ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN JIWA : PERILAKU KEKERASAN DI BANGSAL SEMBADRA RSJD SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.T DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI BANGSAL SEMBADRA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI-SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN DI BANGSAL ABIMANYU RSJD SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. adanya tekanan fisik dan psikologis, baik secara internal maupun eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. (Stuart, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang terbebas dari gangguan

BAB I PENDAHULUAN. kuat disertai hilangnya kontrol, dimana individu dapat merusak diri sendiri, orang lain maupun

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku sehingga menimbulkan penderitaan dan terganggunya fungsi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. F DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI DI BANGSAL SRIKANDI RSJD SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa ditemukan disemua lapisan masyarakat, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. juga dengan masyarakat (Maslim, 2002 ; Maramis, 2010). masalah yang mesti dihadapi, baik menggunakan fisik ataupun psikologig

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada kestabilan emosional (Nasir dan Muhith, 2011). mencerminkan kedewasaan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. melainkan mengandung berbagai karakteristik yang positif yang. mencerminkan kedewasaan kepribadiannya. Menurut data WHO pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan jumlah penderita gangguan jiwa (Nurdwiyanti,2008),

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMANDIRIAN PELAKSANAAN AKTIVITAS HARIAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. W DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada fungsi mental, yang meliputi: emosi, pikiran, perilaku,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan meningkatnya penderita gangguan jiwa. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive),

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gangguan kesehatan jiwa (Prasetyo, 2006). pasien mulai mengalami skizofenia pada usia tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat atau sakit mental dapat dinilai dari keefektifan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain apa adanya dan

BAB Ι PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari sejarah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa di masyarakat yang sangat tinggi, yakni satu dari empat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu mempunyai masalah,

BAB I PENDAHULUAN. faktor peningkatan permasalahan kesehatan fisik dan juga masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. positif terhadap diri sendiri dan orang lain (Menkes, 2005). Masyarakat (Binkesmas) Departemen Kesehatan dan World Health

BAB I PENDAHULUAN. sehat, maka mental (jiwa) dan sosial juga sehat, demikian pula sebaliknya,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang Undang No. 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa, mampu memberikan kontribusi pada komunitasnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Kesehatan jiwa menurut undang-undang No.3 tahun 1966 adalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam segi kehidupan manusia. Setiap perubahan situasi kehidupan individu

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN JUMLAH LIMFOSIT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA. Skripsi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan jiwa adalah proses interpesonal yang berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang seperti Indonesia bertambahnya atau semakin tinggi. Menurut Dr. Uton Muchtar Rafei, Direktur WHO ( World Health

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan jiwa seseorang. yang berarti akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat. ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. L DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas dari penyakit atau. mengendalikan stres yang terjadi sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan penurunan semua fungsi kejiwaan terutama minat dan motivasi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. A DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI BANGSAL AYODYA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. terhadap individu, keluarga dan masyarakat yang mempunyai masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir

/BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat. Kondisi kritis ini membawa dampak terhadap peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Maka secara analogi kesehatan jiwa pun bukan hanya sekedar bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. terpisah. Rentang sehat-sakit berasal dari sudut pandang medis. Rentang

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan seseorang hidup secara produktif dan harmonis.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Bp. J DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN KATEGORI MODERATE CARE DI RUANG PERAWATAN KELAS VIP KELAS I DAN KELAS II DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 18 pasal 1 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri. Kehidupan yang sulit dan komplek mengakibatkan bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan sematamata

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American nurses

mengalami gangguan jiwa ditemukan di negara-negara berpenghasilan rumah tangga menderita gangguan kesehatan jiwa (Yosep, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, merasa gagal

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih. banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dalam dirinya dan lingkungan luar baik keluarga, kelompok maupun. komunitas, dalam berhubungan dengan lingkungan manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya yang bernama Wida secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Halusinasi merupakan salah satu gejala yag sering ditemukan pada klien

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di zaman global seperti sekarang

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTIM PERSARAFAN : STROKE HEMORAGIK DI RUANG ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. juga menimbulkan dampak negatif terutama dalam lingkungan sosial. Gangguan jiwa menjadi masalah serius di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi bidang ekonomi, teknologi, politik dan budaya serta bidang-bidang lain

BAB 1 PENDAHULUAN. Penderita gangguan skizifrenia di seluruh dunia ada 24 juta jiwa dengan angka

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN DUKUNGAN KELUARGA YANG MEMPUNYAI ANGGOTA KELUARGA SKIZOFRENIA DI RSJD SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. sisiokultural. Dalam konsep stress-adaptasi penyebab perilaku maladaptif

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh salmonella typhi, salmonella paratyphi A, salmonella

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Sudarta, 2013). Penyakit Jantung Bawaan penyebab kematian pada bayi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

Transkripsi:

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN JIWA : PERILAKU KEKERASAN DI BANGSAL SEMBADRA RSJD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan Disusun Oleh : ARDINA SITI FATIMAH J.200.070.015 JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dari zaman dahulu di Dunia telah terdapat tanda-tanda yang menunjukan bahwa pada waktu itu manusia sudah mengenal dan berusaha mengobati gangguan jiwa. Di negara Peru, ditemukan berbagai tengkorak yang dilubangi mungkin pada penderita penyakit ayan atau yang menunjukan perilaku kekerasan dengan maksud untuk mengeluarkan roh jahat. Usahausaha untuk mengobati gangguan jiwa dipengaruhi oleh sistim magik keagamaan. Hal tersebut dapat dipandang sebagai usaha untuk memaksa pemikiran rasional. Pada zaman modern seperti ini, ternyata pengobatan gangguan jiwa dengan model magik-keagamaan masih ada di negara kita dan negara berkembang lainnya. Masih sering kita jumpai di berbagai daerah model pengobatan untuk mengobati penderita gangguan jiwa dengan cara menyaiti penderita dengan tujuan mengeluarkan roh jahat penyebab gangguan itu. Secara garis besar sejarah perkembangan keperawatan kesehatan mental psikiatri di luar negeri sekarang dapat dikelompokan dalam periodisasi yaitu perawatan sebagai profesi adalah perawatan sebagai elemen inti dari semua praktek keperawatan.(widodo, 2005). Program kesehatan jiwa di Indonesia bermula dari program pelayanan pasien gangguan jiwa berat (psikosis) di dalam Rumah Sakit Jiwa yang boleh 1

2 dikata hanya berupa pelayanan kuratif dengan rawat inap saja yang masih custodial, bersifat tertutup dan isolatif. Hal ini disebabkan karena pelayanan kuratif atau terapi pada waktu itu yang masih terbatas. Karena obat psikotropika belum ada, psikoterapi pun belum ada, sedang werk-terapi pada waktu itu belum dapat dikatakan sebagai okupasi terapi atau kegiatan yang bertujuan rehabilitasi, karena pasien biasanya tinggal di rumah sakit jiwa untuk selamanya sampai meninggal. (Widodo, 2005) Menurut Harnawati (2008), Schizofrenia merupakan penyakit otak yang sanggup merusak dan menghancurkan emosi. Selain karena faktor genetik, penyakit ini juga bisa muncul akibat tekanan tinggi di sekelilingnya. Sedangkan klien dengan diagnosa schizofrenia sebagian besar 80 persen mengalami perilaku kekerasan, sedangkan yang sebagian kecil 30 persen mengalami kerusakan verbal. Gangguan jiwa menjadi masalah serius di seluruh Dunia. Organisasi kesehatan Dunia (WHO) tahun 2007 menyatakan, paling tidak 1 dari 4 orang atau sekitar 450 juta orang terganggu jiwanya. Di Indonesia berdasarkan survey kesehatan mental rumah tangga. Pada setiap 1000 anggota rumah tangga terdapat 185 orang mengalami gangguan terkait masalah kejiwaan. Menurut Hawari (2007), bahwa jumlah penderita schizofhrenia di Indonesia adalah 3-5 per 1000 penduduk. Mayoritas penderita berada di kota besar, ini terkait dengan tingginya stres yang muncul di daerah perkotaan. Seiring dengan peradaban manusia masalah-masalah kehidupan semakin komplek pula, masalah tersebut bisa berasal dari diri manusia sendiri

3 maupun dari faktor luar. Manusia dapat mengalami perubahan bahkan gangguan pada fisik maupun mental akibat kemunculan masalah tersebut. Gangguan fisik mungkin sudah umum terjadi dan sarana penunjangnya juga telah banyak tersedia di berbagai tempat, sedangkan gangguan mental lebih sering dianggap tidak perlu dirawat di pelayanan kesehatan dengan alasan keterbatasan pengetahuan, sarana dan dana (stuart dan laraia, 2001) Stresor atau tekanan, kecemasan, perasaan jengkel harus dihadapi oleh seseorang, tekanan dapat menimbulkan kecemasan, menimbulkan perasaan tidak nyaman. Perasaan ini bisa diungkapkan baik secara adaptif (konstruktif aktif) atau mal adaptif (Destruktif). Perawat membantu klien untuk berkoping adaptif, perawat di ruang emergenci memberikan terapi pada klien dengan respon marah dan perilaku agresif, untuk memberikan ini perlu keahlian lebih bagi perawat. Selama klien dalam kondisi stress perilaku kekerasan bisa terjadi karena klien dengan masalah utama perilaku kekerasan sebenarnya berada dalam rentan pasif, asertif dan agresif. Akhirnya perlu pengelolaan untuk klien dengan perilaku kekerasan dimana perawat harus mampu mengkaji klien dengan resiko perilaku kekerasan ini. (stuart dan laraia, 2001) Oleh karena itu, penulis mencoba mengangkat kasus pada gangguan jiwa perilaku kekerasan. Dalam hal ini, agar penulis dapat mengetahui sejauh mana pengaruh masalah kehidupan terhadap gangguan jiwa perilaku kekerasan dan berusaha memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan kasus perilaku kekerasan tersebut pada Ny. S diruang sembadra RSJD Surakarta.

4 Berdasarkan hal-hal di atas penulis tertarik untuk mengangkat masalah utama yaitu risiko menciderai diri-sendiri, orang lain dan lingkungan perilaku kekerasan. Karena kasus pada klien jiwa dengan gangguan perilaku kekerasan cukup banyak terjadi. Selain masalah perilaku kekerasan klien juga mengalami permasalahan seperti harga diri rendah dan halusinasi. Klien mengalami gangguan jiwa semenjak akan di cerai suaminya dan klien sudah 4 kali dirawat dirumah sakit dengan diagnosa yang sama. Identifikasi Masalah Berdasarkan dalam pembahasan masalah ini, penulis membatasi permasalahan yaitu tentang bagaimana penerapan aplikasi asuhan keperawatan pada Ny. S dengan gangguan jiwa perilaku kekerasan di Bangsal Sembadra RSJD Surakarta dengan masalah utama risiko menciderai diri-sendiri, perilaku kekerasan yang meliputi pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus 1. Tujuan Umum Di harapkan setelah melaksanakan praktek kerja klinik di RSJD Surakarta. Mahasiswa mempunyai pengalaman dan dapat meningkatkan pengetahuan dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny. S dengan gangguan jiwa Perilaku Kekerasan di Bangsal Sembadra RSJD Surakarta.

5 Guna memperoleh secara nyata gambaran tentang penerapan asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan. 2. Tujuan Khusus 1. Dapat memberikan asuhan keperawatan pada Ny. S dengan Perilaku Kekerasan sesuai dengan kebutuhan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan optimal. 2. Dapat melakukan pengkajian pada Ny. S dengan Perilaku Kekerasan, analisa data, merumuskan masalah keperawatan dan menetapkan pohon masalah. 3. Dapat merumuskan dan menegakkan diagnosa keperawatan pada Ny. S dengan Perilaku Kekerasan. 4. Dapat menyusun rencana tindakan keperawatan pada Ny. S dengan Perilaku Kekerasan untuk memenuhi kebutuhan klien dan mengatasi masalah. 5. Dapat mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan pada Ny. S dengan Perilaku Kekerasan. 6. Dapat mengevaluasi dan pendokumentasian pada Ny. S dengan Perilaku Kekerasan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditegakkan.

6 Manfaat Manfaat Bagi Rumah Sakit 1. Hasil Tugas Akhir atau Asuhan Keperawatan ini dapat di pakai sebagai bahan masukan terhadap hasil penerapan asuhan keperawatan yang telah di berikan. 2. Hasil Tugas Akhir atau Asuhan Keperawatan ini dapat di jadikan sebagai salah satu bahan acuan dalam menentukan kebijaksanaan operasional RSJD Surakarta agar mutu pelayanan keperawatan dapat terus di tingkatkan. 3. Sebagai dampak lebih lanjut dapat menjaga kepercayaan pengguna layanan kesehatan atau keperawatan yang ada. Manfaat Bagi Perawat a. Lebih percaya diri dalam memberikan asuhan keperawatan. b. Tersedia pola pikir atau kerja yang logis, ilmiah, sistematis dan terorganisasi. c. Pendokumentasian dalam proses keperawatan memperlihatkan perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat. d. Peningkatan kepuasan kerja. e. Sarana atau wahana ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan. f. Pengembangan karier, melalui pola pikir penelitian. Manfaat Bagi Klien dan Keluarga 1. Asuhan yang diterima bermutu dan dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

7 2. Partisipasi meningkat dalam menuju perawatan mandiri (independent care). 3. Terhindar dari malpraktik. Manfaat Bagi Praktisi Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman secara umum dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien perilaku kekerasan. Manfaat Bagi Instansi Akademik Dapat memahami konsep baik ilmu medis jiwa maupun ilmu keperawatan secara menyeluruh untuk menambah wacana dan pengetahuan ilmu pengembangan ilmu keperawatan jiwa. Manfaat Bagi Penulis Untuk menambah pengetahuan, pemahaman dan pendalaman tentang asuhan keperawatan pada klien perilaku kekerasan. Manfaat Bagi Pembaca Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman secara umum dan memberikan asuhan keperawatan klien dengan perilaku kekerasan.