DESAIN SISTEM JARINGAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PEDESAAN (STUDI KASUS DESA WAREMBUNGAN)

dokumen-dokumen yang mirip
DESAIN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN TINOOR

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA RANOLAMBOT KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA

PENINGKATAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN WOLOAN SATU UTARA KECAMATAN TOMOHON BARAT KOTA TOMOHON

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KELURAHAN KAYAWU KOTA TOMOHON

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN POSO KOTA SULAWESI TENGAH

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA UUWAN KECAMATAN DUMOGA BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DESA LOBONG, DESA MUNTOI, DAN DESA INUAI KECAMATAN PASSI BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SOYOWAN KECAMATAN RATATOTOK KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA PILOLODAA KOTA GORONTALO

PENINGKATAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN PINARAS

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANDENGAN, KECAMATAN ERIS, KABUPATEN MINAHASA

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN LAHENDONG KECAMATAN TOMOHON SELATAN KOTA TOMOHON

PENGEMBANGAN SISTIM PELAYANAN AIR BERSIH

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAWASAN PERUMAHAN GRIYA PEMULA (WELONG ABADI) KECAMATAN PALDUA MANADO

ALTERNATIF PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA SEA KOTA MANADO

PENGEMBANGAN SISTEM PELAYANAN AIR BERSIH DI KELURAHAN GURABUNGA KOTA TIDORE KEPULAUAN

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA DUMOGA II KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Di Desa Manembo Kecamatan Langowan Selatan Kabupaten Minahasa

Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Di Desa Taratara Kecamatan Tomohon Barat

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SULUUN SATU KECAMATAN SULUUN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA KIMA BAJO KECAMATAN WORI

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DI DESA PAKUURE TINANIAN

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA PATOKAAN KECAMATAN TALAWAAN KABUPATEN MINAHASA UTARA

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA MUNTE KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA

Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Di Desa Suluun Tiga Kecamatan Suluun Tareran Kabupaten Minahasa Selatan

PERENCANAAN SISTEM PELAYANAN AIR BERSIH DI KELURAHAN BONKAWIR KABUPATEN RAJA AMPAT PROVINSI PAPUA BARAT

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA MOTONGKAD UTARA KECAMATAN NUANGAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA WUWUK BARAT, KECAMATAN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN BATU PUTIH BAWAH KECAMATAN RANOWULU-BITUNG

KAJIAN MANAJEMEN AIR BAKU STRATEGI ANTISIPATIF TERHADAP DAMPAK PERUBAHAN IKLIM GLOBAL ( STUDI KASUS KECAMATAN KOTABUNAN, SULAWESI UTARA)

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JARINGAN PIPA UTAMA PDAM KABUPATEN KENDAL

KAJIAN SISTEM MANAJEMEN AIR BERSIH KOTA BITUNG

4.1. PENGUMPULAN DATA

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA PAPUTUNGAN KECAMATAN LIKUPANG BARAT MINAHASA UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA MAEN LIKUPANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH IKK ALALAK

PERENCANAAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KELURAHAN PANGOLOMBIAN KECAMATAN TOMOHON SELATAN

Kata Kunci : IPA Penet, Daerah Layanan, Jaringan Distribusi Utama, Suplesi dan software WaterNet

RESERVOAR SLIDE 06 TPAM. Yuniati, PhD

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Untuk itu diperlukan suatu instalasi pengolahan air

Tabel IV.1 Guna Lahan Perumahan Dan Proyeksi Jumlah Penduduk

SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KOMUNAL DESA KANIGORO KECAMATAN SAPTOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

BAB IV DASAR PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA NIAMEY

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI KEBUTUHAN AIR PERKOTAAN BANJARMASIN SEBAGAI IBUKOTA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ABSTRAK

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK...

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tradisi yang melekat dalam dinamika masyarakat. Air merupakan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun

UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH di PULAU TERPENCIL (STUDI KASUS PULAU NAEN KABUPATEN MINAHASA UTARA)

STUDI JARINGAN AIR BERSIH PDAM DI KECAMATAN PONTIANAK TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN I-1

LAPORAN TUGAS AKHIR. PERENCANAAN PEMENUHAN AIR BAKU DI KECAMATAN GUNEM KABUPATEN REMBANG ( Design Of Raw Water Supply In Gunem District, Rembang )

STANDAR KEBUTUHAN AIR DAN KOMPONEN UNIT SPAM I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.ENG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA MALIAMBAO KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA

BAB II LANDASAN TEORI. ketersediaan air dengan tingkat pemenuhan yang dapat ditelorir di daerah yang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkelanjutan seperti yang dikehendaki oleh pemerintah

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH IKK ALALAK

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN SEBAGAI. Dosen Pembimbing : Dr. Ali Masduqi, ST. MT. Nohanamian Tambun

BAB III. METODE PENELITIAN

PERENCANAAN PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI AIR BERSIH IBUKOTA KECAMATAN NUANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung

KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Definisi

BAB III PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi manusia sehingga menjadi hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehilangan air pada suatu sistem hidrologi. panjang, untuk suatu DAS atau badan air seperti waduk atau danau.

BAB I PENDAHULUAN. manusia, hewan, dan tumbuhan. Tanpa adanya air, maka kita sulit

PERENCANAAN PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH KELURAHAN SAMBALIUNG KECAMATAN SAMBALIUNG KABUPATEN BERAU ABSTRAK

PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM DI KOTA SANGGAU

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua kegiatan manusia membutuhkan air, sehingga manusia tidak bisa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR BERSIH PENDUDUK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU SAMPAI TAHUN

BAB III METODOLOGI PENGERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tersusun atas sistem pipa, pompa, reservoir dan perlengkapan lainnya. Sistem

BAB I PENDAHULUAN. seluruh mahluk hidup yang ada di bumi ini. Dalam pemenuhan air tersebut

INFOMATEK Volume 19 Nomor 2 Desember 2017

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR ISI iv. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR NOTASI... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM DI WILAYAH PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. Muka bumi yang luasnya ± juta Km 2 ditutupi oleh daratan seluas

STUDI PERENCANAAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG ABSTRAK

STUDI EVALUASI DAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM KOTA MALANG PADA KECAMATAN KEDUNGKANDANG SKRIPSI

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Manusia

BAB III KONDISI EKSISTING SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH

pekerjaan yang sistematis mulai dari awal sampai selesainya pekerjaan, sehingga

ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH (PDAM) KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU UNTUK 10 TAHUN KE DEPAN

TUGAS KELOMPOK PREDIKSI KEBUTUHAN DOMESTIK AIR BERSIH DI SUATU KLASTER PERUMAHAN/SUATU DAERAH BAHAN PRESENTASI DISUSUN OLEH :... NIM :...

BAB I PENDAHULUAN. besar kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Kota Malang merupakan salah

Transkripsi:

DESAIN SISTEM JARINGAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PEDESAAN (STUDI KASUS DESA WAREMBUNGAN) Tiny Mananoma, Lambertus Tanudjaja, Tommy Jansen Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado email: tmananoma@yahoo.com ABSTRAK Desa Warembungan dikenal memiliki banyak sumber air bersih, namun ketersediaan air bersih ini belum terdistribusi merata ke seluruh wilayah desa, sehingga diperlukan suatu penelitian untuk mendesain sistem jaringan dan distribusi untuk menjamin ketersediaan air bersih di desa tersebut. Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi potensi air bersih yang ada, kemudian melakukan analisis untuk memprediksi kebutuhan air bersih sampai 20 tahun kedepan. Setelah itu dilakukan desain sistem penyediaan air bersih yang handal. Berangkat dari proyeksi pertumbuhan penduduk desa Warembungan sampai tahun rencana yaitu tahun 2036 maka diperoleh prediksi besaran kebutuhan air bersih total mencapai 6,23 liter/det, sedangkan kebutuhan harian maksimum mencapai 6,86 liter/det. Debit sesaat yang tersedia di mata air Kumahukur adalah sebesar 10 liter/det. Kata kunci: air bersih, system jaringan, kebutuhan air, debit PENDAHULUAN Latar Belakang Air adalah kebutuhan vital bagi kehidupan. Seiring dengan peningkatan pertumbuhan penduduk maka kebutuhan air pun semakin meningkat. Desa Warembungan dikenal memiliki banyak sumber air bersih, namun ketersediaan air bersih ini belum terdistribusi merata ke seluruh wilayah desa. Masih terdapat beberapa kawasan yang belum terjangkau. Dengan demikian untuk kebutuhan air bersih, masih ada sebagian penduduk desa yang belum terlayani sehingga diperlukan suatu desain sistem jaringan dan distribusi yang handal untuk menjamin kuantitas, kualitas, dan kontinuitas ketersediaan air bersih bagi masyarakat di desa Warembungan. Gambar 1. Lokasi Penelitian 687

Tujuan Penelitian Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Identifikasi dan analisis potensi / ketersediaan air bersih, 2. Analisis prediksi kebutuhan air bersih sampai dengan 20 tahun ke depan, 3. Desain sistem penyediaan air bersih yang handal. Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pemerintah maupun masyarakat Desa Warembungan sebagai informasi dalam menetapkan langkah dan upaya untuk pemenuhan kebutuhan air bersih yang kontinu baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. TINJAUAN PUSTAKA Siklus Hidrologi Siklus hidrologi adalah gerakan air laut ke udara, kemudian jatuh ke permukaan tanah, dan akhirnya mengalir ke laut kembali. Sumber-Sumber Air 1). Air Laut Air laut mempunyai sifat asin karena mengandung senyawa garam (NaCl) yang cukup tinggi. Kadar garam air laut 3% dari jumlah total keseluruhan air laut. Air laut bisa dijadikan sumber air bersih dengan melalui proses dan persyaratan. 2). Air Hujan Air hujan merupakan hasil proses penguapan air dipermukaan akibat pemanasan oleh sinar matahari. Dalam keadaan ideal (tanpa pencemaran air), air hujan merupakan air bersih dan dapat langsung dikonsumsi oleh manusia. Namun pada saat penguapan berlangsung, air menguap sudah tercemar. 3). Air Permukaan Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan tampak lebih kotor dan berwarna. 4). Air Tanah Sebagian air hujan yang mencapai permukaan bumi akan menyerap kedalam tanah dan akan menjadi air tanah. Air tanah terbagi atas 2 yaitu : Air tanah dangkal dan air tanah dalam. 5). Mata Air Mata air adalah air tanah yang ke luar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang berasal dari dalam tanah, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitasnya sama dengan air tanah dalam. Gambar 2. Siklus Hidrologi Sumber : https://poetrafic.wordpress.com 688

Persyaratan Dalam Penyediaan Air Bersih Ada beberapa persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam sistem penyediaan air bersih. Persyaratan tersebut antara lain sebagai berikut : 1). Persyaratan kualitatif Persyaratan kualitatif menggambarkan mutu atau kualitas dari air baku. Secara fisik air minum harus jenis, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa (tawar). Selain bau,warna, dan rasa, syarat lain yang harus dipenuhi secara fisik adalah suhu. 2). Persyaratan Kuantitatif Persyaratan kuantitatif dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari banyaknya air baku yang tersedia. Artinya, air baku tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jumlah penduduk yang akan dilayani. 3). Persyaratan Kontinuitas Persyaratan kontinuitas untuk penyediaan air bersih sangat erat hubungannya dengan kualitas air yang tersedia yaitu air baku yang ada di alam. Arti kontinuitas disini adalah bahwa air baku untuk air bersih tersebut dapat diambil terus menerus dengan fluktuasi debit yang relatif tetap. Ketersediaan Air Dalam perencanaan sistem penyediaan air bersih, informasi mengenai ketersediaan air sangat diperlukan untuk melihat apakah debit yang ada mampu melayani konsumsi air dari masyarakat. Kebutuhan Air Kebutuhan air domestik yaitu kebutuhan air yang digunakan pada tempat-tempat hunian pribadi untuk memenuhi keperluan seharihari. Kebutuhan air non domestik yaitu kebutuhan air di luar keperluan rumah tangga. Kebutuhan air non domestik antara lain: Penggunaan komersil dan industri yaitu penggunaan air oleh badan-badan komersil dan industri. Penggunaan umum yaitu penggunaan air untuk bangunan-bangunan pemerintah, rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah. Menghitung Jumlah Penduduk Pertumbuhan penduduk pada suatu daerah sangat bergantung pada beberapa faktor seperti kelahiran, kematian, urbanisasi, imigrasi serta perluasan kota. Untuk memproyeksikan pertumbuhan penduduk, maka digunakan analisis regresi. Analisis regresi yang dapat digunakan antara lain Regresi Linear (1) Kebutuhan Air Domestik Kebutuhan air domestik sangat ditentukan oleh jumlah penduduk dan konsumsi perkapita. Kecenderungan populasi dan sejarah populasi dipakai sebagai dasar perhitungan kebutuhan air domestik terutama dalam penentuan kecenderungan laju pertumbuhan (Growth Rate Trends). Besarnya kebutuhan air domestic dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : Q d = Y n. r k (2) dengan : Q d = Kebutuhan air domestik (l/hari) Y n = Proyeksi pertumbuhan penduduk tahun ke-n (jiwa) r k = Angka konsumsi air bersih berdasarkan kategori kota (l/org/hari). Kebutuhan Air Non Domestik Kebutuhan air non-domestik adalah kebutuhan air bersih untuk sarana dan prasarana daerah yang teridentifikasi ada atau bakal ada berdasarkan rencana tata ruang. Sarana dan prasarana berupa kepentingan sosial/umum seperti untuk pendidikan, tempat ibadah, kesehatan dan juga untuk kepentingan komersil. Kehilangan Air Dalam perencanaan sistem distribusi air bersih tidak menutup kemungkinan terjadi kebocoran atau kehilangan air. Kehilangan air didefinisikan sebagai jumlah air yang hilang akibat : Pemasangan sambungan yang tidak tepat Terkena tekanan dari luar sehingga menyebabkan pipa retak atau pecah. Penyambungan liar Penentuan kebocoran atau kehilangan air dilakukan dengan asumsi yaitu sebesar 20% dari kebutuhan rata-rata dimana kebutuhan rata-rata adalah sejumlah dari kebutuhan domestik ditambah dengan kebutuhan non domestik. Kehilangan air dihitung dengan persamaan berikut : Q a = (Q d + Q n ). r a (3) dengan : Q a = Kehilangan air (l/dtk) Q d = Kebutuhan air domestik (l/dtk) 689

Q n = Kebutuhan air non-domestik (l/dtk) r a = angka presentase kehilangan air (%) Kebutuhan Air Total Kebutuhan air total adalah kebutuhan air domestik, non domestik ditambah dengan kehilangan air. Kebutuhan air total air dihitung dengan persamaan berikut Q t = Q d + Q n + Q a (4) dengan : Q t = Kebutuhan air total (l/dtk) Q a = Kehilangan air (l/dtk) Q d = Kebutuhan air domestik (l/dtk) Q n = Kebutuhan air non-domestik (l/dtk) Unit-unit Sistem Penyediaan Air Bersih Bangunan Pengambilan Bangunan pengambilan air baku untuk penyediaan air bersih berupa bangunan penangkap air (broncaptering) dan intake. Kapasitas intake ini dibuat sesuai dengan debit yang diperlukan untuk pengolahan. Sistem Transmisi Sistem transmisi adalah salah satu komponen sistem penyediaan air bersih yang berfungsi untuk mengalirkan air dari sumber air ke reservoir dan instalasi pengolahan air, serta dari reservoir ke reservoir lainnya. Sistem Distribusi Sistem distribusi air bersih adalah pendistribusian atau pembagian air melalui sistem perpipaan dari penampungan air (reservoir) ke daerah pelayanan (konsumen). Tipe Pengaliran 1 Gravity System Sistem ini digunakan bila reservoir terletak di daerah yang cukup tinggi sehingga tanpa menggunakan pompa, air dapat mengalir dengan gaya gravitasi. 2 Pumping System Sistem ini digunakan bila reservoir terletak di daerah yang rendah sehingga head (tinggi energy) tidak memungkinkan terjadinya suplai air berdasarkan gaya gravitasi. Dengan pemasangan pompa berarti dilakukan penambahan head sehingga air dapat disuplai ke pemakai dan masih memiliki head yang cukup pada akhir jaringan pipa. 3 Dual System Cara kerja sama seperti Pumping System, namun apabila pemakaian air di kota kecil, maka sebagian air akan tertampung pada service reservoir. Air pada service reservoir digunakan pada waktu pemakaian air maksimum (untuk mengurangi beban pompa), atau pada waktu pompa diistirahatkan/diperbaiki. Reservoir Reservoir merupakan tempat penampungan air sementara yang menampung air disaat pemakaian lebih sedikit dari suplai dan digunakan untuk menutupi kekurangan disaat pemakaian lebih besar dari suplai. Elevasi tinggi adalah baik untuk pemakai, tapi butuh perhitungan yang cermat mengenai pengaliran memasuki reservoar dan mungkin memerlukan pompa dengan daya yang besar. Reservoir distribusi bisa berupa menara reservoir/tangki atau ground reservoir. Reservoir distribusi umunya berbentuk kotak. Daerah pelayanan bisa dibagi dalam beberapa zona tekanan dengan masing-masing punya reservoir sendiri. Gambar 3. Gravity System Sumber : Tanudjaja,L. 2011. 690

Gambar 4. Pumping System Sumber : Tanudjaja,L. 2011 METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian meliputi pengumpulan data primer dan sekunder antara lain berupa : pengukuran langsung di lapangan yang meliputi pengukuran potensi debit, potensi energi potensial (beda ketingian/topografi), dan trase jaringan air serta pemetaan daerah penelitian. Survey dan identifikasi sumber air Survey dan identifikasi sumber air dimaksudkan untuk memperoleh data sumber air yang memungkinkan dikembangkan untuk keperluan penyediaan air bersih desa Warembungan. Bagan Alir Penelitian Gambar 5. Dual System Sumber : Tanudjaja,L. 2011 691 Gambar 6. Bagan Alir Penelitian

HASIL PENELITIAN Analisis Pertumbuhan Penduduk Dalam menganalisis kebutuhan air bersih di desa Warembungan, perlu adanya analisis proyeksi pertumbuhan penduduk untuk 20 tahun ke depan. Dari hasil proyeksi pertumbuhan penduduk maka dapat diprediksikan kebutuhan air dari penduduk Kelurahan Tinoor untuk 20 tahun yang akan datang. Tabel 1. Proyeksi Jumlah penduduk desa Warembungan Tahun Jumlah Penduduk Jlh. Penduduk (pembulatan) (jiwa) (jiwa) 2016 5325.5 5326 2017 5430.8 5431 2018 5536.1 5536 2019 5641.4 5641 2020 5746.7 5747 2021 5852 5852 2022 5957.3 5957 2023 6062.6 6063 2024 6167.9 6168 2025 6273.2 6273 2026 6378.5 6379 2027 6483.8 6484 2028 6589.1 6589 2029 6694.4 6694 2030 6799.7 6800 2031 6905 6905 2032 7010.3 7010 2033 7115.6 7116 2034 7220.9 7221 2035 7326.2 7326 2036 7431.5 7432 Sumber: Hasil Penelitian Analisis Kebutuhan Air Harian Maksimum Kebutuhan air harian maksimum dihitung berdasarkan kebutuhan air total dikalikan dengan faktor pengali yaitu 1,1. Yang dimaksud dengan kebutuhan air jam puncak yaitu kebutuhan air pada jam-jam tertentu dalam satu hari dimana kebutuhan akan air sangat tinggi. Kebutuhan air jam puncak dihitung berdasarkan kebutuhan air total dikalikan dengan faktor pengali yaitu 1,5. Kebutuhan air total diambil dari tahun perencanaan yaitu Tahun 2036 sebesar 6,23 liter/det. Sehingga diperoleh kebutuhan air harian maksimum = 1,15 x 6,23 liter/det = 6,86 liter/det 7 liter/det Desain Sistem Penyediaan Air Bersih Lokasi mata air Kumahukur terletak pada elevasi +440 m dpl mempunyai debit sesaat 10 l/det. Posisi reservoir terletak elevasi di bawah mata air / bronkaptering namun tertinggi dari kontur tertinggi di kompleks pemukiman adalah + 355 m dpl. Untuk perencanaan pipa dalam studi ini dilakukan cara manual yaitu analisis menggunakan metode Hazen-Williams untuk pipa transmisi, sedangkan untuk pipa distribusi digunakan program Epanet 2.0. Berangkat dari proyeksi pertumbuhan penduduk desa Warembungan sampai tahun rencana yaitu tahun 2036 maka diperoleh prediksi besaran kebutuhan air bersih total mencapai 6,23 liter/det, sedangkan kebutuhan harian maksimum mencapai 6,86 liter/det. Debit sesaat yang tersedia di mata air Kumahukur adalah sebesar 10 liter/det. Untuk mengalirkan air dari sumber air ke wilayah pemukiman penduduk, dilakukan dengan beberapa tahap penyaluran yaitu : 1) Air dari sumber air di bendung dengan membuat bronkaptering atau bangunan penangkap air berbentuk pondasi jalur yang di konstruksi dari pasangan batu kali. Kemudian dipasang pipa intake untuk mengambil air sebesar 7 liter/det sesuai yang direncanakan. 2) Air dari bronkaptering kemudian disalurkan Reservoir distribusi yang berjarak kurang lebih 1500 m. Dengan menggunakan rumus Hazen-Williams diperoleh ukuran pipa yaitu 4 inch. 3) Air dari reservoir distribusi ke HU (Hidran Umum) yang berada di pemukiman penduduk disalurkan melalui pipa distribusi dengan ukuran bervariasi yaitu 1-3 inch. KESIMPULAN Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Potensi ketersediaan air yang terdapat di desa Warembungan yaitu mata air Kumahukur dengan debit sesaat sebesar 10 liter/det, sedangkan kebutuhan hingga tahun 2036 adalah 6.86 atau sama dengan 7 liter/det. 2. Ukuran pipa utama dari sumber air /bronkaptering ke reservoir adalah 4 inch, sedangkan untuk pipa distribusi dari reservoar ukurannya bervariasi antara 1-3 inch. 692

Tabel 2.. Proyeksi Kebutuhan Air Maksimum dan Jam Puncak Jumlah Kebutuhan Kebutuhan air Kebutuhan Tahun Penduduk Air Total harian maksimum air jam puncak (jiwa ) (Liter/ Detik) (Liter/ Detik) (Liter/ Detik) X Y Qt = Qd+Qn+Qa Qm = 1,1 Qt Qp = 1,5 Qt 2016 5326 4.465654 4.912219 6.69848 2017 5431 4.553952 5.009347 6.830928 2018 5536 4.642251 5.106476 6.963376 2019 5641 4.730549 5.203604 7.095823 2020 5747 4.818847 5.300732 7.228271 2021 5852 4.907146 5.39786 7.360719 2022 5957 4.995444 5.494989 7.493166 2023 6063 5.083743 5.592117 7.625614 2024 6168 5.172041 5.689245 7.758062 2025 6273 5.26034 5.786374 7.890509 2026 6379 5.348638 5.883502 8.022957 2027 6484 5.436936 5.98063 8.155405 2028 6589 5.525235 6.077758 8.287852 2029 6694 5.613533 6.174887 8.4203 2030 6800 5.701832 6.272015 8.552748 2031 6905 5.79013 6.369143 8.685195 2032 7010 5.878429 6.466272 8.817643 2033 7116 5.966727 6.5634 8.950091 2034 7221 6.055026 6.660528 9.082538 2035 7326 6.143324 6.757656 9.214986 2036 7432 6.231622 6.854785 9.347434 Gambar 7. Daerah layanan untuk jalur pipa transmisi dan distribusi 693

REKOMENDASI Sistem penyediaan air bersih yang direncanakan akan dapat berfungsi dengan baik bilamana operasi dan pemeliharaan instalasi dilakukan dengan baik. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Perlu dilakukan perlindungan terhadap sumber air melalui upaya konservasi di kawasan catchment area dari sumber air tersebut. 2. Perlu adanya lembaga pengelola sistem penyediaan air baku untuk air bersih, yang dibekali dengan pelatihan manajemen dan teknik operasi serta pemeliharaan instalasi. DAFTAR PUSTAKA Badan Standardisasi Nasional, 2006. SNI 19-6728.1-2002 (Penyusunan neraca sumber daya Bagian 1: Sumber daya air spasial). Hal 10-14 Rossman, L. 2000. EPANET 2.0 User Manual (Versi Bahasa Indonesia). EKAMITRA Engineering. Soewarno. 1991. Hidrologi (Pengukuran Dan Pengolahan data Aliran sungai). Nova. Bandung. Hal. 283-296 Sutrisno.dkk. 1987. Teknologi Penyediaan Air Bersih.Bina Aksara. JakartaHal. 12-20 Tanudjaja, L. 2010. Diktat Aliran Melalui Ambang Ukur, Lobang, Dan Pipa (Bagian Dari Materi Perkuliahan Mekanika Fluida Program Studi S1 Teknik Sipil). Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi. Manado.Hal. (11-1)-(11-7) Triatmadja, R. 2008. DRAFT-Sistem Jaringan Air Minum. Yogyakarta. 694