Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik. Universitas Muhammadiyah Surakarta

dokumen-dokumen yang mirip
REKAYASA BURNER TUNGKU GASIFIKASI BIOMASSA DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG DAN KETINGGIAN PENYANGGA PADA BURNER

PENGARUH DISTRIBUSI UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT CONTINUE

STUDI GASIFIKASI BATU BARA LIGNITE DENGAN VARIASI KECEPATAN UDARA UNTUK KEPERLUAN KARBONASI

PENGARUH PEMANASAN AWAL UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

UNJUK KERJA TUNGKU GASIFIKASI DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI MELALUI PENGATURAN KECEPATAN UDARA PEMBAKARAN

PENGARUH LUBANG SALURAN PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI

PENGARUH PEMANASAN AWAL UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir dibawah ini;

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik. Oleh :

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Hampir setiap manusia memerlukan bahan. Sekarang ini masih banyak digunakan bakan bakar fosil atau bahan

PENGARUH TEMPERATUR UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI TIPE DOWNDRAFT CONTINUE DENGAN PENGISIAN ULANG 2 KALI

BAB I PENDAHULUAN. alternatif penghasil energi yang bisa didaur ulang secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus akan mengakibatkan menipisnya ketersediaan bahan. konsumsi energi 7 % per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut

PERBANDINGAN UNJUK KERJA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI DIAMETER BURNER

PENGARUH DISTRIBUTOR UDARA PADA TUNGKU GASIFIKASI UPDRAFT

STUDI GASIFIKASI BERBAHAN BAKAR SEKAM PADI DENGAN VARIASI ISOLATOR DENGAN KECEPATAN UDARA 7,6 M/S

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP UNJUK KERJA FLUIDIZED BED GASIFIER DENGAN DISTRIBUTOR UDARA JENIS PLAT

PENGARUH VARIASI PEMANASAN AWAL UDARA DAN PENAMBAHAN UDARA BANTU PADA REAKTOR TERHADAP PERFORMA KOMPOR GASIFIKASI SEKAM PADI TOP LIT UPDRAFT (TLUD)

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

RANCANG BANGUN BURNER DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG SECONDARY AIRFLOW 11, 13, 15, 17 DAN DIAMETER LUBANG 5 MM, 10 MM, 15 MM PADA TUNGKU GASIFIKASI

STUDI GASIFIKASI BERBAHAN BAKAR BRIKET BATUBARA TERHADAP TEMPERATUR PEMBAKARAN

III. METODE PENELITIAN. Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaa sampah dan penyediaan sumber daya alam adalah dua. membuat peningkatan konsumsi bahan bakar fosil dan membuat volume

REKAYASA BURNER TUNGKU GASIFIKASI BIOMASSA DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG DAN KETINGGIAN PENYANGGA PADA BURNER

Studi Eksperimen Konversi Biomassa menjadi SynGas Pada Reaktor Bubbling Fluidized Bed Gasifier

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA DAN PENAMBAHAN UDARA BANTU PADA REAKTOR TERHADAP PERFORMA KOMPOR GASIFIKASI UPDRAFT DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

TUGAS AKHIR PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SERUTAN KAYU JATI

Pengembangan Desain dan Pengoperasian Alat Produksi Gas Metana Dari pembakaran Sampah Organik

PENGARUH TEMPERATUR UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU TIPE DOWNDRAFT

BAB I PENDAHULUAN. Sampah menjadi masalah bagi sebagian besar masyarakat. indonesia, di daerah perdesaan banyak sekali sampah organik kebun

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Selain terbentuk dari jutaan tahun yang lalu dan. penting bagi kelangsungan hidup manusia, seiring dalam

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BED TERHADAP SYNGAS YANG DIHASILKAN BUBBLING FLUIDIZED BED GASIFIER

STUDI GASIFIKASI BERBAHAN BAKAR SEKAM PADI DENGAN VARIASI ISOLATOR DENGAN KECEPATAN UDARA 7,6 M/S UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Pengembangan Desain dan Konstruksi Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sampah Organik Sekam Padi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah di Indonesia. menyebabkan konsumsi bahan bakar yang tidak terbarukan seperti

TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI BAHAN BAKAR PADA TUNGKU GASIFIKASI TERHADAP TEMPERATUR PEMBAKARAN

Pengaruh Kecepatan Udara Terhadap Kerja Reaktor Bubble Fluidized Bed Gasifire

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI

RANCANG BANGUN TUNGKU GASIFIKASI TIPE DOWNDRAFT CONTINUE BAHAN BAKAR SEKAM PADI

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat, Peningkatan kebutuhan energi yang tidak diimbangi. pengurangan sumber energy yang tersedia di dunia.

PENGARUH TEMPERATUR UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI TIPE DOWNDRAFT CONTINUE DENGAN PENGISIAN ULANG 2 KALI

Unjuk Kerja Tungku Gasifikasi Tg 30-1 Dengan Bahan Bakar Sekam Padi Dengan Variasi Kandungan Kadar Air Dan Kecepatan Udara Pembakaran

PENGARUH VARIASI PEMANASAN AWAL UDARA DAN PENAMBAHAN UDARA BANTU PADA REAKTOR TERHADAP PERFORMA KOMPOR GASIFIKASI SEKAM PADI TOP LIT UPDRAFT (TLUD)

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT KONTINU

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SERUTAN KAYU JATI

BAB I PENDAHULUAN. Ketika konsumsi domestik bahan bakar minyak terus meningkat. sehingga membawa Indonesia sebagai net oil importet, dimana kita

NASKAH PUBLIKASI STUDI EKSPERIMEN PENGARUH UKURAN BAHAN BAKAR TERHADAP KERJA PADA REAKTOR FLUIDIZED BED GASIFIER

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

KINERJA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR TONGKOL JAGUNG DENGAN KECEPATAN UDARA 3.0, 4.0, 5.0 m/s

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA DAN PENAMBAHAN UDARA BANTU PADA REAKTOR TERHADAP PERFORMA KOMPOR GASIFIKASI UPDRAFT DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan energi merupakan salah satu sumber kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa minyak bumi merupakan salah satu. sumber energi utama di muka bumi salah. Konsumsi masyarakat akan

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi. dalam proses pembakaran limbah biomassa adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ketika ketergantungan manusia terhadap bahan bakar tak terbarukan

STUDI PENGUJIAN KARAKTERISTIK GASIFIKASI BERBAHAN LIMBAH GERAJEN GLUGU DENGAN VARIASI KECEPATAN UDARA

TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI DESAIN DISTRIBUTOR UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI TIPE DOWNDRAFT

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup dimasa mendatang. Jumlah penduduk yang. sangat tinggi membuat kebutuhan bahan bakar fosil semakin

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan suatu penyebab pencemaran lingkungan dan. polusi udara. Penanganan yang kurang tepat dapat memicu terjadinya hal

Studi Eksperimen Gasifikasi Pada Reaktor Fluidized Bed Dengan Bahan Bakar Ampas Tebu

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT KONTINU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan

Pengaruh Ukuran Partikel Terhadap Kerja Reaktor Bubble Fluidized Bed Gasifire

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER TANPA SIRIP

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar konvensional.

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. adanya energi, manusia dapat menjalankan aktivitasnya dengan lancar. Saat

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

OPTIMASI UNJUK KERJA FLUIDIZED BED GASIFIER DENGAN MEVARIASI TEMPERATURE UDARA AWAL

NASKAH PUBLIKASI INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya melimpah dan dapat diolah sebagai bahan bakar padat atau

TUGAS AKHIR PENGARUH PENGGUNAAN FILTER DENGAN MEDIA ARANG TEMPURUNG KELAPA, ZEOLIT DAN SILICA GEL TERHADAP GAS YANG DIHASILKAN DARI REAKTOR GASIFIKASI

PENGARUH ISOLATOR TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI TIPE DOWNDRAFT

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

KINERJA TUNGKU GASIFIKASI DOWNDRAFT CONTINUE BAHAN BAKAR SEKAM PADI

PENGARUH VARIASI DESAIN DISTRIBUTOR UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI TIPE DOWNDRAFT

SKRIPSI VARIASI CAMPURAN BAHAN BAKAR BATUBARA DAN LIMBAH BAMBU TERHADAP PERFORMANSI CO-GASIFIKASI SIRKULASI FLUIDIZED BED OLEH :

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BEJANA PENGUAP DENGAN PIPA API MENGGUNAKAN VARIASI DEBIT GELEMBUNG UDARA PADA TUNGKU PEMBAKARAN SEKAM PADI DENGAN AIR HEATER

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi biomassa adalah jumlah

ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20

BAB I PENDAHULUAN. Energi alternatif yang dapat diperbarui salah satunya adalah. pengolahan sampah organik. Di Indonesia sering sekali kita jumpai

PENGARUH UKURAN BAHAN BAKAR TERHADAP HASIL GAS REAKTOR BUBBLING FLUIDIZED BED GASIFIER

KARAKTERISTIK GAS BUANG YANG DIHASILKAN DARI RASIO PENCAMPURAN ANTARA GASOLINE DAN BIOETANOL

Oleh : Dimas Setiawan ( ) Pembimbing : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

SKRIPSI FAKTOR VARIASI DIAMETER PIPA UDARA TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN WAKTU PEMBAKARAN PADA KOMPOR PEMBAKAR JENAZAH. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer bahan pangan, pakan

Laju Pendidihan. Grafik kecepatan Pendidihan. M.Sumbu 18. M.Sumbu 24. Temperatur ( C) E.Sebaris 3 inch. E.Susun 3 inch. E.Sususn 2 inch.

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

Transkripsi:

STUDI TUNGKU GASIFIKASI DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR PADA BURNER DENGAN VARIASI BENTUK BULAT, SEGIEMPAT DAN SEGITIGA TERHADAP SUDUT VERTIKAL (0 0, 30 0, 45 0 DAN 60 0 ) Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun oleh: SHOBAR BUKHORI RIZKI ROMADLON D200 110 004 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

i

ii

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya. Surakarta, desember 2016 Penulis SHOBAR BUKHORI RIZKI. R D200 110 0004 iii

STUDI TUNGKU GASIFIKASI DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR PADA BURNER DENGAN VARIASI BENTUK BULAT, SEGIEMPAT DAN SEGITIGA TERHADAP SUDUT VERTIKAL (0 0, 30 0, 45 0, DAN 60 0 ) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Abstrak Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat membuat volume sampah terus ada dan tidak akan berhenti diproduksi oleh kehidupan manusia, jumlahnya akan berbanding lurus dengan jumlah pertambahan penduduk, maka meningkatnya jumlah penduduk ini berdampak pada bertambahnya sampah dan semakin meningkatnya tingkat konsumsi energi fosil yang ketersediaannya terus menipis. Dari beberapa teknologi yang telah berkembang untuk mengolah sumber energi biomassa diantaranya dengan metode gasifikasi. Penelitian ini menggunakan tungku gasifikasi updraft berbahan bakar sekam padi dan menggunakan variasi reflektor pada burner dengan bentuk bulat, segiempat dan segitiga terhadap sudut vertikal (0 0, 30 0, 45 0, dan 60 0 ). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui suhu pembakaran yang dihasilkan reflektor dan menguji efisiensi bentuk reflektor dalam peforma gasifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan reflektor pada buner mempengaruhi temperatur api dan efisiensi termal. Pada penggunaan reflektor bulat temperatur tertinggi diperoleh 728 0 C dan temperatur rata rata 626,39 0 C serta nyala efektif 39 menit oleh reflektor dengan sudut 45 0. Pada penggunaan reflektor segiempat temperatur tertinggi diperoleh 762 0 C dan temeperatur rata rata 653,64 0 C serta nyala efektif 41 menit dengan reflektor segiempat sudut 60 0. Penggunaan reflektor segitiga menghasilkan temperatur api paling tinggi adalah reflektor sudut 30 0 dengan 771 0 C dan temperatur rata rata 612,95 0 C nyala efektif 46,5 menit. Sedangkan efisiensi paling tinggi pada reflektor bentuk bulat yaitu reflektor sudut 0 0 dan 60 0 dengan 16,09%. Pada pengujian reflektor segiempat efisiensi tertinggi oleh reflektor sudut 0 0 13,89%. Reflektor bentuk segitiga efisiensi tertinggi pada reflektor sudut 30 0 dengan 14,73%. Kata kunci : Gasifikasi, Reflektor, Sekam Padi, Temperatur Api, Efisiensi Termal Abstract The population growth which is getting higher and higher makes the waste volume always exists and will never stop of being produced by the life. The amount will be directly proportional to the amount of population growth. Therefore, the increase in population has an impact on the increase in waste and the increase in consumption of fossil energy which its availability is getting fewer and fewer. From several technologies which have been developed to manage the biomass energy sources, one of them is through gasification method. This research used an updraft gasification furnace with the fuel of rice husk and used a variation of reflector in the burner by shapes of round, rectangle and triangle on the vertical angles (0 0, 30 0, 45 0, and 60 0 ). The purposes of this research are to know the burning temperature resulted from the reflector and to test the efficiency of the reflector shapes in the gasification performance. The results of the research showed that the addition of reflector in the burner influenced the fire temperature and the thermal efficiency. In the use of a round reflector, the highest temperature obtained was 728 0 C and the average temperature was 626.39 0 C and the effective flame was 39 minutes by the reflector with an angle of 45 0. In the use of a rectangle reflector, the highest temperature obtained was 762 0 C and the average temperature was 653.64 0 C and the effective flame was 41 minutes with a rectangle reflector of an angle of 60 0. The use of a triangle reflector which resulted in the highest temperature of fire was the reflector of an angle of 30 0 that was 771 0 C and the average temperature was 612.95 0 C and the effective flame was 46.5 minutes. Meanwhile, the highest efficiency in the round reflector was the reflector of angles of 0 0 and 60 0 with 16.09%. In the test of rectangle reflector, the highest efficiency was by the reflector of an angle of 0 0 that was 13.89%. In the triangle reflector, the highest efficiency was in the reflector of an angle of 30 0 with 14.73%. Keywords: Gasification, Reflector, Rice Husk, Fire Temperature, Thermal Efficiency 1

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat membuat volume sampah terus ada dan tidak akan berhenti diproduksi oleh kehidupan manusia, jumlahnya akan berbanding lurus dengan jumlah pertambahan penduduk, maka meningkatnya jumlah penduduk ini berdampak pada bertambahnya sampah dan semakin meningkatnya tingkat konsumsi energi fosil yang ketersediaannya terus menipis dikarenakan merupakan sumber energi tak terbarukan. Dari dampak yang ditimbulkan tersebut, diperlukan penanganan pengolahan sampah yang ada serta dicari sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui. Sumber energi alternatif yang dapat dikembangkan sebagai pengganti bahan bakar fosil salah satunya adalah biomassa. Biomassa adalah bahanbahan organikberumur relatif muda yang berasal dari tumbuhan atau hewan, baik yang terbentuk dari hasil produksinya, sisa metabolismenya, ataupun limbah yang di hasilkannya.salah satu contoh energi biomassa adalah sekam padi, dimana ketersediaannya sangat melimpah. Dari beberapa teknologi yang telah berkembang untuk mengolah sumber energi biomassa diantaranya dengan metode gasifikasi. Gasifikasi adalah suatu proses perubahan bahan bakar padat menjadi gas, dimana udara yang diperlukan lebih sedikit dari udara yang dipakai untuk pembakaran. Pada proses gasifikasi ini menghasilkan sumber energi alternatif lain sebagai solusi dari menipisnya sumber energi fosil yang ada. Oleh sebab itu penelitian penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengembangkan tekonologi gasifikasi ini.untuk itu penulis mengangkat hal tersebut menjadi tugas akhir dengan judul studi tungku gasifikasi dengan penambahan reflektor pada burner dengan variasi bentuk bulat, segiempat, dan segitiga dengan sudut vertikal (0⁰, 30⁰, 45⁰, 60⁰). 1.2 Tujuan Penelitian 2

Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui suhu pembakaran yang dihasilkan oleh bentuk reflektor pada burner. 2. Menguji efisiensi bentuk reflektor pada burner terhadap performa tungku gasifikasi. 2. METODE 2.2 Diagram Alir Penelitian 2.3 Instalasi Penelitian Gambar 1 Diagram Alir 5 3

Gambar 2 Instalasi Pengujian Keterangan: 1. Burner 8. Thermocouple reader 2. Pegangan Burner 9. Thermocouple 3. Blower 10. Ash discharge lever 4. Ask Chanber 11. Pengunci 5. Reflektor 12. Pegangan Pintu 6. Silinder gasifier 13. Roda 7. Lubang secondary 14. Anemometer Digital 2.4 Alat dan Bahan Alat Penelitian 1. Gasifier Updraft tungku gasifikasi disusun dari reaktor berbentuk silinder terdiri dari pipapenyuplai udara, penampung abu serta tempat keluarnya gas metana. 2. Blower untuk menyuplai udara atau oksigen ke ruang pembakaran sehingga memperlancar proses gasifikasi. 3. Thermocouple untuk mengukur suhu atau temperatur nyala api pada pengujian. 4. Timbangan digunakan untuk menimbang massa bahan bakar sekam padi yang akan digunakan dalam pembakaran. 5. Anemomoterdigunakan untuk mengukur kecepatan aliran udara yang akan masuk ke dalam reaktor. 6. Gelas ukur digunakan untuk mengukur massa air pada percobaan pendidihan air. 7. Stopwatch Digital digunakan untuk mencatat waktu pada dalam pengujian. 8. Burner untuk mencampur udara dengan gas agar memperoleh oksigen dalam proses pembakaran. 9. Reflektordigunakan untuk memusatkan api pada tungku gasifikasi agar temperatur nyala api meningkat. a. Reflektor Bentuk Bulat 4

Gambar 3 Keterangan dari kiri reflektor bulat sudut 0 0,30 0,45 0,60 0 b. Reflektor bentuk segiempat Gambar 4 Keterangan dari kiri reflektor segiempat sudut 0 0,30 0,45 0,60 0 c. Reflektor bentuk segitiga Gambar 5 Keterangan dari kiri reflektor segitiga sudut 0 0,30 0,45 0,60 0 2.5 Bahan Penelitian Bahan bakar yang digunakan sekam padi ukuran 10 mesh. 2.6 Tahapan penelitian Adapun tahapan penelitian yang dilakukan adalahsebagai berikut : 1. Menimbang bahan bakar sekam padi yang sudah di crashing dengan berat 1,5 Kg setiap pengujian. 2. Memasukkan sekam padi yang sudah ditimbang ke dalam reaktor. 3. Mengukur air sebesar 2 liter kemudian dimasukkan ke dalam panci. 4. Memasang reflektor ke dalam burner dan memastikan tidak ada kebocoran dari samping reflektor agar api yang dihasilkan terpusat. 5. Memberi sedikit cairan bensin sebelum dibakar. Kemudian blower dinyalakan dengan kecepatan udara yang sudah ditentukan. 6. Kemudian membakar sekam yang sudah dikasih sedikit bensin tersebut dan tunggu sampai mati hingga muncul asap. 7. Memasang burner yang sudah terpasang reflektor, diatas reaktor untuk mencampur gas dan oksigen. 5

8. Mencatat waktu per 30 detik temperatur api sampai bahan bakar habis. 9. Setelah api menyala menaruh panci yang sudah terisi air di atas burner. 10. Mengambil data kenaikan temperatur air setiap satu menit dalam 2 liter air. 11. Mengukur volume air setelah api berhenti menyala. 12. Melakukan percobaan yang sama untuk penelitan selanjutnya menggunakan aliran udara yang sama dengan variasi reflektor berbeda. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Perbandingan Temperatur Api Pada Reflektor 1. Perbandingan temperatur pada penambahan reflektor bentuk bulat dengan sudut vertikal (0 0, 30 0, 45 0, 60 0 ). Gambar 6 grafik hubungan waktu dan temperatur api yang dihasilkan pada reflektor bentuk bulat dengan sudut vertikal 0 o, 30 o, 45 o, 60 o. Pada percobaan pertama pada reflektor berbentuk bulat dengan sudut vertikal 0 o gasifikasi dimulai dengan suhu 580 0 C di menit 5. Dari temperatur awal ini suhu terus naik sampai puncaknya di menit 19 dengan temperatur 720 0 Csetelah itu mengalami penurunan sampai menit ke 39 dengan temperatur 545 0 C kemudian tidak lagi terjadi pembakaran atau proses gasifikasidandiperoleh temperatur rata rata 586,65 0 C. Pada percobaan kedua dengan menggunakan reflektor bentuk bulat dengan sudut vertikal 30 0 gasifikasi dimulai pada 4,5 menit dengan temperatur 721 6

0 C. Dari temperatur awal ini suhu naik sampai puncaknya di menit 5,5 dengan temperatur 725 0 C setelah itu suhu terus menurun sampai 593 0 C di menit 46 dan akhirnya tidak terjadi pembakaran atau proses gasifikasi terhenti diperoleh temperatur rata rata 604,77 0 C. Pada percobaan ketiga dengan reflektor bulat sudut 45 0 C gasifikasi terjadi di menit 5 temperatur 501 0 C. Dari temperatur awal suhu naik sampai temperatur tertinggi 738 0 C pada menit 19,5 kemudian suhu turun sampai 663 0 C di menit 39 dan proses pembakaran atau gasifikasi terhenti temperatur rata rata yang dihasilkan 626,39 0 C. Pada percobaan ke empat pada reflektor bulat sudut vertikal 60 0 C gasifikasi dimulai pada menit ke 5 dihasilkan temperatur 705 0 C. Dari temperatur awal ini suhu naik hingga puncaknya di menit 18 dengan temperatur 728 0 C kemudian suhu turun sampai 591 0 C di menit 41 setelah itu tidak terjadi pembakaran atau gasifikasi terhenti menghasilkan temperatur rata rata 624,31 0 C. 2. Perbandingan temperatur penambahan reflektor bentuk segiempat dengan sudut vertikal 0 0, 30 0, 45 0, 60 0. Gambar 7 grafik hubungan waktu dan temperatur api yang dihasilkan pada reflektor bentuk segiempat dengan sudut vertikal 0 0, 30 0, 45 0,60 0. Pada percobaan pertama reflektor berbentuk segiempat dengan sudut vertikal 0 0 gasifikasi dimulai di menit 5 dengan temperatur 730 0 C. Dari temperatur awal suhu tidak stabil dan cenderung menurun sampai 508 0 C 7

di menit 38 kemudian tidak terjadi pembakaran atau gasifikasi. Pada percobaan kedua reflektor berbentuk segiempat dengan sudut vertikal 30 0 gasifikasi terjadi di menit5,5 dengan temperatur 616 0 C. Dari temperatur awal suhu naik terus hingga puncaknya di menit 31 diperoleh 701 0 C setelah itu temperatur menurun hingga 470 0 C di menit 40 kemudian tidak terjadi lagi pembakaran atau proses gasifikasi menghasilkan temperatur rata rata 574,74 0 C. Pada percobaan ketiga reflektor segiempat dengan sudut vertikal 45 0 gasifikasi dimulai di menit 6 dengan temperatur 480 0 C. Dari temperatur awal suhu terus naik hingga puncaknya di menit 32,5 diperoleh temperatur 670 0 C setelah itu temperatur menurun sampai 420 0 C di menit 45 dan tidak terjadi lagi pembakaran atau proses gasifikasi menghasilkan temperatur rata rata sebesar 568,08 0 C. Pada percobaan ke empat reflektor berbentuk segiempat sudut vertikal 60 0 gasifikasi dimulai di menit 5 dengan temperatur 717 0 C. Dari temperatur awal suhu tidak stabil kemudian didapatkan suhu puncak dimenit 26,5 dan 27,5 dengan 762 0 C. Sampai dimenit 41 suhu terus menurun sampai 453 0 C dan api padam tidak terjadi gasifikasi lagi diperoleh temperatur rata rata 653,54 0 C. 3. Perbandingan temperatur penambahan reflektor bentuk segitiga dengan sudut vertikal 0 0, 30 0, 45 0,60 0. Gambar 8 grafik hubungan waktu dan temperatur api yang dihasilkan pada reflektor bentuk segitiga dengan sudut vertikal (0 0, 30 0, 45 0,60 0 ). 8

Pada percobaan pertama reflektor berbentuk segitiga dengan sudut vertikal 0 0 gasifikasi dimulai dimenit 6 dengan temperatur 650 0 C. Dari temperatur awal suhu terus naik hingga 746 0 C pada menit 14,5 kemudian suhu menurun sampe ke menit 24 temperatur naik ke suhu 746 0 C setelah itu cenderung menurun sampai 690 0 C di menit 38 dan api padam tidak terjadi proses gasifikasi lagi sehingga diperoleh temperatur rata rata 623,69 0 C. Pada percobaan kedua dengan reflektor berbentuk segitiga sudut vertikal 30 0 gasifikasi dimulai dimenit 7 dengan temperatur 489 0 C. Dari suhu awal temperatur terus naik hingga puncaknya di menit 23,5 dengan temperatur 771 0 C kemudian temperatur menurun sampai 512 pada menit 46,5 dan setelah itu api padam tidak terjadi gasifikasi lagi diperoleh temperatur rata rata 612,95 0 C. Pada percobaan ketiga reflektor berbentuk segitiga dengan sudut vertikal 45 0 gasifikasi dimulai pada menit 5 dengan temperatur 622 0 C. Dari temperatur awal suhu terus menurun hingga 540 0 C di menit 51 kemudian api padam tidak terjadi gasifikasi lagi menghasilkan temperatur rata rata 517,23 0 C. Pada percobaan keempat reflektor dengan sudut vertikal 60 0 gasifikasi dimulai dimenit 6 dengan temperatur 582 0 C. Dari temperatur awal suhu terus naik hingga puncaknya dimenit 17 dengan temperatur 676 0 C kemudian temperatur menurun sampai 592 0 C dimenit 40,5 dan setelah itu api padam tidak terjadi gasifikasi lagi dan diperoleh temperatur rata rata 566,07 0 C. 3.2 Perbandingan Waktu Air Mencapai Temperatur 100 ⁰C 1. Waktu Waktu Air Mencapai Temperatur 100 ⁰C Pada Reflektor Berbentuk Bulat Dengan Sudut Vertikal (0 0, 30 0, 45 0, 60 0 ) 9

Gambar 9 grafik waktu air mencapai temperatur 100 ⁰C dan temperatur air pada reflektor berbentuk bulat dengan sumbu vertikal (0 0, 30 0, 45 0, 60 0 ) Pada gambar 4.6 dapat diketahui bahwa mula mula temperatur air adalah 27 0 C kemudian dipanaskan hingga mencapai temperatur 100 0 C. reflektor berbentuk bulat sudut vertikal (0 0,30 0,45 0,60 0 ) membutuhkan waktu dibawah 10 menit dengan massa air 2 kg. Waktu air mencapai temperatur 100 ⁰C paling cepat pada reflektor berbentuk bulat sudut vertikal 45 0 dengan waktu 7 menit 53 detik dan paling lama 9 menit 53 detik oleh reflektor berbentuk bulat sudut vertikal 30 0. Selain itu pada sudut 0 0 didapatkan waktu air mencapai temperatur 100 ⁰C dengan 8 menit 58 detik dan sudut 60 0 diperoleh waktu air mencapai temperatur 100 ⁰C yaitu 8 menit 48 detik. 2. Waktu Air Mencapai Temperatur 100 ⁰C Pada Reflektor Berbentuk Segiempat Dengan Sudut Vertikal (0 0, 30 0, 45 0, 60 0 ) 10

Gambar 10 grafik air mencapai temperatur 100 ⁰C dan temperatur air pada reflektor berbentuk segiempat dengan sudut vertikal (0 0, 30 0, 45 0, 60 0 ) Pada gambar diatas menjelaskan bahwa temperatur mula mula air yatiu 27 0 C kemudian dipanaskan menjadi 100 0 C. pada reflektor berbentuk segiempat dengan sudut vertikal (0 0, 30 0, 45 0, 60 0 ) membutuhkan waktu dibawah 14 menit untuk mencapai temperatur 100 ⁰C. Pada percobaan ini waktu air mencapai temperatur 100 ⁰C paling cepat oleh reflektor berbentuk segiempat dengan sudut vertikal 0 0 dimenit 10 dan paling lama oleh reflektor berbentuk segiempat dengan sudut vertikal 45 0 dengan 13 menit 27 detik. Sedangkan pada percobaan reflektor berbentuk segiempat dengan sudut 30 0 dan 60 0 diperoleh waktu air mencapai temperatur 100 ⁰C yaitu 13 menit dan 10 menit 47 detik. 3. Waktu Pendidihan Air Dan Temperatur Air Pada Reflektor Berbentuk Segitiga Dengan Sudut Vertikal (0 0, 30 0, 45 0, 60 0 ). Gambar 11 grafik waktu pendidihan air Dan Temperatur Air dan temperatur air pada reflektor berbentuk segitiga pada sudut vertikal (0 0, 30 0, 45 0, 60 0 ). Pada gambar diatas menjelaskan bahwa temperatur air mula mula adalah 27 0 C yang kemudian dipanaskan hingga 100 0 C. pada refelektor berbentuk segitiga dengan sudut vertikal (0 0, 30 0, 45 0, 60 0 ) dibawah 14 menit untuk mencapai temperatur 100 ⁰C. Pada percobaan ini waktu paling cepat untuk mencapai temperatur 100 ⁰C oleh reflektor segitiga 11

dengan sudut vertikal 60 0 dengan 9 menit 58 detik dan paling lama pada reflektor dengan sudut 45 0 dimenit 13. Sedangkan pada percobaan reflektor berbentuk segitiga dengan sudut vertikal 0 0 dan 30 0 diperoleh waktu 10 menit dan 12 menit. 3.3 Efisiensi termal 1. Grafik efisiensi termal reflektor bentuk bulat Gambar 12 grafik efisiensi termal pada reflektor berbentuk bulat pada sudut vertikal (0 0, 30 0, 45 0, 60 0 ). Pada gambar 12 menunjukkan perbandingan efisiensi termal pada 4 variasi sudut pada reflektor berbentuk bulat. Pada percobaan pertama dengan reflektor bentuk bulat sudut 0 0 didapatkan efisiensi termal 16,09% sedangkan percobaan kedua menggunakan reflektor bentuk bulat sudut 30 0 dari pembakaran diperoleh efisiensi termal 15,96% setelah itu percobaan ketiga menggunakan reflektor bentuk bulat dengan sudut 45 0 diperoleh efisiensi termal 14,27% dan pada percobaan yang terakhir dengan menggunakan reflektor bentuk bulat dengan sudut 60 0 efisiensi termal yang diperoleh adalah 16,09%. 2. Grafik efisiensi termal reflektor bentuk segiempat 12

Gambar 13 grafik efisiensi termal pada reflektor berbentuk segiempat pada sudut vertikal (0 0, 30 0, 45 0, 60 0 ). Pada gambar 13 menunjukkan perbandingan efisiensi termal pada 4 variasi sudut pada reflektor berbentuk segiempat. Pada percobaan pertama dengan reflektor bentuk segiempat sudut 0 0 didapatkan efisiensi termal 13,89% sedangkan percobaan kedua menggunakan reflektor bentuk segiempat sudut 30 0 dari pembakaran diperoleh efisiensi termal 10,64% setelah itu percobaan ketiga menggunakan reflektor bentuk segiempat dengan sudut 45 0 diperoleh efisiensi termal 10,25% dan pada percobaan yang terakhir dengan menggunakan reflektor bentuk segiempat dengan sudut 60 0 efisiensi termal yang diperoleh adalah 12,98%. 3. Grafik efisiensi termal reflektor bentuk segitiga Gambar 14 grafik efisiensi termal pada reflektor berbentuk segitiga pada sudut vertikal (0 0, 30 0, 45 0, 60 0 ). Pada gambar 14 menunjukkan perbandingan efisiensi termal pada 4 variasi sudut pada reflektor berbentuk segitiga. Pada percobaan pertama dengan reflektor bentuk segitiga sudut 0 0 didapatkan efisiensi termal 13

12,98% sedangkan percobaan kedua menggunakan reflektor bentuk segitiga sudut 30 0 dari pembakaran diperoleh efisiensi termal 14,73% setelah itu percobaan ketiga menggunakan reflektor bentuk segitiga dengan sudut 45 0 diperoleh efisiensi termal 11,94% dan pada percobaan yang terakhir dengan menggunakan reflektor bentuk segitiga dengan sudut 60 0 efisiensi termal yang diperoleh adalah 11,68%. 4. PENUTUP Hasil pengujian dari tungku gasifikasi updraft dengan penambahan reflektor pada burner adalah sebagai berikut : 1. Berikut adalah suhu yang dihasilkan selama pembakaran: Pada pengujian reflektor bentuk bulat menghasilkan suhu paling tinggi adalah pada reflektor bentuk sudut 45 0 dengan 738 0 C dan temperatur rata rata 626,38 0 C. Pada pengujian reflektor bentuk segiempat menghasilkan suhu yang paling tinggi adalah pada reflektor sudut 60 0 dengan 762 0 C dan temperatur rata rata 653,54 0 C. Pada pengujian reflektor bentuk segitiga menghasilkan suhu paling tinggi adalah reflektor dengan sudut 30 0 dengan 771 0 C dan temperatur rata rata 612,95 0 C. 5. Penambahan reflektor pada burner dengan bentuk bulat, segiempat dan segitiga pada sudut vertikal (0 0, 30 0, 45 0, 60 0 ), mempengaruhi efisiensi termal pada tungku gasifikasi updraft. Berikut efisiensi termal yang dihasilkan : Pada bentuk bulat efisiensi paling tinggi adalah 16,09% oleh reflektor dengan sudut 0 0 dan 60 0. Pada bentuk segiempat efisiensi paling tinggi adalah 13,89% oleh reflektor dengan sudut 0 0. Sedangkan pada bentuk segitiga efisiensi paling tinggi adalah 14,73% oleh reflektor dengan sudut 30 0. 14

DAFTAR PUSTAKA Belonio, A.T and With Preface, Rice Husk Gas Stove Hand Book, 2005. Daniel Travieso and others, Experimental Study of Bottom Feed Updraft Gasifier, Renewable Energy, 57 (2013), 311 16 <https://doi.org/10.1016/j.renene.2013.01.056>. Djokosetyardjo, M.J. 1999. Ketel Uap. Jakarta. Pradnya Paramita. Handoyo, 2013. Pengaruh Variasi Kecepatan Udara Terhadap Temperatur Pembakaran Pada Tungku Gasifikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hary, Riarno. 2008 : Perancangan dan Pembuatan Pembakar (Burner) Gasifikasi. Institut Teknologi Bandung. N L Panwar, B L Salvi and V Siva Reddy, Performance Evaluation of Producer Gas Burner for Industrial Application, Biomass and Bioenergy, 35.3 (2011), 1373 77 <https://doi.org/10.1016/j.biombioe.2010.12.046>. Subroto. 2014, Perbandingan unjuk kerja kompor methanol dengan vairiasi diameter burner. Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, MEDIA MESIN, Vol.15,, 10 16, ISSN 1411 4348. Sukmawan, Oky Norli. 2007. Pengaruh Penambahan Reflektor Terhadap Temperatur Api Yang Dihasilkan Pada Kompor Minyak Tanah Bertekanan Dengan Variasi Bentuk Reflektor Kotak, Bulat Dan Segitiga. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Susilo, Joko. 2008. Variasi Pengganggu Aliran Udara Primer dan Variasi Reflektor Bentuk Silinder Pada Tungku Briket Batubara Untuk Mendapatkan Temperatur Yang Optimum Dan Gas CO. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Wijianto, Subroto dan Sarjito. 2016. Variasi Kecepatan Aliran Udara Pada Tungku Gasifikasi Limbah Biomassa Terhadap Nyala Efektif Dan Temperatur Pembakaran. The 4 th Universty Research Coloquium 2016 Universitas Muhammadiyah Surakarta, 43-48, ISSN 2407-9189. Yaning Zhang and others, SC, Journal of Cleaner Production, 2015 <https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2015.02.053>. 15