ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TIMUR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KOTA KUPANG PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di:

Analisis Tipologi Pertumbuhan Ekonomi Dan Disparitas Pendapatan Dalam Implementasi Otonomi Derah di Propinsi Jambi. Oleh : Etik Umiyati.SE.

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sisterm kelembagaan.

BAB V PENUTUP. di Kabupaten Alor, maka dapat di simpulkan sebagai berikut:

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN

ANALISIS PERBANDINGAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI LAMPUNG SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN PEREKONOMIAN PADA EMPAT KORIDOR DI PROPINSI JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Sumatera Selatan ABSTRACT

DINAMIKA PEREKONOMIAN WILAYAH DAN SEKTOR UNGGULAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Verry Octa Kurniawan

ANALISIS PERBANDINGAN PEREKONOMIAN PADA EMPAT KORIDOR DI PROPINSI JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akademisi ilmu ekonomi, secara tradisional pembangunan dipandang sebagai

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

PROYEKSI SEKTOR EKONOMI PROVINSI DI KORIDOR EKONOMI PAPUA-KEPULAUAN MALUKU TAHUN 2025 SKRIPSI

ANALISIS PENETAPAN KAWASAN ANDALAN SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN PADA TINGKAT KABUPATEN DI PROPINSI MALUKU SKRIPSI. Oleh: Muhammad A. A.

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI EMPAT KABUPATEN WILAYAH BARLINGMASCAKEB Oleh: Ratna Setyawati Gunawan 1) dan Diah Setyorini Gunawan 2)

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN MENGGUNAKAN DATA PDRB

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

ANALISIS POTENSI EKONOMI DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA KABUPATEN/KOTA DI KORIDOR UTARA SELATAN PROPINSI JAWA TIMUR SKRIPSI

*) Bekerja di BPS Provinsi Kalimantan Tngah

Analisis Sektor Unggulan Kota Bandar Lampung (Sebuah Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB)

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha ini

EVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2003 Oleh: Irma Suryahani 1) dan Sri Murni 2)

I. PENDAHULUAN. dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya

PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN BONE BOLANGO DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUK PDRB. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DAN PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN KOTA SURABAYA TAHUN

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MALANG TAHUN

Kata Kunci : Analisis Lokasi, Analisis Kontribusi, Tipologi Klassen, koridor Jawa Timur

III.METODE PENELITIAN. rakyat setempat bahkan dapat menolong perekonomian daerah secara keseluruhan

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini, berfokus pada sektor basis, faktor

ANALISIS POTENSI EKONOMI LOKAL UNTUK PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN DAYA SAING DAERAH DI KABUPATEN ALOR TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

ANALISIS DAYA SAING SEKTOR EKONOMI KABUPATEN MOROWALI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Oleh: Hamzah Hafied (Dosen FE UMI Makassar) Abstrak

JIIA, VOLUME 2 No. 3, JUNI 2014

ANALISIS POTENSI EKONOMI KABUPATEN BANYUWANGI

KINERJA DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BLORA

ANALISIS PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN DAN KLASIFIKASI PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

ANALISIS SEKTOR POTENSIAL DAN PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN/KOTA (STUDI KASUS PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE )

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Adam Smith (1776) terdapat dua aspek utama pertumbuhan

ANALISIS POTENSI EKONOMI SEKTORAL PADA EMPAT KABUPATEN DI PULAU MADURA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

SKRIPSI ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN BONE PERIODE KUSNADI ZAINUDDIN JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan pembangunan perekonomian di daerah baik pada tingkat

Analisis Sektor Unggulan Kabupaten Tolitoli dan Kabupaten Buol

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi agar terus tumbuh dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI KABUPATEN JAYAPURA. Aurelianus Jehanu 1 Ida Ayu Purba Riani 2

ANALISIS STRUKTUR PEREKONOMIAN BALI: PENDEKATAN SHIFT SHARE

Keywords : transformation economic structure,base sectors,shift share,lq,mrp, Overlay

ANALISIS PERGESERAN SEKTOR PEREKONOMIAN KABUPATEN ACEH BESAR. Abstract

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN MESUJI PROVINSI LAMPUNG

ANALISIS SEKTOR BASIS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN

PENENTUAN LEADING SEKTOR PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR

ANALISIS PENGEMBANGAN KOTA MAGELANG SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN KAWASAN PURWOMANGGUNG JAWA TENGAH. Disusun oleh : Retno Zulaechah NIM.

BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

STRUKTUR EKONOMI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

I. PENDAHULUAN. suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari satu periode ke

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN DI KABUPATEN BANYUWANGI. Nur Anim Jauhariyah & Nurul Inayah

STRATEGI PENGEMBANGAN DAERAH GROWTH POLE MELALUI PEMANFAATAN POTENSI LOKAL

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. sebuah penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DINAMIKA PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI DI KAWASAN SOLO RAYA

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan

IDENTIFIKASI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KABUPATEN ANGGOTA LEMBAGA REGIONAL BARLINGMASCAKEB

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah tidak lepas dari pembangunan. yang dimiliki oleh daerahnya. Pembangunan nasional dilakukan untuk

I. PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejajar dengan bangsa-bangsa maju

VII. ANALISIS POTENSI PEREKONOMIAN LOKAL DI WILAYAH PEMBANGUNAN CIANJUR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur

VARIASI PERKEMBANGAN EKONOMI WILAYAH DI PERKOTAAN YOGYAKARTA. Arif Karunia Putra Lutfi Muta ali

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN MINAHASA (PENDEKATAN MODEL BASIS EKONOMI DAN DAYA SAING EKONOMI)

BAB III METODE PENELITIAN

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN, POLA PERTUMBUHAN DAN KETIMPANGAN SPASIAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN SKRIPSI

ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS DALAM MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BATU

II PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Listrik, Gas & Air Bersih. Dengan demikiansektor tersebut perlu mendapat perhatian

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Sektor Ekonomi Unggulan Kabupaten Malinau

Economics Development Analysis Journal

Identifikasi Potensi Ekonomi di Kabupaten Rokan Hulu Identify of Economic s Potency in Rokan Hulu Regency.

SUB SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN KABUPATEN TASIKMALAYA SELAMA TAHUN

I. PENDAHULUAN. mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus

PERUBAHAN STRUKTUR DAN TIPOLOGI EKONOMI KABUPATEN SAMBAS SRI MULYATI B

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yaitu upaya peningkatan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju. kepada tercapainya kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan

ANALISIS PENGEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN SIAK

ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

Transkripsi:

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TIMUR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR Olivia Louise Eunike Tomasowa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang E-mail: oliph_21@yahoo.com David Kaluge Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang Abstract The research is analyzing the absorption of workers at TTS East Nusa Tenggara Province in period 2005-2010. Research aims at: identifying sectors with the strength of absorbing workers in period 2005-2010; understanding the output produced by sector workers at TTS; and acknowledging how is the effect of the economic growth on the absorption of workers at TTS in period 2005-2010. Analysis tools are Location Quotient (LQ), TK Productivity, TK Elasticity, MRP, and Klassen Typology. Result of research indicates that mining and quarring sector, and electricity, gas and water sectors are superior sectors in absorbing workers. Keywords: TK Absorption, location quotient, TK productivity, TK elasticity, MRP, and klassen typology Abstrak Penelitian ini menganalisis penyerapan pekerja di TTS Provinsi NTT pada periode 2005-2010. Penelitian bertujuan untuk: mengidentifikasi sektor dengan kekuatan menyerap tenaga kerja dalam periode 2005-2010, memahami output yang dihasilkan oleh pekerja sektor di TTS, dan mengakui bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja di TTS dalam periode 2005-2010. Alat analisis yang digunakan Location Quotient (LQ), TK Produktivitas, TK Elastisitas, MRP, dan Klassen Tipologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor pertambangan dan quarring, dan sektor listrik, gas dan air sektor unggulan dalam menyerap tenaga kerja. Kata kunci:tk Penyerapan, location quotient, TK produktivitas, TK elastisitas, MRP, dan klassen tipologi Salah satu persoalan ekonomi yang senantiasa muncul di daerah adalah masalah ketersediannya lapangan pekerjaan yang dapat menyerap tenaga kerja. Masalah ini biasanya muncul bila laju pertumbuhan penduduk lebih besar dibandingkan dengan 181

Ekonomika-Bisnis Vol. 03 No.2 Bulan Juli Tahun 2012, Hal 181-188 laju pertumbuhan ekonomi. Besarnya jumlah dan pertumbuhan angkatan kerja yang diiringi dengan terbatasnya kemampuan ini akan menimbulkan pengangguran. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi idealnya diikuti dengan penyerapan tenaga kerja yang tinggi pula. Salah satu bentuk partisipasi penduduk adalah melalui kesempatan kerja yang merupakan peluang bagi penduduk untuk melaksanakan fungsinya sebagai sumber daya ekonomi dalam proses produksi. Besarnya jumlah dan pertumbuhan angkatan kerja yang diiringi dengan terbatasnya kemampuan ini akan menimbulkan pengangguran. Usaha-usaha pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan selain pertumbuhan ekonomi juga upaya bagaimana untuk menurunkan jumlah pengangguran, karena jika tidak demikian maka jumlah pengangguran akan terus meningkat dan mengganggu proses pembangunan daerah selanjutnya. Pembangunan di bidang ketenagakerjaan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sehingga masalah ketenagakerjaan yang muncul juga merupakan dampak dari masalah pembangunan ekonomi nasional. Pembangunan di era reformasi perlu memberikan kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk berperan aktif dalam proses pembangunan ekonomi, di antaranya melalui kesempatan untuk bekerja dan berusaha. Pembahasan mengenai ketenagakerjaan tidak lepas dari penduduk dan angkatan kerja. Jumlah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) di suatu daerah terus bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Jumlah penduduk di Kabupaten TTS pada tahun 2005 adalah 409.696 orang dan pada tahun 2010 menjadi 420.375 orang, dengan demikian selama kurun waktu tersebut terjadi pertambahan jumlah penduduk sebanyak 379. 409 orang. Penduduk usia kerja di Kabupaten TTS pada tahun 2005 adalah 178. 097 orang dan pada tahun 2010 menjadi 191.438 orang, maka terjadi pertambahan jumlah penduduk sebanyak 13.347 orang atau sebesar 1,47%. Pertumbuhan penduduk yang besar yang biasanya diikuti dengan pertumbuhan angkatan kerja. Timbulkan masalah serius terhadap penyerapan tenaga kerja bila bertambahnya angkatan kerja tersebut tidak diimbangi dengan bertambahnya penyerapan tenaga kerja. Oleh karena itu, penelitian ini berupaya menggambarkannya secara sistematis mengenai penyerapan tenaga kerja di Kota Kupang agar dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah khususnya dalam penyusunan perencanaan dan kebijakan ekonomi dan ketenagakerjaan. Metode Penelitian Untuk menjawab tujuan penelitian yang diajukan, yaitu untuk memperoleh gambaran dan pemahaman terkait kondisi prekonomian daerah dalam penyerapan tenaga kerja, dapat digunakan metode analisis berikut: Pertama, Analisis Elastisitas Tenaga Kerja digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten TTS Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kedua, Analisis (1). Location Quotient (LQ), (2). MRP (overlay), (3). Tipologi Klassen digunakan untuk menentukan sektor basis dan non basis dalam penyerapan tenaga kerja. Ketiga, Analisis Produktivitas Tenaga Kerja. Analisis ini digunakan untuk menghitung output yang dihasilkan tenaga kerja secara sektoral. 182

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja... (Olivia Louise Eunike Tomasowa, David Kaluge) Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil analisis Location Quotient sejak tahun 2005-2010 selengkapnya pada Tabel 1. Dari nilai LQ pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 sektor pertanian; sektor listrik, gas dan air; dan sektor keuangan,sewa bangunan dan jasa perusahaan merupakan sektor yang unggul dalam penyerapan tenaga kerja di Kota Kupang dengan nilai LQ >1 untuk periode penelitian tahun 2005-2010. Penggunaan Model Rasio Pertumbuhan (MPR) dibagi menjadi 2 (dua), yaitu rasio pertumbuhan wilayah referensi (RPr) dan rasio pertumbuhan wilayah studi (RPs). Berdasarkan hasil analisis MRP menunjukkan bahwa laju pertumbuhan tenaga kerja dan kontribusi tenaga kerja yang dihasilkan melalui Sektor pertambangan dan pengalian lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan sektor yang sama pada tingkat Propinsi Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan hasil analisis Tipologi Klassen Kabupaten TTS dengan pendekatan Tenaga Tabel 1. Hasil LQ Menurut Lapangan Usaha Di Kabupaten TTS, tahun 2005 2010 Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Pertanian 1,12 1,20 0,99 1,14 1,23 1,21 1,15 Pertambangan dan Penggalian 0,46 1,13 3,58 2,01 0,69 0,45 1,39 Industri Pengolahan 0,07 0,07 0,17 0,13 0,10 0,11 0,11 Listrik, Gas dan Air 3,52 4,00 13,06 5,50 4,37 4,61 5,84 Bangunan 0,30 0,58 1,15 0,75 0,43 0,52 0,62 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0,40 0,32 0,46 0,33 0,27 0,28 0,34 Pengangkutan dan Komunikasi 0,69 0,59 0,90 0,66 0,51 0,56 0,65 Keuangan, Sewa Bangunan dan Jasa Perusahaan Rata- Rata 4,09 3,94 15,87 3,69 2,63 3,65 5,64 Jasa-jasa 0,87 0,71 1,26 0,99 0,75 0,78 0,89 Jumlah 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 Tabel 2. Overlay RPr, RPs dan LQ Perekonomian Kabupaten TTS Tahun 2005-2010 No Sektor RPr RPs LQ Riil Notasi Riil Notasi Riil Notasi Overlay 1 Pertanian -11,09 - -0,17-1,15 + - - + 2 Pertambangan dan 26,05 + 1,06 + 1,39 + + + + Penggalian 3 Industri Pengolahan 0,59-64,78 + 0,11 - - + - 4 Listrik, Gas dan Air 15,27 + 0,00-5,84 + + - + 5 Bangunan 33,09 + 1,79 + 0,62 - + + - 6 Perdagangan, Hotel 33,40 + 0,41 - dan Restoran 0,34 - + - - 7 Pengangkutan dan 47,70 + 0,85 - Komunikasi 0,65 - + - - 8 Keuangan, Sewa 3,30 + -0,50 - Bangunan dan Jasa 5,64 + + - + Perusahaan 9 Jasa-jasa 32,45 + 0,90-0,89 - + - - 183

Ekonomika-Bisnis Vol. 03 No.2 Bulan Juli Tahun 2012, Hal 181-188 Kerja sektoral, maka dapat diketahui bahwa sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; sektor listrik, gas, dan air; sektor keuangan, sewa bangunan, dan jasa perusahaan termasuk dalam klasifikasi sektor maju dan tumbuh dengan pesat. Sektor industri pengolahan; sektor bangunan; sektor pengangkutan dan komunikasi; dan sektor jasa - jasa berada pada klasifikasi kedua yaitu sektor maju tapi tertekan. Dan untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran tergolong sektor yang relatif tertinggal. Data tersebut kemudian dikelompokkan menurut klasifikasi Tipologi Klassen sebagaimana yang disajikan pada tabel berikut: Dalam hal ini tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang memegang peranan penting dalam pembentukan nilai tambah suatu kegiatan ekonomi. maka untuk melihat gambaran tentang seberapa besar nilai tambah yang diberikan oleh setiap pekerja pada suatu kegiatan ekonomi dapat dilihat dengan menghitung produktivitas tenaga kerja. Adapun hasil perhitungan produktivitas tenaga kerja di Kabupaten TTS tahun 2005 sampai tahun 2010 berikut ini dijelaskan. Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata produktivitas tertinggi selama periode penelitian dicapai oleh sektor bangunan. Produktivitas terendah pada sektor listrik, gas dan air. Produktivitas rata-rata untuk keseluruhan sektor adalah sebesar 4,71. Hal ini berarti bahwa setiap tenaga kerja secara rata-rata menghasilkan output atau sumbangan pada PDRB sebesar Rp. 4,71 juta. Sektor bangunan di Kota Kupang menunjukkan produktivitas tertinggi dengan 23,07. Pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh bagi tenaga kerja di daerah yang bersangkutan yaitu berupa pertumbuhan produktivitas tenaga kerja dan daya penyerapan tenaga kerja. Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja dilakukan dengan analisis elastisitas tenaga kerja. Dari tabel 6 tersebut di atas terlihat bahwa pada Kabupaten TTS rata-rata elastisitas tertinggi selama periode penelitian dicapai oleh sektor listrik, gas dan air, sedangkan sektor keuangan, sewa bangunan dan jasa perushaan menunjukkan elastisitas terendah. Sektor-sektor yang elastis (peka) dalam penyerapan tenaga kerja adalah sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air; sektor bangunan; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; dan sektor Tabel 3. Tipologi Klassen Berdasarkan pendekatan TK Sektoral di Kabupaten TTS Laju Pertumbuhan (R) Ri > R Ri < R Kontribusi Sektor Li > L Li < L Sektor maju dan tumbuh Sektor maju tapi tertekan dengan pesat ( 1, 2, 4, 8 ) ( 3, 5, 7, 9 ) Sektor potensial/dapat Sektor relatif tertinggal berkembang dengan pesat ( - ) ( 6 ) Keterangan: 1 = Sektor Pertanian 2 = Sektor Pertambangan,Penggalian 3 = Industri Pengolahan 4 = Listrik dan Air Bersih 5 = Bangunan 6 = Perdagangan,Hotel, Restoran 7 = Pengangkutan,Komunikasi 8 = Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan 9 = Jasa jasa 184

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja... (Olivia Louise Eunike Tomasowa, David Kaluge) jasa. Sektor yang mempunyai elastisitas tertinggi adalah sektor listrik, gas dan air sebesar 207,38 hal ini berarti bila perekonomian di sektor ini tumbuh sebesar 1 (satu)% per tahun dapat menyebabkan bertambahnya penyerapan tenaga kerja di sektor tersebut rata-rata sebesar 207,38% per tahun. Menurut teori Harrod-Domar supaya suatu perekonomian tetap mengalami penggunaan yang penuh atas alat-alat modalnya dan mencapai kesempatan kerja yang pe- nuh dari masa ke masa (steady growth), harus diciptakan tingkat pertambahan alat modal dan tenaga kerja sama dengan tingkat pertumbuhan yang dikehendaki (warranted rate of growth). Oleh karena itu dalam kaitannya dengan pembangunan ekonomi daerah, terbukanya perekonomian suatu daerah menjadi sangat penting karena akan memudahkan pergerakan alat-alat modal dan tenaga kerja dari satu daerah ke daerah yang lain sehingga penggunaan alat modal dan kesempatan kerja yang penuh Tabel 4. Hasil Perhitungan Produktivitas Tenaga Kerja Kabupaten TTS, tahun 2005-2010 Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-Rata Pertanian 2,75 3,02 3,77 3,29 3,06 3,13 3,17 Pertambangan dan Penggalian 8,16 6,77 1,45 3,33 5,41 10,27 5,90 Industri Pengolahan 7,73 5,61 2,15 3,63 5,15 4,86 4,86 Listrik, Gas dan Air 1,97 1,92 0,61 1,20 1,54 1,51 1,46 Bangunan 54,78 27,09 9,36 12,13 18,00 17,04 23,07 Perdagangan, Hotel dan Restoran 20,95 21,58 14,17 19,47 23,50 24,01 20,61 Pengangkutan dan Komunikasi 8,26 6,60 3,51 4,33 6,19 5,97 5,81 Keuangan, Sewa Bangunan dan Jasa Perusahaan 4,07 4,49 2,11 6,82 7,66 7,51 5,44 Jasa-jasa 19,28 15,84 9,96 14,06 17,40 17,97 15,75 Jumlah 4,35 4,62 4,69 4,81 4,80 4,98 4,71 Tabel 5. Hasil Perhitungan Elastisitas Tenaga Kerja Terhadap PDRB Kabupaten TTS, Tahun 2005-2010 Rata- Sektor 2006 2007 2008 2009 2010 Rata Pertanian -1,14-6,03 6,23 4,57 0,05 0,74 Pertambangan dan Penggalian 5,74 42,40-1,77-4,47-5,02 7,38 Industri Pengolahan -10,83 58,04-13,52-9,80 3,16 5,41 Listrik, Gas dan Air 1,37 1051,64-13,26-4,42 1,58 207,38 Bangunan 26,48 71,86 1,42-10,72 2,99 18,41 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0,81 12,71-5,43-2,84 0,58 1,17 Pengangkutan dan Komunikasi 8,74 15,73-2,43-5,83 1,82 3,61 Keuangan, Sewa Bangunan dan 0,86 8,53-46,93-2,72 1,59-7,73 Jasa Perusahaan Jasa-jasa 15,09 9,42-3,16-1,83 0,57 4,02 Jumlah -0,27 0,68 0,22 1,09 0,11 0,37 185

Ekonomika-Bisnis Vol. 03 No.2 Bulan Juli Tahun 2012, Hal 181-188 dapat terjadi dari masa ke masa. Kuncoro (2004) mengatakan paradigma baru pembangunan ekonomi daerah untuk kesempatan kerja adalah lapangan pekerjaan harus mengembangkan pekerjaan yang sesuai dengan penduduk daerah. Berbagai teori pertumbuhan ekonomi yang telah diuraikan mampu untuk menjelaskan keadaan perekonomian di Kabupaten TTS. Pentingnya menemukan sektor basis/unggulan untuk meningkatkan distribusi pendapatan dari luar daerah, mengamati komponen-komponen yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja, mengamati pertumbuhan produksi dikaitkan dengan produktivitas tenaga kerja serta elastisitas tenaga kerja. Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan, bahwa dasar untuk mengembangkan perekonomian daerah terletak pada kemampuan daerah untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan endowment factor yang dimilikinya. Keberhasilan pembangunan juga ditunjukkan dengan terciptanya lapangan kerja yang dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Berdasarkan hasil pembahasan dapat dikatakan bahwa masih terdapat ketimpangan dalam pertumbuhan ekonomi. Tenaga kerja merupakan salah satu komponen penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu daerah, di Kabupaten TTS tingkat penyerapan tenaga kerjanya tidak diikuti dengan meningkatkanya produktivitas tenaga kerja pada sektor ekonomi ini menunjukkan bahwa Kabupaten TTS belum berhasil secara keseluruhan dalam pembangunan khususnya terciptanya lapangan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan sektor sektor ekonomi untuk memaksimalkan penyerapan tenaga kerja sangat dibutuhkan untuk menciptakan sistem ekonomi yang seimbang. Penutup Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan secara umum dapat disimpulkan bahwa selama periode analisis yaitu 2005-2010, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertambangan dan penggalian; dan sektor listrik, gas dan air merupakan sektor unggulan dalam penyerapan tenaga kerja dan sektor yang meniliki nilai elastisitas tertinggi sehingga sektor ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Dari sisi produktivitas tenaga kerjanya jumlah output/produksi terus meningkat dengan pertumbuhan rata-rata selama kurun waktu tersebut sebesar 5,90%/tahunnya untuk sektor pertambangan dan penggalian; dan 5,44%/tahun untuk sektor listrik, gas dan air. DAFTAR PUSTAKA Ananta, Aris. 1993. Ciri Demografis Kualitas Penduduk dan Pembangunan Ekonomi. Lembaga Demografi FE UI. Jakarta. Arsyad, Lincolin. 1999. Ekonomika Pembangunan. Edisi pertama. Bagian Penerbitan STIE-YKPN. Yogyakarta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Rencana Strategis Kota Kupang 2005-2010. Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Timur. NTT Dalam Angka (berbagai tahun penerbitan Badan Pusat Statistik Propinsi NTT. Profil Ketenagakerjaan Propinsi NTT (berbagai tahun penerbitan) Bandavid-Val, Avron. 1991. Regional and 186

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja... (Olivia Louise Eunike Tomasowa, David Kaluge) Local Economic Analysis for Practitioners. Four Edition. Westport. Connecticut; Praegaer. New York. Boediono. 1992. Teori Pertumbuhan Ekonomi, Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi, Balai Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Hasnah. N. 1999. Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tesis S-2. Program Pascasarjana Universitas Gadjahmada Yogyakarta (Tidak dipublikasikan). Hoover, E.M. 1984. An Introduction to Regional Economics. 2 nd ed. N.Y.: Knof 1975. 3 rd edition Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah. Penerbit Erlangga. Yogyakarta. Sinungan, Muchdarsyah. 1992. Produktivitas apa dan Bagaimana. Bina Aksara. Jakarta Todaro,M.P. 2000. Economic Development (7th ed.) New York; Addition Wesley Longman. Inc. Yusuf, Maulana. 1999. Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Sebagai Salah Satu Alat Analisis Alternatif dalam Perencanaan Wilayah dan Kota Aplikasi Model: Wilayah Bangka - Belitung. Jurnal Ekonomi dan Keuangam Indonesia. Vol. XLVII No.2. 220-233. 187

188 Ekonomika-Bisnis Vol. 03 No.2 Bulan Juli Tahun 2012, Hal 181-188