BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI,

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG KONTRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI KABUPATEN SUMEDANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 61 TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM ASURANSI KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN BAGI PENDUDUK KABUPATEN TAPIN

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2013

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 89 TAHUN 2011 TENTANG

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor

PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 12.1 TAHUN 2010 TENTANG PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 26 TAHUN 2013

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

PERATURAN BUPATI BERAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI MAGELANG PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PROGRAM MULTIGUNA BIDANG KESEHATAN KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG,

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 27 SERI E

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

NOMOR : 10 TAHUN 2009

BUPATI PAKPAK BHARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN GRATIS BAGI PASIEN TIDAK MAMPU PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN. Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang kesehatan pada. dasarnya ditujukan untuk peningkatan

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 47 TAHUN 2012 TENT ANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KOTA BUKITTINGGI

WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI KUDUS T E N T A N G PEMBEBASAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN KELAS III DI RUMAH SAKIT BAGI PENDUDUK KABUPATEN KUDUS

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 32 TAHUN 2012 BERITA DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2012 NOMOR 32 TENTANG

TENTANG BUPATI SERANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN KESEHATAN BAGI WARGA MISKIN KOTA KEDIRI

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI BENGKULU SELATAN

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 48 PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 48 TAHUN 2009

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

WALIKOTA PROBOLINGGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 39 TAHUN

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 66 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATIEMPAT LAWANG PROVINSI SUMATERA SELATAN. PERATURAN BUPATI EMPAT LAWANG NOMOR : 0i\ TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN TARIF KAPITASI

BERITA DAERAH KOTA CILEGON

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 5.A TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PENGGUNAAN DANA JAMINAN PERSALINAN DI KABUPATEN KARANGASEM

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH (JAMKESDA)

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 6 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SUMATERA SELATAN SEMESTA DI RUMAH SAKIT Dr. SOBIRIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI MUSI RAWAS, : a. bahwa kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk hidup layak dan produktif; b. bahwa dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya masyarakat miskin dalam wilayah Kabupaten Musi Rawas, telah diselenggarakan Program Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan Sumatera Selatan Semesta (Jamsoskes Sumsel Semesta); c. bahwa untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan, sasaran program, akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi pengelolaan keuangan di Rumah Sakit Dr. Sobirin, maka dipandang perlu menetapkan Pedoman Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan Sumatera Selatan Semesta dengan Peraturan Bupati Musi Rawas; : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja di Sumatera Selatan (Lembaran Negara RI Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1821); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4286); 3. Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4400); 5. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4431); 6. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 59,Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4844); Page 1 of 8

7. Undang-Undang RI Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4438); 8. Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4456); 9. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5063); 10.Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5072); 11.Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara RI Tahun 1996 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3637); 12.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4737); 13.Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 131/Menkes/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional; 14.Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri RI dan Menteri Kesehatan RI Nomor 34 Tahun 2005 dan Nomor 1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat; 15.Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 316/Menkes/SK/V/2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Tahun 2009; 16.Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 2 Tahun 2006 tentang Sistem Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2006 Nomor 2 Seri E); 17.Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 23 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan; 18.Peraturan Daerah Kabupaten Musi Rawas Nomor 10 Tahun 2006 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Daerah Kabupaten Musi Rawas (Lembaran Daerah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2006 Nomor 10); 19.Peraturan Daerah Kabupaten Musi Rawas Nomor 3 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Tehnis Daerah Kabupaten Musi Rawas (Lembaran Daerah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2008 Nomor 3); 20.Peraturan Bupati Musi Rawas Nomor 41 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas (Berita Daerah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2008 Nomor 41). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SUMATERA SELATAN SEMESTA DI RUMAH SAKIT Dr. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS. Page 2 of 8

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Kabupaten adalah Kabupaten Musi Rawas. 2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. 3. Bupati adalah Bupati Musi Rawas. 4. Rumah Sakit Dr. Sobirin yang selanjutnya disingkat Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah milik Pemerintah Kabupten Musi Rawas. 5. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas. 6. Pelayanan kesehatan adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh rumah sakit yang ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta peningkatan derajat kesehatan lainnya. 7. Jasa pelayanan adalah imbalan yang diterima oleh pelaksana pelayanan atas jasa yang diberikan kepada seseorang, kelompok atau institusi dalam rangka observasi, diagnosa, pengobatan, konsultasi, rehabilitasi dan atau pelayanan kesehatan lainnya. 8. Jaminan Sosial Kesehatan Sumatera Selatan Semesta yang selanjutnya disingkat Jamsoskes adalah program Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Provinsi Sumatera Selatan. 9. Akomodasi adalah penggunaan fasilitas rawat inap dengan atau tanpa makan di rumah sakit. 10. Bahan adalah obat-obatan, bahan kimia, alat kesehatan, bahan radiologi, bahan laboratorium, dan bahan lainnya untuk digunakan langsung dalam rangka observasi, diagnosa, pengobatan, perawatan, konsultasi, rehabilitasi dan/atau pelayanan kesehatan lainnya. 11. Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat PPATRS adalah sebagai unit kerja gabungan antara petugas rumah sakit dan petugas PT (Persero) Askes yang bertugas melayani administrasi peserta Jamsoskes di rumah sakit. 12. Verifikator Independen adalah petugas khusus yang ditunjuk dan diangkat oleh Departemen Kesehatan RI melalui Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, yang bertugas melakukan verifikasi administrasi dan pelayanan peserta Jamsoskes di rumah sakit. BAB II PERSYARATAN PESERTA Pasal 2 (1) Peserta Jamsoskes adalah setiap orang yang terdaftar dan memiliki Kartu Tanda Penduduk atau Kartu Keluarga atau Keterangan Berdomisili dalam wilayah Provinsi Sumatera Selatan. (2) Belum terjamin kesehatannya melalui Jamkesmas atau asuransi lainnya, dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Lurah/Kepala Desa setempat. (3) Bayi yang terlahir dari keluarga peserta Jamsoskes : Page 3 of 8

a. Secara otomatis menjadi peserta Jamsoskes sepanjang orang tua bayi tersebut sebagai peserta Jamsoskes, dengan melampirkan Surat Kenal Lahir dan Kartu Keluarga orang tuanya. b. Apabila memerlukan pelayanan kesehatan, dapat langsung diberikan dengan menggunakan kartu Jamsoskes orang tuanya, atau menggunakan identitas tersendiri sebagaimana persyaratan peserta jamsoskes. (4) Surat Rujukan dari Puskesmas dan jejaringnya (bukan dari praktek swasta). (5) PPATRS bertugas melakukan verifikasi kepesertaan, dan untuk selanjutnya menerbitkan Surat Jaminan Pelayanan (SJP) peserta. BAB III PROSEDUR PELAYANAN Pasal 3 (1) Peserta Jamsoskes yang membutuhkan pelayanan kesehatan tingkat lanjut (rawat jalan, rawat inap) di rumah sakit harus membawa persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal (2). (2) Kasus gawat darurat (emergency) tidak diperlukan Surat Rujukan. (3) Apabila setelah penanganan kegawat-daruratannya peserta memerlukan rawat inap dan persyaratan pelayanan belum lengkap, maka kepada peserta diberikan waktu 2 x 24 jam untuk melengkapinya. (4) Untuk kasus kronis tertentu yang memerlukan perawatan berkelanjutan dalam waktu lama seperti Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung, pasca operatif dan penyakit kronis lainnya, surat rujukan dapat berlaku selama 1 (satu) bulan. (5) Untuk kasus kronis khusus seperti gangguan jiwa, pengobatan paru, cuci darah (hemodialisa), surat rujukan dapat berlaku sampai dengan 3 (tiga) bulan. (6) Jika diluar jam kerja, pasien hanya diberikan pengobatan untuk 1 (satu) hari, dan selanjutnya harus berobat ulang ke Puskesmas. BAB IV FASILITAS PELAYANAN Pasal 4 (1) Pelayanan rawat jalan tingkat lanjut (spesialistik), antara lain meliputi : a. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik, penyuluhan kesehatan oleh dokter spesialis/umum; b. Rehabilitasi medis; c. Penunjang diagnostik: laboratorium, radiologi dan elektromedis; d. Tindakan medis kecil dan sedang; e. Pemeriksaan dan pengobatan gigi tingkat lanjutan; f. Pelayanan keluarga berencana, termasuk kontap efektif, kontap paska persalinan/keguguran, penyembuhan efek samping dan komplikasinya (kontrasepsi disediakan BKKBN); g. Pemberian obat dan pelayanan darah; dan h. Pemeriksaan kehamilan dengan resiko tinggi dan penyulit. Page 4 of 8

(2) Pelayanan kegawat-daruratan (emergency). (3) Pelayanan rawat inap di kelas III (tiga), dan tidak diperkenankan pindah kelas atas permintaan sendiri, antara lain meliputi : a. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan oleh dokter spesialis/umum; b. Rehabilitasi medis; c. Penunjang medis: laboratorium, radiologi dan elektromedis; d. Tindakan medis kecil dan sedang; e. Operasi sedang dan besar; f. Perawatan intensif (ICU, ICCU, NICU); g. Pemberian obat mengacu formularium program dan rumah sakit; h. Bahan dan alat kesehatan habis pakai; i. Pelayanan darah; dan j. Persalinan dengan resiko tinggi dan penyulit (PONEK). BAB V PELAYANAN YANG TIDAK DIJAMIN Pasal 5 Pelayanan yang tidak diberikan oleh Program Jamsoskes, adalah : a. Pelayanan yang tidak sesuai dengan prosedur dan ketentuan; b. Bahan, alat dan tindakan yang bertujuan untuk kosmetika; c. General check up; d. Prothesis gigi tiruan; e. Pengobatan alternatif (akupunktur, pengobatan tradisional), dan pengobatan lain yang belum terbukti secara ilmiah; f. Rangkaian pemeriksaan, pengobatan dan tindakan dalam upaya mendapat keturunan, termasuk bayi tabung dan pengobatan impotensi; g. Pelayanan kesehatan pada masa tanggap darurat bencana alam; dan h. Pelayanan kesehatan yang diberikan pada kegiatan bakti sosial. BAB VI KEWAJIBAN DAN KEWENANGAN RUMAH SAKIT Pasal 6 (1) Memenuhi kebutuhan obat dan bahan habis pakai yang mengacu pada standar pelayanan medis/rumah sakit. (2) Melayani pasien yang dirujuk oleh Puskesmas yang termasuk dalam kasus-kasus penyakit sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit kelas C. (3) Melayani pasien yang tidak emergency di luar jam kerja, dengan hanya memberikan obat yang cukup untuk hari itu, dan selanjutnya pasien dianjurkan berobat ke Puskesmas. (4) Mengembalikan dan membuat umpan balik bagi kasus-kasus penyakit yang masuk dalam standar pelayanan tingkat dasar ke Puskesmas yang merujuk. Page 5 of 8

(5) Merujuk pasien ke rumah sakit kelas B (fasilitas rujukan tingkat II) untuk kasus-kasus yang tidak bisa dilayani sesuai standar pelayanan rumah sakit kelas C. (6) Rujukan sebagaimana dimaksud ayat (5) harus dilengkapi: a. Kartu Identitas (KTP/KK/Surat Keterangan Domisili); b. Surat keterangan belum terjamin kesehatannya melalui Jamkesmas atau asuransi lainnya dari Lurah/Kepala Desa setempat; c. Surat Rujukan dari Puskesmas; d. Surat Rujukan dari UPF/Bagian yang menangani kasus; e. Surat rekomendasi rujukan yang ditandatangani oleh direktur rumah sakit melalui Ketua PPATRS ditujukan ke Tim Pengelola Jamsoskes Kabupaten/Kota/Wilayah lainnya; dan f. Surat pengantar dari Dinas Kesehatan Kabupaten ditujukan ke Rumah Sakit Kelas B. (7) Membuat pencatatan dan pelaporan yang lengkap, tertib, terbuka dan bertanggung jawab. (8) Berkoordinasi dengan Tim Pengelola Jamsoskes Kabupaten apabila terjadi masalah/kendala di lapangan. BAB VII PENGELOLAAN DANA Bagian Kesatu Sumber Dana Pasal 7 Dana Program Jamsoskes merupakan jenis belanja bantuan sosial yang berasal dari sharing APBD Provinsi Sumatera Selatan dan APBD Kabupaten Musi Rawas dengan mengacu pada Sistem Pembiayaan Jamkesmas Kementerian Kesehatan RI. Bagian Kedua Pengajuan Klaim Pasal 8 (1) Klaim pelayanan dibuat berdasarkan paket diagnosis INA-DRG (Indonesia Diagnostic Related Group). (2) Dokumen klaim pelayanan berisi rekapitulasi laporan pelayanan beserta lampiran/bukti pelayanan yang telah diverifikasi oleh verifikator independen dan ditandatangani oleh direktur rumah sakit, untuk selanjutnya disampaikan ke Tim Pengelola Jamsoskes Kabupaten. Bagian Ketiga Pencairan Klaim Pasal 9 (1) Tim Pengelola Jamsoskes Kabupaten akan melakukan verifikasi terhadap kebenaran dokumen klaim pelayanan yang disampaikan oleh rumah sakit. Page 6 of 8

(2) Setelah diverifikasi akan disahkan oleh Ketua Tim Pengelola Jamsoskes/Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten untuk setuju dibayar dengan jumlah dana yang sesuai dengan klaim yang dinyatakan sah. (3) Dokumen klaim yang dinyatakan tidak sah, akan dikembalikan ke rumah sakit untuk disempurnakan, dan dapat diajukan kembali pada bulan berikutnya. (4) Pembayaran klaim dilakukan oleh bendahara Tim Pengelola Jamsoskes Kabupaten melalui rekening rumah sakit di Bank Sumsel- Babel paling lambat 30 (tiga) puluh hari sejak klaim dinyatakan sah. Bagian Keempat Pemanfaatan Dana Pasal 10 (1) Dana yang sudah masuk ke rekening rumah sakit dihitung sebagai penerimaan/pendapatan rumah sakit atas klaim pelayanan yang telah diberikan, dengan pembagian sebagai berikut : a. Sebesar maksimal 56 % (lima puluh enam persen) dari klaim dana yang diterima dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan, antara lain: 1). Obat-obatan dan bahan/alat kesehatan habis pakai; 2). Pelayanan darah : tranfusi darah, cuci darah (hemodialisa), CAPD; 3). Operasional dan pemeliharaan sarana/prasarana rumah sakit yang berkaitan dan mendukung pelayanan peserta jamsoskes; dan 4). Administrasi pendukung lainnya. b. Sebesar maksimal 44 % (empat puluh empat persen) dari klaim dana yang diterima dapat digunakan sebagai jasa pelayanan antara lain: 1). jasa medis (dokter); 2). jasa keperawatan; 3). jasa paramedis non keperawatan; 4). jasa pelaksana teknis; dan 5). jasa manajemen serta non medis. (2) Pengaturan jasa pelayanan sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf b, selanjutnya ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit. Bagian Kelima Verifikasi Pasal 11 (1) Verifikasi merupakan kegiatan untuk menguji kebenaran administrasi pertanggungjawaban pelayanan kesehatan yang sudah dilaksanakan. (2) Verifikasi pelayanan Program Jamsoskes di Rumah Sakit dilakukan oleh Verifikator Independen, dengan uraian tugas sebagai berikut: a. Pemeriksaan kebenaran dokumen identitas peserta Jamsoskes oleh PPATRS; Page 7 of 8

b. Pemeriksaan Surat Rujukan dan Penerbitan SKP oleh PPATRS; c. Pemeriksaan kebenaran penulisan diagnosa, prosedur, nomor kode; d. Pemeriksaan kebenaran besaran tarif sesuai diagnosa, prosedur, nomor kode; dan e. Memastikan dikeluarkannya rekapitulasi pengajuan klaim oleh PPATRS sesuai dengan format yang ditentukan. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Bupati ini akan diatur dan ditetapkan kemudian dengan Keputusan Bupati, kecuali menyangkut teknis pelaksanaan diatur dan ditetapkan lebih lanjut oleh Direktur Rumah Sakit Dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas. Pasal 13 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Musi Rawas. Ditetapkan di Lubuklinggau pada tanggal 3 Juli 2010 BUPATI MUSI RAWAS, dto Diundangkan di Lubuklinggau pada tanggal 3 Juli 2010 RIDWAN MUKTI Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS, dto SULAIMAN KOHAR BERITA DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 NOMOR 83 Page 8 of 8