Nia Wati dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BANGKALAN PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR

PENGKONSTRUKSIAN KONSEP FISIKA MELALUI PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN MEDIA PHYSICROUND PADA MATERI CAHAYA

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

Anggita Stefany K.D dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

Afif Yuli Candra Prasetya dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 02 Tahun 2013, 19-23

Lutvi Dwi Aprilia dan Supardiyono Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

Kata Kunci: Pendekatan Saintifik, Hasil Belajar, Alat Optik.

PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

Heny Wahyuningdyah dan Retno Hasanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DENGAN MENGINTEGRASIKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 1 KAMAL

Widianita*, Elva Yasmi Amran**, dan R. Usman Rery*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau.

Nur Anisabitah dan Titin Sunarti Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Vol. 02 No. 03 Tahun 2013,

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

Septi Lilis Suryani dan Eko Hariyono Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya. Key Words : academic skill, guided discovery, learning output, heat

Findri Lusitadewi dan Prabowo Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 01 Tahun 2014, ISSN:

Risaftia Andini 1, Johni Azmi 2, Jimmi Copriady 2 No.

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ)

PENGARUH MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENGARUH METODE INQUIRY DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS

JURNAL PENDIDIKAN IPA VETERAN Volume 1 Nomor 1, 2017

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 03 Tahun 2013, 1 5

Oleh : ATIKA MUSLIMAH DEWI

Key Words: Question Student Have (QSH), Learning achievement, Solubility and solubility product.

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Vol. 02 No. 03 Tahun 2013, 55 60

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Vol. 02 No. 03 Tahun 2013, 50 54

Heny Ekawati Haryono dan Retno Hasanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

Nuriah Habibah*, Erviyenni**, Susilawati*** No.

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA BASKET

Lita Lufionda Lusca*, Rasmiwetti**, dan Elva Yasmi Amran*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MELATIHKAN KEMAMPUAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMAN 1 KALIANGET

Pengaruh Permainan Scramble dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Hasil Belajar

ANALISIS PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN MPL

STUDI KOMPARASI PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Farita Sukma*, Elva Yasmi Amran **, Rini*** No.

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA PESAWAT SEDERHANA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP HASIL BELAJAR

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Pengaruh Strategi Pembelajaran Rotating Trio Exchange

(The Influence of Cooperative Learning Model Type of Question Student Have toward Students Learning Achievement on Excretion System Subject) ABSTRACT

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penilitian ini adalah Eksperimental-semu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LISTENING TEAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI SMAN 10 PEKANBARU

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

APPLIED BUZZ GROUP METHOD FOR STUDENT ACHIEVMENT LEARNING ON THE SUBJECT COLLOID CLASS XI SMA PGRI PEKANBARU

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Dian Vitayana, Yusuf Kendek dan Fihrin Abstrak Kata Kunci :

PRANITASARI ANDINI

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP

PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Journal of Mechanical Engineering Learning

Unnes Physics Education Journal

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 01 Tahun 2014, 56-60

PENERAPAN TEKNIK CATATAN TULIS DAN SUSUN DALAM PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA MATERI POKOK BUNYI DI SMP NEGERI 1 MOJOKERTO

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA TEMA MATA DI SMP NEGERI 1 MADURAN LAMONGAN. Alfin Nofi Rohmawati

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, ISSN:

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACIEVEMENT DIVISION

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri terhadap Hasil Belajar Siswa

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 7 KUNINGAN ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 02 Tahun 2013, 78 82

OLEH: AYU RAKHMA NOVITA SARI NPM:

Hemalia Sulaika, Erviyenni, dan Johni Azmi Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA.

Miftakhul Jannah. Guru IPA SMP Negeri 2 Pringapus Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRAK

e-journal. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2013, edisi yudisium periode Oktober 2013, hal 50-55

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS KEGIATAN LABORATORIUM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SURABAYA PADA MATERI POKOK ALAT OPTIK

Komalasari, Purwati K Suprapto, Ai Sri Kosnayani

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 02 Tahun 2013, 13-18

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TRHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PACET PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR Nia Wati dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya Abstract. Research about the application of cooperative learning in STAD type with inquiry approach to student learning outputs at SMP Negeri 1 Pacet has purpose to describe the application s result of cooperative learning in STAD type with inquiry approach to student learning outputs and to describe the student s response about application of cooperative learning in STAD type with inquiry approach. The research use randomized control group pretest posttest design. Population of the research are students in seventh great which contains from seven classes, while sample are three experiment classes (VII E, VII F, and VII G) also a control once (VII C). Pretest is analysed by normality and homogenity test, while posttest is analysed by t-test. Based on analysis, summarized that application s result of cooperative learning in STAD type with inquiry approach to student learning outputs better than application s result of usual learning at school and student s response about application of cooperative learning in STAD type with inquiry approach is positive. Keywords : cooperative learning in STAD type, inquiry approach, student learning outputs Abstrak. Penelitian yang berjudul penerapan model pembelajaran pendekatan inkuiri terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pacet pada materi perpindahan kalor bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan inkuiri terhadap hasil belajar siswa dan mendeskripsikan respons siswa terhadap model pembelajaran pendekatan inkuiri. Desain penelitian ini adalah randomized control group pretest-posttest design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pacet yang terdiri dari tujuh kelas. Sampel penelitian terdiri dari tiga kelas eksperimen (VII E, VII F, dan VII G) dan satu kelas kontrol (VII C). Hasil pretest dianalisis menggunakan uji normalitas dan homogenitas, sedangkan hasil posttest dianalisis menggunakan uji t. Berdasarkan analisis data hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran pendekatan inkuiri pada materi perpindahan kalor di kelas VII SMP Negeri 1 Pacet lebih baik daripada penerapan pembelajaran yang biasa diterapkan di sekolah dan hasil angket respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran pendekatan inkuiri pada materi perpindahan kalor adalah positif. Kata-kata kunci : model, pendekatan inkuiri, hasil belajar I. PENDAHULUAN Pendidikan adalah salah satu unsur yang penting dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia karena dengan menempuh pendidikan seseorang dapat memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan melalui suatu proses belajar mengajar. Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian sedangkan mengajar adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada 100

siswa agar terjadi proses belajar [1]. Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai proses pemberian bimbingan, arahan, dan dorongan kepada siswa sehingga terjadi suatu aktivitas atau proses yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan kepribadian. Proses belajar mengajar terdiri dari beberapa komponen yang saling berkaitan dan memerlukan adanya suatu kerja sama dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran ini lebih menekankan pada suatu kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Hal ini berarti bahwa siswa harus terlibat aktif bertanggung jawab secara individu maupun kelompok dalam menemukan dan memecahkan masalah dengan guru sebagai fasilitator. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran fisika di SMP Negeri 1 Pacet, dalam pembelajaran fisika guru mengajarkan materi pelajaran namun siswa kurang bersemangat dan kurang adanya interaksi sehingga siswa pasif dalam belajar fisika. Hal ini menyebabkan siswa terkesan kurang memahami konsep dan sulit menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari ketika proses tanya jawab. Oleh karena itu berbagai metode, pendekatan dan model pembelajaran perlu diterapkan sebagai upaya meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran. Salah satu alternatif yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Dalam STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku [2]. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat menciptakan interaksi siswa dalam kelompok dengan melatihkan keterampilan-keterampilan kooperatif sehingga siswa dapat bekerja secara maksimal dengan kelompoknya. Selain menerapkan model pembelajaran kooperatif, pendekatan inkuiri dapat digunakan untuk membantu siswa dalam proses mencari dan menemukan. Inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri [3]. Pendekatan inkuiri membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan melalui penyelidikan dengan menerapkan metode ilmiah sehingga siswa lebih aktif dan konsep lebih berarti karena ditemukan sendiri oleh siswa. Model kooperatif tipe STAD dengan pendekatan inkuiri dapat diterapkan pada materi perpindahan kalor. Dalam hal ini siswa dapat menemukan sendiri konsep perpindahan kalor melalui penyelidikan dengan menerapkan keterampilan kooperatif, seperti berada dalam kelompok dan berada dalam tugas. Jadi siswa dapat lebih mudah memahami cara perpindahan kalor dan peran kalor untuk menyelesaikan permasalahan di kehidupan sehari-hari. Adapun dengan adanya struktur penghargaan dan penemuan konsep secara mandiri dapat meningkatkan motivasi internal siswa dalam belajar fisika. Berdasarkan uraian di atas, maka diadakan penelitian yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Pendekatan Inkuiri terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Pacet pada Materi Perpindahan Kalor. 101

II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif experimental dengan desain penelitian randomized control group pretestposttest design seperti digambarkan pada Tabel 1. Tabel 1. Desain Penelitian Pengukuran awal Perlakuan Pengukuran akhir 1.eksperimen U 1 L U 2 1. kontrol U 1 - U 2 [4] Dengan U1 = pretest, yaitu test yang diberikan kepada siswa sebelum kegiatan belajar mengajar, U2 = posttest, yaitu test yang diberikan kepada siswa setelah kegiatan belajar mengajar, L = penerapan model dengan pendekatan inkuiri, dan - = penerapan pembelajaran yang ada di sekolah. Pada penelitian ini menggunakan replikasi tiga kelas eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pacet pada bulan April hingga Mei tahun 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII yang terdiri dari tujuh kelas sedangkan sampel yang digunakan adalah kelas VII C, VII E, VII F, dan VII G yang dipilih secara acak dari hasil pretest. Hasil pretest dari seluruh kelas dianalisis dengan uji normalitas dan homogenitas untuk menunjukkan bahwa populasi yang akan digunakan berdistribusi normal dan homogen sedangkan hasil posttest dianalisis dengan uji t. Adapun instrumen yang digunakan adalah perangkat pembelajaran, tes, lembar observasi, dan angket respons siswa. Perangkat pembelajaran, lembar observasi, dan angket respon siswa telah divalidasi sebelum digunakan, sedangkan tes diuji coba terlebih dahulu untuk menentukan validitas, reliabilitas, taraf kesukan, dan daya pembeda soal. Berdasarkan analisis empat kriteria tersebut, diperoleh 15 soal yang layak digunakan sebagai pretest dan posttest. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pretest dari kelas populasi yaitu VII A, VII B, VII C, VII D, VII E, VIIF, VII G dianalisis dengan uji normalitas dan memperoleh χ 2 hitung berturut-turut 6,95; 8,52; 6,85; 5,50; 5,45; 7,71; 9,11 sedangkan χ 2 tabel sebesar 11,1. Berdasarkan analisis uji normalitas, dapat disimpulkan bahwa populasi berdistribusi normal dengan taraf kepercayaan 95% karena χ 2 hitung< χ 2 tabel. Selain uji normalitas, hasil pretest diuji dengan uji homogenitas yang memperoleh χ 2 hitung sebesar 6,6 dan χ 2 tabel sebesar 12,6. Berdasarkan analisis uji homogenitas, dapat disimpulkan bahwa populasi berdistribusi homogen dengan taraf kepercayaan 95% karena χ 2 hitung< χ 2 tabel. Karena populasi telah berdistribusi normal dan homogen, maka dapat ditentukan sampel yang dipilih secara acak, yaitu kelas VII C, VII E, VII F, dan VII G. Setelah dilaksanakan pretest dan penentuan sampel, dilaksanakan kegiatan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran pendekatan inkuiri pada kelas eksperimen dan pembelajaran yang biasa diterapkan di sekolah pada kelas kontrol. Selanjutnya dilaksanakan posstest di mana hasil posstest dianalisis dengan uji t dua pihak seperti pada Tabel 2. 102

Tabel 2. Hasil Uji-t Dua Pihak Tabel 3. Hasil Uji-t Satu Pihak Kelas K. Eks 1 (VII E) dengan K. Eks 2 (VII F) dengan K. Eks 3 (VII G) dengan t hitung t tabel/ t (1-1/2α) 2,90 2,00 2,95 2,00 2,82 2,00 Kelas K. Eks 1 (VII E) dengan K. Eks 2 (VII F) dengan K. Eks 3 (VII G) dengan t hitung t tabel/ t (1-α) 2,90 1,67 2,95 1,67 2,82 1,67 Hipotesis yang diajukan adalah Ho : µ1 = µ2, atau rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama, sedangkan H1 : µ1 µ2, atau rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah berbeda. Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah terima Ho jika -t(1-½ α) < thitung < t(1-½ α) atau -ttabel < thitung < ttabel dan tolak Ho untuk t berharga lain [5], dengan derajat kebebasan sebesar n1 + n2 2. Berdasarkan nilai t yang diperoleh di Tabel 2, diperoleh thitung yang tidak berada pada -t(1-½ α)<thitung<t(1-½ α). Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima, sehingga rata - rata hasil belajar siswa dari seluruh kelas eksperimen, yaitu kelas VII E, VII F, dan VII G berbeda dengan rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol atau VII C. Dapat dikatakan bahwa di SMP Negeri 1 Pacet, hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan model dengan pendekatan inkuiri berbeda dengan hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan pembelajaran yang biasa diterapkan di sekolah. Selain dianalisis dengan uji t dua pihak, posttest juga dianalisis dengan uji t satu pihak. Adapun nilai t dari masing-masing kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat ditulis dalam Tabel 3. Hipotesis yang diajukan adalah Ho : µ1 = µ2, atau rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama, sedangkan H1 : µ1 > µ2, atau rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen lebih baik daripada rata -rata hasil belajar kelas kontrol. Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah terima Ho jika thitung < t(1-α) dan di tolak Ho jika thitung > t(1-α), dengan derajat kebebasan sebesar n1+n2 2. Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa thitung > t(1-α) atau thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima, sehingga rata rata hasil belajar siswa dari seluruh kelas eksperimen yaitu kelas VII E, VII F, dan VII G lebih baik daripada rata-rata hasil belajar kelas kontrol atau VII C. Dengan kata lain, uji t satu pihak menunjukkan bahwa kelas yang menggunakan model dengan pendekatan inkuiri lebih baik daripada kelas yang menggunakan pembelajaran yang biasa diterapkan di sekolah. Selain itu, pada aspek psikomotor dan afektif menunjukkan bahwa rata-rata aspek psikomotor dan afektif kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa lebih baik apabila menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan inkuiri. Hasil belajar yang dimaksud adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja [6] 103

dan ada tiga tipe hasil belajar, yakni A. kognitif, B. afektif, dan C. psikomotor [7]. Hasil pengamatan terhadap peneliti yang dalam hal ini sebagai guru dalam pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran pendekatan inkuiri adalah baik. Angket respons siswa merupakan angket yang digunakan untuk mengetahui respons atau pendapat siswa secara personal terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Oleh karena itu, angket respons siswa diberikan setelah kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan. Analisis angket respons siswa berupa persentase dari seluruh kelas eksperimen. Hasil angket respons siswa dapat dituliskan pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Angket Respons Siswa Aspek Skor yang Skor diperoleh Ideal P (%) Kriteria 1 330 404 81.68 Sangat Kuat 2 320 404 79.21 Kuat 3 359 404 88.86 Sangat Kuat 4 332 404 82.18 Sangat Kuat 5 347 404 85.89 Sangat Kuat Berdasarkan Tabel 4, aspek 1 tentang ketertarikan siswa dalam pembelajaran 81,68%; aspek 2 tentang kemampuan siswa menjelaskan konsep perpindahan kalor sebesar 79,21%; aspek 3 tentang kegiatan praktikum dalam menunjang pemahaman siswa sebesar 88,86%; aspek 4 tentang motivasi siswa untuk belajar sebesar 82,18%; dan aspek 5 tentang kemampuan memahami dan menyelesaikan soal sebesar 85,89%. Kriteria skor yang digunakan adalah angka 0% - 20% = sangat lemah, angka 21% - 40% = lemah, angka 41% - 60% = cukup, angka 61% - 80% = kuat, dan angka 81% - 100% = sangat Persentase (%) kuat [8]. Hasil angket respons siswa yang diperoleh dapat digambarkan pada Grafik 1. 90,00 88,00 86,00 84,00 82,00 80,00 78,00 76,00 74,00 Hasil Angket Respons Siswa 81,6 8 79,21 1 2 3 4 5 Aspek 88,86 82,18 85,89 Grafik 1. Hasil angket respons siswa pada tiap aspek Rata-rata persentase dari seluruh aspek dengan kriteria sangat kuat, sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran pendekatan inkuiri mendapatkan respons positif. Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, pembelajaran yang menerapkan model dengan pendekatan inkuiri pada materi perpindahan kalor lebih baik daripada pembelajaran yang biasa diterapkan di sekolah. Hasil pengamatan terhadap keterlaksanaan pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran pendekatan inkuiri adalah baik. Hasil angket respons siswa terhadap penerapan model pembelajaran pendekatan inkuiri adalah positif. 104

IV. PENUTUP A. SIMPULAN 1. Penerapan model pembelajaran pendekatan inkuiri pada materi perpindahan kalor di kelas VII SMP Negeri 1 Pacet lebih baik daripada penerapan pembelajaran yang biasa diterapkan di sekolah. 2. Hasil angket respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan inkuiri pada materi perpindahan kalor adalah positif. [5] Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. [6] Suprijono, A. 2011. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. [7] Sudjana, Nana. 1987. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. [8] Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. B. SARAN 1. Penerapan model pembelajaran pendekatan inkuiri memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga pengajar sebaiknya dapat menggunakan waktu dengan baik. 2. Sebelum melaksanakan pembelajaran, sebaiknya siswa mengetahui model, pendekatan, dan metode yang akan digunakan sehingga pembelajaran lebih efektif. DAFTAR PUSTAKA [1] Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. [2] Nur, M dan Wikandari, P. 2000. Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: UNESA- University Press. [3] Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. [4] Prabowo. 1998. Metodologi Penelitian. Surabaya: UNESA. 105