BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Tri Santoso ( )

BAB III PERANCANGAN ALAT

3 METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2015 hingga Juni 2015 di

BAB I PENDAHULUAN. yaitu suhu di dalam ruangan menjadi semakin panas dan tidak nyaman.

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. mempermudah suatu pekerjaan, misalnya ; Thermometer Suhu Badan. terdiri dari beberapa komponen yaitu sensor, modul suara, dan LCD.

APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

ESTIMASI JARAK DAN KECEPATAN PADA ALAT UJI STATIS ROKET LATIH EXPERIMENT DENGAN PEDEKATAN GAYA DORONG OPTIMAL

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama Alat : Alat Kalibrasi Cenrtifuge non Contact Berbasis. c. Ukuran : panjang 14,5 cm X tinggi 6 cm X lebar 9 cm

MONITORING PH AIR DI INSTALASI PENGOLAHAN AIR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER BERBASIS RADIO

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. : Sterilisator Botol Susu Bayi Berbasis Mikrokontroler

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

MENGUKUR KELEMBABAN TANAH DENGAN KADAR AIR YANG BERVARIASI MENGGUNAKAN SOIL MOISTURE SENSOR FC-28 BERSASIS ARDUINO UNO

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

I. PENDAHULUAN. lumrah terjadi pada manusia. Kegiatan pengukuran menggunakan timbangan ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : pengukur TDS larutan berbasis microcontroller ATMega16. Gambar modul Tugas Akhir dapat dilihat pada Gambar 4.1.

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIKUM PENGUKURAN TERMOMETER

PERANCANGAN TIMBANGAN DIGITAL DENGAN PC SEBAGAI MEDIA DATABASE INFORMASI INVENTORI BUAH

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. keras dan perangkat lunak serta unjuk kerja dari suatu prototipe alat kontrol

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi yang sangat besar untuk. meningkatkan pertumbuhan ekonomi di bidang industri pertanian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

Thermometer digital dengan DST-R8C dan OP-01 sebagai rangkaian pengkondisi

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB IV DATA DAN ANALISA

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535

BAB I PENDAHULUAN. dari analog ke sistem digital, begitu pula dengan alat ukur.

POSITRON, Vol. VI, No. 1 (2016), Hal ISSN :

SISTEM IDENTIFIKASI GAS MENGGUNAKAN KONSEP KROMATOGRAFI DAN NEURAL NETWORK ERI NUR RAHMAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : Termometer Digital Dengan Output Suara. b. Jenis : Termometer Badan. d. Display : LCD karakter 16x2.

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

DESKRIPSI KARAKTERISTIK

Konversi Nilai Pada Dial ke Sistem Digital Menggunakan Mikrokontroler Arduino Nano untuk Uji Kekerasan Metode Rockwell

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT. Setelah proses perancangan selesai, maka dalam bab ini akan diungkapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Melakukan pengukuran besaran fisik di dalam penelitian, mutlak

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

III. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014.

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

Perancangan Monitoring ph dan Kelembaban dalam Live Cell Chamber

Oleh: Dosen Pembimbingh: Gaguk Resbiantoro. Dr. Melania Suweni muntini

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

PERANCANGAN ALAT PENGATUR TEMPERATUR AIR PADA SHOWER MENGGUNAKAN KONTROL SUKSESSIVE BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

LAPORAN INSTRUMEN DASAR PENGENALAN ALAT PH METER

Harianingsih 1*, Suwardiyono 1, Rony Wijanarko 2 1

Lux Meter Digital Berbasis ATmega 328 (Abdul Kadir Jailani 1, Priyambada Cahya Nugraha 2, Torib Hamzah 3 )

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Monitoring Kadar ph Air Berbasis Mikrokontroler Arduino Dengan Tampilan LCD dan Grafik Komputer

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juli 2015 di Laboratorium

Gambar 4.1. Pengujian Timer

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. b. Microprocessor minimal Pentium IV. c. VGA dengan resolusi 1280 x 600 dan mendukung Microsoft Windows

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diulang-ulang dengan delay 100 ms. kemudian keluaran tegangan dari Pin.4 akan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN THERMOMETER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 OLEH : PUTU SEPTIANI UTAMI DEWI

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV. PERANCANGAN. Blok diagram menggambarkan cara kerja semua sistem E-dump secara keseluruhan yang terdiri dari beberapa komponen:

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pengendali yang dapat diandalkan semakin meningkat yang kemudian. menghasilkan perkembangan baru dalam perancangannya.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : Alat Ukur Berat Kalori pada Makanan Berbasis Arduino. d. Dimensi : P : 25 cm, L : 20 cm, T : 15 cm.

MODEL PENDETEKSI ph PADA PROSES FERMENTASI ACETOBACTER XYLINUM MENGGUNAKAN SENSOR SEN0161

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TELMETRI SUHU BERBASIS ARDUINO UNO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data. Adi Tomi TE Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS

BAB V. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengujian sistem yang telah direalisasikan beserta analisis dari hasil pengujian. Pengujian sistem ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan dari perancangan sistem yang sudah dibahas pada BAB III serta untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari spesifikasi yang telah diajukan. 4.1. Pengujian Sensor Suhu Pada pengujian sensor suhu untuk sistem ini menggunakan Infrared Ceramic Heater, Thermocouple Type K, dan modul MAX6675. Modul MAX6675 ini digunakan untuk menguatkan output dari Chromel dan Alumel yang terdapat pada thermocouple dan juga untuk mengkoversi suhu secara serial dari thermocouple. Suhu yang dihasilkan oleh Infrared Laser Thermometer Fluke 568 akan dibandingkan dengan keluaran dari sensor suhu thermocouple. Infrared ceramic heater sebagai pemanas dihidupkan dan mulai memanaskan ruangan pemanas dari suhu ruangan sampai dengan suhu 60 o C, pada pengujian ini penulis menggunakan suhu ruangan lab skripsi yaitu 31 o C, kemudian suhu dibaca oleh sensor suhu thermocouple kemudian dikonversi oleh modul IC MAX6675 dengan komunikasi serial dan didapat perbedaan suhu sebesar 2 o C dari data yang terukur oleh thermocouple dengan suhu yang terukur oleh Infrared Laser Thermometer Fluke 568, hal ini bisa terjadi karena disebabkan oleh keakuratan Infrared Laser Thermometer Fluke568 lebih tinggi dibandingkan dengan keakuratan sensor suhu thermocouple type K dengan modul MAX6675. Keakuratan Infrared Laser Thermometer Fluke 568 adalah 1 o C sedangkan untuk keakuratan Thermocouple Type K dengan modul MAX6675 adalah sebesar 1.5 o C, selain itu perbedaan pengukuran juga terjadi karena adanya gerakan tangan yang berubah-ubah ketika memegang Infrared Laser Thermometer Fluke pada saat melakukan pengukuran. Perbedaan pengukuran yang dihasilkan sensor suhu Thermocouple Type K dengan Infrared Laser Thermometer Fluke 568 dapat dilihat pada Tabel 4.1. 41

Tabel 4.1. Perbandingan Pengukuran suhu. Waktu Suhu yang terukur Suhu yang terukur Ralat ( menit ) Thermocouple Type K( o C ) Infrared Laser Thermometer ( o C ) Fluke 568 ( o C ) 0 31 31 0 1 46,3 47,8 1,5 2 61,5 62,9 1,4 3 76,6 77,8 1,2 4 91,9 92,9 1,0 5 106,5 107,9 1,4 6 119,6 120,7 1,1 7 131,2 132,5 1,3 8 140,7 141,8 1,1 9 150,1 151,1 1,0 Suhu patokan atau suhu awal (suhu ruangan ) yang terukur pada Infrared Laser Thermometer Fluke 568 adalah 31 o C, kemudian data suhu awal dari Thermocouple Type K disesuaikan, dengan menggunakan rumus : X = Nilai ADC Z (4.1) Dengan X : suhu yang diinginkan ( C ) Nilai ADC Z : read ADC pada mikrokontroler : pembagi, atau nilai yang akan dicari 42

Misalkan kita menginginkan suhu awal ( suhu ruangan ) yang terukur pada thermocouple adalah 31 o C dan ADC mikrokontroler adalah 126, maka : 31 = 126 Z Z = 4.06 Nilai 4.06 inilah yang digunakan program untuk merubah nilai ADC menjadi suhu ( o C ) dengan cara nilai ADC dibagi oleh 4.06. 4.2. Pengujian Nilai Kadar ph Pada pengujian nilai kadar ph ini digunakan sebuah sensor ph electrode SEN0161 dengan menggunakan modul ph meter V.1.0. Modul ph meter V1.0 disini berfungsi sebagai pengatur nilai ph dengan cara melakukan kalibrasi dengan larutan yang dikenal dengan larutan buffer. Pada sistem ini digunakan 3 larutan buffer untuk proses pengkalibrasian sensor yaitu dengan larutan buffer bernilai ph 4.0, ph 7.0 dan ph 10.0. Cara pengukuran ph dan tegangan keluaran sensor ph adalah dengan cara menghubungkan probe sensor ph electrode SEN0161 dengan input pengkondisi sinyal ph meter V.1.0, selanjutnya keluaran dari pengkondisi sinyal akan masuk ke TX dan RX arduino MEGA 2560. Dari hasil pengukuran sensor ph electrode SEN0161 didapatkan hasil pengukuran ph yang terukur dan digunakan pengukuran nilai ph sebenarnya dengan menggunakan ph meter Lutron PH-201. Pengukuran nilai kadar ph ini dilakukan terhadap 2 sample susu sapi murni yang di dapatkan dari peternak sapi yang berbedabeda. Untuk satu sampel susu sapi murni dilakukan 10 kali pengukuran nilai kadar ph. Hasil pengukuran ph yang didapatkan ditunjukkan pada Tabel 4.2. untuk sampel pertama dan untuk sampel kedua di tunjukkan pada Tabel 4.3. 43

Tabel 4.2. Hasil Pengukuran Nilai Kadar PH Sampel Susu Sapi Murni Pertama. Nilai ph Sebenarnya Nilai ph Terukur Ralat Mutlak Percobaan ke-1 6,68 6,73 0,05 Percobaan ke-2 6,66 6,72 0,06 Percobaan ke-3 6,67 6,73 0,06 Percobaan ke-4 6,65 6,70 0,05 Percobaan ke-5 6,64 6,69 0,05 Percobaan ke-6 6,65 6,71 0,06 Percobaan ke-7 6,67 6,72 0,05 Percobaan ke-8 6,65 6,70 0,05 Percobaan ke-9 6,66 6,70 0,04 Percobaan ke-10 6,66 6,72 0,06 Tabel 4.3. Hasil Pengukuran Nilai Kadar PH Sampel Susu Sapi Murni Kedua. Nilai ph Sebenarnya Nilai ph Terukur Ralat Mutlak Percobaan ke-1 6,90 6,96 0,06 Percobaan ke-2 6,90 6,95 0,05 Percobaan ke-3 6,91 6,96 0,05 Percobaan ke-4 6,88 6,94 0,06 Percobaan ke-5 6,90 6,95 0,05 Percobaan ke-6 6,90 6,94 0,04 Percobaan ke-7 6,91 6,96 0,05 Percobaan ke-8 6,90 6,96 0,06 Percobaan ke-9 6,91 6,97 0,06 Percobaan ke-10 6,89 6,96 0,07 Dari hasil pengujian nilai kadar ph yang dilakukan untuk sampel pertama didapatkan nilai ph pertama yaitu ph 6.73, kemudian pada percobaan kedua untuk 44

sampel didapatkan nilai ph 6.72 dan pada percobaan berikutnya sampai percobaan ke sepuluh di dapatkan hasil yang hampir mendekati sama dengan memiliki rata rata pengukuran ph 6.71. Dengan menggunakan alat ph meter PH-201 didapatkan nilai rata-rata ph 6.65, dari hasil pengukuran ph yang sebenarnya dan nilai ph yang terukur didapatkan ralat 0.06. Sedangkan untuk sampel yang kedua didapatkan nilai ph yang terukur dengan sensor ph electrode SEN0161 bernilai ph 6.95 dan untuk hasil pengukuran dengan menggunakan alat ph meter PH-201 didapatkan nilai ratarata 6.90, dari hasil pengukuran ph yang sebenarnya dan nilai ph yang terukur didapatkan ralat 0.05. Pengujian nilai kadar ph juga dilakukan pada sampel susu yang sama untuk sampel pertama dan sampel kedua tetapi sampel susu disimpan selama 1 hari sehingga susu sapi menjadi rusak. Dari hasil sampel susu yang disimpan sehari didapatkan nilai ph untuk sampel pertama yaitu ph 5.58 dan untuk sampel kedua didapatkan nilai ph 5.72. Nilai tersebut menunjukkan bahwa susu yang disimpan terlalu lama akan menjadi basi dan susu menjadi rusak. 4.3. Pengujian Sensor Berat Load Cell Pada pengujian sensor berat ini digunakan sensor berat load cell dengan menggunakan modul HX711. Load cell yang digunakan dapat melakukan pengukuran berat pada range 0 gram sampai 1000 gram. Modul HX711 disini digunakan untuk mengkonversi hasil yang didapatkan dari load cell dalam bentuk resistansi yang akan dikonversikan ke dalam bentuk tegangan. Pada skripsi ini hasil yang di dapatkan oleh load cell akan dibandingkan dengan menggunakan timbangan digital buatan pabrik yang mempunyai batas pengukuran dari 0 gram sampai 1000 gram. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan kalibrasi sensor load cell agar sensor dapat membaca dengan akurat. Dilakukan kalibrasi dengan 5 sampel yang memiliki berat 50 gram, 100 gram, 250 gram, 500 gram dan 1000 gram. Dilakukan pengukuran sebanyak 10 kali dengan massa yang berbeda beda yang akan dibandingkan antara sensor berat load cell dengan timbangan digital dengan ralat 1 gram. 45

Hasil pengukuran berat dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Hasil Perbandingan Pengukuran Berat. Berat sebenarnya (gram) Sampel ke-1 50 Sampel ke-2 100 Sampel ke-3 150 Sampel ke-4 200 Sampel ke-5 250 Sampel ke-6 300 Sampel ke-7 400 Sampel ke-8 500 Sampel ke-9 750 Sampel ke-10 1000 Berat yang terukur Ralat Mutlak (gram) 50,15 0,15 100,27 0,27 150,18 0,18 200,33 0,33 250,11 0,11 300,06 0,06 400,02 0,02 500,07 0,07 750,01 0,01 1000,03 0,03 4.4. Pengujian Nilai Kadar Air Pada pengujian nilai kadar air disini digunakan metode gravimetri untuk mendapatkan nilai kadar air yang diinginkan. Metode ini dilakukan dengan cara memanaskan / memadatkan bahan berupa cairan. Metode ini membutuhkan berat awal dari bahan dan berat akhir dari bahan yang sudah dipadatkan. Disini bahan yang digunakan adalah susu sapi murni sebanyak 5 gram. Susu ini ditempatkan pada cawan yang sudah tersedia, cawan yang digunakan mempunyai berat 18.50 gram. Pada pengujian nilai kadar air ini digunakan 2 sampel susu yang sama yang digunakan untuk pengukuran nilai kadar ph. Pengukuran setiap sample dilakukan 46

sebanyak 5 kali untuk mendapatkan nilai kadar air. Hasil yang didapatkan dari metode ini nantinya akan di bandingkan dengan alat buatan pabrik yaitu moisture analyzer. Dengan menggunakan perhitungan pada persamaan 3.1 dapat diketahui kadar air suatu bahan. Tabel 4.5. Hasil Pengukuran Nilai Kadar Air Untuk Sampel Pertama. Berat susu sebelum dipadatkan (gram) Berat susu sesudah dipadatkan (gram) Nilai kadar air yang terukur. Nilai kadar air oleh moisture analyzer Percobaan ke-1 5,00 0,77 84,60 % 85,50 % Percobaan ke-2 5,00 0,69 86,20 % 87,00 % Percobaan ke-3 5,00 0,81 83,80 % 84,40 % Percobaan ke-4 5,00 0,74 85,20 % 86,10 % Percobaan ke-5 5,00 0,79 84,20 % 85,00 % Tabel 4.6. Hasil pengukuran nilai kadar air untuk sampel kedua. Nilai kadar air Berat susu sebelum Berat susu sesudah Nilai kadar air oleh moisture dipadatkan (gram) dipadatkan (gram) yang terukur. analyzer Percobaan ke-1 5,00 0,68 86,40 % 87,10 % Percobaan ke-2 5,00 0,71 85,80 % 86,40 % Percobaan ke-3 5,00 0,79 84,20 % 84,10 % Percobaan ke-4 5,00 0,88 82,40 % 83,30 % Percobaan ke-5 5,00 0,91 81,80 % 82,60 % 47

Dari hasil pengujian kadar air pada Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 terlihat bahwa kadar air dari sampel susu pertama dan kedua memiliki kadar air yang mendekati sama. Pada sampel pertama didapatkan nilai kadar air rata-rata dengan menggunakan alat yang dirancang adalah 84,80 % dan dengan menggunakan moisture analyzer didapatkan nilai rata-rata 85,60 %. Hasil dari sampel pertama memiliki nilai ralat rata-rata adalah 0,80 %. Sedangkan untuk sampel kedua didapatkan nilai kadar air rata-rata dengan menggunakan alat yang dirancang adalah 84,12 % dan dengan menggunakan moisture analyzer didapatkan nilai rata-rata 84,70 %. Hasil dari sampel pertama memiliki nilai ralat rata-rata adalah 0,6 %. 4.5. Pengujian Tampilan LCD 16 x 2 Pada pengujian tampilan LCD digunakan sebuah LCD berkarakter 16 x 2. LCD disini berfungsi untuk menampilkan data input yang akan di inputkan oleh user. user bisa memilih untuk melakukan proses pengukuran kadar air atau kadar ph terlebih dahulu User dapat memilih A atau B sebagai inputannya, A adalah pilihan untuk melakukan proses pengukuran kadar ph dan B adalah pilihan untuk melakukan proses pengukuran kadar air. LCD ini juga berfungsi untuk menampilkan hasil dari pengukuran nilai kadar ph dan nilai kadar air. Berikut adalah tampilan LCD 16 x 2 dari hasil pengujian : Gambar 4.1. Tampilan utama LCD pada alat. Gambar 4.1 di atas menampilkan tampilan utama ketika pertama kali alat ini hidup. User bisa memilih pengukuran apa dulu yang akan di lakukan, tombol A adalah pengukuran nilai kadar ph dan tombol B adalah pengukuran kadar air. 48

Gambar 4.2. Tampilan ketika alat sedang melakukan pengukuran kadar ph. Pada Gambar 4.2. diatas adalah tampilan yang dihasilkan ketika user menekan tombol A yang mana sistem ini sedang melakukan proses pengukuran ph. Gambar 4.3. Tampilan nilai ph yang dihasilkan. Pada Gambar 4.3. di atas adalah tampilan yang dihasilkan setelah selesai melakukan pengukuran kadar ph, terlihat bahwa nilai ph yang dihasilkan adalah 6,83 dan susu menunjukkan susu baik. Pada percobaan tersebut sampel yang digunakan adalah susu sapi murni sampel pertama. Setelah 30 detik maka LCD akan kembali menampilkan tampilan utama. Sedangkan untuk pengukuran kadar air, ketika user menekan tombol B maka LCD akan menampilkan berat awal dari susu yang sudah ditimbang dan kemudian akan dipanaskan selama 35 menit. Dalam tampilan LCD ini digunakan susu sampel pertama dengan berat 5 gram dan setelah dipanaskan selama 35 menit maka berat susu menjadi 0,77 gram terlihat pada Gambar 4.4 dibawah ini. 49

Gambar 4.4. Tampilan nilai berat susu sebelum dan sesudah dipanaskan. Gambar 4.5. Tampilan ketika alat sedang melakukan pengukuran kadar air. Pada Gambar 4.5. diatas adalah tampilan yang dihasilkan ketika sudah mendapatkan nilai berat susu sebelum dan sesudah di panaskan yang kemudian akan diproses dengan menggunakan metode gravimetri. Gambar 4.6. Tampilan nilai kadar air yang dihasilkan. 50

Pada Gambar 4.6. di atas adalah tampilan yang dihasilkan setelah selesai melakukan pengukuran nilai kadar air, terlihat bahwa nilai kadar air yang dihasilkan adalah 84,60% dan susu menunjukkan susu baik. Pada percobaan tersebut sampel yang digunakan adalah susu sapi murni sampel pertama. Setelah 30 detik maka LCD akan kembali menampilkan tampilan utama. 51