BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi Pariwisata di Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan destinasi wisata yang sudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sumber pendapatan daerah. Program pengembangan dan pendayagunaan sumber

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP ATRAKSI PARIWISATA AIR DI KAWASAN GILI TRAWANGAN TUGAS AKHIR

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah.program pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sosial dan ekonomi. Menurut undang undang kepariwisataan no 10

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi perhatian besar dari para ahli dan

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan serta menggalakan dunia kepariwisataan kini semakin giat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:

2015 KEMENARIKAN SUNGAI MUSI SEBAGAI WISATA SUNGAI DI KOTA PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kepariwisataan di Indonesia senantiasa membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Destinasi pariwisata merupakan daya tarik bagi kedatangan wisatawan.

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

ARAHAN BENTUK, KEGIATAN DAN KELEMBAGAAN KERJASAMA PADA PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PANTAI PARANGTRITIS. Oleh : MIRA RACHMI ADIYANTI L2D

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

STUDI KELAYAKAN API ABADI MRAPEN SEBAGAI OBYEK WISATA DI KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB V STRATEGI DAN REKOMENDASI. 5.1 Strategi Pengembangan Pariwisata di Kecamatan Badau

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena merupakan salah satu sumber devisa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA RAWA JOMBOR, KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata merupakan industri yang banyak dikembangkan di negaranegara

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

2015 ANALISIS POTENSI EKONOMI KREATIF BERBASIS EKOWISATA DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

BAB I PENDAHULUAN. diangkat, maka tiap-tiap kata dari judul tersebut perlu dijabarkan. 1. Resort : adalah sebuah tempat untuk menginap dimana

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

Ekowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Tritih Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis dan maritim yang kaya akan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan. pengembangan budaya bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ashriany Widhiastuty, 2013

Kawasan Wisata Rowo Jombor, Klaten

Wisata Alam di Kawasan Danau Buyan,Buleleng, Bali. BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kondisi Pariwisata di Indonesia Pengembangan pariwisata sebagai suatu industri merupakan hal penting bagi beberapa negara di dunia seperti halnya Indonesia. Sektor pariwisata masih dijadikan sektor andalan dalam pembangunan negara Indonesia. Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Usaha memperbesar pendapatan asli daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi pariwisata daerah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi. Secara luas pariwisata dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai multidimensi dari rangkaian suatu proses pembangunan (Pembangunan sektor pariwisata menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi dan politik (Spillane, 1994:14)). Dalam pembangunan pariwisata memerlukan langkah-langkah terpadu dan rencana strategis dalam kegiatan pengembangan kegiatan kepariwisataan, guna peningkatan kualitas serta pelestarian warisan sejarah. Warisan sejarah ini tidak hanya dilihat dari keindahan dan keunikannya, tetapi juga yang memiliki nilainilai religius yang dapat dikemas menjadi wisata ziarah yang banyak diminati oleh pengunjung suatu destinasi. Dari sisi pariwisata Nusantara, objek-objek wisata ziarah tersebut merupakan atraksi wisata berskala primer yang nanti mampu menggerakkan motivasi dilakukannya kunjungan atau perjalanan ziarah dari dan intra daerah di Indonesia. Pengembangan wisata ziarah akan membawa pula dampak positif lainnya, khususnya yang terkait dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Pengembangan kepariwisataan yang berdampak positif di sini juga berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai sejarah dan pengembangan wisata ziarah, melalui pemanfaatan seluruh potensi keindahan dan kekayaan alam Indonesia. Pemanfaatan di sini bukan berarti merubah secara total, tetapi lebih berarti mengelola, memanfaatkan, dan melestarikan setiap potensi yang sudah ada, dimana potensi tersebut dirangkaikan menjadi satu daya tarik wisata. 1

Pembangunan bidang pariwisata khususnya wisata ziarah diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat lokal khususnya yang berada di objek wisata, karena sektor pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan di bidang ekonomi. Kegiatan pariwisata merupakan salah satu sektor non-migas yang diharapkan dapat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian negara. Usaha mengembangkan dunia pariwisata ini didukung dengan UU No 10 Tahun 2009 yang menyebutkan bahwa keberadaan objek wisata di suatu daerah akan sangat menguntungkan, antara lain meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), meningkatnya taraf hidup masyarakat dan memperluas kesempatan kerja mengingat semakin banyaknya pengangguran saat ini, meningkatkan rasa cinta lingkungan, serta melestarikan alam dan budaya setempat. Di dalam penelitiannya Nasution, dkk, 2005 dijelaskan bahwa pengamatan terhadap perspektif wisatawan merupakan solusi efektif bagi sebuah daerah yang mengalami perubahan-perubahan persepsi atau pergeseran minat dan harapan terhadap elemen pariwisata yang tersedia di suatu destinasi tersebut. 1.1.2 Kepariwisataan Kota Palembang Kota Palembang adalah ibu kota Provinsi Sumatera Selatan. Palembang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan. Kota Palembang memiliki luas wilayah 99.888,28 km² yang dihuni 1,7 juta orang dengan kepadatan penduduk 4.800/km². Kota Palembang adalah kota air, yang ditengahtengah kota mengalir sungai Musi. Sungai Musi ini membagi kota Palembang atas dua bagian yaitu wilayah seberang ilir dan seberang ulu, dan memiliki potensi yang sangat besar sebagai tempat untuk mengembangkan kualitas produk wisata. (Produk wisata merupakan sumber daya dan fasilitas dari daerah tujuan wisata yang menghasilkan berbagai aktivitas dan fungsi (Murphy, 1985 : 14)). Kota Palembang memiliki berbagai macam objek wisata yang menarik dan berbagai peninggalan sejarah yang menjadikan kota Palembang memiliki berbagai macam objek wisata sejarah. Kota Palembang sangat berperan penting dalam pembangunan bidang kepariwisataan di Provinsi Sumatera Selatan. Palembang juga merupakan waterfront city yang memiliki berbagai macam objek 2

wisata menarik, di antaranya objek dan daya tarik wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, wisata olahraga, wisata minat khusus yang termasuk di dalamnya adalah wisata ziarah. Salah satu objek wisata ziarah di Palembang yang juga banyak dikunjungi oleh wisatawan Nusantara maupun wisatawan Mancanegara khususnya pada saat perayaan hari besar umat Tridharma adalah pulau Kemaro. 1.1.3 Wisata Ziarah Pulau Kemaro Warisan sejarah kota Palembang telah dimanfaatkan secara positif untuk objek wisata, pendidikan, penelitian, sarana perkantoran, tempat hiburan, pengembangan bisnis, dan sarana peribadatan. Saat ini pulau Kemaro pemanfaatannya belum optimal dikarenakan implementasi fisik program pengembangan wisata ziarah pulau Kemaro belum terealisasi dengan baik, baru sebatas rencana program pengembangan DED (Detail Engineering Design). Hal ini karena belum adanya kerjasama dengan investor ( pihak swasta ) dan dana dari Pemerintah. Sementara ini pembenahan wisata terfokus di perbaikan sarana transportasi, gedung perkantoran, pasar, sarana ibadah, terminal dan beberapa sarana umum lainnya yang menunjang kegiatan wisata air. Program pengembangan jangka panjang telah disusun berdasarkan peraturan Walikota Palembang Nomor 6 tahun 2006 tentang penetapan Palembang sebagai kota wisata Sungai. Ada beberapa situs-situs sejarah yang terdapat di sepanjang sungai Musi yang sudah terkenal dan sangat menarik, salah satunya adalah situs sejarah yang terkenal sebagai wisata ziarah yaitu pulau Kemaro. Pulau Kemaro merupakan salah satu wisata ziarah yang terletak di Palembang Sumatera Selatan, sekitar 6 km dari Jembatan Ampera dengan luas luas pulau Kemaro ±50Ha. Selain memiliki pesona alam yang indah, pulau Kemaro identik dengan kota Cina dan masyarakat Tiong Hoa serta adat istiadat dan kehidupan asli masyarakat Palembang. Daya tarik wisata ziarah yang ada di pulau Kemaro berupa adanya peninggalan-peninggalan sejarah (Pagoda berlantai 9, Makam putri Sriwijaya, Kelenteng hok tjing Rio, Kuil Buddha, Pertunjukkan kesenian, dan Ritual keagamaan khususnya umat Tridharma). Sekarang ini terdapat sedikit permasalahan di pulau Kemaro, di antaranya fasilitas sarana dan prasarana serta peninggalan sejarah yang ada belum terawat dengan baik, kualitas 3

produk pariwisata yang mempunyai peranan besar dalam kemajuan wisata ziarah belum bisa diaplikasikan dan dipelihara dengan baik untuk kemajuan ke depannya, dan potensi yang sudah ada di pulau Kemaro seperti peninggalan sejarah harus tetap dijaga kesakralannya dan dikembangakan serta dilestarikan sesuai dengan kondisi yang ada sekarang. Perkembangan wisata ziarah di pulau Kemaro sangat berpengaruh terhadap persepsi dan ekspektasi wisatawan. Persepsi terhadap objek dan daya tarik wisata serta harapan dan kepuasan-kepuasan yang akan diperoleh dari objek wisata tersebut berakumulasi menjadi kekuatan yang besar untuk mendorong seseorang untuk menentukan pilihan atas destinasi wisata yang akan dikunjungi. Menurut Bodlender dan kawan-kawan (1991:4) dalam Ismayanti (2010), membentuk persepsi positif tentang daerah tujuan dengan berbagai atribut-atribut pariwisatanya pada diri wisatawan menjadi salah satu kunci untuk menjamin perkembangan destinasi wisata. Menurut (Yoeti, 2008:9) wisatawan adalah salah satu unsur penting dalam permintaan pariwisata yang merupakan sumber daya wisata, baik produk maupun jasa, dengan syarat mempunyai waktu luang dan dana yang cukup untuk membiayainya. Pada dasarnya pariwisata merupakan suatu keseluruhan hubungan dan gejala-gejala yang timbul dari adanya orang asing, artinya pariwisata yang diadakan untuk wisatawan dengan tujuan agar mereka mau menghabiskan dana yang tersedia pada mereka dalam jumlah tertentu dan menikmati perjalanan demi kepuasan pribadi menuju ke objek dan atraksi wisata, baik berbasis alam, sejarah maupun budaya. Wisata ziarah atau yang sering disebut sebagai wisata pilgrim, adalah jenis pariwisata di mana tujuan perjalanan yang dilakukan adalah untuk melihat atau menyaksikan upacara -upacara keagamaan Yoeti (1996:112), sedangkan Pendit (2002:42) menyatakan bahwa wisata pilgrim adalah sebagai jenis wisata yang sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat, wisata pilgrim banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat -tempat suci, ke makam-makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan. Wisata ziarah pulau Kemaro memiliki daya tarik dan keunikan tersendiri, suasana yang tenang, sakral, serta alam yang 4

menarik bahkan pulau Kemaro merupakan objek wisata kerohanian bagi umat Tridharma. Oleh karena itu, diperlukan adanya penelitian mengenai bagaimana persepsi dan ekspektasi wisatawan terhadap implementasi fisik program pengembangan wisata ziarah di pulau Kemaro. Sehingga penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan meningkatkan perkembangan wisata ziarah di pulau Kemaro sebagai daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung dan kesakralannya masih bisa dijaga dan dipertahankan. 1.1.4 Persepsi dan Ekspektasi Awal Wisatawan Berdasarkan Kondisi Eksisting Menurut persepsi wisatawan lokal secara empiri ketika mengunjungi pulau Kemaro, menyatakan bahwa pulau ini merupakan pulau yang sangat menarik untuk mengenal sejarah kota Palembang, di mana adat istiadat asal mula nenek moyang orang Palembang. Pulau Kemaro juga merupakan destinasi wisata ziarah khas Cina. Di pulau tersebut terdapat Pagoda berlantai 9, Makam Putri Sriwijaya, Kelenteng Hok Tjing Rio, Kuil Buddha, Pohon Cinta. Perjalanan menuju ke sana sangat menyenangkan karena menyusuri sungai Musi dengan speedboat, di mana bisa dilihat bantaran sungai Musi dan kapal-kapal besar di sungai Musi. Kondisi sungai Musi saat ini masih kurang bersih dan fasilitas bangunan sejarah yang ada di pulau Kemaro belum terawat dengan baik. Perjalanan menuju ke pulau Kemaro lebih menyenangkan dibandingkan dengan ketika sudah sampai di sana. Tidak banyak yang bisa dilihat di pulau tersebut, dan lebih dominan atraksi yang ditampilkan khas Cina, hanya ada pagoda dan makam. Hal yang lebih menarik adalah melihat kehidupan masyarakat pinggir sungai ketika dalam perjalanan, terutama pada pagi dan sore hari. Harapan wisatawan itu sendiri terhadap pulau Kemaro, melihat pulau tersebut cukup potensial, maka seharusnya bisa dipercantik dan lebih dikembangkan lagi. Untuk meningkatkan pengembangan wisata ziarah pulau Kemaro, perlu adanya pembangunan dermaga yang bertujuan untuk mendukung fasilitas pulau Kemaro, hal ini dikarenakan wisata sungai saat ini masih menjadi andalan daerah sehingga dermaga tersebut sangat diperlukan. Di samping itu 5

harus menyediakan berbagai atraksi yang menarik bukan saja pada hari besar umat Tridharma, tetapi juga pada hari biasa. Selain itu, agar kunjungan wisatawan lebih lama di pulau Kemaro, sebaiknya dibuat sebuah fasilitas wisata, diantaranya sebuah penginapan atau resort, restoran, taman bermain anak, wisata pemancingan, dan wisata olahraga air. Untuk meningkatkan potensi dan kemampuan dari masyarakat yang tinggal di sekitar pulau Kemaro, sebaiknya dibuat desa wisata sebagai upaya untuk memperkenalkan kehidupan asli dan kesesnian masyarakat Palembang. 1.1.5 Strategi Program Pengembangan dan Implementasi Fisik Program Wisata Ziarah Pulau Kemaro Menurut Yoeti (1996:164) strategi harus dibedakan dengan pengertian taktik. Strategi diperlukan agar suatu perencanaan dapat dilaksanakan secara praktis dan spesifik mungkin, maka di dalamnya harus mencakup pertimbangan dan penyesuaian terhadap reaksi-reaksi orang dan pihak yang dipengaruhi, dalam hal demikian diperlukan suatu strategi yang dapat membantu perencanaan yang telah dibuat. Konsep strategi dimaksudkan adalah bagaimana membuat langkah awal suatu perencanaan atau taktik-taktik apa saja yang akan dilakukan dalam merencanakan, merumuskan kebijakan dalam pengelolaan maupun pengembangan kawasan Rencana strategis Pemerintah kota Palembang untuk pulau Kemaro tahun 2015 adalah pembangunan resort di pulau Kemaro termasuk dalam upaya peningkatan jumlah kunjungan wisata Palembang. Karena itu, untuk pembangunannya tentu akan melibatkan SKPD teknis terkait. FS dan DED (feasibility study dan detail engineering design) dipersiapkan tahun 2015. Rencana strategis berikutnya adalah pengerjaan fisik berupa infrastruktur dan penataan tepian sungai Musi di pulau Kemaro. Adapun untuk fasilitas umum, Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman akan menyiapkan lampu taman dan lampu jalan di kawasan pulau Kemaro. Selanjutnya, Dinas Perhubungan mengupayakan pengadaan fasilitas transportasi pendukung, antara lain lima unit jet ski, tiga unit kapal kayu, dan sebuah dermaga. 6

Implementasi fisik program pengembangan wisata ziarah di pulau Kemaro saat ini belum terealisasi dengan baik, baru beberapa program yang terlaksana, program pengembangan wisata lainnya baru sebatas DED ( Detail Engineering Design ) dan masterplan. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Masalah Yang Berhubungan Dengan Implementasi Fisik Program 1. Implementasi fisik program yang dilakukan Pemerintah saat ini baru sebagian saja, sedangkan program yang lainnya baru sebatas DED ( Detail Engineering Design ). Hal ini dikarenakan lemahnya minat investor untuk berkerjasama dan menanam modal, serta belum mendapatkan dukungan dana dari Pemerintah 2. Implementasi fisik program saat ini masih sebatas penyediaan fasilitas kuliner, penataan dan pengembangan dermaga, konservasi dan perawatan warisan budaya di pulau Kemaro karena baru sedikit bantuan dari Pemerintah, dan kerjasama antara masyarakat lokal dan pengelola objek wisata pulau Kemaro 3. Belum adanya upaya Pemerintah, masyarakat lokal, dan pengelola untuk tetap mempertahankan kesakralan wisata di pulau Kemaro karena belum mengetahui potensi yang ada di pulau Kemaro yang dapat dikembangkan menjadi wisata ziarah yang memiliki karakter dan ciri khas tersendiri 1.2.2 Masalah Sarana Pendukung 1. Sungai sebagai salah satu alat transportasi dan aksesibilitas menuju pulau Kemaro saat ini kondisinya masih kurang bersih dan tidak terawat dengan baik dikarenakan kurangnya partisipasi masyarakat lokal di sekitar kawasan sungai Musi untuk tetap mempertahankan kebersihan lingkungan sekitar Sungai 2. Dermaga perahu saat ini kondisinya masih belum tertata dengan baik dan lokasinya masih menyebar belum terletak di satu tempat, hal ini dikarenakan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah masih belum maksimal 3. Infrastruktur dan sarana pendukung lainnya belum dikelola dan dimanfaatkan dengan baik, karena belum ada upaya Pemerintah untuk memperbaikinya dan belum ada kerjasama dengan investor, masyarakat lokal, serta pengelola objek wisata pulau Kemaro 7

1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan kondisi dan permasalahan di atas, maka dapat ditarik pertanyaan penelitian, yaitu: 1. Apa bentuk implementasi fisik program yang sudah diterapkan oleh Pemerintah dalam konteks pengembangan wisata ziarah di pulau Kemaro 2. Bagaimana persepsi dan ekspektasi wisatawan terhadap implementasi fisik program pengembangan wisata ziarah di pulau Kemaro 3. Bagaimana respon Pemerintah dari hasil persepsi dan ekspektasi wisatawan terhadap implementasi fisik program pengembangan wisata ziarah di pulau Kemaro 4. Bagaimana arahan kebijakan dalam pengembangan wisata ziarah di pulau Kemaro 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui implementasi fisik program yang sudah diterapkan oleh Pemerintah dalam konteks pengembangan wisata ziarah di pulau Kemaro 2. Untuk mengetahui persepsi dan ekspektasi wisatawan terhadap implementasi fisik program pengembangan wisata ziarah di pulau Kemaro 3. Untuk mengetahui respon Pemerintah terhadap hasil persepsi dan ekspektasi wisatawan terhadap implementasi fisik program pengembangan wisata ziarah di pulau Kemaro 4. Untuk mengetahui arahan kebijakan dalam pengembangan wisata ziarah di pulau Kemaro 1.5 Sasaran Penelitian 1. Mengidentifikasi implementasi fisik program pengembangan wisata ziarah di pulau Kemaro yang sudah diterapkan oleh Pemerintah 2. Mengidentifikasi dan menjelaskan hubungan antara persepsi dan ekspektasi wisatawan terhadap implementasi fisik program pengembangan wisata ziarah di pulau Kemaro 8

3. Mengidentifikasi hasil dari respon Pemerintah terhadap persepsi dan ekspektasi wisatawan terhadap implementasi fisik program pengembangan wisata ziarah di pulau Kemaro 4. Menghasilkan arahan rekomendasi kebijakan untuk Pemerintah dalam pengembangan wisata ziarah pulau Kemaro 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat, informasi, serta masukan kepada berbagai pihak yang berkepentingan, di antaranya: 1. Bagi peneliti, untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama masa perkuliahan. 2. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan rekomendasi dan pertimbangan yang berguna bagi Pemerintah sebagai upaya rekomendasi kebijakan dalam upaya meningkatkan pengembangan wisata ziarah di pulau Kemaro sungai Musi Palembang 3. Bagi pembaca, sebagai literatur untuk penelitian selanjutnya. 9

1.7 Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Peneliti Tahun Lokus Judul Tujuan Metode Yudha 2008 Kawasan Preferensi 1.Menemukan preferensi Fenomenologi Pracastino Keraton wisatawan dan penghargaan kualitatif Heston Yogyakarta terhadap wisatawan terhadap Pariwisata kekayaan budaya, Budaya Arsitektur arsitektur, dan tata ruang Kraton Yogyakarta Keraton 2.menemukan bentuk Yogyakarta model kegiatan berwisata Keraton yang dapat memenuhi ekspektasi wisatawan 3.memeberi rekomendasi pengembangan pariwisata Keraton Martinus 2008 Kawasan Preferensi 1.Mengetahui preferensi kualitatif Rakke wisata dan pengunjung terhadap Kuantitatif Pantai ekspektasi aktivitas dan amenitas Nambo pengunjung wisata di pantai mambo Momahe terhadap 2.mengetahui ekspektasi kota aktivitas pengenjung terhadap Kendari dan aktivitas dan amenitas amenitas wisata di pantai mambo wisata di pantai Mambo Momahe kota Kendari Kartika F.Nieamah Harlia Febrianti 2014 Di Candi Prambanan Sleman Yogyakarta 2008 Kawasan wisata Candi Muara Takus di Riau Persepsi Wisatawan mancanega ra terhadap kualitas objek di candi Prambanan Sleman Yogyakarta Persepsi dan Respon Pemerintah dan Pelaku Pariwisata Terhadap Keberadaan Candi Menganalisis dan mendeskripsikan persepsi wisatawan mancanegara sebelum mengunjungi candi Prambanan dan menganalisis persepsi wisatawan mancanenegara terhadap kualitas objek di candi Prambanan 1.Untuk Menggali Informasi, sejauhmana Pemerintah dan pelaku pariwisata memahami keberadaan Candi Muara Takus 2.untuk mengetahui nilainilai yang terkandung dari Dekriptif kualitatif Induktif kulaitatif 10

Ria Dwi Putri 2015 Kawasan Wisata Ziarah Pulau Kemaro Palembang Muara Takus Sebagai Sumber Daya Wisata di Riau Persepsi dan ekspektasi wisatawan terhadap implementa si fisik program pengemban g-an wisata ziarah di Pulau Kemaro Palembang keberadaan Candi Muara Takus 3.untuk menegetahui upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah dan pelaku pariwisata terhadap Candi Muara Takus 1.Untuk mengetahui implementasi fisik program yang sudah diterapkan oleh Pemerintah dalam konteks pengembangan wisata ziarah pulau Kemaro 2.Untuk mengetahui persepsi dan ekspektasi wisatawan terhadap implementasi fisik program pengembangan wisata ziarah di pulau Kemaro 3.Untuk mengetahui respon Pemerintah terhadap persepsi dan ekspektasi wisatawan terhadap implementasi fisik program pengembangan wisata ziarah pulau Kemaro 4.Untuk mengetahui arahan kebijakan dalam pengembangan wisata ziarah pulau Kemaro Deskriptif kualitatif & kuantitatif 11

Pembahasan ANALISA Empiri 1.8 Alur Penelitian Persepsi dan ekspektasi awal wisatawan terhadap wisata ziarah pulau Kemaro ( Empiri ) Strategi Pemerintah terhadap pengembangan wisata ziarah P.Kemaro ( Empiri ) Tinjauan 1. Tinjauan umum Wisatawan dan Pemerintah 2. Faktor-faktor yang memepengaruhi persepsi dan ekspektasi wisatawan KEGIATAN PARIWISATA Teori Utama: Persepsi dan ekspektasi Teori Pendukung A. Pengertian pariwisata secara umum B. Strategi pengembangan pariwisata C. Tinjauan terhadap potensi dan daya tarik wisata D. Tinjauan terhadap wisata ziarah D. Preferensi berwisata IN PUT Variabel 1. Karakteristik wisatawan 4. Pola Kunjunga 2. Fasilitas pelayanan 6. Aksesibilitas 3. Daya tarik objek wisata 7. Infrastruktur Wawancara Pemerintah Strategi program PW I Wisatawan Persepsi & Ekspektasi Implementasi FPPW II Pemerintah Opini respon Hasil persepsi + ekspektasi Wisatawan terhadap Implementasi FPPW A Hasil respon Pemerintah terhadap A Implementasi fisik program pengembangan wisata ziarah p.kemaro III Hasil Persepsi + Ekspektasi Wisatawan thd Implementasi FPPW Teori SPW Respon Pemerintah terhadap hasil persepsi & ekspektasi wisatawan IV OUT PUT KESIMPULAN & HASIL REKOMENDASI KEBIJAKAN (IFPPW ) ke Gambar 1.1 Skema Alur Penelitian (Sumber : Analisis, 2015) 12

13

14