Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

KOMPARASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT BEDASARKAN SNI 1726:2002 DENGAN SNI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Tata Langkah Penelitian. Tata langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini : Mulai

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah Langkah Perancangan. Langkah langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini :

Andini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, Universitas

BAB I PENDAHULUAN. dua dari banyak faktor yang dapat memancing orang dari luar daerah untuk datang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. gambar- gambar yang akan menjadi acuan dalam perancangan,. Berikut adalah gambar dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

ini dapat dilihat dengan mulai stabilnya nilai mata uang rupiah dipasar dengan kegiatan pembangunan di Indonesia, khususnya gedung bertingkat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. basement dan Roof floor. Dimana pelat lantai yang digunakan dalam perencanaan

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Pengolahan Data. Penyajian Data. Perbandingan Data.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Fasilitas rumah atau asrama yang dikhususkan untuk tempat tinggal

BAB IV ANALISA STRUKTUR

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

BAB 3 METODE PENELITIAN

PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

III - 1 BAB III METODOLOGI

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia tidak dapat lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. kombinasi dari beton dan baja dimana baja tulangan memberikan kuat tarik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Desain struktur merupakan faktor yang sangat menentukan untuk menjamin

BAB II SIFAT BAHAN BETON DAN MEKANIKA LENTUR

Jl. Banyumas Wonosobo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL JALAN MARTADINATA MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN. pertemuan (function hall / banquet hall). Ruang pertemuan yang luas dan tidak

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dosen Pembimbing : Ir. Tony Hartono Bagio,MT.,MM. Abstrak

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR RUKO 2 ½ LANTAI JL. H. SANUSI PALEMBANG

Struktur Beton Bertulang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dan perhitungan elemen struktur gedung Condotel Sahid Jogja Lifestyle City. sudah mampu menahan gaya geser.

EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR YANG SUDAH BERDIRI DENGAN UJI ANALISIS DAN UJI BEBAN (STUDI KASUS GEDUNG SETDA KABUPATEN BREBES)

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA MAHASIWA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. Oleh : CAN JULIANTO NPM. :

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga jenis bahan bangunan yang sering digunakan dalam dunia

BAB V PEMBAHASAN. bahan yang dipakai pada penulisan Tugas Akhir ini, untuk beton dipakai f c = 30

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1. PENGENALAN BETON BERTULANG

DESAIN ULANG STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG PLAZA HOTEL ROCKY PADANG PROYEK AKHIR. Oleh : HAZMAL HERMAN

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

Ganter Bridge, 1980, Swiss. Perencanaan Struktur Beton Bertulang

BAB III METODOLOGI III-1

BAB II TEKNOLOGI BAHAN DAN KONSTRUKSI

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. 3.1 Diagram Alir Perancangan Struktur Atas Bangunan. Skematik struktur

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara vertikal yaitu Pembangunan gedung bertingkat. bangunan gedung yang tepat sangat diperlukan.

BAB III METODOLOGI. LAPORAN TUGAS AKHIR III 1 Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Badan Pusat Statistik

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

BAB III METODOLOGI. penjelas dalam suatu perumusan masalah. Data sekunder berupa perhitungan

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG HOTEL DAN MALL DI WILAYAH GEMPA 3

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERHITUNGAN STRUKTUR HOTEL ROYAL TAPAZ PONTIANAK (STRUKTUR BETON BERTULANG 12 LANTAI) TERHADAP GEMPA. Abstrak

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG B RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GUNUNGSARI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

ANALISA KERUSAKAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG A SMAN 10 PADANG AKIBAT GEMPA 30 SEPTEMBER 2009 ABSTRAK

BAB III METODOLOGI Tinjauan Umum

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG HOTEL NAWASAKA SURABAYA DENGAN SISTEM GANDA

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

BAB III METODOLOGI. 3.1 Dasar-dasar Perancangan

MODIFIKASI STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG GEDUNG TECHNO PARK UPN VETERAN JAWA TIMUR MENGGUNAKAN BALOK PRESTRESS TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Balok

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN. Bangunan tinggi berkaitan erat dengan masalah kota, Permasalahan kota

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN KEANDALAN STRUKTUR TABUNG DALAM TABUNG TERHADAP GAYA GEMPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODE PENELITIAN

PERENCANAAN GEDUNG DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG. (Structure Design of DKK Semarang Building)

REDESAIN GEDUNG KANTOR JASA RAHARJA CABANG JAWA TENGAH JALAN SULTAN AGUNG - SEMARANG Muhammad Razi, Syaiful Anshari Windu Partono, Sukamta*)

BAB I PENDAHULUAN. dampak pada perubahan pola kehidupan sosial masyarakat dengan trend

Reza Murby Hermawan Dosen Pembimbing Endah Wahyuni, ST. MSc.PhD

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Oleh sebab itu propinsi-propinsi yang berkembang dan padat

PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI

STUDI DESAIN STRUKTUR BETON BERTULANG TAHAN GEMPA UNTUK BENTANG PANJANG DENGAN PROGRAM KOMPUTER

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL BAHTERA SURABAYA JAWA TIMUR. Laporan Tugas Akhir

2.5.3 Dasar Teori Perhitungan Tulangan Torsi Balok... II Perhitungan Panjang Penyaluran... II Analisis dan Desain Kolom...

Transkripsi:

Perencanaan Ulang Portal (Balok-Kolom) Struktur Gedung Hotel City Hub Yogyakarta Menggunakan SNI 03-2847-2002 dan SNI 2847:2013 Bagus Setiawan Pambudi 1, Bagus Soebandono 2, Yoga Aprianto Harsoyo 3 1 Mahasiswa (NIM 20120110169) 2 Dosen Pembimbing 1 3 Dosen Pembimbing 2 INTISARI Baru-baru ini diterbitkan peraturan beton bertulang yang baru, yaitu SNI 2847:2013 tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung. SNI 2847:2013 menggantikan peraturan beton bertulang sebelumnya yaitu SNI 03-2847-2002. Dengan diterbitkannya SNI 2847:2013 di Indonesia, maka perlu dilihat perbandingan antara SNI 2847:2013 dan SNI 03-2847-2002. Pada penelitian ini dilakukan perencanaan ulang struktur balok-kolom menggunakan SNI 03-2847-2002 dan SNI 2847:2013 dengan bantuan program SAP 2000 v14.1.0. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kebutuhan tulangan lentur dan tulangan geser balok-kolom dengan menggunakan SNI 03-2847-2002 dan SNI 2847:2013 dengan data gambar kerja yang ada dilapangan. Balok yang ditinjau adalah balok penampang persegi dengan berbagai tipe yaitu B0a, B0b, B0c, B0d, B0e, B1a, B1b, B1c, B3b, B3c, B3d, B3e, B3f, B3g, B3h, Bordes, S1, S2, S3 dan S4. Sedangkan kolom yang ditinjau adalah kolom penampang persegi dengan tipe kolom K0, K0, K1, K1, K2 dan K3. Hasil dari penelitian ini didapat perbandingan kebutuhan tulangan lentur dan tulangan geser balok-kolom yang dianalisis menggunakan SNI 03-2847-2002 dan SNI 2847:2013. Kata Kunci: Balok-Kolom, SAP 2000 v14.1.0., SNI 03-2847-2002, SNI 2847:2013. ABSTRACT Recently published new regulations that reinforced concrete, which is SNI 2847: 2013 on Requirements for Structural Concrete Building. SNI 2847: 2013 replaces the previous regulation reinforced concrete SNI 03-2847-2002. With the publication of SNI 2847: 2013 in Indonesia, it is necessary to see the comparison between SNI 2847: 2013 and SNI 03-2847-2002. In this research replan beam-column structure using SNI 03-2847-2002 and SNI 2847: 2013 with the help of the SAP program in 2000 v14.1.0. This study aimed to compare the needs of flexural and shear reinforcement beam-column using SNI 03-2847-2002 and SNI 2847: 2013 with the image data of the existing work in the field. The beams are to be reviewed are blocks square cross-section of various types, namely B0a, B0b, B0c, B0d, B0e, B1a, B1b, B1c, B3b, B3c, B3d, B3e, B3f, B3g, B3h, Bordes, S1, S2, S3 and S4, While the column is a column that reviewed a square cross-section with a column of type K0, K0 ', K1, K1', K2 and K3. The results obtained from this study a comparison needs flexural and shear reinforcement beam-columns were analyzed using SNI 03-2847-2002 and SNI 2847: 2013. Keywords: Beam- Column, SAP 2000 v14.1.0., SNI 03-2847-2002, SNI 2847:2013. A. PENDAHULUAN 1

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Bangunan bertingkat merupakan suatu sistem yang mempunyai lapis lantai lebih dari satu, umumnya bertingkat ke atas walaupun ada juga yang bertingkat ke dalam tanah. Ditinjau dari ketinggian gedung dan spesifikasi perancangan dan syarat-syarat, bangunan bertingkat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu: a. Bangunan bertingkat rendah (Low rise building): mempunyai 3-4 lapis lantai atau ketinggian + 10 m. b. Bangunan bertingkat tinggi (High rise building): mempunyai lapis lantai lebih dari 4 dan ketinggian lebih dari 10 m. Seiring dengan perkembangan zaman, maka perencanaan bangunan bertingkat juga ikut berkembang dengan mengacu pada peraturan peraturan terbaru saat ini yaitu SNI 2847:2013 yang menggantikan SNI 03-2847-2002. Hal yang paling penting dalam perencanaan bangunan adalah analisis struktur. Pada zaman modern seperti saat ini terdapat beberapa software yang bisa dipakai dalam analisis struktur diantaranya SAP 2000, ETABS, dll. 2. Rumusan Masalah Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah perbandingan tulangan lentur dan geser pada elemen balok dan kolom hasil perancangan ulang dan SNI 2847:2013 dari hasil perancangan awal (dilapangan). 3. Tujuan penelitian Adapun tujuan dari perancangan ulang gedung City Hub Hotel Yogyakarta ini adalah: a. Merancang ulang tulangan lentur dan tulangan geser pada balok dan kolom gedung City Hub Hotel Yogyakarta dengan mengacu pada SNI 03 2847 2002 dan SNI 2847:2013. b. Membandingkan antara hasil perancangan ulang tulangan lentur dan geser pada balok dan kolom dengan data yang ada di lapangan. 4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah : a. Mengetahui penulangan mana yang lebih baik antara SNI 03 2847 2002 dengan SNI 2847:2013. b. Mengetahui selisih antara jumlah tulangan hasil perancangan ulang dengan jumlah tulangan di lapangan. 5. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini antara lain : a. Analisis struktur dilakukan dengan menggunakan program SAP 2000 v14.1.0 (Structure Analysis Program 2000 v14.1.0). b. Mengacu pada peraturan SNI 03 2847 2002 dan SNI 2847:2013. c. Perencanaan struktur menggunakan mutu beton dengan kuat desak rencana (fc ) = 30 Mpa. d. Perencanaan struktur menggunakan baja tulangan polos (BJTP) tegangan leleh (fy) = 240 Mpa, sedangkan untuk baja tulangan ulir (BJTD) tegangan leleh (fy) = 390 Mpa. e. Tidak menghitung perencanaan pondasi. f. Tidak menghitung perencanaan atap. g. Tidak menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB). B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Umum Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, betu pecah, atau agregat agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air membentuk suatu massa mirip batuan. Terkadang, satu atau lebih bahan aditif ditambahkan untuk menghasilkan beton dengan karakteristik tertentu, seperti kemudahan pengerjaan (workability), durabilitas dan waktu pengerasan. (Mc Cormac, 2004: 1). Beton bertulang adalah beton yang menggunakan tulangan dengan jumlah dan luas tulangan tidak kurang dari nilai minimum yang disyaratkan, dengan atau tanpa pratekan dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua material 2

bekerja bersama sama dalam menahan gaya yang bekerja (Mulyono, 2004). 2. Keamanan Struktur Untuk mendapatkan struktur yang aman terhadap beban yang bekerja selama masa penggunaan bangunan, diperlukan pengetahuan tentang beban beban yang bekerja, meliputi beban mati, beban hidup, beban gempa dan beban angina. Bila intensitas dan efek beban yang bekerja diketahui dengan pasti, maka struktur dapat dibuat aman dengan cara memberikan kapasitas kekuatan yang lebih besar daripada efek beban yang bekerja. (Wahyudi dan Rahim, 1997). Suatu struktur harus aman terhadap keruntuhan dan bermanfaat dalam penggunaannya. Struktur harus memenuhi syarat bahwa lendutan lendutan yang terjadi cukup kecil, retak retak apabila ada, harus diusahakan berada dalam batas batas yang masih dapat ditolerir dan juga getaran getaran yang terjadi harus diusahakan seminimum mungkin (Winter dan Nilson, 1993). C. LANDASAN TEORI 1. Kuat Perlu Untuk menentukan kuat perlu suatu komponen struktur, maka dihitung berdasarkan ketentuan dan asumsi yang tertera pada SNI 2847:2013 pasal 9.2.1 dan SNI 03-2847-2002. 2. Kuat Rencana Untuk menentukan kuat rencana suatu komponen struktur, maka dihitung berdasarkan ketentuan dan asumsi yang tertera pada SNI 03 2847 2002 pasal 11.2 (3) dan SNI 2847:2013 pasal 9.3. D. METODE PENELITIAN 1. Tahapan Penelitian Penulisan tugas akhir ini dilaksanakan dengan tahapan tahapan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 Pengumpulan data sekunder: Mulai Permasalahan Topik Mutu beton dan baja Gambar struktur Literatur Pembebanan Portal Analisis Struktur A 3

Ya Gambar 1 Bagan Alir Penelitian Tidak 2. Peraturan peraturan Pedoman yang digunakan dalam perancangan struktur gedung ini yaitu: a. PPIUG (Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983). b. PPPURG (Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung) Tahun 1987. c. SNI 1726:2012 Tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk A Perhitungan Tulangan Cek tulangan terhadap lendutan dan kapasitas momen Mn>Mu Vn>Vu/ Vn>Vr Mkap>Mn Selesai Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. d. SNI 03 2847 2002 Tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. e. SNI 2847:2013 Tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung. 3. Pengumpulan Data Pengumpulan data data yang dijadikan sebagai acuan dalam penelitian tugas akhir ini merupakan langkah awal yang harus diambil. Adapun data data sekunder yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut: a. Mutu beton Perancangan ulang ini menggunakan mutu beton yang sama dengan perancangan di lapangan antara lain: 1. Mutu beton untuk fondasi, kolom, balok dan plat lantai menggunakan kuat desak (fc ) = 30 2. Kuat tarik baja tulangan (fy) Tulangan deform (BJTD 390) fy = 390 Tulangan polos (BJTP 240) fy = 240 3. Modulus elastisitas beton (Ec) = 4700 Ec = 4700 = 25742,9602 Mpa 4. Modulus elastis baja (Ey) = 200000 Mpa b. Gambar Struktur Adapun gambar gambar yang diperlukan dalam penelitian tugas akhir ini yaitu sebagai berikut : 1. Denah balok. 2. Denah kolom. 3. Detail penulangan balok dan kolom. Semua data yang didapatkan dari gambar rencana di lapangan yang diperoleh dari PT. Inti Cipta Permata pada Proyek Pembangunan City Hub Hotel Yogyakarta dalam bentuk softcopy. 4

4. Pengolahan Data Langkah langkah yang dilakukan untuk mengolah data adalah sebagai berikut: a. Menggambar struktur portal balok dan kolom menggunakan program SAP 2000 sebagai langkah awal untuk memasukkan data yang akan dianalisis oleh program SAP 2000 tersebut. b. Menghitung manual jumlah beban mati, beban hidup, beban terpusat dan beban gempa yang membebani gedung tersebut. c. Meng-input semua beban ke dalam program SAP 2000. d. Menghitung beban gempa dengan perhitungan manual. e. Memasukkan data beban gempa ke dalam program SAP 2000 untuk dianalisis. f. Memasukkan kombinasi beban ke dalam program SAP 2000. g. Menganalisis data dengan program SAP 2000, kemudian dengan mengecek keamanan struktur dan membaca hasil analisis dilakukan perhitungan manual terhadap dimensi tulangan. E. PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibahas perbandingan penulangan hasil perencanaan ulang dengan menggunakan SNI 03 2847 2002 dan SNI 2847:2013 yang akan dibandingkan dengan data gambar kerja yang sudah ada sebelumnya. Berikut ini hasil dari perbandingan tulangan lentur, tulangan geser dan tulangan torsi pada balok dan kolom. 1. Balok a. Tulangan Lentur Tulangan lentur balok didapatkan dari hasil perhitungan tulangan lentur berdasarkan momen maksimal dari analisis program SAP 2000 versi 14.1.0. Perbandingan tulangan lentur pada tiap batang balok dari gambar kerja dan perencanaan ulang menggunakan SNI 03 2847 2002 dan SNI 2847:2013 yang ditunjukkan dalam diagram batang berikut ini. Gambar 2 Diagram batang perbandingan tulangan lentur balok pada posisi tumpuan. Gambar 3 Diagram batang perbandingan tulangan lentur balok pada posisi tumpuan (lanjutan). Gambar 4 Diagram batang perbandingan tulangan lentur balok pada posisi lapangan. 5

Gambar 5 Diagram batang perbandingan tulangan lentur balok pada posisi lapangan (lanjutan). Berdasarkan diagram batang pada gambar 2, 3, 4, dan 5 maka dapat disimpulkan: 1. Posisi Tumpuan batang balok B0a, B0b, B0e, B1a, B1b, B3b, B3g, B3h, dan S1 pada posisi tumpuan mengalami pengurangan jumlah tulangan lentur dari data gambar kerja. Untuk balok B0d, B1c, B3d, B3e, B3f, Bordes dan S2 pada posisi tumpuan mengalami penambahan jumlah tulangan lentur dari data gambar kerja. Untuk balok B0c, B3c, S3, dan S4 jumlah tulangan lentur sama dengan data gambar kerja. menggunakan SNI 2847:2013 semua balok mengalami pengurangan jumlah tulangan dari perancangan ulang dengan kecuali pada balok B3c, B3e, B3g dan S2 yang memiliki jumlah tulangan lentur yang sama. 2. Posisi Lapangan batang balok B0e, B3h, dan S1 pada posisi lapangan mengalami pengurangan jumlah tulangan lentur dari data gambar kerja. Untuk balok B0a, B0c, B0d, B1a, B1b, B1c, B3b, B3c, B3d, B3e, B3f, B3g, dan S2 pada posisi lapangan mengalami penambahan jumlah tulangan lentur dari data gambar kerja. Untuk balok B0b, S3, dan S4 jumlah tulangan lentur sama dengan data gambar kerja. menggunakan SNI 2847:2013 semua balok mengalami pengurangan jumlah tulangan dari perancangan ulang dengan kecuali pada balok B3c, B3e, B3g dan S2 yang memiliki jumlah tulangan lentur yang sama. b. Tulangan Geser Diameter tulangan geser balok tiap penampang antara data gambar kerja dan perancangan ulang dengan dan SNI 2847:2013 adalah sama yang membedakan adalah hasil dari jarak tulangan geser balok (S). Hasil perbandingan jarak tulangan geser balok dapat dilihat pada diagram berikut: Gambar 6 Diagram batang perbandingan jarak tulangan geser balok pada posisi tumpuan. 6

Gambar 7 Diagram batang perbandingan jarak tulangan geser balok pada posisi tumpuan (lanjutan). Gambar 8 Diagram batang perbandingan jarak tulangan geser balok pada posisi lapangan. batang balok B0a, B0b, B0c, B0d, B1a, B1b, B1c, B3b, B3c, B3d, B3e, B3g, B3h, Bordes, S1, S2, S3 dan S4 pada posisi tumpuan memiliki kebutuhan tulangan geser lebih kecil dari data gambar kerja. Untuk balok B0e pada posisi tumpuan memiliki kebutuhan tulangan geser lebih besar dari data gambar kerja. Untuk balok B3f memiliki kebutuhan tulangan geser yang sama dengan data gambar kerja. Perancangan ulang dengan menggunakan SNI 2847:2013 semua balok memiliki kebutuhan tulangan geser yang sama dengan perancangan ulang. 2. Posisi Lapangan semua batang balok pada posisi lapangan memiliki kebutuhan tulangan geser lebih kecil dari data gambar kerja. menggunakan SNI 2847:2013 semua balok memiliki kebutuhan tulangan geser yang sama dengan perancangan ulang menggunakan SNI 03 2847 2002. 2. Kolom a. Tulangan Lentur Diameter tulangan lentur kolom dari data gambar kerja dibandingkan dengan perancangan ulang dengan dan SNI 2847:2013 adalah sama yang membedakan adalah jumlah tulangan lentur. Hasil perbandingan tersebut dapat dilihat pada diagram berikut: Gambar 9 Diagram batang perbandingan jarak tulangan geser balok pada posisi lapangan (lanjutan). Berdasarkan diagram batang pada gambar 6, 7, 8 dan 9 maka untuk tulangan geser dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Posisi Tumpuan 7

Gambar 10 Diagram batang perbandingan tulangan lentur kolom. Berdasarkan diagram batang perbandingan tulangan lentur kolom, perancangan ulang dengan kolom tipe K0, K0, K1, K1, K2, dan K3 mengalami pengurangan jumlah tulangan lentur dari data gambar kerja. Sedangkan perancangan ulang dengan menggunakan SNI 2847:2013 semua kolom memiliki jumlah tulangan lentur yang sama dengan perancangan ulang. b. Tulangan Geser Pada tulangan geser kolom yang membedakan antara perancangan awal dan perancangan ulang adalah jarak dari tulangan geser kolom, sedangkan diameternya adalah sama. Hasil perbandingan jarak tulangan geser kolom dapat dilihat pada diagram berikut: Gambar 11 Diagram batang perbandingan jarak tulangan geser kolom pada posisi tumpuan. Gambar 12 Diagram batang perbandingan jarak tulangan geser kolom pada posisi lapangan. Berdasarkan diagram batang pada gambar 6.10. dan 6.11. maka untuk tulangan geser kolom dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Posisi Tumpuan kolom tipe K0, K0 dan K3 pada posisi tumpuan mengalami pengecilan jarak antar tulangan geser dari data gambar kerja. Sedangkan batang kolom, K1, K1 dan K2 pada posisi tumpuan memiliki jarak antar tulangan geser yang sama dari data gambar kerja. Perancangan ulang dengan menggunakan SNI 2847:2013 semua kolom memiliki jarak antar tulangan geser yang sama dengan perancangan ulang menggunakan SNI 03 2847 2002.. 2. Posisi Lapangan kolom tipe K0, K0, K2 dan K3 pada posisi lapangan mengalami pengecilan jarak antar tulangan geser dari data gambar kerja. Sedangkan batang kolom, K1 dan K1 pada posisi lapangan memiliki jarak antar tulangan geser yang sama dari data gambar kerja. menggunakan SNI 2847:2013 semua kolom memiliki jarak antar tulangan geser yang sama dengan perancangan ulang menggunakan SNI 03 2847 2002. 8

F. PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil perancangan ulang struktur portal balok kolom yang telah dilakukan menggunakan beban gempa statik SNI 1726:2012 dan menggunakan SNI 03 2847 2002 dan SNI 2847:2013, maka dapat diambil kesimpulan: a. Berdasarkan hasil perancangan ulang dengan menggunakan SNI 03 2847 2002 didapat jumlah tulangan lentur batang balok B0a, B0b, B0e, B1a, B1b, B3b, B3g, B3h, dan S1 pada posisi tumpuan dan batang balok B0e, B3h, dan S1 pada posisi lapangan memiliki jumlah tulangan lebih kecil dari data gambar kerja. Balok B0d, B1c, B3d, B3e, B3f, Bordes dan S2 pada posisi tumpuan dan balok B0a, B0c, B0d, B1a, B1b, B1c, B3b, B3c, B3d, B3e, B3f, B3g dan S2 pada posisi lapangan memiliki jumlah tulangan lebih besar dari data gambar kerja. Balok B0c, B3c, S3, dan S4 pada posisi tumpuan dan balok B0b, S3, dan S4 pada posisi lapangan memiliki jumlah tulangan yang sama dari data gambar kerja. Berdasarkan hasil perancangan ulang dengan menggunakan SNI 2847:2013 didapat jumlah tulangan lentur batang balok B0a, B0b, B0c, B0d, B0e, B1a, B1b, B1c, B3b, B3d, B3f, B3h, Bordes, S1, S3, dan S4 pada posisi tumpuan dan pada posisi lapangan memiliki jumlah tulangan lebih kecil dari perancangan ulang dengan menggunakan SNI 03 2847 2002. Batang balok B3c, B3e, B3g dan S2 pada posisi tumpuan dan pada posisi lapangan memiliki jumlah tulangan yang sama dengan perancangan ulang menggunakan SNI 03 2847 2002. b. Perancangan ulang tulangan geser balok dengan menggunakan SNI 03 2847 2002 didapatkan bahwa balok B0a, B0b, B0c, B0d, B1a, B1b, B1c, B3b, B3c, B3d, B3e, B3g, B3h, Bordes, S1, S2, S3 dan S4 pada posisi tumpuan dan semua batang balok pada posisi lapangan memiliki kebutuhan tulangan geser lebih kecil dari data gambar kerja. Balok B0e pada posisi tumpuan memiliki kebutuhan tulangan geser lebih besar dari data gambar kerja. Balok B3f pada posisi tumpuan memiliki kebutuhan tulangan geser yang sama dengan data gambar kerja. Berdasarkan hasil perancangan ulang dengan menggunakan SNI 2847:2013 didapat kebutuhan tulangan geser batang balok B0a, B0b, B0c, B0d, B0e, B1a, B1b, B1c, B3b, B3c, B3d, B3e, B3f, B3g, B3h, Bordes, S1, S2, S3, dan S4 pada posisi tumpuan dan pada posisi lapangan memiliki kebutuhan tulangan geser yang sama dengan perancangan ulang menggunakan SNI 03 2847 2002. c. Berdasarkan hasil perancangan ulang dengan menggunakan SNI 03 2847 2002 pada tulangan lentur kolom didapatkan batang kolom K0, K0, K1, K1, K2, dan K3 mengalami pengurangan jumlah tulangan lentur dari data gambar kerja. Berdasarkan hasil perancangan ulang dengan menggunakan SNI 2847:2013 didapatkan batang kolom K0, K0, K1, K1, K2, dan K3 memiliki jumlah tulangan lentur yang sama dengan perancangan ulang. d. Perancangan ulang tulangan geser kolom dengan menggunakan SNI 03 2847 2002 didapatkan bahwa kolom K0, K0, dan K3 pada posisi tumpuan dan kolom K0, K0, K2 dan K3 pada posisi lapangan mengalami pengurangan kebutuhan tulangan 9

geser dari data gambar kerja. Berdasarkan hasil perancangan ulang dengan menggunakan SNI 2847:2013 didapatkan batang kolom K0, K0, K1, K1, K2, dan K3 pada posisi tumpuan dan lapangan memiliki kebutuhan tulangan geser yang sama dengan perancangan ulang menggunakan SNI 03 2847 2002. e. Perbedaan jumlah tulangan lentur balok disebabkan oleh perbedaan ketentuan mengenai faktor kekuatan beton rencana β1 dan faktor reduksi kekuatan ϕ antara SNI 03-2847-2002 dan SNI 2847:2013. f. menggunakan SNI 2847:2013 lebih baik daripada menggunakan SNI 03 2847 2002 karena dengan SNI 2847:2013 jumlah tulangan lentur yang dibutuhkan lebih sedikit dan tulangan geser yang dibutuhkan lebih rapat. 2. Saran Berdasarkan hasil yang didapat dalam tugas akhir ini, dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut: a. Perlu melakukan perancangan ulang terhadap elemen struktur yang meliputi struktur atap, pelat lantai dan fondasi. b. Perlu dilakukan analisis struktur ulang dengan menggunakan software ETABS atau software analisis struktur lainnya agar lebih akurat. c. Perancangan struktur perlu memperhatikan peraturan peraturan terbaru untuk menjamin keamanan, kenyamanan, keekonomisan dan keefisienan bagi penghuninya. d. Perlu menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) agar dapat mengetahui apakah dengan dilakukannya perancangan ulang biaya yang dikeluarkan bisa diminimalisir. e. Perlu melakukan perancangan ulang dengan menggunakan mutu beton dan mutu baja tulangan yang lebih bervariasi. DAFTAR PUSTAKA PPIUG, (1983). Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983. Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan. Departemen Pekerjaan Umum, (1987), Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, Yayasan Badan Penerbit P.U, Jakarta. McCormac, J.C. & Brown, R.H., (2014). Design Of Reinforced Concrete (Ninth Edition). John Wiley & Sons, Inc. Mulyono, Tri, Ir., (2004), Teknologi Beton, Andi Publishing, Yogyakarta. Pramugama, P, (2015).Perencanaan Ulang Portal (Balok-Kolom) Struktur Gedung Stikes Aisyiyah Yogyakarta Tahap 2 Menggunakan Beban Gempa Statik Ekuivalen SNI 1726:2012.UMY, Yogyakarta. SNI 03-2847-2002, (2002). Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. Badan Standarisasi Nasional (BSN). SNI 03-2847-2013, (2013). Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung.Badan Standarisasi Nasional (BSN). SNI 1726:2012, (2012).Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung.Badan Standarisasi Nasional (BSN). 10