BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: PT. Fajar Interpratama, 2011). Hal Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,(

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2000, hlm Heri Rahyubi, Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, Nusa Media :

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

1 Muhibbin Syah., Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan menurut sistem Pendidikan Nasional Pancasila dengan

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF CARD SORT DAN INDEX CARD MATCH TERHADAP PRESTASI BELAJAR GETARAN DAN GELOMBANG 1. Haryanto 2.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. pada jenjang yang lebih sempurna yaitu keberhasilan guru atau pendidik untuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Demikian juga piranti pendidikan yang semakin canggih, oleh

SKRIPSI. Disusun Oleh: : JUNI WIHAYANI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2

BAB V PEMBAHASAN. A. Motivasi Belajar Membaca Al-Qur an pada Siswa di Madrasah. karena itu peran seorang guru bukan hanya semata-mata mentransfer ilmu

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 34 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya. bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja

BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengkondisikan kelas atau mengelola kelas, agar pelaksanaan. pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hal. 1-2.

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila guru

BAB I PENDAHULUAN. tentang pendidikan akan selalu muncul dan orangpun tak akan berhenti untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XII IPA3 SMA NEGERI 1 BANGGAI

Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan berguna bagi diri

BAB I PENDAHULUAN. Media Group, 2008), hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia handal dan mampu berkompetensi. Selain itu

BAB 1 PENDAHULUAN. 2009), hlm.3. di Abad Global, (Malang: UIN-Maliki Press, 2012), hlm. 4. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 19, hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu akan mencakup kebutuhan hidup baik individu maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

BAB I PENDAHULUAN. Cet.7, hlm Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008),

Wayan Nurkancana, dkk. Evaluasi Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional 1982) hlm.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Sebaliknya peserta didik juga dituntut keaktifannya dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah konsep Pembelajaran Berbasis Kecedasan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 108.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup untuk beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN. yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. 1 Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. (pendidik), kurikulum (materi pelajaran), sarana (peralatan dan dana) serta murid

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERVARIATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGAJAR GURU DI SDN 113 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban terhadap perbuatan yang dilakukan, yaitu mendidik dan

PENERAPAN METODE PENUGASAN DAN TANYA JAWAB TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA KIMIA PADA KONSEP SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugastugas

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, masyarakat dan pemerintah melalui bimbingan pengajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan memiliki keterampilan. Dewasa ini bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan. atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI EDUKATIF GURU DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SD NEGERI 18 BANDA ACEH. Rizawati, Sulaiman, Alfiati Syafrina

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran, tidak terkecuali

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermakna sangat penting bagi pembangunan nasional. Bahkan dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar siswa untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Sebagai suatu proses kerja sama, pembelajaran tidak hanya menitikberatkan pada kegiatan guru atau siswa saja, akan tetapi guru dan siswa secara bersama-sama berusaha untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian, kesadaran dan keterpahaman guru dan siswa akan tujuan yang harus dicapai dalam proses pembelajaran merupakan syarat mutlak yang tidak bisa ditawar, sehingga dalam prosesnya, guru dan siswa mengarah pada tujuan yang sama. 1 Proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang diorganisasi. Lingkungan ini diatur serta diawasi agar kegiatan belajar terarah sesuai dengan tujuan pendidikan. Pengawasan itu turut menentukan lingkungan itu membantu kegiatan belajar. Lingkungan belajar yang baik adalah 1 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,( Jakarta: PT. Fajar Interpratama, 2011). Hal. 26 1

lingkungan yang menantang dan merangsang para siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasaan serta mencapai tujuan yang diharapkan. Salah satu faktor yang mendukung kondisi belajar di dalam suatu kelas adalah proses belajar mengajar yang berisi serangkaian pengertian peristiwa belajar yang dilakukan oleh kelompok-kelompok siswa. 2 Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dan diarahkan untuk mencapai tujuan tetentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. Kegiatan proses belajar mengajar tidak lain adalah menanamkan norma ke dalam jiwa anak didik. Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan anak didik. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang 2 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT: Rineka Cipta, 2006), hal. 29. 2

sama dalam menilai anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran. 3 Dalam strategi belajar mengajar diperlukan adanya suatu pendekatan untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan tentunya guru harus memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan edukatif untuk mencapai hasil belajar mengajar. Pendekatan selalu terkait dengan strategi, karena strategi yang bersifat implementasional dalam pendidikan tidak terlepas dari pendekatan yang digunakan, sementara pendekatan sebagai rencana yang menyeluruh tentang penyajian yang mana pendidikan selalu didasarkan pada pendekatan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasilhasil teknologi dalam prose belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tututan zaman. Guru sekurang kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat 3 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaktif Edukatif, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal. 4-5 3

lainnya. 5 Bagaimanapun ujung tombak keberhasilan dunia media pengajaran yang akan digunakan apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman cukup tentang media pengajaran. 4 Menjadi guru kreatif, profesional dan menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan yang efektif. Cara guru melakukan suatu kegiatan pembelajaran tentu memerlukan pendekatan yang berbeda dengan pembelajaran pendidikan ada di tangan guru. Oleh karenanya guru hendaknya memahami pendekatan apa yang harus ia tetapkan dalam strategi belajar mengajar, sebab guru memegang peranan yang sangat strategis dalam pembelajaran. Kegiatan pembelajaran, ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Kalau kita beranggapan bahwa tugas guru cuma ceramah, menyampaikan materi terus salam dan pergi, adalah suatu hal yang sangat keliru. Pembelajaran bukanlah sekedar transfer of knowledge yang tidak memperhatikan kondisi yang dialami oleh murid. Manusia bukanlah robot yang bisa kita atur sama kita, manusia juga bukan binatang yang dapat dengan mudah disuruh-suruh. Manusia adalah makluk yang unik. 6 4 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hal. 2. 5 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 95. Tiara Wacana 6 Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Yogya,1993), hal.17. 4

Menjadi guru kreatif, profesional dan menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengembangkan pendekatan dan memilih metode pembelajaran yang efektif. Hal ini penting terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Cara guru melakukan suatu pembelajaran mungkin memerlukan pendekatan dan metode yang berbeda antara satu dengan yang lain. 7 Menurut pandangan Gagne sebagaimana dikutip oleh Dimyati dan Mujiono dalam bukunya yang berjudul Belajar dan Pembelajaran, belajar adalah seperangkat alat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru. 8 Sedangkan menurut pendapat Rogers, praktik pendidikan menitikberatkan pada segi pengajaran, bukan pada siswa yang belajar. Praktik tersebut ditandai oleh peran guru yang dominan, sedangkan peserta didik hanya menghafal pelajaran. 9 Menurut pengamatan sementara yang dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar Al-Qur an Hadist bersifat monoton, diperoleh pemahaman bahwa dalam mengikuti pelajaran peserta didik selalu dituntut mendengarkan informasi dari guru 7 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005 ), hal. 95. 8 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 10. 9 Darwyn Syah, Perencanaan Sistem Pengajaran PendidIkan Agama Islam, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), hal. 133. 5

sehingga banyak di antara peserta didik yang merasa bosan. Akhirnya melakukan aktifitas di luar pelajaran Al-Qur an Hadist seperti mencoret-coret buku, mengganggu temannya, menggambar dan lain sebagainya. 10 Pada umumnya peserta didik sangat kesulitan dalam mempelajari Al-Qur an Hadist dikarenakan peserta didik tidak begitu paham terhadap materi Al-Qur an Hadist. Hal ini disebabkan peserta didik terlebih dahulu merasa ketakutan terhadap Al-Qur an Hadist, karena peserta didik belum mengetahui cara-cara mempelajari Al-Qur an Hadist yang lebih mudah. Selain itu, pada umumnya peserta didik kurang berminat terhadap pelajaran Al-Qur an Hadist karena kemampuan intelegensinya tidak mencukupi untuk memecahkan soal-soal Al- Qur an Hadist. Oleh sebab itu kebanyakan peserta didik mencari kesibukan di luar pelajaran. Bahkan kadang kala suka mengganggu peserta didik lain. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kompensasi atas ketidakmampuan dalam mengikuti pelajaran Al- Qur an Hadist. Kondisi proses belajar mengajar seperti di atas sudah barang tentu berdampak pada hasil belajar Al-Qur an Hadist. Perolehan rata-rata hasil belajar Al-Qur an Hadist yang sangat rendah perlu ditindaklanjuti oleh guru dengan memperbaiki proses belajar mengajar. Maka dalam proses belajar mengajar dapat 10 S.Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal. 22. 6

memanfaatkan media gambar untuk meningkatkan hasil belajar Al-Qur an Hadist. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijabarkan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PENERAPAN PEMBELAJARAN AL- QUR AN HADIST DENGAN METODE INDEK CARD MATCH PADA MATERI SURAH AN-NASHR KELAS SATU SEMESTER DUA DI MI FUTUHIYYAH MRANGGEN DEMAK. Adapun alasan membahas judul tersebut adalah sebagai berikut: 1. Salah satu faktor keberhasilan dalam proses belajar mengajar adalah strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Strategi pembelajaran guru yang baik yang dapat menyampaikan materi dengan baik akan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik, sebaliknya jika strategi pembelajaran guru yang kurang baik akan menyebabkan peserta didik mala atau cenderung enggan untuk belajar, sehingga minat belajar pada diri peserta didik akan berkurang. Dengan demikian salah satu kunci keberhasilan peserta didik adalah faktor dari guru yang menyampaikan materi itu sendiri, seberapa baik dia mengajar dan seberapa pandai dia menyampaikan materi palejaran, tentu diperlukan metode dan cara khusus pula. 7

2. Al-Qur an Hadist pada anak didik diharapkan dapat meningkatkan agar kualitas akhlak dan keimanan peserta didik dapat bertambah pula. 3. Dalam penelitian ini penulis memilih sebagai objek penelitian karena dari nilai raport peserta didik diketahui bahwa belajar Al-Qur an Hadist di madrasah tersebut belum maksimal. Penulis berasumsi bahwa hal ini disebabkan karena kurangnya partisipasi guru dalam membimbing peserta didik belajar. B. Rumusan masalah Penulis akan memaparkan beberapa masalah yang berakitan dengan judul penelitian ini, bagaimana penerapan pembelajaran Al-Qur an Hadist dengan metode indek card match pada materi surat An-Nashr di MI Futuhiyyah Mranggen Demak? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran dengan metode index card match di MI Futuhiyyah Mranggen Demak semester genap tahun ajaran 2013/2014 kelas 1 materi pokok Surah An-Nasr. 8

D. Manfaat penelitian 1. Secara teoritis a. Sebagai bahan pengetahuan bagi guru dalam mendidik dan membimbing peserta didik agar prestasi hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Al-Qur an Hadist meningkat. b. Untuk menambah khazanah ilmu-ilmu pendidikan khususnya di bidang strategi c. Pembelajaran guru dalam membimbing peserta didik belajar mata pelajaran Al-Qur an Hadist. 2. Secara praktis a. Memberikan masukan kepada guru tentang cara dan upaya agar mereka lebih memperhatikan pola pendidikan dalam mendidik dan meningkatkan hasil belajar Al- Qur an Hadist pada peserta didik. b. Dari segi praktis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan wawasan bagi peneliti, dan diharapkan bisa menjadi referensi bagi para pendidik dalam pengguanaan pendekatan edukatif serta diharapkan dapat mengaplikasinya dalam strategi belajar mengajar secara baik. 9