PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN IZIN GANGGUAN BUPATI MOJOKERTO,

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI GUNUNGKIDUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 11 Tahun : 2010 Seri : E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENDAFTARAN PERUSAHAAN DAN IZIN DOMISILI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PEMUTIHAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

BUPATI BARITO KUALA PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA ANGKUTAN DAN IZIN TRAYEK DENGAN RAHM AT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN FASILITAS PARKIR OLEH BADAN UNTUK UMUM

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 135 TAHUN : 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG IZIN GANGGUAN

WALI KOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG

TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG PELARANGAN KEGIATAN USAHA PERDAGANGAN KASET, CD, VCD DAN DVD BAJAKAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 16 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IJIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG IZIN GANGGUAN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR TETAP PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN DOKUMEN KAJIAN LINGKUNGAN WALIKOTA MALANG,

WALIKOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN IZIN GANGGUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IJIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR TAHUN TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 7.1 TAHUN 2018 TENTANG TAHAPAN PEMBERIAN IZIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 127 TAHUN : 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

PEMERINTAH KOTA BATU

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 9 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU Nomor 12 Tahun 2011 Seri B Nomor 12

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PEMANFAATAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN. (Berita Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 1 Tahun 2014 Seri: B BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BOM BAÑA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA,

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOABARU NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PEMBERIAN IZIN USAHA PERIKANAN

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG KEWENANGAN PENANDATANGANAN SEBAGIAN PERIZINAN DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG,

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 04.A TAHUN 2013 TENTANG

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONTRUKSI

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PERLINDUNGAN POHON DI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG IZIN AIR TANAH BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS KEPUTUSAN BUPATI KUDUS NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA KONSTRUKSI DI KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG IZIN GANGGUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

TAR BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN TANDA DAFTAR PERUSAHAAN

WALIKOTA LUBUKLINGGAU

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

TENTANG IZIN GANGGUAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 6 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 6 TAHUN 2011

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG IZIN REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 4 TAHUN 2005 T E N T A N G TATA CARA PENGURUSAN IZIN PENYELENGGARAAN TEMPAT PARKIR

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 34 ayat (3) dan Pasal 71 Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 7 Tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan Tertentu dan dalam rangka ketertiban izin, pembin aan dan pengawasan pelaksanaan izin perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara Penyelenggaraan lzin Gangguan. Mengingat /l^' o : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur Juncto Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat ll Surabaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2ftA\; 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22; Tambahan Lembaran Negara Republik fndonesia Nomor 3274; 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2044 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Neggra Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 132); 5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik fndonesia Nomor a725); 6. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 48/,6); 7. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a866); 8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

9. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 14A, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 11, Undang-Undang Nomor 12 Tahun za11 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201'l Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Repubfik Indonesia Nomor 5?34); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1991 tentang Standar Nasionalndonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3a3Q; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a737); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139); 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentangj Pedoman Penyefenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Penetapan lzin Gangguan di Daerah; 19. Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 7 Tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan Tertentu; MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN BUPATI TENTANG PENYELENGGARAAN IZIN GANGGUAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 TATA CARA hj_ It r.l/ Dalam Peraturan ini yang dimaksudengan : 1. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Mojokerto. 2. Bupati adalah Bupati Mojokerto. 3. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu yang selanjutnya disingkat BPPT adalah Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Mojokerto.,--14. Kepala BPPT adalah Kepala BPPT Kabupaten Mojokerto.

f,tq 5. Badan Lingkungan Hidup adalah Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mojokerto. 6. Tim Teknis izin gangguan adalah tim yang dibentuk oleh Bupati dengan anggota terdiri dari unsur satuan keria perangkat daerah terkait yang mempunyai tugas dan kewenangan untuk melakukan koordinasi, tinjau lokasi, memberikan rekomendasi teknis, pembinaan dan penyuluhan, serta monitoring, evaluasi dan pengendalian izin gangguan. 7. Pengumuman Setempat lzin Gangguan adalah pemberitahiran yang disampaikan oleh Kepala Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Mojokerto kepada masyarakat di sekitar lokasi yang akan didirikan tempat usaha dengan jangka waktu selama 10 (sepuluh) hari. 8. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha milik daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasu kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap; 9. lzin Gangguan ( HO ) adalah izin tempat usaha / kegiatan yang diberikan oleh Kepala Daerah kepada orang pribadi atau badan untuk mendirikan atau memperluas tempat usaha di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan. 10. Gangguan adalah segala perbuatan dan / atau kondisi yang tidak menyenangkan atau mengganggu kesehatan, keselamatan, ketentraman dan / atau kesejahteraan terhadap kepentingan umum secara terus menerus ; 11. Retribusi lzin Gangguan yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pembayaran atas pemberian izin tempat usaha kepada orang pribadi atau badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan, tidak termasuk tempat usaha yang lokasinya telah ditunjuk oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah ; 12. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah pokok retribusi yang terutang; BAB II TUJUAN Pasal 2 Tata cara pemberian izin gangguan bertujuan untuk mewujudkan ketertiban dalam pengajuan izin, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan izin. BAB III PERIZINAN Pasal 3 (1) Setiap orang pribadi atau badan yang mempunyai tempat usaha/kegiatan yang dapat menimbulkan ancaman bahaya, kerugian dan/atau gangguan, termasuk pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha secara terus-menerus untuk mencegah terjadinya gangguan ketertiban, keselamatan, atau kesehatan umum, memelihara ketertiban lingkungan, dan memenuhi norma keselamatan dan kesehatan kerja wajib memiliki izin gangguan dari Bupati.

4 ftlo (2) Jenis izin gangguan meliputi : a. lzin Gangguan Baru; b. Daftar Ulang lzin Ganguan; c. Pengalihan lzin Gangguan (3) Untuk mendapatkan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) setiap orang pribadi atau badan mengajukan permohonan kepada Bupati dengan dilengkapi persyaratan. BAB IV PERSYARATAN PERIZINAN Pasal 4 (1) Persyaratan permohonan lzin Gangguan Baru : a. Mengisi formulir permohonan lzin Gangguan bermaterai Rp 6.000,00 ; b. Fotocopy Rekomendasi Bupati ; c. Fotocopy Klarifikasi Lahan I lzin Lokasi ; d. Fotocopy lzin Mendirikan Bangunan; e. Fotocopy akta pendirian perusahaan; f. Fotocopy surat bukti status hak atas tanah yang diputuskan oleh Pemerintah dapat berupa sertipikat / surat keputusan pemberian hak penggunaan atas tanah oleh Pejabat yang berwenang di bidang pertanahan / surat kavling dari Pemerintah/ fatwa tanah atau rekomendasi dari BPN / surat girik / petok D / Akta Jual Beli yang sah disertai surat pernyataan pemilik bahwa tidak dalam status sengketa yang dketahui obh Lurah setempat / Surat Kohir verponding Indonesia, disertai surat pernyataan bahwa pemilik telah menempati lebih dari 10 tahun dan disertai keterangan pemilik bahwa tidak dalam status sengketa; g. Surat pernyataan persetujuan tetangga dilampiri fotocopy KTP ; h. Surat persetujuan ketua BPD dan Kades Setempat ; i. Fotocopy NPWP ; i. Fotocopy surat tanda lunas PBB tahun terakhir ; k. Focopy kartu identitas; l. Berita Acara Sosialisasi Warga untuk pendirian tower ; m.dokumen AMDAL / UKL / UPL / SPPL sesuai dengan jenis dan luasan kegiatan usaha ; n. Jaminan keamanan frekuensi tower dari provider (tower); o. Jaminan asuransi dari perusahaan asuransi (tower); p. lzin Penyelenggaraan dan Kanalisasi Frekuensi dari Pemerintah; (2) Persyaratan pernlohonan Daftar Ulang lzin Gangguan : a. Mengisi formulir Daftar Ufang lzin Gangguan bermaterai Rp. 6.000,00 ; b. Fotocopy lzin Gangguan / Daftar Ulang Terakhir ; c. Fotocopy Tanda Lunas PBB tahun terakhir ; d. Fotocopy Kartu ldentitas; e. Materai Rp 6.000,00 sebanyak2 (dua) lembar; f. Gambar denah dengan ukuran skala paling sedikit 1 : 200 dan gambar situasi (site plan) dengan skala 1 : 1000 sesuai IMB dilengkapi keterangan tata letak mesin mesin peralatan produksi / peralatan bantu lainnya dan keterangan kekuatan daya masing-masing (untuk tempat usaha yang menggunakan mesin).

(3) Persyaratan permohonan Pengalihan lzin Gangguan : a. Surat bukti pengalihan tempat usaha dan surat keterangan perubahan pemilik yang dibuktikan melalui Risalah Lelang / Akta Jual Beli dari Pejabat yang berwenang ; b. Fotocopy sertipikatanah atau bukti kepemifikan / penguasaan tanah dan I atau bangunan yang sah sebagai lokasi tempat usaha sebanyak 1 (satu) lembar ; c. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebanyak 1 (satu)'lembar ; d. Fotocopy NPWP ; e. Fotocopy Surat lzin Gangguan disertai lampiran gambar sebanyak 2 (dua) lembar; f. Dokumen AMDAL / UKL-UPL / SPPL sesuai dengan jenis kegiatan usaha ; (4) Persyaratan permohonan Perubahan lzin Gangguan : a. Surat keterangan perubahan sarana usaha / penambahan kapasitas usaha I perluasan lahan, bangunan usaha dan / atau perubahan waktu atau durasi operasi usaha diketahui Kades dan Camat setempat ; b. Surat Pernyataan Persetujuan Tetangga dengan dilampiri fotocopy KTP diketahui Kades dan Camat setempat ; c. Fotocopy sertipikatanah atau bukti kepemilikan / penguasaan tanah dan / atau bangunan yang sah sebagai lokasi tempat usaha sebanyak 1 (satu) lembar ; d. Bagan Alur Proses Produksi, Daftar Bahan Baku dan Rancangan Tata Letak Tempat Usaha ; e. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebanyak 1 (satu) lembar ; t. Fotocopy Surat lzin Gangguan disertai lampiran gambar sebanyak 2 (dua) lembar; g. Dokumen AMDAL / UKL-UPL / SPPL sesuai dengan jenis kegiatan usaha ; BAB V PENGUiIUITIIAN DAN PENINJAUAN LOKASI Pasal 5 (1) Setiap permohonan izin gangguan yang telah dinyatakan lengkap, diumumkan ke masyarakat pada tempat usaha/kegiatan berada dan melalui Camat serta Kepala Desa setempat selama 10 (sepuluh) haii. (2) Dalam jangka waktu 3 (tiga) hari setelah pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan peninjauan lokasi dan rapat pembahasan olehtim Teknis. (3) Tim Teknis izin gangguan dibentuk ofeh Bupati dengan anggota sekurangkurangnya terdiri dari unsur : a. Badan Lingkungan Hidup; b. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu; c. Satuan Polisi Pamong Praja; d. Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah; e. Bagian Hukum Sekretariat Daerah; f. Camat dan Kepala Desa setempat; (4) Tugas Tim Teknis izin gangguan meliputi : a. Melaksanakan pengkajian permohonan lzin Gangguan ; b. Melaksanakan peninjauan lokasi; c. Menyampaikan rekornendasi kepada Kepala BPPT; FL^Q d. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan ; e. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pengendalian tempat usaha;

6 Pasal 6 (1) Setiap peninjauan lokasi dan rapat pembahasan dibuatkan Berita Acara yang ditandatangani oleh Tim Teknis sebagaimana di maksud dalam Pasal 5 ayat (3) dan pemohon. (2) Berdasarkan Hasil peninjauan lokasi dan rapat pembahasan Tim Teknis memberikan rekomendasi kepada Kepala BPPT sebagai dasar pemberian izin atau penolakan izin gangguan. BAB VI KEPUTUSAN PEMBERIAN IZIN Pasal 7 Pemberian lzin Gangguan ditetapkan dalam Keputusan yang ditandatangani Kepala BPPT atas nama Bupati yang sekurang-kurangnya memuat : a. Nama pemohon; b. Lokasi usaha; c. Luas ruang tempat usaha; d. Bukti kepemilikan lahan; e. Pemilik lahan yang berbatasan langsung; f. Hak dan kewajiban pemegang izin; g. Rekomendasi teknis dari Tim Teknis; h. Nilai investasi modal tertanam; dan i. Besaran retribusi; Pasal 8 (1) Jangka waktu penyelesaian permohonan lzin Gangguan Baru dan lzin Gangguan Perubahan paling lambat 25 (dua puluh lima) hari kerja setelah surat permohonan diterima secara lengkap dan telah membayaretribusi izin gangguan. (2) Jangka waktu penyelesaian permohonan pendaftaran ulang dan atau pengalihan lzin Gangguan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah surat permohonan diterima secara lengkap dan telah membayaretribusi yang telah ditetapkan oleh BPPT. BAB VII PENGURANGAN ATAU KERINGANAN Pasal 9 (1) Pengurangan atau keringanan retribusi izin gangguan diberikan paling banyak 30 o/o (tigapuluh persen) dari retribusi yang ditetapkan. (2) Pengurangan atau keringanan retribusi diberikan karena pertimbangan : a. Terjadi kejadian luar biasa (wabah penyakit); b. Teriadi bencan alam; c. Pailit yang dinyatakan oleh Pengadilan; d. Menunjang program Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan/atau Pemerintah Daerah; (3) Pemberian keringanan atau pengurangan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. A+ n i>\ u/

7 Pasal 10 (1) Untuk mendapatkan keringanan atau pengurangan retribusizin gangguan, wajib retribusi mengajukan permohonan kepada Bupati dengan dilengkapi persyaratan. (2) Persyaratan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Foto copy KTP penanggung jawabl pemohon; b. Rincian perhitungan retribusi sesuai ketentuan yang berlaku; c. Foto copy akte pendirian badan hukum yang bersifat sosial yang dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang. BAB VIII PEMBEKUAN IZIN, PENCABUTAN IZIN DAN PENUTUPAN TEMPAT USAHA Pasal 11 (1) Setiap orang atau badan yang memiliki tempat usaha / kegiatan sebagaimana dimaksudalam Pasal 3 ayat (1) dan belum memiliki izin gangguan dapat dilakukan penutupan atas tempat usaha / kegiatannya. (2) Setiap orang atau badan yartg memiliki tempat usaha / kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) yang dalam pelaksanaannya menyimpang dari izin gangguan yang ditetapkan dapat dilakukan pembekuan izin dan penghentian sementara tempat usaha lkegiatan. (3) Bentuk penyimpangan sebagaimana ditetapkan dalam izin gangguan antara lain : a. Melakukan perluasan bangunan maupun produksi sebesar 30o/o (tiga puluh) persen tanpa izin b. Melakukan peneemaran lingkungan yang rnelebihi ambang batas baku mutu limbah cair berdasarkan hasil uii laboratorium dari intansi yang membidangi lingkungan hidup; (4) Pembekuan izin dan penghentian sementara kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) serta penutupan tempat usaha I kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah pena'nggung jawab atau pemilik izin diberikan peringatan dengan tahapan sebagai berikut : a. Perlngatan tertulis I dengan iangka waktu 14 (empat belas) hari keria; b. Peringatan tertulis ll dengan jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja: c. Peringatan tertulis lll dengan jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja: (5) Penutupan dan penghentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), dengan melakukan penyegelan atas tempat usaha/kegiatan dilaksanakan. (6) Terhadap tindakan penghentian sementara dapat dilanjutkan dengan pencabutan lzin gangguan sekaligus penutupan tempat usaha/kegiatan apabifa penanggung jawab atau pemilik izin dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari tidak lapor kepada Kepala BPPT. Pasal 12 (1)Pembekuan izin, penghentian sementara, penyegelan dan penutupan tempat usaha/kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) dan ayat (5) dilakukan oleh instansi yang mempunyai tugas dan fungsi penertiban dan penegakan Peraturan Daerah dengan dibantu Tim Teknis. b-4^o

8 (2) Peringatan, pembekuan dan pencabutan izin gangguan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2),(4) dan (6) dilakukan oleh Kepala BPPT. (3) Pelaksanaan tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan setelah mendapat pertimbangan tertulis dari Tim Teknis. BAB IX PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN Pasal 13 (1) Dalam upaya penertiban izin gangguan dilaksanakan pengawasan dan pengendalian. (2) Pengawasan dan pengendalian dilakukan terhadap tempat usaha/kegiatan belum memiliki izin dan/atau yang telah memiliki izin, namun dalam pelaksanaannya tidak sesuai dengan izin gangguan yang telah diterbitkan. (3) Pengawasan dan pengendalian izin dilaksanakan oleh Tim Teknis BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Peraturan Bupatini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupatini dalam Berita Daerah Kabupaten Mojokerto. Ditetapkan di Mojokerto pada tanggal g o Pe=ser,tBg:t-?,o \l Diundangkan di Moiokerb pada tanggal ro o se^ge 2-o I'r MUSTOF PIt SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MO'OKERTO, I r MOCH.ARDIP,/\ BERITA DAERAH KABUPATEN II'IO.'OKERTO TAHUN 2,0IlNON'PR +3