Analisis Relevansi Nilai Laba, Nilai Buku Ekuitas Dan Dividen Terhadap Harga Saham Pada Periode Sekitar Krisis Keuangan Global

dokumen-dokumen yang mirip
Disusun oleh : ARUM DESMAWATI MURNI MUSSALAMAH B

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel-variabel melalui analisis data dalam pengujian hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tahun 2009 sampai Dalam penelitian ini, pengambilan sampel

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Kerangka penelitian. memperhitungkan tingkat return yang dikehendaki dan biaya-biaya modal

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH RETURN ON EQUITY

BAB III METODE PENELITIAN. riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi merupakan keseluruhan dari obyek yang diteliti. Populasi yang

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN. perdagangan, jasa, dan investasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, baik perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini terdiri atas perusahaan automotif yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. sampel adalah mengunakan teknik purposive sampling. Adapun Kriteria yang

BAB III METODE PENELITIAN

RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang listed di BEI pada tahun Penelitian ini akan menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III. berubahnya suatu variabel lain (variabel dependen). Variabel independen. dalam penelitian ini yaitu: Struktur Kepemilikan Manajerial (X 1 ),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui website :

BAB IV METODE PENELITIAN. karena menggunakan data kuantitatif dengan pendekatan statistik

1. Pendahuluan A. Latar Belakang. BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis Volume 19, Nomor 2, Desember 2015, hlm 79-88

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut

BAB IV PEMBAHASAN. Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

DESAIN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun kuantitatif berupa laporan keuangan dan annual report yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang tercatat (listing) di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode. laporan keuangan tahun 2013 sampai tahun 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. purposive sampling dengan bebrapa pertimbangan kriteria tertentu yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausal komparatif

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

PENDANA. (Studi. Disusun Oleh: ARI RTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH CURRENT RATIO (CR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), TOTAL ASSET SHARE (DPS) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

BAB III METODE PENELITIAN. termasuk ke dalam jenis penelitian hypothesis testing karena tujuan dari penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder.

Keywords : Current Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Dividend Payout Ratio (DPR). vii Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH UKURAN, PERTUMBUHAN, DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari laporan keungan tahunan 2010 sampai dengan tahun

BAB III METODE PENELITIAN Data ini dipilih karena seperti pada data yang telah dikutip dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. variabel dependen yang digunakan dalam model analisis regresi linear berganda.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Deskriptif Rata-rata Standar Deviasi

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci: kinerja keuangan, current ratio, debt to equity ratio, return on assets, earning per share, harga saham

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh:

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode purposive sampling, artinya bahwa populasi yang akan dijadikan

, RETURN ON EQUITY, DEBT TO EQUITY RATIO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Indonesia periode Penelitian ini menggunakan PBV, ROE, dan PER

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian empiris. Penelitian empiris

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. 2004:12). Variabel dalam penelitian ini adalah leverage (DAR), profitabilitas

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah semua perusahaan BUMN Go Public yang tercatat di

PENGARUH RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN DI BEI PERIODE

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Current Ratio, Return on

Ellyn Octavianty Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan. Fridayana Aprilia Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PENGARUH FIRM SIZE, ROE, ROI, GROWTH DAN NPM TERHADAP DPR. Arif Siswanto ABSTRAK

: JAYANTI NUSARI HARYANTO NPM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Arus Kas, Laba Akuntansi dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Properti dan Real Estate

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan investasi merupakan pertimbangan untuk harapan. meningkatnya nilai dan perhatian terhadap memperkecil resiko di masa

BAB IV METODE PENELITIAN. 2 variabel atau lebih dengan mencari pengaruh variabel independen terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan melihat pengaruh Adopsi IFRS terhadap Earnings Response

Transkripsi:

1 Analisis Relevansi Nilai Laba, Nilai Buku Ekuitas Dan Dividen Terhadap Harga Saham Pada Periode Sekitar Krisis Keuangan Global Krisna Adi Pangestu Fakultas Ekonomi The purpose of this study is to provide empirical evidence of the value relevance of earnings, book value and dividends in explaining the market value of firms and examine some of the conditions around the period of the global financial crisis. This study uses samples from the entire non-financial companies listed on the Indonesia Stock Exchanges with certain criteria in 2006-2011. The results of this study indicate that earnings, book value and dividends affect stock prices during the period of global financial crisis. The results also show that in the period before and after the crisis, earnings and book value have a high value relevance. However, in the crisis period, the value relevance of earnings and book value are lower than in the period before and after the crisis. Keywords: Value relevance, earnings, book value of equity, dividends, global financial crisis 1. LATAR BELAKANG Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh angka akuntansi terhadap harga saham, namun banyak diantaranya tidak menyediakan bukti empiris mengenai relevansi nilai informasi akuntansi pada periode krisis keuangan global. Penelitian mengenai relevansi nilai informasi akuntansi di Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya menunjukkan hasil yang sama yaitu sejumlah informasi akuntansi relevan untuk mengukur nilai perusahaan (Graham et al., 2000). Tetapi relevansi nilai informasi akuntansi di beberapa negara di Asia menunjukkan gerakan yang fluktuatif dikarenakan beberapa kendala, salah satunya adalah krisis keuangan. Krisis keuangan global yang dirasakan Indonesia dapat terlihat dari jatuhnya indeks di Bursa Efek Indonesia. Hal tersebut tidak terlepas dari banyaknya investor asing yang terlibat di bursa yang kemudian menarik dananya. Pada saat perusahaan menghadapi kondisi perekonomian yang tidak stabil atau lebih buruk

2 lagi mengalami kerugian maka terjadi perubahan relevansi nilai terhadap informasi keuangan (Almilia dan Sulistyowati, 2007). Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah informasi akuntansi (laba, nilai buku ekuitas dan dividen) memiliki relevansi nilai pada periode sebelum, saat dan setelah krisis keuangan global dan membandingkan relevansi nilai pada periode sebelum, saat, dan setelah krisis keuangan global tersebut sehingga dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi apakah ada dampaknya terhadap harga saham. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan nonkeuangan yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2011 2. TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Relevansi nilai merupakan pelaporan angka-angka akuntansi yang memiliki suatu model prediksi berkaitan dengan nilai-nilai pasar sekuritas. Gu (2002) mendefinisikan relevansi nilai adalah kemampuan menjelaskan (explanatory power) informasi akuntansi terhadap harga atau return saham. Penelitian mengenai relevansi nilai dirancang untuk memberikan manfaat nilai-nilai akuntansi terhadap penilaian ekuitas perusahaan. Kriteria relevan dari standar akuntansi keuangan sangat melekat dengan konsep relevansi nilai karena jumlah suatu angka akuntansi akan relevan jika jumlah yang disajikan merefleksikan informasi-informasi yang relevan dengan penilaian suatu perusahaan. Al-Hares (2012) melakukan penelitian untuk menguji apakah ada pengaruh relevansi nilai laba, nilai buku ekuitas dan dividen pada perusahaan non keuangan yang listed di Kuwait Stock Exchange periode 2003-2009. Penelitian ini menggunakan 4 model dan salah satu model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang juga digunakan oleh Ohlson (1995). Hasil dari penelitian ini menunjukkan dividen tidak memiliki relevansi nilai menggunakan model dalam penelitian tersebut. Penelitian ini juga membuktikan, bahwa ketika dividen digunakan sebagai pengganti laba akan memiliki relevansi nilai. Almilia dan Sulistyowati (2007) menjelaskan mengenai pengaruh relevansi nilai pada saat periode krisis di tahun 1998. Penelitian ini menggunakan variabel-variabel laba bersih, arus kas operasi dan nilai buku ekuitas. Metode

3 statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah regresi berganda. Penelitian ini menggunakan tiga model untuk menguji hipotesis, model pertama menggunakan periode pra-krisis sebagai periode observasi, model kedua menggunakan periode krisis sebagai periode observasi, dan model yang ketiga menggunakan periode pasca-krisis sebagai periode observasi. Hasilnya menunjukkan bahwa laba bersih dan arus kas operasional memiliki relevansi nilai pada pra dan pasca masa krisis. Temuan lainnya pada penelitian ini bahwa nilai buku ekuitas memiliki relevansi nilai pada periode krisis meskipun memiliki korelasi yang negatif. Beberapa penelitian yang mengawali studi-studi tersebut antara lain, (Ball dan Brown, 1968). Penelitian tersebut menguji relevansi nilai laba dan nilai buku ekuitas. Variabel laba diduga memiliki nilai relevan karena memiliki hubungan statistik dengan harga saham yang mencerminkan nilai perusahaan (Ball dan Brown, 1968). Nilai buku diduga memiliki nilai relevan karena nilai buku merupakan pengganti (proksi) untuk pendapatan normal masa depan yang diharapkan (Ohlson, 1995). Studi terkini membuktikan bahwa laba dan nilai buku ekuitas masih tetap memiliki nilai relevan. Di Indonesia, penelitian mengenai relevansi nilai banyak membuktikan relevansi laba dan nilai buku ekuitas menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu dan sebagai dasar ekspektasi investor masa mendatang. Relevansi laba dan nilai buku ekuitas juga berhubungan dengan kebijakan pembagian dividen, kualitas akrual dan ukuran perusahaan (Anggono dan Baridwan, 2003). Dari hasil penelitian-penelitian tersebut dapat diindikasikan bahwa laba dan nilai buku ekuitas masih merupakan variabel penting dalam proses penilaian perusahaan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji relevansi nilai laba, nilai buku ekuitas, dan dividen pada sekitar periode krisis keuangan global dan apakah terjadi perubahan relevansi nilai pada saat krisis keuangan global terjadi dibandingkan dengan periode sebelum dan sesudah krisis keuangan global. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

4 H 1 : Laba memiliki relevansi nilai pada periode sebelum, saat dan setelah krisis keuangan global. H 2 : Relevansi nilai laba pada periode saat krisis lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelum dan setelah krisis keuangan global. H 3 : Nilai buku ekuitas memiliki relevansi nilai pada periode sebelum, saat dan setelah krisis keuangan global. H 4 : Relevansi nilai buku ekuitas lebih rendah pada periode saat krisis dibandingkan dengan periode sebelum dan setelah krisis keuangan global. H 5 : Dividen memiliki relevansi nilai pada periode sebelum, saat dan setelah krisis keuangan global. 3. METODE PENELITIAN. 3.1 Data Penelitian Data sekunder yang dikumpulkan dari beberapa sumber sebagaimana dimaksud pada poin 3.3 di atas yang digunakan dalam penelitian meliputi: 1) Data perusahaan non keuangan yang terdaftar dan melakukan perdagangan saham aktif di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2006 sampai dengan 2011. Klasifikasi perusahaan yang digunakan adalah klasifikasi berdasarkan indeks Jakarta Stock Industrial Classification (JASICA) yang diperoleh dari IDX Factbook. 2) Data harga seluruh saham yang diperdagangkan pada saat penutupan di akhir bulan kalender perdagangan dari bulan Januari 2006 sampai dengan bulan Desember 2011. Data ini diperoleh dari situs IDX (www.idx.com) pada bulan April 2013. 3) Data laba, nilai buku ekuitas dan dividen. Data ini diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory dan Datastream Pusat Data Ekonomi dan Bisnis Fakultas Ekonomi pada bulan April 2013.

5 3.2 Metode Pengambilan Sampel Penentuan sampel dalam penelitian ini akan dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu pemilihan anggota-anggota sampel yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah di tentukan dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif, pertimbangan kriteria sampel yang diambil adalah sebagai berikut : (1) Perusahaan sampel adalah Perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurun waktu Januari 2006 Desember 2011, dan tidak listed atau delisted selama tahun pengamatan tersebut, (2) Laporan Keuangan dinyatakan dalam Rupiah. (3) Laporan keuangan harus mempunyai tahun buku yang berakhir per 31 Desember. (4) Mengeluarkan kebijakan dividen dalam bentuk pembayaran dividen kas. (5) Memiliki data laporan keuangan lengkap dan data pasar modal berupa harga pasar saham pada 3 bulan setelah akhir tahun buku. Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan yang membayarkan dividen tunai dari tahun 2006 sampai 2011. Apabila ada yang tidak mengeluarkan kebijakan dividen dalam bentuk pembayaran dividen kas pada tahun pengamatan maka dikeluarkan dari sampel. Sehingga jumlah perusahaan non-keuangan yang dijadikan sampel adalah sebanyak 57 perusahaan. 3.3 Identifikasi Variabel 3.3.1 Variabel Dependen Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham. Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham penutupan (closing price) 3 bulan setelah diterbitkannya laporan keuangan (Collins et al., 1997). Penelitian ini menggunakan harga saham tiga bulan setelah tanggal neraca adalah untuk memastikan bahwa informasi dalam laporan keuangan pada periode tersebut tercermin dalam harga pasar dan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI mengeluarkan laporan keuangan 3 bulan setelah tanggal neraca.

6 3.3.2 Variabel Independen 3.3.2.1 Laba Laba diukur dengan menggunakan rasio Earning Per Share. Menurut Tjiptono (2001) Earning per share (EPS) dapat dihitung dengan rumus : Laba Per Lembar Saham = Laba bersih setelah bunga dan pajak Jumlah saham yang beredar 3.3.2.2 Nilai Buku Ekuitas Nilai buku ekuitasper lembar saham (book value per share) menunjukkan aset bersih (net assets) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Aset bersih adalah total ekuitas pemegang saham, sehingga nilai buku ekuitas per lembar saham adalah total ekuitas dibagi jumlah lembar saham yang beredar. Nilai Buku Ekuitas Per Saham = Total Ekuitas Jumlah saham yang beredar 3.3.2.3 Dividen Dividen diukur dengan menggunakan dividen kas (cash dividend) per lembar saham atau dividen yang dibayarkan pada tahun buku. Dividen Per Lembar Saham = Dividen kas Jumlah saham yang beredar 3.3.3 Variabel Pengendali 3.3.3.1 Debt to Equity Ratio Rasio Debt to Equity menunjukkan utang yang digunakan terhadap total ekuitas. Semakin tinggi DER maka risiko keuangan yang harus ditanggung investor juga akan semakin tinggi (Clarke et al. 2010). Menurut Ang (1997) ntuk menghitung DER digunakan rumus: Debt to Equity Ratio = Total Utang TotalEkuitas

7 3.3.3.2 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi harga saham disebabkan investor memiliki harapan untuk mendapatkan dividen. Besar kecilnya perusahaan dapat diukur dengan menggunakan perhitungan nilai logaritma natural dari total aset perusahaan (Hartono, 2001). SIZE = lntotal Asset 3.4 Model Penelitian Untuk menguji pengaruh relevansi nilai laba, nilai buku ekuitas, dan dividen terhadap harga saham pada periode sebelum krisis, saat krisis dan setelah krisis dengan model regresi linier berganda sebagai berikut: P = α 0 + α 1 E + α 2 BV + α 3 DIV + α 4 DER + α 5 SIZE + e Keterangan: α 0 α 1 - α 5 P E BV DIV DER SIZE e = konstanta = koefisien variabel bebas/independen = harga saham perusahaan i pada tahun t = laba per lembar saham perusahaan i pada tahun t = nilai buku ekuitas per lembar saham perusahaan i pada tahun t = dividen kas per lembar saham yang diumumkan atau dibayarkan perusahaan i pada tahun t = rasio utang terhadap ekuitas perusahaan i pada tahun t = ukuran perusahaan i pada tahun t = galat (errors) 3.5 Teknik Pengolahan Data Penelitian ini menggunakan data cross section. Untuk menguji hipotesis yang telah dikembangkan, penelitian ini melakukan analisis statistik menggunakan regresi ordinary least square (OLS). Adapun tahapan- tahapan pengujian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

8 1 Pengujian outliers untuk variabel dependen dan variabel independen sebelum mengolah data lebih lanjut dengan menggunakan kriteria, yaitu nilai rata-rata ± (3 x standar deviasi). Jika terdapat outliers, maka akan dilakukan treatment dengan menggunakan winsorizing, yaitu mengganti nilai variabel yang termasuk dalam outliers dengan nilai variabel yang mendekati batas atas atau batas bawah kriteria outliers. 2 Pengolahan data untuk memperoleh statistik deskriptif dengan menggunakan program Eviews 7. 3 Pengujian untuk menentukan pendekatan yang digunakan dalam model penelitian. 4 Pengujian asumsi klasik untuk melihat apakah terdapat masalah multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. 5 Pengujian statistik (uji F, adjusted R 2, dan uji t). 6 Analisis hasil regresi. 4. HASIL PENELITIAN 4.1 Uji Asumsi Klasik Dalam menghasilkan suatu analisis yang akurat, suatu persamaan regresi sebaiknya terbebas dari asumsi-asumsi klasik yang harus dipenuhi antara lain uji autokorelasi, normalitas, multikolinearitas, dan heterokedastisitas (Ghozali, 2005). 4.1.1 Uji Normalitas Model regresi yang ideal memiliki data yang persebarannya terdistribusi secara normal atau mendekati normal. Gujarati (2006) menyatakan normalitas tidak harus dipenuhi secara mutlak. sehingga uji normalitas hanya perlu dilakukan jika jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian kurang dari 30 sampel. Untuk model penelitian yang menggunakan jumlah sampel lebih besar dari 30, uji normalitas tidak harus dilakukan. 4.1.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebasnya. Model yang baik seharusnya

9 tidak terjadi korelasi antara variabel bebasnya, deteksi ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF dan tollerance statistic. Tabel 4.2 Uji Multikolinearitas Periode Sebelum Krisis (2006-2007) Sumber: data sekunder diolah Sumber: data sekunder diolah Sumber: data sekunder diolah Variable VIF 1/VIF E 4.05 0.246732 BV 3.54 0.282608 DIV 2.77 0.361639 DER 1.14 0.880583 SIZE 1.1 0.908088 Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas Periode Saat Krisis Keuangan (2008-2009) Variable VIF 1/VIF E 6.33 0.15808 BV 3.7 0.270372 DIV 3.34 0.299758 DER 1.13 0.88826 SIZE 1.06 0.941034 Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas Periode Setelah Krisis Keuangan (2010-2011) Variable VIF 1/VIF E 5.87 0.17049 BV 5.4 0.185217 DIV 1.54 0.647353 DER 1.06 0.943853 SIZE 1.05 0.952238 Berdasarkan hasil output di atas, maka untuk periode sebelum krisis (Tabel 4.2), periode saat krisis (Tabel 4.3) dan periode setelah krisis (Tabel 4.4) tidak ditemukan adanya multikolinearitas dikarenakan tidak ada nilai VIF yang lebih

10 dari 10 dan nilai tollerance statistic yang kurang dari 0.1 sehingga dapat disimpulkan data untuk periode sebelum, saat dan setelah krisis bebas dari multikolinearitas. 4.1.3 Uji Autokorelasi Tabel 4.5 Uji Autokorelasi Durbin- Watson Sebelum Krisis Saat Krisis Setelah Krisis stat 2.037596 1.815059 1.651286 Dari hasil regresi periode sebelum, saat dan setelah krisis keuangan didapatkan nilai Durbin-Watson seluruhnya berada pada kisaran 2. Oleh sebab itu, tidak ada masalah autokorelasi di dalam ketiga kondisi tersebut. 4.1.4 Uji Heteroskedastisitas Tabel 4.6 Heteroskedasticity test: White Periode Sebelum Krisis Keuangan (2006 2007) F-statistic 115.0362 Prob. F(20,93) 0.0000 Obs*R-squared 109.5709 Prob. Chi-Square(20) 0.0000 Scaled explained SS 546.3168 Prob. Chi-Square(20) 0.0000 Sumber: data sekunder diolah Tabel 4.7 Heteroskedasticity test: White Periode Saat Krisis Keuangan (2008 2009) F-statistic 24.05050 Prob. F(20,93) 0.0000 Obs*R-squared 95.52994 Prob. Chi-Square(20) 0.0000 Scaled explained SS 521.6277 Prob. Chi-Square(20) 0.0000 Sumber: data sekunder diolah Tabel 4.8 Heteroskedasticity test: White Periode Setelah Krisis Keuangan (2010 2011) F-statistic 24.05050 Prob. F(20,93) 0.0000 Obs*R-squared 95.52994 Prob. Chi-Square(20) 0.0000 Scaled explained SS 521.6277 Prob. Chi-Square(20) 0.0000

11 Sumber: data sekunder diolah Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa model regresi yang digunakan terdapat heteroskedastisitas dikarenakan nilai prob. Chi-Square nya < 0.05. Hal tersebut berarti varians kesalahan (error) bersifat heteroskedastisitas. Pemecahan masalah heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan White Treatment. 4.2 Pengujian Hipotesis Dalam pengolahan data menggunakan regresi linier, dilakukan beberapa tahapan dalam mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Hasil persamaan regresi linier dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.9 Ringkasan Uji Regresi pada Periode Sebelum Krisis Keuangan (2006-2007) P = α 0 + α 1 E + α 2 BV + α 3 DIV + α 4 DER + α 5 SIZE + e Variabel independen Coefficient t-statistic Prob. Expected Sign C -9966.55-1.397 0.00826 E 11.39 4.030 0.00005*** H1 + BV -0.92-2.247 0.0133** H3 + DIV 2.89 1.079 0.1416 H5 + DER -530.05-1.139 0.1287 - SIZE 419.17 1.556 0.0613* + R-squared 0.760941 Adjusted R-squared 0.749874 F-statistic 68.75429 Prob(F-statistic) 0 ***signifikan pada α = 1% **signifikan pada α = 5% *signifikan pada α = 10% Sumber: data sekunder diolah

12 Tabel 4.10 Ringkasan Uji Regresi pada Periode Saat Krisis Keuangan (2008-2009) P = α 0 + α 1 E + α 2 BV + α 3 DIV + α 4 DER + α 5 SIZE + e t Variabel Independen Coefficient t-statistic Prob. Expected Sign C -16300.45-1.59783 0.0565 E 1.575307 1.93201 0.0023*** H1 + BV -0.591413-2.24132 0.0135** H3 + DIV 11.58135 10.14627 0.0000*** H5 + DER 1042.911 2.151691 0.0168** - SIZE 606.8136 1.701088 0.0459** + R-squared 0.789025 Adjusted R-squared 0.779258 F-statistic 80.78199 Prob(F-statistic) 0 ***signifikan pada α = 1% **signifikan pada α = 5% *signifikan pada α = 10% Sumber: data sekunder diolah P = Tabel 4.11 Ringkasan Uji Regresi pada Periode Setelah Krisis Keuangan (2010-2011) α 0 + α 1 E + α 2 BV + α 3 DIV + α 4 DER + α 5 SIZE + e t Variabel Independen Coefficient t-statistic Prob. Expected Sign C 5188.177 0.187742 E 16.70593 5.985072 0.0000*** H1 + BV -1.617287-1.474917 0.0715* H3 + DIV -8.871183-1.34117 0.0913 H5 + DER 243.2644-1.378847 0.0854 - SIZE 54.74141 0.057135 0.4772 + R-squared 0.799356 Adjusted R-squared 0.782381 F-statistic 121.784 Prob(F-statistic) 0 ***signifikan pada α = 1% **signifikan pada α = 5% *signifikan pada α = 10% Sumber: data sekunder diolah

13 4.2.1 Pengujian Hipotesis 1 Hipotesis diterima. Pada periode sebelum krisis (Tabel 4.9), saat krisis (Tabel 4.10) dan setelah krisis (Tabel 4.11), laba memiliki pengaruh terhadap harga saham. Pada periode sebelum krisis nilai probabilitas laba sebesar 0,00005, nilai probabilitas laba pada periode saat krisis sebesar 0,0023, dan nilai probabilitas laba pada periode setelah krisis sebesar 0.0000. Nilai probabilitas laba untuk periode-periode tersebut signifikan pada α sebesar 1%. Hal ini menunjukkan pada periode sebelum, saat dan setelah krisis keuangan global, investor menggunakan informasi-informasi keuangan seperti laba dalam menilai perusahaan dan menganggap bahwa laba per lembar saham memiliki relevansi nilai informasi akuntansi untuk mencerminkan nilai perusahaan. 4.2.2 Pengujian Hipotesis 2 Tabel 4.12 Pengujian Relevansi Nilai Laba Periode Adjusted R 2 E Sebelum Krisis (2006-2007) 0.716835 Saat Krisis (2008-2009) 0.530717 Setelah Krisis (2010-2011) 0.751586 sumber: data sekunder diolah Hipotesis diterima. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Easton dan Harris (2001) yang dinyatakan dalam Andriantomo dan Yudianti (2013) bahwa untuk menganalisis relevansi nilai dari variabel secara individu terhadap harga saham dapat dilihat dari nilai adjusted R 2 dari variabel tersebut. Berdasarkan Tabel 4.12, relevansi nilai informasi akuntansi atas laba per lembar saham pada periode saat krisis menurun, hal tersebut ditandai dari nilai adjusted R 2 yang mengalami penurunan yaitu menjadi sebesar 0,530717. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelum dan setelah krisis yaitu sebesar 0,716875 dan 0,751586. Nilai adjusted R 2 laba yang lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelum dan sesudah krisis ini memiliki arti bahwa pada periode krisis,

14 variabel laba berpengaruh lebih kecil dibanding sebelum dan sesudah krisis. Hasil penelitian membuktikan secara empiris bahwa hipotesis yang dikembangkan atas relevansi nilai dari laba per lembar saham yang diduga akan lebih rendah pada periode krisis diterima. Pada periode krisis, investor cenderung sedikit menggunakan informasi laba, disebabkan ada keraguan investor terhadap informasi laba yang dikeluarkan perusahaan. Investor menganggap terdapat kemungkinan perusahaan untuk melakukan manajemen laba, sehingga relevansi nilai informasi laba lebih rendah pada periode krisis. 4.2.3 Pengujian Hipotesis 3 Hipotesis diterima. Pada periode sebelum krisis (Tabel 4.9), saat krisis (Tabel 4.10) dan setelah krisis (Tabel 4.11), nilai buku ekuitas (BV) memiliki pengaruh terhadap harga saham. Hal tersebut ditunjukkan pada nilai probabilitasnya yaitu 0,0133 pada periode sebelum krisis dan 0,0135 pada periode saat krisis (signifikan pada α sebesar 5%) dan 0,0715 pada periode setelah krisis (signifikan pada α sebesar 10%). Dalam hal ini, investor menggunakan informasi-informasi keuangan seperti nilai buku ekuitas dalam menilai perusahaan. Nilai buku ekuitas yang berkorelasi negatif terhadap harga saham menunjukkan semakin besar nilai buku ekuitas tersebut justru harga saham akan semakin turun. Nilai buku ekuitas yang berkorelasi negatif pada periode krisis dapat dikarenakan ketika periode krisis investor cenderung tidak melihat perusahaan yang memiliki nilai buku ekuitas yang besar. Nilai buku ekuitas yang berkorelasi negatif juga dapat dikarenakan pada periode tersebut nilai buku ekuitas tidak memiliki kontribusi yang unik dalam menjelaskan variasi harga saham karena semua informasi yang terkandung pada nilai buku ekuitas telah tercakup oleh laba.

15 4.3.4 Pengujian Hipotesis 4 Tabel 4.13 Pengujian Relevansi Nilai Buku Ekuitas sumber: data sekunder diolah Periode Adjusted R 2 BV Sebelum Krisis (2006-2007) 0.381743 Saat Krisis (2008-2009) 0.250026 Setelah Krisis (2010-2011) 0.496482 Hipotesis diterima. Berdasarkan Tabel 4.13, relevansi nilai dari nilai buku ekuitas pada periode krisis lebih rendah dibandingkan periode sebelum dan setelah krisis. Pada periode krisis relevansi nilai variabel nilai buku ekuitas sebesar 0,250026 yang lebih rendah dibandingkan periode sebelum dan setelah krisis keuangan global, yaitu sebesar 0,381743 dan 0,496482. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada periode krisis investor cenderung tidak melihat informasi yang terkandung dalam nilai buku. 4.2.5 Pengujian Hipotesis 5 Hipotesis ditolak. Pada periode sebelum dan setelah krisis keuangan (Tabel 4.9 dan Tabel 4.11) dapat dilihat dividen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada periode tersebut yang dapat dilihat dari nilai probabilitasnya yang lebih besar dari nilai α. Namun pada periode saat krisis (Tabel 4.10) dividen justru memiliki relevansi nilai dilihat dari nilai probabilitasnya sebesar 0,0000 yang signifikan pada α 1%. Hal ini menunjukkan ketika periode krisis kebijakan dividen adalah cara manajemen untuk memberitahukan investor bahwa perusahaan akan memiliki prospek yang baik meskipun sedang terjadi kondisi krisis, dan dengan membagikan dividen meskipun pada keadaan kondisi perekonomian yang tidak stabil dikarenakan adanya tekanan pada stabilitas keuangan di Indonesia akan menimbulkan respon pasar yang positif (Bringham, 1999; Watts,1973; dalam Zainafree, 2005).

16 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menguji apakah ada relevansi nilai dari variabel laba, nilai buku, dan dividen pada periode sekitar periode krisis global. Penelitian ini membuktikan pada periode sebelum, saat dan setelah krisis keuangan global, laba memiliki pengaruh terhadap harga saham. Pada periode tersebut, investor menggunakan informasi akuntansi laba dalam menilai perusahaan. Pada periode sebelum krisis dan setelah krisis, laba memiliki relevansi nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan periode krisis. Hal ini menunjukkan pada periode sebelum dan setelah krisis investor melihat informasi laba per lembar saham dalam menilai perusahaan. Pada periode krisis justru sebaliknya, relevansi nilai laba menjadi lebih rendah dibandingkan pada periode sebelum dan setelah krisis. Hal ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan investor ragu dalam melihat informasi keuangan terutama laba perusahaan pada periode krisis, sebab manajemen perusahaan lebih berisiko melakukan earnings management. Nilai buku ekuitas memiliki relevansi nilai pada periode sebelum, saat dan setelah krisis. Hal ini menunjukkan pada periode tersebut investor menganggap nilai buku cukup penting sehingga berperan dalam pengambilan keputusan investasi. Nilai buku yang memiliki korelasi negatif menunjukkan investor melihat nilai buku yang besar justru dapat menurunkan harga saham akibat adanya krisis keuangan global. Relevansi nilai atas nilai buku ekuitas pada periode krisis lebih rendah dibandingkan periode sebelum dan setelah krisis, hal tersebut menunjukkan bahwa pada periode krisis investor cenderung tidak melihat informasi nilai buku ekuitas. Selain itu pada periode krisis dividen memiliki relevansi nilai. Hal ini sesuai dengan dividend signalling theory yang menyatakan bahwa investor menganggap dengan membagikan dividen ketika kondisi keuangan tidak stabil merupakan sinyal bahwa perusahaan tetap memiliki profitabilitas di masa depan.

17 5.2 Keterbatasan Penelitian Sampel penelitian ini terbatas pada perusahaan non-keuangan yang terdaftar di bursa yang hanya mengeluarkan kebijakan dividen. Pengambilan data-data keuangan dalam laporan ini terbatas pada data yang tersedia di datastream dan laporan kinerja ICMD sehingga terdapatnya data yang tidak tersedia yang berakibat pada jumlah sampel yang digunakan menjadi tidak terlalu banyak. Periode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini hanya selama enam tahun sehingga kurang mencerminkan keadaan pasar modal yang sebenarnya. Penelitian ini hanya menggunakan faktor internal saja (informasi akuntansi), tidak banyak memperhitungkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi harga saham. 5.3 Saran untuk Penelitian Selanjutnya Dapat dikembangkan variabel-variabel lain sebagai variabel independen yang lebih mampu menjelaskan variabel dependen nilai pasar, seperti ROA, ROE dan variabel informasi lain seperti modal intelektual. Diharapkan juga dapat memperhatikan karakteristik industri perusahaan. Peneliti hanya melakukan penelitian selama enam tahun sehingga kurang mencerminkan keadaan pasar modal yang sebenarnya sehingga untuk penelitian yang akan datang diharapkan dapat mencakup periode yang lebih panjang. Penelitian berikutnya diharapkan dapat memperbanyak sampel penelitian, baik dengan memperpanjang periode pengamatan dan jenis perusahaan.

18 DAFTAR REFERENSI Al-Hares, Naser M. Abughazaleh, dan Ayman E. Haddad. 2012. Value Relevance of Earnings, Book Value, and Dividends in Emerging Capital Market. Global Finance. Almilia, Luciana Spica dan Dwi Sulistyowati. 2007. Analisa terhadap Relevansi Nilai Laba, Arus Kas Operasi dan Nilai Buku Ekuitas pada Periode Di sekitar Krisis Keuangan pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. Proceeding Seminar Nasional Inovasi dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Bisnis, FE Universitas Trisakti. Jakarta. Andriantomo dan Fr. Ninik Yudianti. 2013. The Value Relevance of Accounting Information at Indonesia Stock Exchange. International Conference on Business, Economics, and Accounting. Bangkok Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Jakarta Anggono, A. dan Zaki Baridwan. 2003. Pengaruh Kebijakan Pembagian Deviden, Kualitas Akrual, dan Ukuran Perusahaan pada Relevansi Nilai Deviden, Nilai Buku, dan Laba, Simposium Nasional Akuntansi VI, Ikatan Akuntan Indonesia. Ball, R., dan P. Brown. 1968. An Empirical Evaluation of Accounting Income Numbers. Journal of Accounting Research (Autumn). Collins, D., E. Maydew dan L. Weis. 1997. Changes In The Value Relevance Of Earnings And Book Values Over The Past Forty Years. Journal of Accounting and Economics. Vol. 24. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Graham, R., R., King, dan J. Bailes, 2000. The Value Relevance of Accounting Information During A Financial Crisis Period. Journal of Accounting. Gu, Zhaoyang. 2004. Across-Sample Incomparability of R 2 and Additional Evidence on Value Relevance Changes OverTime. Journal of Business Finance and Accounting. Gujarati, Damodar. (1992), Essentials Of Econometrics. McGraw Hill International Edition. USA. Hartono, Jogiyanto. 2001. Analisis Investasi dan Portofolio. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.

19 Ohlson, J.A. 1995. Earnings, Book Values, and Dividends in Equity Valuation. Contemporary Accounting Research. 661-687. Tjiptono Darmaji, Hendy M. Fakhrudin. 2001. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat..