MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DISERTAI TEKNIK SCAFFOLDING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP ARTIKEL

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

MODEL PEMBELAJARAN CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) DENGAN ORIENTASI MELALUI OBSERVASI GEJALA FISIS DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING DENGAN METODE TUGAS TERSTRUKTUR DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA JURNAL. Oleh. Rr. Laksmi Wulandari NIM

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PREDICTION GUIDE DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW (SQ3R) DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) DISERTAI MEDIA AUDIO-VISUAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMAN 4 JEMBER.

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

IMPLEMENTASI MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI LEMBAR KERJA SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SISWA DI SMA

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL. Oleh

Eli Dwi Susanti, 2) Indrawati, 2) Yushardi 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DISERTAI LKS BERBASIS MULTIREPRESENTASI PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DEVISION (STAD) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SISWA SMA. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, AND TRANSFERRING

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

Abstrak. Kata kunci : LKS berbasis analisis wacana fisika, metode eksperimen, aktivitas belajar siswa, hasil belajar fisika.

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DISERTAI MEDIA FOTO KEJADIAN FISIKA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMAN 2 JEMBER

PENGARUH MODEL PROBLEM SOLVING LABORATORY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 TANGGUL ARTIKEL

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL) DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA DI SMP

MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DENGAN BANTUAN LKS ADAPTIF DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMK

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA FISIKA SMP ARTIKEL.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN METODE CERAMAH BERMAKNA MATERI DESAIN GRAFIS SMAN 1 GONDANG TULUNGAGUNG

Ari Soraya Nurilah, Sudarti, Nuriman

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN PENILAIAN PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP ARTIKEL

MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA FLASH DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI SMP. Imroatus Sholehah, Trapsilo Prihandono, Yushardi

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW (THINK TALK WRITE) DISERTAI LKS BERBASIS MULTIREPRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 1 Februari 2017

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY (GD) DISERTAI MEDIA AUDIOVISUAL DALAM PEMBELAJARAN IPA (FISIKA) DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

Afif Yuli Candra Prasetya dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN MODEL CONCEPT ATTAINMENT DISERTAI TEKNIK CONCEPT MAPPING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI MA

PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS GUIDED INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X MIPA SMA NEGERI 1 PASAMAN

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP. Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

PEMBELAJARAN FISIKA MATERI GERAK LURUS MELALUI MODEL POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) DISERTAI DIAGRAM VEE DI KELAS X SMA NEGERI PAKUSARI

Dewa Ayu Desinta Ratna Dewi, 1) Singgih Bektiarso, 1) Subiki 1) Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 3 LEMBAH GUMANTI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

Anggita Stefany K.D dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SAINS MENGGUNAKAN PA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DENGAN PA KONVENSIONAL

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Ika Permata Sari, 2) Yushardi, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.3 No.4 (2017) :

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR

IMPLEMENTASI MODEL GI-GI (GROUP INVESTIGATION-GUIDED INQUIRY) DALAM PEMBELAJARAN HUKUM NEWTON DI SMA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMAN 1 SUNGAI RAYA KABUPATEN BENGKAYANG

PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DISERTAI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS DENGAN KECAKAPAN BERFIKIR RASIONAL SISWA PADA PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI PETA KONSEP DI MAN 2 JEMBER (Pada Pokok Bahasan Kinematika Gerak Lurus)

Keyword: Cooperative learning,experimental method, learning activities, physics achievement, science process skill, TPS.

Aulya Nanda P., Sri Astutik, Rif ati Dina H.

Pengaruh Metode Time Token Arends 1998 Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X IIS SMA Negeri 1 Waru

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA N 5

Wahyu Nugraha Putra, Sujono; Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan

Nia Wati dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI LISTRIK DINAMIS DI SMK. Abstract

DAMPAK MODEL INKUIRI TERBIMBING DISERTAI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIOVISUAL

PERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG

PENGARUH MODEL QUANTUM LEARNING DISERTAI METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI SMA NEGERI KALISAT

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. tentang gejala-gejala alam yang didasarkan pada hasil percobaan dan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA

NURMALIATI

Transkripsi:

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DISERTAI TEKNIK SCAFFOLDING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA 1) Ratna Yuliastanti, 2) Sri Astutik, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2) Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Email: ratna17yulia@gmail.com Abstract Problem-based learning model with scaffolding techniques is a learning model involving students actively by making studentstry to find solution for problems along with the knowledge and produce meaningful knowledge. The objective of this research is to study the significant difference of students learning outcames in physics with problem-based learning model with scaffolding techniques direct intruction learning model, to describe students rational thingking ability during the application of problem-based learning model with scaffolding techniques, and to examine the relathionship between the significant capabilities of rational thingking and students learning outcames. This research is an experimental research employing post-test only control design. The data collection techniques include observation, documentation, test, and interview. Analyze the data uses Independent Sample T-Test and Bivariate Corellation with the help of SPSS 17. The result of the research shows that there is a significant difference between the students physics learning outcame using problem-based learning model with scaffolding techniques and direct intruction learning model, rational thingking ability of students in both criteria, moreover, it shows that there is a significant relathionship between the ability of rational thingking and students learning outcame. Keywords: Problem-based learning model, scaffolding technique,learning outcomes, rational thingking ability PENDAHULUAN Guru menempati kedudukan sentral, sebab peranannya sangat menentukan (Sudjana, 2002), sehingga bagaimanapun baiknya kurikulum, administrasi, dan fasilitas pembelajaran jika tidak diimbangi dengan kemampuan guru dalam mengolah proses pembelajaran maka hasil pembelajaran yang diharapkan tidak akan tercapai. Mata pelajaran IPA khususnya fisika dipandang penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 menyatakan bahwa salah satu tujuan mata pelajaran fisika untuk dipelajari di SMA adalah sebagai wahana atau sarana untuk melatih para siswa agar dapat menguasai pengetahuan, konsep dan prinsip fisika, memiliki kecakapan ilmiah, memiliki ketrampilan proses sains serta ketrampilan berpikir kritis dan kreatif. Pelajaran fisika juga merupakan wahana untuk menumbuhkan pengalaman siswa untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan, dan menguji hipotesis melalui eksperimen serta mengolah dan mengkomunikasikan hasileksperimen tersebut baik secara lisan maupun tulisan. Anggapan sulitnya siswa terhadap mata pelajaran fisika merupakan suatu 248

Ratna, Model Pembelajaran Berbasis Masalah 249 permasalahan tersendiri, selain itu terdapat satu permasalahan lagi yaitu dalam proses pembelajaran. Salah satu permasalahan yang terdapat dalam proses pembelajaran fisika saat ini adalah lemahnya proses pembelajaran, yang mana siswa kurang terdorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran di sekolah masih banyak yang menggunakan pembelajaran dengan metode ceramah atau pembelajaran yang berpusat pada guru. Siswa kebanyakan menerima informasi langsung dari guru dan siswa kurang memperoleh kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan, baik dengan cara bertanya maupun diskusi. Penelitian mengenai model pembelajaran kebanyakan berfokus pada peningkatan prestasi belajar, tetapi masih kurang yang meneliti tentang peningkatan kemampuan berpikir siswa.oleh karena itu, penelitian ini menerapkan model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir rasional siswa.kemampuan berpikir rasional merupakan hasil pemikiran dari suatu pengalaman, beserta faktor lainnya yang dianggap relevan untuk mencari jalan dari masalah.menurut John Dewey (dalam Fitriyanti, 2009) menyatakan bahwa kemampuan berpikir rasional meliputi langkah-langkah menganalisis masalah, merumuskan hipotesis, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan. Sehingga dengan siswa mempunyai kemampuan berpikir rasional, maka akan menjadikan siswa dapat memiliki ketrampilan intelektual tingkat tinggi.salah satu model pembelajaran yang dapat menjadi alternatif untuk diterapkan dalam pembelajaran fisika adalah model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Diperlukan teknik lain untuk menunjang penerapan model berbasis masalah ini yang mampu membantu melancarkan setiap tahap dari penerapan model pembelajaran yang digunakan. Salah satu teknik yang dapat dipakai untuk mendukung penerapan model pembelajaran ini adalah teknik Scaffolding.Scaffolding akan diberikan jika diperlukan dan dikurangi seiiring dengan meningkatnya pengetahuan siswa. Menurut Brunner (dalam Isabella, 2007) Scaffolding sebagai suatu proses dengan cara siswa dibantu menuntaskan masalah tertentu melampaui kapasitas perkembangannya melalui bantuan dari guru atau orang lain yang memiliki kemampuan lebih. Model PBM melalui teknik scaffolding merupakan suatu model pembelajaran dengan cara siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan ketrampilan berfikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian, dan percaya diri Arends (dalam Ibrahim, 2005). Sehingga teknik scaffoldingakan membangun rasa kepercayaan diri terhadap pengetahuan yang mereka miliki. Hasil kajian dari jurnal yang berjudul Pengaruh Penggunaan Metode Pemecahan Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Rasional Siswa" yang ditulis oleh Fitriyanti (2009) menyatakan bahwa penggunaan metode pemecahan masalah terbukti memberi pengaruh positif terhadap kemampuan berpikir rasional siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Disertai Teknik Scaffolding Dalam Pembelajaran Fisika Di SMA. Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah (1) Apakah ada perbedaan yang signifikan hasil belajar fisika siswa dengan model pembelajaran berbasis masalah disertai teknik scaffolding dan model direct intruction?, (2) Bagaimana kemampuan berpikir rasional siswa SMA selama penerapan model pembelajaran scaffolding?, (3) Adakah hubungan yang

250 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3 No.3, Desember 2014, hal 248-253 signifikan antara kemampuan berpikir rasional dengan hasil belajar fisika siswa?. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengkaji perbedaan yang signifikan hasil belajar fisika siswa dengan model teknik scaffolding dan model pembelajaran direct intruction, (2) Mendeskripsikan kemampuan berpikir rasional siswa selama penerapan model teknik scaffolding, (3) mengkaji hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir rasional dengan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran scaffolding. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan pemikiran untuk memperbaiki kualitas pembelajaran khususnya pelajaran fisika sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai, sebagai masukan pemikiran dan bahan tambahan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Responden penelitian ditentukan setelah uji homogenitas. Penentuan sampel penelitian dengan cluster random sampling.desain penelitian ini menggunakan Post-test only control design. Gambar 1.Posttest-only control design (Sugiyono,2014:112) Keterangan: R : Random X R X O 2 R O 4 : perlakuan proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran scaffolding O 2 : hasil post-test kelas eksperimen O 4 : hasil post-test kelas kontrol Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi, tes, dan wawancara.teknik analisis data menggunakan Independent Sample T-test untuk menjawab rumusan masalah pertama serta Bivariate Correlation untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Rambipuji dan diterapkan pada siswa kelas X. Jumlah kelas X di SMA Negeri 1 Rambipuji terdiri dari 6 kelas. Sebelum menentukan sampel penelitian terlebih dahulu dilakukan uji homogenitas dengan Anova (Analisis of Variance). Data untuk uji homogenitas diambil dari nilai Ulangan Harian Fisika materi. Berdasarkan uji homogenitas melalui uji One-Way ANOVA diperoleh nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (sig. 0,102> 0,05). Jika dikonsultasikan dengan pedoman pengambilan keputusan di atas maka dapat disimpulkan bahwa varian data kelas X SMA Negeri 1 Rambipuji bersifat homogen. Selanjutnya digunakan metode cluster random sampling dengan teknik undianmaka responden penelitian adalah siswa kelas X4 (kelas eksperimen) dan kelas X6 (kelas kontrol). Hasil belajar fisika yang diamati dalam penelitian ini adalah hasil belajar dalam ranah kognitif produk yang diwujudkan dalam bentuk post-test. 80 75 70 65 60 75,97 72,36 Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Gambar 2. Grafik rata-rata skor post-test kelas eksperimen dan kelas control Berdasarkan gambar 2, terlihat bahwa rata-rata skor post-test kelas eksperimen lebih baik daripada kelas

Ratna, Model Pembelajaran Berbasis Masalah 251 kontrol, namun untuk mengetahui perbedaan signifikan antara hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen diperlukan pengujian menggunakan uji Independent Sample T-test. Hasil analisis data diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.040 atau < 0.05, jika dikonsultasikan dengan pedoman pengambilan keputusan di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol (Ha diterima, Ho ditolak). Karena hipotesisnya mrnggunakan uji pihak kanan, maka Sig. (1-tailed) sebesar 0.020 atau < 0.05. sehingga karena Ha diterima dan Ho ditolak maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Data kemampuan berpikir rasional siswa yang diperoleh dalam penelitian ini dimaknai sebagai kemampuan kognitif proses dengan empat indikator yaitu menganalisis masalah, merumuskan hipotesis, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan yang ditunjukkan dari hasil jawaban siswa dalam lembar kerja siswa (LKS). Kemudian skor hasil kognitif proses dipersentasekan untuk mengkriteriakan masing-masing indikatordalam kemampuan berpikir rasional. 90 85 80 75 70 79,80 86,87 73,74 Ka Kb Kc Kd Gambar3. Grafik Skor Rata-Rata Kemampuan Berpikir Rasional Keterangan: Ka: Menganalisis Masalah Kb: Merumuskan Hipotesis Kc: Menguji Hipotesis Kd : Menarik Kesimpulan 79,80 Berdasarkan Gambar 3, dapat dilihat bahwa kemampuan berpikir rasional siswa pada kelas eksperimen memiliki persentase yang berbeda-beda dengan indikator kemampuan berpikir rasional dari yang tertinggi hingga terendah yaitu, merumuskan hipotesis, menganalisis masalah, menarik kesimpulan, dan menguji hipotesis.untuk persentase rata-rata kemampuan berpikir rasional siswa secara keseluruhan yaitu sebesar 80,05%, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir rasional siswa selama mengikuti pembelajaran fisika menggunakan model teknik scaffolding termasuk dalam kriteria baik. Hubungan antara kemampuan berpikir rasional dan hasil belajar fisika menggunakan model pembelajaran scaffoldingdapat dicari dengan uji Bivariate Correlation yaitu korelasi pearson product moment. Berdasarkan hasil analisis Bivariate Correlation di atas, dapat diketahui bahwa korelasi antara kemampuan berpikir rasional dan hasil belajar adalah sebesar 0,395 dengan nilai sig.(2-tailed) ) sebesar 0.023 atau < 0.05 jika dikonsulatasikan dengan pedoman pengambilan keputusan dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir rasional siswa dan hasil belajar fisika siswa menggunakan model pembelajaran PBM disertai teknik Scaffolding. Penerapan model pembelajaran scaffolding merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif (student centered) dengan membuat siswa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya dan menghasilkan pengetahuan yang benarbenar bermakna. Model pembelajaran scaffolding menggunakan permasalahan fisika dalam kehidupan sehari-hari untuk mengeksplorasi pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa, kemudian membangun pengetahuannya secara

252 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3 No.3, Desember 2014, hal 248-253 mandiri melalui peran aktifnya dalam pembelajaran. Melalui pembelajaran ini siswa diminta untuk mengeksplorasi pengetahuan awal yang dimiliki, kemudian mengujinya dengan konsep baru yang mereka terima melalui kegiatan eksperimen serta mendiskusikan dan mengaplikasikan konsep dengan cara menyelesaikan permasalah menggunakan konsep baru yang telah mereka dapatkan. Berdasarkan hasil analisis data terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran menggunakan model teknik scaffolding, siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan konsepsi awalnya dengan cara memberi siswa permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, kemudian siswa diarahkan untuk berhipotesis dan membuktikan hipotesisnya melalui kegiatan eksperimen secara berkelompok.dalam pembelajaran ini siswa dapat berlatih untuk membuat tabel pengamatan, melakukan analisis data, serta membuat kesimpulan. Setelah melakukan eksperimen siswa diminta untuk mengkomunikasikan hasil eksperimen melalui kegiatan presentasi. Kemudian guru mengarahkan siswa untuk merumuskan kesimpulan dari hasil eksperimen yang telah dilakukan. Sehingga melalui serangkaian kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah disertai teknik scaffolding membuat siswa menjadi aktif dan mampu memahami konsep fisika dengan baik sehingga hasil belajar siswa menjadi tinggi. Berdasarkan hasil dari jawaban pada LKS dan hasil observasi pada kelas eksperimen selama menggunakan model teknik scaffolding menunjukkan bahwa kemampuan berpikir rasional siswa termasuk dalam kriteria baik. Berdasarkan hasil analisis data, terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir rasional siswa dan hasil belajar, hal ini dikarenakan dengan adanya kemampuan berpikir rasional maka siswa dapat berpartisipasi secara langsung dalam pembelajaran, serta dapat menemukan konsepnya secara mandiri sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Penerapan model pembelajaran scaffoldingdapat juga digunakan untuk meningkatkan kemampuan psikomotor dan afektif siswa yang berupa perilaku berkarakter dan keterampilan sosial. Dalam penelitian ini kemampuan psikomotor dan afektif siswa digunakan sebagai data pendukung. Gambar 4. Grafik Skor Kemampuan Psikomotor Siswa Berdasarkan Gambar 4,terlihat bahwa persentase rata-rata kemampuan psikomotor siswa pada kelas eksperimen mengalami kenaikan pada setiap pertemuan. Hal ini menunjukkan bahwa pada pertemuan kedua siswa sudah mulai terlatih dan terbiasa dalam melakukan percobaan. Sedangkan kemampuan afektif siswadari kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 5. 90 88 86 84 82 80 78 95 90 92,42 94,95 Pertemuan Pertemuan 1 2 88,73 89,78 88,05 83,07 Perilaku Berkarakter Ketrampilan Sosial Gambar 5. Grafik perilaku berkarakter dan keterampilan sosial siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

Ratna, Model Pembelajaran Berbasis Masalah 253 Berdasarkan Gambar 5, terlihat bahwa persentase rata-rata perilaku berkarakter dan keterampilan sosial siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada persentase rata-rata kelas kotrol.sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah disertai teknik scaffoldingdapat juga digunakan untuk meningkatkan perilaku berkarakter dan keterampilan sosial siswa.hal ini dikarenakan model teknik scaffoldingdapat membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kemampuan afektif siswa. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat diperoleh kesimpulan yaitu ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar fisika siswa menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) disertai Teknik Scaffolding danmodel pembelajaran direct intructiondalam pembelajaran fisika di kelas X SMA Negeri 1 Rambipuji tahun ajaran 2013/2014, rata-rata kemampuan berpikir rasional siswa kelas X-4 SMAN1 Rambipuji untuk semua indikator, selama pembelajaran menggunakan model teknik scaffolding termasuk kriteria baik, dengan persentase indikator tertinggi adalah merumuskan hipotesis dan persentase indikator terendah adalah menguji hipotesis, dan ada hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir rasional siswa dan hasil belajar fisika menggunakan model pembelajaran scaffolding. Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah pembelajaran menggunakan modelpembelajaran Berbasis Masalah (PBM) disertai Teknik Scaffoldingharus disertai dengan pengaturan waktu yang tepat agar tahapan-tahapan pada Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) disertai Teknik Scaffolding dapat berjalan dengan maksimal sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif, pembelajaran fisika hendaknya siswa lebih diarahkan untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan kehidupan seharihari agar siswa dapat meningkatkan kemampuan menerapkan konsep dalam kehidupan sehari-hari sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna, dan penelitian ini menuntut guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memecahkan kesulitan yang dihadapi oleh siswa agar siswa lebih cepat bisa memecahkan kesulitan yang mereka miliki. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas.2006. Kopetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas. Ibrahim, dkk. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA Sudjana, N. 2002.Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: CV Alfabeta Fitriyanti.2009. Pengaruh Penggunaan Metode Pemecahan Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Rasional Siswa.Jurnal Pendidikan. 10 (1):38-4