BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan domestik harus mempersiapkan secara matang kinerja dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keadaan krisis ekonomi seperti sekarang ini, setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha semakin berkembang dari hari ke hari, akibatnya setiap

BAB I PENDAHULUAN. industri. Kenapa sektor industri dituntut untuk selalu berkembang? Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Penetapan harga pokok produk sangatlah penting bagi manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi pada beberapa tahun kedepan yang dimana persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi 1998 banyak bidang industri, baik itu dari skala kecil

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang cukup berperan dalam menentukan daya saing

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya perkembangan sektor transportasi dan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Mulyadi, 2003;4). Atau lebih singkatnya dapat dikatakan bahwa kos

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari globalisasi sudah semakin terlihat pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat semakin mendorong perusahaan untuk tetap going

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi saat ini perekonomian mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan semakin kompleks. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa. Semakin tinggi kemampuan mengelola biaya (cost), maka akan semakin baik. diklasifikasikan dan dialokasikan dengan tepat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi, para pelaku bisnis manufaktur semakin bersaing untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki visi, misi dan tujuan yang ingin dicapai,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mendistribusikan produk yang telah dihasilkannya tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya jaman, kehidupan dunia usaha semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya persaingan yang ketat khususnya dalam sektor ekonomi. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. hotel terhadap pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center,

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan produk. Sistem akuntansi biaya tradisional yang selama ini

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk dapat bertahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan, baik yang bergerak di bidang jasa, produksi, manufacturing maupun perdagangan bertujuan untuk memperoleh laba yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin canggih di era modern dan globalisasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pasar dan perdagangan internasional yang disebabkan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIF PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI ( Studi Pada PT. JAMU AIR MANCUR Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Langkah ini dilakukan setelah pada tingkat regional, ASEAN telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin canggih di era modern mempengaruhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Salah satu dampak yang nyata bagi industri dalam

1. Bagaimana sistem akuntansi biaya tradisional (konvensional) yang diterapkan oleh PT. Martina Berto dalam menentukan Harga Pokok Produksi (HPP)? 2.

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BABI PENDAHULUAN. Pada saat ini terdapat 4 keadaan yang sangat berpengaruh atas dunia

BAB I PENDAHULUAN. bisnis perhotelan ini dapat diawali dengan mengkaji dan memperbaiki sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat mengendalikan biaya operasional dengan baik agar tetap

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang terus bergulir secara global, menuntut perusahaan tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, perusahaan asuransi, jasa pariwisata ataupun lembaga keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Akuntansi Biaya dan Konsep Biaya. dan pengambilan keputusan yang lain.

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing, Activity Based Management. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas FEB

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Dengan adanya krisis, perusahaan pasti ingin terus berinovasi untuk

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Marantha

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan cepat menuju perekonomian global didukung perkembangan IT yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut. Pada zaman

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. karena itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan

BAB l PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bagian dari dunia usaha, banyak industri-industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat

I. PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu menjadi institusi pelipat ganda kekayaan. Suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB1I PENDAHULUAN. Di Era persaingan global yang semakin ketat sekarang ini menuntut suatu organisasi

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos

PENDAHULUAN. bahan plastik dengan bahan baku titro propylenna 6531, titanlene dan afal yang

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI SEPATU DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) (STUDI KASUS DI PT.X) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Halim, dkk. (2005;6)

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang berdampak pada ketatnya persaingan dunia usaha. Hal ini. terutama di perkembangan industri manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan penentuan harga jual merupakan hal penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur dalam melakukan produksi memerlukan pengorbanan

BAB I PENDAHULUAN. pakaian, dan lainnya. Setiap jenis usaha yang ada memiliki karakteristik yang

BAB II LANDASAN TEORI. produk yang dapat diproduksi pada biaya yang diijinkan dan pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan bersaing tidak hanya pada perusahaan domestik saja, tetapi juga pada perusahaan internasional. Oleh karena itu perusahaan perusahaan domestik harus mempersiapkan secara matang kinerja dan etos kerja perusahaan agar perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan perusahaan domestik maupun internasional dan juga dapat mencapai tujuan perusahaan. Suatu perusahaan yang beroperasi dalam industri maju akan menghadapi situasi antara lain selain persaingan global adalah: orientasi kepuasan pelanggan, kemajuan teknologi informasi, waktu sebagai elemen kompetitif, serta kemajuan dalam lingkungan produksi. Salah satu aspek yang cukup berperan dalam menentukan daya saing perusahaan adalah penentuan harga jual produk yang ditawarkan kepada konsumen guna menambah daya beli konsumen terhadap suatu produk. Disini konsumen memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan perusahaan. Perusahaan yang dapat menjual produknya dengan harga yang bersaing dengan mutu yang sama atau bahkan lebih baik dari pesaingnya akan mempunyai peluang yang lebih besar untuk memenangkan persaingan. Oleh karena itu informasi yang akurat mengenai proses produksi dan sumber daya yang digunakan sebagai unit masukan dalam menghasilkan unit keluaran berupa produk yang akan didistribusikan kepada konsumen sangat dibutuhkan manajemen untuk mengoptimalisasikan sumber daya, mengefektifkan proses produksi, serta mengkalkulasi total biaya produk dengan akurat dan relevan, agar dapat menghasilkan harga jual produk yang realistis, menguntungkan produsen maupun konsumen. Manajemen perusahaan harus mempunyai perencanaan yang tepat mengenai pengalokasian biaya, sebab pengalokasian biaya tersebut berkaitan erat dalam perhitungan harga pokok produk untuk daya beli konsumen. Bila

pengalokasian biaya terlalu besar,maka harga pokok yang dihasilkan lebih tinggi, akibatnya harga jual produk yang dipasarkan menjadi relatif lebih mahal dari harga jual pesaing, tetapi di lain pihak, bila pengalokasin terlalu rendah, maka harga pokok yang dihasilkan lebih kecil,akibatnya harga jual produk yang dipasarkan menjadi lebih murah. Maka dari itu pengalokasian biaya yang akurat perlu dilakukan. Sebelumnya, perusahaan-perusahaan menggunakan sistem akuntansi biaya yang konvensional, karena dipandang dapat memenuhi kebutuhan manajemen akan informasi harga pokok produk yang akurat, namun dalam perkembanganya,sistem akuntansi biaya konvensional tidak mampu lagi menyediakan informasi harga pokok produk yang berkualitas, sebab sistem akuntansi biaya yang konvensional hanya relevan bila perusahaan hanya memproduksi satu jenis produk saja. Metode konvensional memiliki kelemahan-kelemahan yang mengakibatkan perhitungan harga pokok yang tidak akurat. Karena adanya kelemahan tersebut, mendorong perusahaan untuk menggunakan metode ABC (Activity Based Costing), karena metode ini tidak membebankan biaya berdasarkan volume, tetapi membebankan aktivitas yang dikonsumsi produk yang bersangkutan sehingga harga pokok produk yang di hasilkan tidak terdistorsi. Activity based cost system adalah suatu sistem akuntansi biaya yang berfokus pada aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk. Aktivitas menjadi dasar perhitungan biaya produk fundamental. Dengan demikian produk merupakan objek yang menyerap aktivitas, aktivitas-aktivitas mengkonsumsi sumber daya, dan sumber daya yang digunakan dapat diperhitungkan menjadi biaya. Dengan demikian activity based cost system dapat menelusuri setiap jenis biaya kepada aktivitas-aktivitas dan dapat ditentukan pemicu biayanya serta dapat ditentukan sesuai dengan proposi pemakaian sumber daya pada masing-masing jenis produk. Penulis mengambil acuan pada penelitian sebelumnya, yaitu pada penelitian Siti Mulyani, Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama tahun 2003 survey pada CV.PINDANI TEKNIK BANDUNG, dimana perusahaan

memproduksi Spare-part mesin-mesin. Pada penelitian sebelumnya perhitungan harga pokok produksi membebankan biaya overhead berdasarkan metode konvensional dan metode activity based costing yang diterapkan perusahaan. Penelitian sebelumnya juga menghitung perbandingan dan selisih antara pembebanan biaya overhead berdasarkan metode konvensional dengan metode activity based costing yang diterapkan pada perusahaan. Pada penelitian ini penulis menghitung dan membandingkan perhitungan harga pokok produksi dengan metode konvensional dan activity based costing pada PT.MALAKA SARI yang memproduksi kain-kain untuk kaos. Bertitik tolak dari uraian di atas, penulis memilih judul : PERBANDINGAN ANTARA METODE KONVENSIONAL DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING GUNA PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK YANG LEBIH AKURAT. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah-masalah yang akan di bahas pada penelitian ini, sehubungan dengan penentuan harga pokok produksi dalam hubungannya dengan daya beli konsumen berdasarkan metode konvensional dan juga masalah-masalah yang berkaitan dengan penentuan harga pokok produk berdasarkan metode ABC. Berdasarkan hal- hal tersebut, maka masalah yang diidentifikasikan penulis adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perhitungan harga pokok produk berdasarkan metode konvensional pada perusahaan. 2. Bagaimana perhitungan harga pokok produk berdasarkan metode ABC pada perusahaan. 3. Bagaimana hasil perbandingan harga pokok produk antara metode konvensional dengan metode ABC.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Adapun maksud penelitian adalah sesuai dengan masalah yang diidentifikasi di atas, maka maksud dan tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui proses perhitungan harga pokok produk dengan metode konvensional pada perusahaan. 2. Untuk mengetahui proses perhitungan harga pokok produk dengan metode ABC pada perusahaan. 3. Untuk mengetahui hasil perbandingan antara harga pokok produk antara metode konvensional dengan metode ABC. 1.4 Kegunaan Penelitian Penulisan hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi penulis, Sebagai bahan masukan dalam menambah pengetahuan tentang teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan dengan penerapannya dalam dunia usaha dan sebagai salah satu syarat untuk sidang. 2. Bagi Universitas, diharapkan penulisan skirpsi ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi dan penelitian lanjutan. 3. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan masukan informasi sebagai bahan pertimbangan khususnya bagi perhitungan harga pokok produk. 1.5 Kerangka Pemikiran Perusahaan harus dapat menghasilkan produk dengan harga yang dapat bersaing dengan produk sejenis dengan kualitas minimal sama atau bahkan lebih berkualitas dari pada produksi perusahaan yang lain yang sejenis agar dapat laku dipasaran, sehingga dapat mempertahankan pelanggan, menarik konsumen baru dan menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu manajemen perusahaan harus mencari metode terbaik dalam menentukan harga pokok produksi untuk mencapai tujuan tersebut.

Sistem penentuan harga pokok produk di rancang untuk menghasilkan informasi biaya bagi keputusan-keputusan penentuan harga, pengenalan, penghapusan, dan perancangan produk. Keputusan-keputusan tersebut mempunyai akibat yang panjang bagi perusahaan, sehingga setiap manager harus mempertimbangkan seluruh biaya pada waktu mengukur biaya pokok produksi. Harga pokok produksi sebenarnya ditentukan dengan mempertimbangkan seluruh sumber daya yang dikeluarkan untuk merancang, memproduksi, memasarkan, dan mengirimkan produk. Informasi biaya memegang peranan yang sangat penting dalam suatu perusahaan atau organisasi, karena biaya merupakan satu diantara beberapa komponen terpenting dalam perhitungan pendapatan dimana terkandung laba didalamnya, yang akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan atau organisasi. Informasi biaya juga sangat penting mengingat informasi tersebut digunakan perumusan pricing stategy terhadap suatu produk atau jasa. Selain itu informasi biaya juga dijadikan suatu dasar dalam proses pengambilan keputusan perencanaan dan pengendalian biaya. Pengklasifikasian biaya yang tepat dapat membantu manajemen dalam memantau efisiensi kinerja dan mengendalikan biaya. Hongren, Datar dan Foster (2006:25). Biaya-biaya perusahaan atau organisasi dapat diklarifikasikan ke dalam dua kelompok biaya, yaitu : 1. Biaya langsung (direct cost), yaitu biaya-biaya yang dapat ditelusuri langsung ke objek biaya (cost object), contohnya satuan bahan baku yang digunakan untuk memproduksi satu unit produk. 2. Biaya tidak langsung (indirect costs), yaitu biaya-biaya yang berhubungan dengan suatu objek biaya tertentu namun tidak dapat ditelusuri dengan cara yang economical feasible (cost effective). Sebagai contohnya adalah biaya gaji. Pada umumnya metode akuntansi biaya yang sering digunakan perusahaan dalam melakukan analisis biaya adalah system konvensional. Sistem perhitungan harga pokok konvensional dalam persaingan yang semakin ketat serta beragamnya

jenis produk yang di hasilkan akan menimbulkan kesulitan dalam menyajikan biaya produksi yang akurat. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan harus di bebankan pada produk dengan menggunakan metode pembebanan biaya yang dipilih dengan tepat dan akurat agar sesuai agar sesuai dengan karakteristik operasional perusahaan atau organisasi dan yang terpenting adalah produk yang dihasilkanya. Dari beberapa metode pembebanan biaya yang ada pada saat ini, diantaranya adalah metode konvensional dan Activity Based Costing Di kedua metode diatas terdapat perbedaan yaitu pada aspek dasar pengalokasian biaya. Menurut Carter dan Usry (2004:500). Tanpa mempedulikan jumlah dari departemen, tempat penampungan biaya overhead, maupun dasar alokasi berbeda yang digunakan, sistem perhitungan biaya tradisional memiliki karakteristik khusus, yaitu dalam penggunaan ukuran yang berkaitan dengan volume atau ukuran tingkat unit secara ekslusif sebagai dasar untuk mengalokasikan overhead ke output. Oleh karena itu disebut juga sistem berdasarkan unit. Garrison and Noreen (2003:317) mengemukakan bahwa : in traditional cost accounting, only manufacturing cost are assigned to product. Selling general and administrative expenses are redict to period expenses and are not assigned to product. Dalam Activity Based Costing, setiap aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok aktivitas yang berfungsi untuk mengidentifikasi dasar pengalokasian yang dipilih. Mulyadi (2003:94). Activity Based Costing memiliki keunggulan diantaranya menyediakan informasi yang berlimpah tentang aktivitas yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk dan jasa bagi customer, menyediakan fasilitas untuk menyusun dengan cepat anggaran berbasis aktivitas, menyediakan informasi biaya untuk memantau implementasi rencana

pengurangan biaya, menyediakan secara akurat dan multidimensi kos produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Menurut blocher (2000:117). Ketidaksesuaian dalam perhitungan harga pokok produksi dengan mempergunakan sistem akuntansi biaya konvensional adalah karena penggunaan jam tenaga kerja langsung atau ukuran-ukuran yang berkaitan dengan volume produksi sebagai salah satunya dasar dalam pengalokasian biaya overhead ke produk. Penggunaan dasar alokasi tersebut dilakukan tanpa memperhatikan adanya perbedaan pola konsumsi sumber daya oleh masing-masing produk. Akibatnya, informasi harga pokok produk yang dihasilkan menjadi terdistorsi. Blocher (2000:122), penyebab ketidaksesuaian perhitungan harga pokok produk dengan metode konvensional lainnya adalah kurangnya perhatian sistem akuntansi biaya pada biaya aktivitas non produksi, karena terpengaruh prinsipprinsip pelaporan eksternal. Biaya-biaya penelitian dan pengembangan pasar dan pemasaran, akibatnya informasi harga pokok produk menjadi tidak respresentatif. Penekanan metode Activity Based Costing merupakan penanganan biaya yang lebih baik, sehingga metode ini memang cocok diterapkan dalam usaha manufaktur dewasa ini. Persaingan di kalangan perusahaan manufaktur sekarang ini semakin meningkat dengan makin banyaknya penggunaan teknologi yang lebih maju. Tujuan utama dari suatu unit usaha adalah laba, dengan adanya tuntutan harga yang terus bersaing satu-satunya harapan adalah dengan pengendalian harga yang semakin baik, disinilah metode perhitungan harga pokok produk berdasarkan metode Activity Based Costing berperan. Penelitian akan difokuskan kepada perbedaan yang terdapat pada penerapan kedua metode ini dalam perhitungan harga pokok produk yang menggunakan metode konvensional dan harga pokok produk yang menggunakan metode Activity Based Costing kemudian untuk melihat tingkat signifikasinya dilakukan perbandingan terhadap hasil akhir dari kedua metode tersebut. Berdasarkan hal di atas, maka dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut : penggunaan sistem harga pokok produksi dengan

metode activity based costing dapat memberikan manfaat yang lebih baik bagi perusahaan, jika dibandingkan dengan metode konvensional. 1.6 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif melalui pendekatan studi kasus. Metode deskriptif menurut Moh Nazir (2003; 54) adalah : Metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Dengan demikian tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Sedangkan pendekatan studi kasus menurut Moh Nazir (2003; 54) adalah: Penelitian yang ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan manusia dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang. Jadi data yang diperoleh dari penelitian dikumpulkan, dipelajari, dianalisis, dan dibandingkan dengan teori yang telah dipelajari oleh penulis. Untuk mengumpulkan data yang dibahas maka ditempuh dengan beberapa cara, yaitu: 1. Penelitian Lapangan (Field Research) berhubungan dengan masalah yang Yaitu penelitian dengan mengadakan peninjauan langsung pada perusahaan yang dipilih menjadi objek penelitian dengan maksud untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan hal yang akan diteliti agar lebih meyakinkan dan lebih akurat.studi lapangan ini dilakukan dengan cara: a. Observasi Yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung pada objek penelitian, dokumen-dokumen yang digunakan, guna mendapatkan gambaran yang sebenarnya.

b. Wawancara Melakukan tanya jawab dengan pihak-pihak yang terkait, yang dianggap mampu memberikan jawaban yang relevan..wawancara dilakukan dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya sehingga tidak menyimpang dari topik yang dibahas. c. Kuesioner Membuat pertanyaan yang akan ditujukan kepada pimpinan pegawai perusahaan, yang dianggap mampu dan berwenang dalam memberikan jawaban yang diperlukan. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Yaitu pengumpulan data teoritis sebagai data pemecahan masalah dalam pembahasan.data diambil dari buku pegangan yang berkaitan langsung dengan masalah yang dibahas dalam penyusunan skripsi ini. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data sehubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT MALAKA SARI yang berlokasi di Jl.Raya Banjaran km 12,2 Kabupaten Bandung. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September 2008 sampai dengan selesai.