PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DALAM PEMBELAJARANMENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

TELAAH VARIABEL PEMILIHAN MODEL PEMBELAJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di sekolah yang pada dasarnya menekankan siswa untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. mampu berinteraksi dengan lingkungan dengan selayaknya. meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan terjaminnya kebutuhan kehidupan mereka kelak. Sejalan dengan

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menguatkan kedudukan dan

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 dalam pelajaran bahasa Indonesia bagi siswa menengah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu

BAB I PENDAHULUAN menuntut guru untuk mengorganisasikan pembelajaran secara efektif. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah aset masa depan yang menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pelayanan kepada pelanggan dengan baik dan benar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, gagasan atau perasaan seseorang. Bahasa terdiri atas beberapa kata yang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika lahir karena adanya kebutuhan untuk menyelesaikan masalah di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sama dalam suatu kelompok. matematika yaitu pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa. umum keterampilan menyimak dan berbicara adalah keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Oleh karena itu kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. mampu berbahasa dan bersastra saja namun juga digunakan sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimengerti adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam dunia pendidikan mengalami perubahan konsep. Diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Percepatan arus informasi dalam era globalisasi dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara negosiasi, diskusi dan musyawarah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 956) dijelaskan bahwa negosiasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya dari siswa, pengajar,

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

dituntut untuk lebih produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika selain merupakan dasar dan pangkal tolak penemuan dan pengembangan ilmu-ilmu lain, matematika

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang pendidikan nasional. Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan mata pelajaran melalui pendekatan sciencetific learning

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 diimplementasikan di sekolah secara bertahap mulai tahun

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

BAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahirnya kurikulum 2013 sebagai penerapan kurikulum yang baru ternyata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam mengungkapkan pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar adalah salah satu hal yang sangat kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi, karena dalam proses

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. terampil berbahasa. Adapun keterampilan berbahasa itu mencakup empat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini pesatnya kemajuan teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

Oleh Warniatul Ulfah ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. itu, siswa dituntut untuk lebih aktif dan berpikir kritis untuk mencari media

BAB 1 PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Kurikulum 2013

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GADINGREJO. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis argumentasi merupakan salah satu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan termasuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan di Indonesia sudah semakin berkembang dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan dari masa ke masa selalu mengalami perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran membutuhkan strategi yang tepat. Kesalahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. solusi. Sebagai contoh, suatu masalah dapat direpresentasikan dengan obyek,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, matematika merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan agar siswa terampil menyimak, terampil berbicara, terampil

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Fungsi lain

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,

I. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur

BAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN. sangat banyak. Tuntutan tersebut diantaranya adalah anak membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. bunyi sedangkan bentuk tulisan memakai symbol berupa huruf.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem based learning merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual untuk merangsang peserta didik supaya mau belajar. Seperti yang dikemukakan Duch (2001:6) bahwa : In the problem based approach, complex, real-word problems are used to motive students to identify and research the concepts and principles they need to know to work through those problem. Students work in small learning teams, bringing togehter collective skill at acquiring, communicating, and integrating information. Dalam pendekatan berbasis masalah, masalah yang kompleks di dunia nyata dapat digunakan untuk memotivasi siswa dalam mengindentifikasi dan meneliti konsep dan prinsip-prinsip yang mereka perlu tahu untuk bekerja melalui permasalahan tersebut. Siswa bekerja dalam tim belajar kecil, menyatukan kemampuan kolektif untuk memeroleh, mengomunikasikan dan menggabungkan informasi. Dari pernyataan tersebut dijelaskan bahwa PBM digunakan untuk memotivasi siswa dalam mengidentifiksi dan meneliti permasalahan yang perlu untuk diketahui. Selain itu, siswa bekerja dalam tim kecil untuk bisa saling mengomunikasikan dan menggabungkan informasi dari dunia nyata dengan pengetahuan yang dimiliki sehingga mampu untuk mengetahui permasalahan yang terjadi. Model PBM didefinisikan sebagai lingkungan belajar yang di dalamnya menggunakan masalah untuk belajar. Sebelum mempelajari sesuatu, siswa diharuskan mengidentifkasi suatu masalah, baik yang dihadapi secara nyata maupun telaah kasus PBM (Nursalam, 2008:124). Inti model PBM itu adalah masalah. Model tersebut bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai

2 sesuatu yang harus dipelajari oleh siswa untuk melatih dan meningkatkan keterampilan, berpikir kritis sekaligus pemecahan masalah serta mendapatkan pengetahuan tentang konsep-konsep penting. Model PBM merupakan pembelajaran yang memberikan suatu permasalahan untuk dipecahkan oleh siswa. Dalam hal ini, guru menjelaskan tujuan yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlihat secara aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih, serta membantu siswa dalam mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Setelah itu, guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen guna mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, serta membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan. Hall White (2001:1) dalam jurnalnya mengatakan bahwa problem based learning courses, students work wtih classmates to solve complex and authentic problems that help develop content knowledge as well as problem-solving, reasoning, communication, and self-assessment skills. These problem also help to maintain student interst in course material because students realize that they are learning the skills to be successful in the field. Dalam pembelajaran berbasis masalah, siswa bekerja dengan teman sekelas untuk memecahkan masalah yang kompleks dan otentik untuk membantu mengembangkan pengetahuan konten serta pemecahan masalah, komunikasi, dan penilaian kemampuan sendiri. Masalah-masalah ini juga membantu untuk mempertahankan minat siswa dalam materi pelajaran karena siswa menyadari bahwa mereka belajar tentang keterampilan untuk sukses di lapangan. Maksud pernyataan tersebut adalah siswa bekerja dengan teman sekelas untuk memecahkan masalah yang kompleks dan otentik untuk membantu mengembangkan pengetahuan serta pemecahan masalah, penalaran, dan komunikasi pengembangan keterampilan. PBM tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa tetapi siswa

3 dituntut untuk bisa mengembangkan dan mengobservasi sendiri dari permasalahan tersebut. Tujuan dari model PBM adalah membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dalam pemecahan masalah. Model PBM mempunyai keunggulan-keunggulan dalam pembelajaran di antaranya: (1) peserta didik akan lebih memahami konsep yang diajarkan karena peserta didik yang menemukan konsep tersebut; (2) peserta didik terlibat secara aktif dalam memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berpikir yang lebih tinggi, hal ini mampu menumbuhkembangkan kemampuan kreativitas peserta didik baik secara individual ataupun kelompok; (3) Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran karena masalah-masalah yang diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata; (4) peserta didik dituntut untuk bisa memecahkan suatu permasalahan yang telah disediakan dan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya sehinga pembelajaran akan semakin bermakna; dan (5) peserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam kontek yang relevan dan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis (Putra, 2012:82). Model pembelajaran PBM merupakan model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata. Pembelajaran ini umumnya dimulai dengan siswa memikirkan penyelesaian suatu tugas kemudian diikuti dengan mengomunikasikan hasil pemikirannya, akhirnya melalui diskusi siswa dapat menuliskan kembali hasil pemikirannya pada sebuah laporan yaitu laporan observasi. Seperti yang dikemukakan oleh Keraf (1994:300) bahwa Observasi yang diadakan, baik secara perseorangan maupun secara berkelompok, akan bermanfaat bila disudahi dengan sebuah laporan. Semua hal yang dapat diamati atau dilihat selama melakukan sebuah observasi harus dicatat dengan cermat, sebab mungkin akan berguna sebagai kunci untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.

4 Dengan keterlibatan yang aktif ini diharapkan akan dapat memberikan motivasi tersendiri kepada siswa dalam kegiatan menulis sehingga kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa akan menjadi lebih berkembang. Model PBM merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan pada kurikulum 2013. Model PBM merupakan bagian dari pendekatan saintifik yaitu pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan untuk mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan/ menjejaring dari pembelajaran yang dilakukan. Materi yang ada pada pembelajaran kurikulum 2013 khususnya SMA dan SMK meliputi materi teks laporan hasil observasi, teks prosedur komplek, teks eksposisi, teks anekdot, dan teks negosiasi (Kemendikbud, 2013). Penerapan model PBM dalam proses pembelajarannya lebih menekankan pada keaktifan siswa di dalam kelas. Siswa dituntut untuk aktif dalam memecahkan suatu masalah yang ada kemudian siswa mengamati dan mengobservasi masalah tersebut. Akhir dari pembelajaran, siswa akan melaporkan kegiatan yang telah dilakukannya baik secara lisan maupun tulisan. Hal tersebut tercermin pada salah satu kompetensi dasar pada kurikulum 2013 yaitu pada kompetensi dasar yang berkaitan dengan keterampilan siswa salah satunya adalah menulis teks laporan hasil observasi. Teks laporan observasi merupakan salah satu materi baru yang diajarkan di kurikulum 2013. Dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk bisa menuangkan gagasannya dari hasil observasi atau pengamatan yang telah dilakukan. Pada teks laporan hasil observasi lebih menekankan untuk meningkatkan kemampuan keterampilan siswa dalam menulis. Teks laporan hasil observasi adalah teks yang berisi penjabaran umum atau melaporkan sesuatu berupa hasil dari pengamatan (observasi). Karakteristik dari

5 teks laporan hasil observasi adalah menyajikan fakta-fakta tentang keadaan peristiwa, tempat, benda, dan orang. Berdasarkan karakteristik teks laporan observasi, model PBM bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran teks laporan observasi khususnya dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi. Teks laporan hasil observasi dalam strukturnya hampir sama dengan struktur makalah yaitu terdapat pendahuluan, pembahasan dan penutup. Dalam proses penulisannya pun kriteria penilaiaanya hampir sama dengan makalah seperti isi, struktur, bahasa dan sebagainya. Cahyani (2009: 1-2) dalam disertasinya yang berjudul Peningkatan kemampuan menulis makalah melalui model pembelajaran berbasis penelitian pada mata kuliah umum bahasa Indonesia menyatakan bahwa mahasiswa masih merasa kesulitan ketika menulis makalah. Faktor penyebab kesulitan menulis itu karena tidak senangnya menulis, kurang membaca contoh-contoh tulisan dan kurangnya motivasi dan minat mahasiswa dalam menulis. Tidak hanya mahasiswa, siswa SMK pun masih merasa kesulitan dalam hal menulis seperti menulis teks laporan hasil observasi. Dalam hal ini model PBM bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis teks laporan hasil observasi. Elfira (2013: 2-3) dalam skripisinya yang berjudul Kemampuan menulis teks berita melalui model pembelajaran problem based learning siswa kelas VIII sekolah menengah pertama negeri 35 Palembang, melakukan suatu penelitian berupa penggunaan model PBL untuk meningkatkan kemampuan menulis teks berita pada kelas VIII SMP Negeri 35 Palembang. Pada penelitian tersebut, terjadi permasalahan dalam menulis teks berita sehingga diperlukan suatu model yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan dalam kemampuan menulis teks berita setelah memeroleh perlakuan model PBL.

6 Selain itu, Laviani (2012: 3) dalam skripsinya yang berjudul Peningkatan kemampuan menulis teks berita melalui metode problem based learning, melalukan sebuah penelitian untuk meningkatkan kemampuan menulis teks berita. Siswa masih merasa kesulitan untuk menuangkan gagasan dalam sebuah laporan teks berita sehingga peneliti menerapkan model PBL untuk meningkatkan kemampuan menulis teks berita tersebut. Setelah mendapatkan rujukan-rujukan maka peneliti akan menerapkan model PBM dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi. Peneliti akan melakukan penelitian kuasi eksperimen dalam penerapan model PBM dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi. B. Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa hal yang bisa diidentifikasi untuk penelitian. Beberapa hal tersebut adalah: 1. PBM merupakan model pembelajaran yang memotivasi siswa untuk mampu mengindentifikasi dan meneliti sebuah permasalahan dari pengetahuan yang diketahuinya. 2. Model PBM menuntut siswa untuk lebih aktif dalam mengembangkan kemampuan keterampilannya. 3. Materi teks laporan observasi merupakan materi baru yang ada pada kurikulum 2013. 4. Diperlukannya sebuah pendekatan, model atau metode pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis teks laporan hasil observasi. C. Batasan Masalah Penelitian Batasan masalah ini adalah penerapan model PBM dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi di kelas X SMKN 3 Bandung.

7 D. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini di dapat merumuskan-rumusan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah hasil menulis teks laporan hasil observasi peserta didik di kelas ekperimen dan kelas kontrol? 2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks laporan hasil observasi di kelas kontrol dan kelas eksperimen? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah rumusan di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui hasil menulis teks laporan hasil observasi peserta didik di kelas eksperimen dan kelas kontrol. 2. Membuktikan terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks laporan hasil observasi di kelas kontrol dan kelas eksperimen. F. Manfaat penelitian Penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun praktis. 1. Manfaat teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuktikan teori pembelajaran dengan model PBM dalam pembelajaran menulis teks laporan observasi, menambah rujukan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, khusunya pembelajaran menulis teks laporan observasi, dan menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak seperti berikut.

8 a. Bagi peserta didik Penelitian ini dapat memberikan pengalaman yang baru bagi peserta didik tentang menulis teks laporan hasil observasi. Peserta didik mampu menulis teks laporan hasil observasi berdasarkan permasalahan yang ditemukan ketika proses observasi. Hal tersebut akan bermanfaat ketika peserta didik telah terjun ke lapangan atau bekerja. Jika peserta didik menulis teks laporan, peserta didik sudah mempunya pengetahuan sebelumnya sehingga tidak akan membuat peserta didik merasa kesulitan. b. Bagi guru Penelitian ini dapat membantu guru, khususnya guru bahasa Indonesia untuk menerapkan model PBM dalam pembelajaran menulis teks laporan observasi. Model PBL akan menjadikan peserta didik lebih aktif dan kreatif ketika proses penyelesaian masalah berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan. Guru hanya menjadi fasilitator dengan membimbing peserta didik dalam setiap kegiatan pembelajaran. c. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti dalam penerapan model PBM dalam pembelajaran menulis teks laporan observasi dan mengetahui proses pembelajaran pada kurikulum 2013.