputi dan ditembuskan kepada SKPD Provinsi/DI dan SKPD Kabupaten/Kota. (6) Pengajuan proposal dapat melalui E-Proposal ditujukan kepada Menteri cq Deputi dengan alamat website http://www.pembiayaan.depkop.go.id untuk menjadi peserta program dengan dilampiri kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 serta surat rekomendasi dari SKPD Kabupaten/Kota dan/atau SKPD Provinsi/DI. Bagian Ketiga Penetapan Koperasi Penerima Bantuan Pemerintah Pasal 8 (1) Verifikasi kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dilakukan oleh Asisten Deputi penanggungjawab kegiatan pada Deputi Bidang Pembiayaan. (2) Deputi atas nama Menteri menetapkan Koperasi Calon Peserta Program menjadi Koperasi Peserta Program sesuai kelengkapan administrasi dan surat keterangan dan/atau hasil rekomendasi sebagaimana dimaksud pasal 7. (3) Keputusan Deputi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat sekurang-kurangnya nama Koperasi, nomor badan hukum, alamat Koperasi Peserta Program, serta besarnya nilai bantuan. (4) Penetapan Koperasi Peserta Program oleh Deputi disesuaikan dengan ketersediaan anggaran dalam DIPA Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. (5) PPK menetapkan Koperasi Penerima Bantuan Pemerintah berdasarkan Keputusan Deputi tentang Penetapan Koperasi Peserta Program.

11 Bagian Keempat Pencairan Bantuan Dana Pasal 9 Untuk mencairkan dana bantuan, Koperasi Penerima Bantuan Pemerintah wajib melengkapi dokumen persyaratan yang diperlukan yaitu : a. surat permohonan pencairan bantuan Pemerintah dari Pengurus Koperasi Penerima Bantuan Pemerintah kepada PPK Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM sebagaimana dimaksud pada Lampiran B-1; b. berita acara penarikan Bantuan Pemerintah yang bermaterai dan ditandatangani oleh Pengurus Koperasi Penerima Bantuan Pemerintah dan diketahui oleh SKPD Provinsi/DI dan/atau Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada Lampiran B-2; c. kwitansi penerimaan Bantuan Pemerintah yang bermaterai dan ditandatangani oleh Ketua, Sekretaris dan Bendahara Koperasi sebagaimana dimaksud pada Lampiran B-3; d. fotocopy NPWP Nasional atas nama Koperasi Penerima Bantuan Pemerintah; e. fotocopy Rekening atas nama Koperasi Penerima Bantuan Pemerintah yang masih aktif di bank yang dinyatakan dengan surat keterangan bank sebagaimana dimaksud pada Lampiran B-4; f. surat pernyataan bertanggungjawab dari Pengurus Koperasi Penerima Bantuan Pemerintah atas penyaluran atau penggunaan bantuan sebagaimana dimaksud pada Lampiran B-5; g. surat pernyataan bertanggungjawab atas kebenaran data/informasi Koperasi Penerima Bantuan Pemerintah hasil seleksi dari SKPD Provinsi/DI dan/atau Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada Lampiran B- 6; dan

12 h. Perjanjian kerjasama dari pengurus koperasi Penerima Bantuan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada Lampiran B-7. Pasal 10 (1) PPK melakukan pengecekan kelengkapan dokumen administrasi permohonan pencairan Bantuan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan menerbitkan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang diajukan kepada Pejabat Penguji dan Penandatangan SPM (PP SPM). (2) Petugas Verifikasi Deputi Bidang Pembiayaan meneliti kelengkapan dokumen administrasi dari masing-masing Koperasi Peserta Program. (3) Atas permintaan PPK, PPSPM menerbitkan Surat Perintah Membayar Langsung/SPM-LS untuk Koperasi Penerima Bantuan Pemerintah. (4) Atas dasar SPM-LS, KPPN menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) untuk pemindahbukuan (transfer) bantuan pemerintah dari rekening Kas Negara ke rekening masing-masing Koperasi Penerima Bantuan Pemerintah. (5) Dana yang sudah masuk ke rekening atas nama koperasi sepenuhnya menjadi tanggungjawab pengurus Koperasi Penerima Bantuan Pemerintah. BAB V KOORDINASI PELAKSANAAN PROGRAM Pasal 11 Organisasi pelaksana program terdiri dari : a. Deputi; b. PPK; c. PPSPM; d. SKPD Provinsi/DI; dan e. SKPD Kabupaten/Kota.

13 Pasal 12 Deputi dalam melaksanakan Program mempunyai tugas : a. melakukan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan program dengan pihak terkait di pusat dan di daerah; b. menerbitkan Petunjuk Teknis pelaksanaan program; c. melakukan sosialisasi program dengan pihak-pihak terkait di pusat dan daerah; d. menerima dan meneliti dokumen administrasi Calon Peserta Program hasil seleksi yang direkomendasikan/ didukung SKPD Kabupaten/Kota dan/atau SKPD Provinsi/DI; e. menetapkan Koperasi Peserta Program berdasarkan hasil seleksi SKPD Provinsi/Dl dan/atau SKPD Kabupaten/Kota; f. menetapkan Calon Peserta Program yang mengajukan usulan langsung kepada Menteri cq Deputi untuk menjadi Peserta Program setelah mendapat dukungan SKPD Provinsi/DI, rekomendasi SKPD Kabupaten/Kota; dan g. melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan perkembangan pelaksanaan program. Pasal 13 PPK mempunyai tugas : a. melakukan penelitian kelengkapan dokumen administrasi pencairan Bantuan Pemerintah; b. menetapkan Penerima Bantuan Pemerintah berdasarkan Keputusan Deputi tentang Penetapan Koperasi Peserta Program; dan c. melaksanakan proses pencairan kepada Penerima Bantuan Pemerintah. Pasal 14 PPSPM mempunyai tugas : a. melakukan penelitian kelengkapan dokumen administrasi pencairan dana yang diajukan PPK; dan

14 b. menerbitkan SPM yang ditujukan kepada KPPN Jakarta VI. Pasal 15 SKPD Provinsi/DI mempunyai tugas : a. melakukan koordinasi penyelenggaraan program dengan pihak terkait tingkat kabupaten/kota dan pusat; b. melakukan dan mengusulkan hasil seleksi nama-nama Calon Peserta Program yang dinilai layak dan memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7; c. menerbitkan surat dukungan/rekomendasi atas usulan Koperasi Calon Peserta Program dari SKPD Kabupaten/kota; d. bertanggungjawab secara penuh terhadap validasi kebenaran data, informasi dan kelengkapan administrasi Penerima Bantuan; e. memberikan bimbingan, pembinaan, advokasi, pengawasan dan membantu penyelesaian masalah yang terjadi dalam rangka keberhasilan penyelenggaraan program; f. membantu Penerima Bantuan dalam penyelesaian dokumen administrasi pencairan dana; g. membantu Penerima Bantuan dalam melengkapi dokumen berita acara dalam hal terjadi kejadian luar biasa (force majeur) yang mengakibatkan terjadinya kerugian Penerima Bantuan; dan h. melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan perkembangan pelaksanaan program setiap semester selama 2 (dua) tahun. Pasal 16 SKPD Kabupaten/Kota mempunyai tugas : a. melakukan koordinasi penyelenggaraan program dengan pihak terkait tingkat Provinsi/DI dan Pusat; b. melakukan dan mengusulkan hasil seleksi nama-nama Calon Peserta Program yang dinilai layak dan memenuhi

15 persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan pasal 7; c. bertanggung jawab secara penuh terhadap validasi kebenaran data, informasi dan kelengkapan administrasi Penerima Bantuan; d. memberikan bimbingan, pembinaan, advokasi, pengawasan dan membantu penyelesaian masalah yang terjadi dalam rangka keberhasilan penyelenggaraan program; e. membantu Penerima Bantuan dalam penyelesaian dokumen administrasi pencairan dana; f. membantu Penerima Bantuan dalam melengkapi dokumen berita acara dalam hal terjadi kejadian luar biasa (force majeur) yang mengakibatkan terjadinya kerugian Penerima Bantuan; dan g. melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan perkembangan pelaksanaan program setiap semester selama 2 (dua) tahun. BAB VI SANKSI DAN PENGALIHAN Pasal 17 (1) Koperasi Penerima Bantuan yang memanfaatkan dana bantuan tidak sesuai dengan peruntukannya akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (2) Deputi berwenang membatalkan dan mengalihkan penetapan Peserta Program dengan alasan tertentu atas dasar laporan dan usulan tertulis dari SKPD Provinsi/DI dan/atau SKPD Kab/Kota. (3) Penetapan Peserta Program Pengganti dilakukan dengan mengutamakan calon peserta yang berlokasi di Provinsi/DI dan Kabupaten/Kota yang sama, dengan mempertimbangkan masukan yang disampaikan oleh SKPD Provinsi/DI dan/atau SKPD Kabupaten/Kota.

16 BAB VII MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Pasal 18 (1) Deputi melakukan koordinasi dengan Pemangku kepentingan terkait, SKPD Provinsi/DI, dan/atau SKPD Kabupaten/Kota dalam monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan program bantuan. (2) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan program dilaksanakan setiap semester dan berjenjang sebagai berikut : a. Koperasi Penerima Program wajib melaporkan secara tertulis bahwa dana telah diterima/masuk dalam rekening koperasi kepada SKPD Kabupaten/Kota atau SKPD Provinsi/DI dengan tembusan kepada Deputi; b. Koperasi Penerima Bantuan harus sudah memanfaatkan seluruh dana bantuannya paling lambat 3 (tiga) bulan sejak diterimanya dana bantuan/ masuk ke rekening koperasi dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban bantuan kepada PPK sebagaimana dimaksud pada Lampiran C-1 dan melaporkan perkembangan pelaksanaan kepada SKPD Kabupaten/Kota atau SKPD Provinsi/DI dengan tembusan kepada Deputi sebagaimana dimaksud pada Lampiran C-2; c. SKPD Kabupaten/Kota melaporkan hasil monitoring dan evaluasi perkembangan pelaksanaan program kepada SKPD Provinsi/DI dengan tembusan kepada Deputi sebagaimana dimaksud pada Lampiran C-3; d. SKPD Provinsi/DI melaporkan hasil monitoring dan evaluasi perkembangan pelaksanaan program sebagaimana dimaksud huruf c kepada Deputi sebagaimana dimaksud pada Lampiran C-4; dan e. Deputi melaporkan perkembangan pelaksanaan program kepada Menteri.

17 (3) Laporan perkembangan pelaksanaan program dilakukan setiap semester selama 2 (dua) tahun. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 19 (1) Terhadap Penerima Program Bantuan yang telah ditetapkan sebelum berlakunya Peraturan ini, tetap mempedomani peraturan pada program yang sama dalam periode yang berlaku. (2) Terhadap Calon Peserta Program yang masih dalam proses usulan berlaku peraturan ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 20 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 22 Desember 2016 DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN BRAMAN SETYO