Lia Kamelia, Sjarif Hidajat Effendi, Dzulfikar DLH

dokumen-dokumen yang mirip
UKDW. % dan kelahiran 23% (asfiksia) (WHO, 2013). oleh lembaga kesehatan dunia yaitu WHO serta Centers for Disease

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mikroba yang terbukti atau dicurigai (Putri, 2014). Sepsis neonatorum adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. neonatus dan 50% terjadi pada minggu pertama kehidupan (Sianturi, 2011). Menurut data dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

POLA KEPEKAAN BAKTERI PENYEBAB VENTILATOR-ASSOCIATED PNEUMONIA (VAP) DI ICU RSUP H. ADAM MALIK PERIODE JULI-DESEMBER Oleh :

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan salah satu masalah kesehatan utama penyebab kesakitan

(Juniatiningsih, 2008). Sedangkan di RSUP Sanglah Denpasar periode Januari - Desember 2010 angka kejadian sepsis neonatorum 5% dengan angka kematian

Sepsis neonatorum adalah respons sistemik

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pola Kuman dan Uji Kepekaan Antibiotik pada Pasien Unit Perawatan Intensif Anak di Rumah Sakit Umum Daerah Koja Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut perkiraan World Health Organization (WHO) pada tahun 2013,

Sensitivitas Bakteri Penyebab Sepsis Neonatorum terhadap Meropenem di Neonatal Intensive Care Unit

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi neonatus khususnya sepsis neonatorum sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun kuman penyebab tuberkulosis (TB) sudah ditemukan. lebih dari 100 tahun dan obat-obat anti tuberkulosis sudah diketahui, TB

BAB 1 PENDAHULUAN. yang resisten terhadap minimal 3 kelas antibiotik. 1 Dari penelitian yang

IDENTIFIKASI BAKTERI UDARA PADA INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU. Rosa Dwi Wahyuni

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap penyakit dan kondisi hidup yang tidak sehat. Oleh sebab itu,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang selalu bertambah setiap tahunnya. Salah satu jenis infeksi tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan masyarakat untuk melindungi bayi sebelum, selama dan sesudah

BAB I PENDAHULUAN. bahan partikulat debu dan tetesan cairan, yang semuanya mengandung. rumah sakit yang bisa menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial

SENSITIVITAS ANTIBIOTIK PADA PASIEN SEPSIS DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT DR. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN CRP (C-REACTIVE PROTEIN) DENGAN KULTUR URIN PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA ANAK DI RSUP. HAJI ADAM MALIK TAHUN 2014.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut perkiraan World Health Oraganization (WHO) ada sekitar 5 juta

HUBUNGAN KEPATUHAN HAND HYGIENE TENAGA KESEHATAN DAN KEJADIAN SEPSIS NEONATORUM DI HCU NEONATUS RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Mikroorganisme penyebab penyakit infeksi disebut juga patogen

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Infeksi nosokomial atau Hospital-Acquired Infection. (HAI) memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat

POLA KUMAN PENYEBAB BAKTEREMIA PADA NEONATUS DAN SENSITIVITASNYA TERHADAP ANTIBIOTIK DI RSUP H

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan, dengan manifestasi infeksi sistemik dan atau isolasi bakteri patogen

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu masalah kesehatan dunia,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pneumonia, mendapatkan terapi antibiotik, dan dirawat inap). Data yang. memenuhi kriteria inklusi adalah 32 rekam medik.

BAB 1 PENDAHULUAN. saat menghadapi berbagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya seperti kesakitan. dan kematian akibat berbagai masalah kesehatan.

Sepsis neonatorum merupakan penyebab

BAB VI PEMBAHASAN. Selama penelitian bulan Januari Juni 2011 terdapat 20 subjek yang memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) menurut Global Initiative of

BAB I PENDAHULUAN. dengan imunitas pejamu, respon inflamasi, dan respon koagulasi (Hack CE,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK KORELASI ANTARA TOTAL LYMPHOCYTE COUNT DAN JUMLAH CD4 PADA PASIEN HIV/AIDS

BAB 1 PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis) complex (Isbaniyah et al., 2011;

ABSTRAK ANTIBIOGRAM INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT DI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI KLINIK RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI -DESEMBER 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. jamur, dan parasit (Kemenkes RI, 2012; PDPI, 2014). Sedangkan infeksi yang

PENDAHULUAN. kejadian VAP di Indonesia, namun berdasarkan kepustakaan luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. World Health Organization (WHO) mendefinisikan. obesitas sebagai suatu keadaan akumulasi lemak yang

BAB I PENDAHULUAN. Bayi (AKB). Angka kematian bayi merupakan salah satu target dari Millennium

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan salah satu masalah kesehatan serius yang terjadi di

ABSTRAK. GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010

NILAI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS SPUTUM BTA PADA PASIEN KLINIS TUBERKULOSIS PARU DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Demam neutropenia adalah apabila suhu

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN SEPSIS PADA NEONATORUM DI RUMAH SAKIT MOEHAMMAD HOESIN PALEMBANG. Enderia Sari 1), Mardalena 2)

BAB I PENDAHULUAN. Hemoglobinopati adalah kelainan pada sintesis hemoglobin atau variasi

Profil Infeksi Luka Operasi di Bagian Bedah RSUP H. Adam Malik Periode Januari Juni Oleh : LANDONG SIHOMBING

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi di Indonesia, termasuk dalam daftar jenis 10 penyakit. Departemen Kesehatan pada tahun 2005, penyakit sistem nafas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) ditingkat dunia AKB berkisar sekitar 37 per 1000

KEHAMILAN NORMAL DENGAN PREEKLAMSI BERAT SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TEKANAN DARAH DAN DERAJAT PROTEINURIA

ANGKA KEJADIAN KLEBSIELLA PNEUMONIAE PENYANDI KLEBSIELLA PNEUMONIAE CARBAPENEMASE PADA PASIEN INFEKSI DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di

BAB I. PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. sekresi atau kerja insulin atau keduanya sehingga menyebabkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. paru dan organ tubuh lain akibat infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis(m.

BAB 1 PENDAHULUAN. penting bagi kelangsungan hidup, modal dasar dan fungsi utama pembangunan

Neopterin Serum sebagai Prediktor Dini Luaran Perburukan pada Sepsis Neonatorum

BAB 4 METODE PENELITIAN. Pulmonologi serta Ilmu Mikrobiologi Klinik.

FAKTOR IBU DAN BAYI YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN SEPSIS NEONATORUM AWITAN DINI PADA BAYI PREMATUR LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. seluruhnya berjumlah 270 dengan 9 penderita diantaranya memiliki penyakit

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mikroorganisme yang didapat dari orang lain (cross infection) atau disebabkan oleh

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam sepuluh tahun terakhir terdapat beberapa perkembangan baru

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular. langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium

Profil anak dengan sepsis dan syok sepsis yang dilakukan kultur darah periode Januari 2010 Juni 2015 di RSUP Prof. Dr. R. D.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah suatu. infeksi kronis pada telinga tengah yang diikuti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia.

POLA KUMAN PADA PASIEN SEPSIS YANG DIRAWAT DI ICU RSUP DR.KARIADI SEMARANG Periode 1 Januari 31 Desember 2011 LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN LUARAN JANIN PADA PERSALINAN PRETERM USIA KEHAMILAN MINGGU DENGAN DAN TANPA KETUBAN PECAH DINI JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN UKDW. untuk meningkat setiap tahun (Moehario, 2001). tifoid dibandingkan dengan anak perempuan (Musnelina et al., 2004).

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia serta negara-negara Asia lainnya berasal dari tumbuh-tumbuhan

ABSTRAK ASPEK KLINIK PEMERIKSAAN ANTIGEN NS-1 DENGUE DIBANDINGKAN DENGAN HITUNG TROMBOSIT SEBAGAI DETEKSI DINI INFEKSI DENGUE

Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 28 Februari : Jl. Polonia No. 75 Medan. :

KARYA TULIS ILMIAH PROFIL PASIEN HIV DENGAN TUBERKULOSIS YANG BEROBAT KE BALAI PENGOBATAN PARU PROVINSI (BP4), MEDAN DARI JULI 2011 HINGGA JUNI 2013

BAB 1 PENDAHULUAN adalah 32 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan target Millenium

ABSTRAK GAMBARAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2014

PERBEDAAN TITER TROMBOSIT DAN LEUKOSIT TERHADAP DERAJAT KLINIS PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) ANAK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi pada saluran napas merupakan penyakit yang umum terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan fibrin. Pneumonia masih

ANGKA KEJADIAN PNEUMONIA PADA PASIEN SEPSIS DI ICU RSUP DR.KARIADI SEMARANG LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

POLA KUMAN DAN UJI KEPEKAANNYA TERHADAP ANTIBIOTIKA PADA PENDERITA OTITIS EKSTERNA DI POLIKLINIK THT-KL BLU RSU PROF. DR. R. D.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sumber infeksi, seperti: gigi, mulut, tenggorok, sinus paranasal, telinga

KARTHIKEYAN A/L KALIMUTU

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom klinik ini terjadi karena adanya respon tubuh terhadap infeksi, dimana

POLA KUMAN PENYEBAB INFEKSI SALURAN KEMIH DAN SENSITIVITASNYA TERHADAP ANTIBIOTIKA DI RSUP H.ADAM MALIK PERIODE JANUARI 2009-DESEMBER 2009.

IDENTIFIKASI BAKTERI AEROB PADA URIN PORSI TENGAH PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM 5 DI BLU RSUP PROF. R.D. KANDOU MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit paru obstruktif kronik atau yang biasa disebut PPOK merupakan

Transkripsi:

Single Nucleotide Polymorphism (SNP) IL-0 (RS 800896) pada Infeksi dan TLR-2 (RS 3804099) Infeksi Pada Sepsis Neonatorum Lia Kamelia, Sjarif Hidajat Effendi, Dzulfikar DLH Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/ Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung Latar belakang. Sepsis neonatorum merupakan masalah kesehatan dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Kultur darah sebagai gold standar diagnostic hanya memberikan hasil positif sekitar 40%. Latar belakang genetik saat ini diakui berkontribusi terhadap respons imunologis inang Tujuan. Menentukan hubungan SNP IL-0 (rs 800896) dengan infeksi bakteri Gram negatif dan TLR-2 (rs 3804099) dengan infeksi bakteri Gram positif pada sepsis neonatorum. Metode. Penelitian rancangan cross sectional pada sepsis neonatorum. Subjek dengan hasil kultur darah positif dilakukan analisis genetik single nucleotide polymorphisms IL-0 (rs800896) dan TLR-2 (rs3804099), dengan tahapan isolasi deoxyribonucleat acid (DNA), polymerase chain reaction (PCR), dan sekuensing DNA. Hasil. Tidak didapatkan hasil yang bermakna (p>0,05) SNP IL-0 (rs800896) dengan infeksi bakteri Gram negatifdan SNP TLR-2 (rs3804099) dengan infeksi bakteri Gram positif Kesimpulan. Tidak terdapat hubungan single nucleotide polymorphism (snp) IL-0 (rs 800896) dengan infeksi bakteri Gram negatifdan TLR-2 (rs 3804099) dengan infeksi bakteri Gram positif pada sepsis neonatorm. Sari Pediatri 206;7(6):423-7. Kata kunci: sepsis neonatorum, single nucleotide polymorphisms, interleukin-0, toll like receptor-2 Single Nucleotide Polymorphisms Interleukin-0 (Registered/rs Snip 800896) with Gram-Negative Bacterial Infections and Toll like receptor-2 (Register Snip 3804099) with Gram Positive Bacterial Infections in Neonatal Sepsis Patients Lia Kamelia, Sjarif Hidajat Effendi, Dzulfikar DLH Background. Neonatal sepsis is a health problem with high morbidity and mortality. Blood culture as the gold standard diagnostic test provides only 40% positive results. Genetic background is recently recognized contributing factor to the host immunological response. Objective. To determine the relationship between SNP IL-0 (rs 800896) with gram-negative bacterial infections and TLR-2 with gram-positive bacterial infection. Methods. This study is a cross-sectional categorical analytical study in neonatal sepsis. Samples with positive blood culture results underwent a genetic analysis of SNP of IL-0 (rs800896) and TLR-2 (rs3804099) using deoxyribonucleic acid (DNA) isolation, polymerase chain reaction (PCR), and DNA sequencing methods. Results. There were no significant differences (p> 0.05) between the SNP-IL-0 (rs800896) with gram-negative bacterial infections and SNP TLR-2 (rs3804099) with gram-positive bacterial infections. Conclusion. Single nucleotide polymorphism IL-0 (rs 800896) and TLR-2 (rs 3804099) have no relationships with gram-negative and gram positive bacterial infections in neonatal sepsis cases. Sari Pediatri 206;7(6):423-7. Keywords: neonatal sepsis, single nucleotide polymorphisms, interleukin-0, toll like receptor-2 Alamat korespondensi: Dr. Lia Kamelia. Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin. Jl. Pasteur No. 38 Bandung 4063, Tel. +62 22-3035957. E-mail: lia_kamelia8066@yahoo.com 423

Lia Kamelia dkk: SNP IL-0 (rs 800896) bakteri Gram negatif dan TLR-2 (rs 3804099) Gram positif pada SN Sepsis neonatorum merupakan salah satu masalah kesehatan dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi, serta merupakan penyumbang utama (5%) mortalitas pada bayi. Di negara berkembang, angka kejadiannya masih cukup tinggi,8 8/000 kelahiran hidup, di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, kejadian sepsis neonatorum selama tahun 200 203 sebesar 45 kasus. World Health Organization (WHO) melaporkan 5 juta kematian neonatus setiap tahun dengan angka mortalitas 34/000 kelahiran hidup di Asia. -4 Beberapa bakteri yang sering menjadi etiologi sepsis neonatorum adalah bakteri Gram negatif (Escherichia coli, Pseudomonas sp, Serratia sp, Acinetobacter sp, Proteus mirabilis) dan Gram positif (Coagulase negative Staphylococcus, Enterococcus, Beta-haemolytic Streptococcus, Alpha-haemolytic Streptococcus). Berdasarkan waktu terjadinya mikroorganisme patogen yang sering berhubungan dengan early onset sepsis (EOS) adalah Escherichia coli dan bakteri yang berhubungan dengan late onset sepsis (LOS) adalah Klebsiella. 5-7 Bukti terbaru melaporkan bahwa latar belakang genetik memengaruhi respons imunologis terhadap infeksi, sedangkan identifikasi penanda genom berguna untuk memahami variasi regulasi dan ekspresi protein pada sistem imunologis. Polimorfisme beberapa gen diketahui memengaruhi respons imun dan kerentanan terhadap sepsis. Interleukin-0 ( IL-0) dan Toll like receptor-2 (TLR-2) merupakan komponen yang diketahui berperan penting terhadap respons inflamasi dan respons imun saat terjadinya infeksi Gram positifdan gram negatif. Penelitian di Pensylvania menunjukkan hubungan bermakna variabel single nucleotide polymorphisms inter leukin-0 (SNP IL- 0) (rs800896) dan TLR-2 (rs3804099) dengan infeksi bakteri Gram positifdan gram negatif; penelitian dilakukan secara whole genomic yang meliputi berbagai komponen yang terlibat dalam sistem imunitas tubuh manusia. Di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung sampai saat ini belum ada penelitian yang menggali kemungkinan peranan variasi genetik tubuh inang terhadap respons imun bayi sepsis neonatorum. Penelitian ini menilai SNP IL-0 (rs800896) infeksi bakteri Gram negatifdan TLR-2 (3804099) infeksi bakteri Gram positif pa da pen derita sepsis neonatorum. 8,9 Metode Subjek penelitian adalah neonatus sepsis dengan kriteria inklusi usia 0-28 hari yang memenuhi kriteria sepsis menggunakan skor Tollner, neonatus yang lahir di dalam atau di luar RSHS dan berobat serta dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Hasan Sadikin Bandung; sedangkan kriteria eksklusi meliputi kelainan kongenital dan penyakit autoimun pada neonatus. Bayi sepsis atau suspek sepsis yang dirawat di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung periode Januari 205 sampai dengan Juni 205 dilakukan pemeriksaan kultur darah dan apabila hasil kultur darah positif dilakukan pemeriksaan SNP IL-0 (rs800896) dan TLR-2 (rs3804099), kemudian dilakukan perbandingan antara hasil SNP gen IL-0 (rs800896) dan TLR-2 (rs3804099) dengan hasil kultur bakteri penderita sepsis neonatorum. Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komite Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/ RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung. Hasil Terdapat 67 bayi dengan diagnosis sepsis (berdasarkan kriteria skor Tollner), 40 bayi dengan hasil kultur darah positif, terdiri atas 5 bayi dengan hasil kultur bakteri Gram positif dan 25 bayi dengan hasil kultur bakteri Gram negatif. Tabel. Karakteristik umum subjek penelitian (n=40) Variabel Jumlah Jenis kelamin Laki-laki 26 Perempuan 4 Berat badan (gram) <2000 8 2000-<2500 9 2500 3 Cara persalinan Spontan 26 Sectio Caesaria 4 Onset Awitan dini 3 Awitan lanjut 9 Tempat persalinan Rumah sakit 24 Luar rumah sakit 6 424

Lia Kamelia dkk: SNP IL-0 (rs 800896) bakteri Gram negatif dan TLR-2 (rs 3804099) Gram positif pada SN Karakteristik umum subjek penelitian terdiri atas jenis kelamin, berat badan, cara persalinan, onset, tempat persalinan, serta jenis sepsis early dan late onset sepsis tertera pada Tabel. Pada tabel, bayi laki-laki, persalinan spontan, dan sepsis awitan dini lebih sering terjadi pada sepsis neonatorum. Ditemukan berbagai jenis bakteri Gram positifdan Gram negatif, bakteri terbanyak adalah kelompok Gram negatif, berikut jenis-jenis bakteri yang ditemukan pada pemeriksaan kultur darah 40 subjek penelitian (Tabel 2). Alel IL-0 (rs800896) diperiksa pada infeksi bakteri Gram positifdan Gram negatif sepsis neonatorum tertera pada Tabel 3. Alel A dan alel G pada IL-0 (rs800896) tidak berhubungan bermakna dengan hasil kultur infeksi Tabel 2. Jenis-jenis bakteri pada pemeriksaan kultur darah (n=40) Jenis bakteri Gram Positif/ Jumlah subjek Klebsiella pneumoniae Acinetobacter baumani Burkholdesia cepacia E. coli Enterobacter cloacae Pseudomonas aeroginosa Aeromonas hydrophila Klebsiella ozaenae Tabel 3. Hubungan Alel IL-0 (rs800896) dengan infeksi bakteri Gram positif dan Gram negatif Kelompok Alel A Alel G Nilai-p* IL-0 (rs800896) 7 3 IL-0 (rs800896) 2 29 Stenotrophomonas maltrophilia Staphylococcus aureus Positif 6 Staphylococcus haemoliticus Positif 3 Staphylococcus epidermidis Positif 2 Staphylococcus hominis Positif 2 Staphylococcus warneri Positif Micrococcus Positif 0,203 Keterangan: A : Adenosin, G ; Guanin, IL ; interleukin * : Uji chi-quadrat 0 4 3 3 bakteri Gram positif dan Gram negatif. Alel TLR-2 (rs3804099) juga diperiksakan pada infeksi bakteri Gram positif dan Gram negatif pada sepsis neonatorum tertera pada Tabel 4. Alel T dan alel C pada TLR-2 (rs3804099) tidak berhubungan bermakna dengan hasil kultur infeksi bakteri Gram positif dan Gram negatif. Genotip TLR-2 (rs3804099) dan IL-0 (rs800896) pada infeksi bakteri Gram positif dan bakteri Gram negative dihubungkan dengan dengan fenotip skor Tollner tertera pada Tabel 5. Tabel 4. Hubungan Alel TLR-2 (rs3804099) dengan infeksi bakteri Gram positif dan Gram negatif Kelompok Alel T Alel C Nilai-p* TLR-2 (rs3804099) 20 0 0,82 TLR-2 (rs3804099) 40 0 Keterangan: T : Troponin, C : Cytosin * : Uji chi-quadrat Tabel 5. Hubungan genotip TLR-2 (rs3804099) dan IL-0 (rs800896) dengan fenotip Skor Tollner Kelompok (Alel) Individu (jumlah) Skor Tollner 5-0 (n) >0 (n) TLR-2 (rs3804099) TT 6 5 CT 8 3 5 CC 0 IL-0 (rs800896) AA 5 3 2 AG 7 2 5 GG 3 3 0 TLR-2 (rs3804099) TT 6 6 0 CT 8 6 2 CC 0 IL-0 (rs800896) AA 3 2 AG 5 7 8 GG 7 3 4 Keterangan : A : Adenosin, G : Guanin, C : Cytosin, T : Tiamin, IL : Interleukin, TLR : Toll like receptor 425

Lia Kamelia dkk: SNP IL-0 (rs 800896) bakteri Gram negatif dan TLR-2 (rs 3804099) Gram positif pada SN Pada TLR-2 alel CC (polimorfisme) menunjukkan skor Tollner >0, baik pada kelompok bakteri Gram positif maupun Gram negatif. Pada IL-0 alel GG (polimorfisme) tidak menunjukkan perbedaan pada kelompok bakteri Gram positif. Pembahasan Pada awalnya terjaring 67 subjek dengan diagnosis sepsis menggunakan kriteria skor Tollner, terdapat 40 subjek dengan hasil kultur bakteri positif, berupa bakteri Gram positif 5 subjek dan Gram negatif 25 subjek. Bakteri yang paling banyak ditemukan adalah Klebsiella pneumoniae dan Staphylococcus aureus. Hal tersebut sesuai dengan beberapa penelitian yang melaporkan terjadi outbreak sepsis yang diakibatkan oleh Staphylococcus aureus pada bayi prematur critically ill dan merupakan bakteri utama yang bertanggung jawab terhadap kejadian sepsis neonatorum terbanyak di rumah sakit. 0 Angka kejadian sepsis neonatorum lebih banyak pada bayi laki-laki. Hal tersebut sesuai teori yang menyatakan bahwa kromosom-x berperan penting dalam sistem imunitas tubuh, biasanya terjadi pada laki-laki yang hanya memiliki satu salinan kromosom-x. Bayi dengan berat badan lahir rendah sering mengalami sepsis neonatorum. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian kami. Defisiensi imunologis pada bayi dengan berat lahir rendah terjadi akibat penurunan imunitas innate dan adaptive yang ditandai dengan penurunan produksi monosit dan neutrofil, penurunan kemampuan sel dalam mengatasi patogen, serta penurunan produksi sitokin yang mengurangi aktifasi sel T. -3 Kami mendapatkan hubungan yang tidak bermakna SNP IL-0 (rs800896) dan TLR-2 (rs3804099) dengan kultur bakteri Gram negative dan Gram positif, begitupun hubungan IL-0 alel A dan G dengan hasil kultur bakteri Gram negative dan positif. Hubungan TLR-2 alel T dan C dengan hasil kultur bakteri Gram positif dan negatif juga menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna. Pada infeksi bakteri Gram positif, berdasarkan genotip TLR-2 alel CC (polimorfisme homozigot), terdapat satu sampel penelitian dengan fenotip klinis severe sepsis, sedangkan pada genotip IL-0 alel GG (polimorfisme homozigot), tidak terdapat sampel penelitian yang mengalami severe sepsis. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa polimorfisme pada TLR-2 bertanggung jawab terhadap infeksi bakteri Gram positif. Pada alel polimorfisme heterozigot, baik alel CT genotif TLR-2 maupun alel AG genotif IL-0, terdapat lima sampel yang mengalami severe sepsis. Hal tersebut kemungkinan terdapat faktor lain yang memengaruhi, misalnya sistem imunitas atau virulensi bakteri yang menginfeksi. Peran alel sangat kecil dalam menentukan tingkat keparahan penyakit dan bukan kausa yang utama, diperlukan penelitian yang lebih lanjut mengenai peran polimorfisme alel pada pasien sepsis neonatorum. Pada infeksi bakteri Gram negatif, genotip IL-0 alel GG (polimorfisme homozigot) terdapat empat sampel yang mengalami severe sepsis. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa polimorfisme IL-0 bertanggung jawab terhadap infeksi bakteri Gram negatif, sedangkan pada genotip TLR-2 terdapat satu sampel yang mengalami severe sepsis. Hal tersebut kemungkinan berkaitan dengan teori differential role of TLR-2 terhadap rekognisi Gram negatif akibat pengaktifan NF-kB oleh TLR-2 yang berespons terhadap lipopolysacaride (LPS) bakteri Gram negatif. Kemungkinan terjadi interaksi TLR-2 dengan CD-4 dari reseptor kompleks LPS. Beberapa penelitian menemukan hubungan yang bermakna antara polimorfisme genetik dan kerentanan terhadap kejadian sepsis neonatorum. Hal tersebut karena polimorfisme akan mengatur dan mengode sejumlah protein yang terlibat pada rekognisi bakteri patogen yang menimbulkan variabilitas dalam merespon infeksi bakteri patogen. Sebaliknya, penelitian lain yang menginvestigasi hubungan tersebut melaporkan hasil yang kurang bermakna. Hal tersebut menunjukkan polimorfisme SNP dianggap berkontribusi lemah dan lebih menekankan konsep sepsis-induced immunoparalysis sehingga teori mengenai hal tersebut masih menjadi perdebatan. Walaupun demikian, kombinasi polimorfisme SNP individu dan faktor klinis memungkinkan peningkatan abilitas keparahan sepsis. 4 Penelitian kami memiliki keterbatasan, dari 67 subjek yang didiagnosis sepsis neonatorum hanya 40 subjek yang mempunyai hasil kultur darah positif sehingga menyebabkan jumlah sampel yang sedikit. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan polimorfisme gen IL-0 (rs 800896) 426

Lia Kamelia dkk: SNP IL-0 (rs 800896) bakteri Gram negatif dan TLR-2 (rs 3804099) Gram positif pada SN dengan infeksi bakteri Gram negative dan gen TLR- 2 (rs3804099) dengan infeksi bakteri Gram positif. Genotip polimorfisme tidak menggambarkan fenotip tingkat keparahan pasien sepsis neonatorum. Daftar pustaka. Shirazi H, Riaz S, Tahir R. Role of the hematological profile in early diagnosis of neonatal sepsis. Pakistan. Ann Pak Inst Med Sci 200;6:52-6. 2. Damstadt G, Bhutta Z, Cousens S, Adam T, Walker N, Bernis L. Evidence based, cost effective interventions: How many newborn babies can we safe?. Lancet 2005;365:377-88. 3. Gerdes JS. Diagnosis and management of bacterial infection in the neonate. Pediatr Clin North Am 2004;5:939-59. 4. Rekam medik. Data angka kejadian penyakit pada pasien rawat inap periode Januari 200 Desember 203. Jakarta: Depkes RI; 200. 5. Zardad Muhammad AA, Umar Hayat, Muhammad Salim Wazir, Rafiyatullah, Huma Waqas. Neonatal sepsis: causative bacteria and their resistance to antibiotics. J Ayub Med Coll Abbottabad 200;224:33-5. 6. Marchant EA, Boyce GK, Sadarangani M, Lavoie PM. Neonatal sepsis due to coagulase-negative staphylococci. Clin Dev Immunol 203;203:-6. 7. Kuruvilla Pillai S, Mary J, Jana AK. Bacterial profile of sepsis in a neonatal unit in South India. Indian Pediatri 997;35:85-8. 8. Del Vecchio L. Genetic polymorphisms in neonatal sepsis. Imunol Infect. 2006;2:3-7. 9. Abu-Maziad A, Schaa K, Bell EF, Dagle JM, Cooper M, Marazita ML, dkk. Role of polymorphic variants as genetic modulators of infection in neonatal sepsis. Pediatr Res. 200;68:323-9. 0. Bertrand S, Filleron A, Mesnage R, Lotthe A, Didelot M, Burgel L. Staphylococcus aureus in a neonatal care center. Methicillin susceptible strains should be a main concern. Antimicrob Resist Infect Control 204;3:-9. Libert C, Dejager L, Pinheiro I. The X chromosome in immune functions: when a chromosome makes the difference. Nat Rev Immunol 200;0:594-604. 2. Melville J, Moss T. The immune consequences of preterm birth. Front Neurosci 203;7:79. doi: 0.3389/ fnins.203.00079. 3. Tumangger H, Jamil K. Constribution of genes polymorphism to suspectibility and outcome of sepsis. Egypt J Med Hum Gen 200;:97-03. 4. Cardoso P, Oliveira A, Botoni F, Rezende I, Filho J, Cunha F. Interleukin-0 rs2227307 and CXCR2 rs26579 polymorphisms modulate the predisposition to septic shock. Mem Inst Oswaldo 205;0:-8. 427