BAB IV PENUTUP. patalon. Unsur yang menjadi ciri khas dari penyajian gending patalon adalah

dokumen-dokumen yang mirip
GARAP KENDHANGAN GENDING PATALON LAMBANGSARI LARAS SLENDRO PATET MANYURA VERSI KARAWITAN NGRIPTO LARAS

BAB IV PENUTUP. pelestarian dan keberlangsungan seni karawitan. Pada gending tengahan dan

GARAP KENDHANGAN GENDING PATALON LAMBANGSARI LARAS SLENDRO PATET MANYURA VERSI KARAWITAN NGRIPTO LARAS. Skripsi

BAB IV PENUTUP. sesuai untuk penggalian gending-gending tradisi Gaya Yogyakarta. Bagi

BAB IV PENUTUP. Yogyakarta khususnya gending-gending soran, agar terus dikaji dan digali, baik oleh

GARAP REBAB GENDING PLARA-LARA KALAJENGAKEN LADRANG LANGEN SUKA LARAS SLENDRO PATET SANGA

BAB IV PENUTUP. Adapun rangkaian struktur komposisi yang disajikan yaitu Lagon Wetah laras

BAB IV PENUTUP. sebelumnya, tentang gending Gaya Yogyakarta yang diangkat sebagai materi

BAB IV PENUTUP. disimpulkan bahwa gending-gending bentuk lancaran karya Ki Tjokrowasito

GENDING PLARA-LARA KALAJENGAKEN

BAB IV PENUTUP. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa latar belakang proses

GENDING PLARA-LARA KALAJENGAKEN LADRANG LANGEN SUKA LARAS SLENDRO PATHET SANGA

BAB IV KESIMPULAN. didapat beberapa kesimpulan mengenai pancer. Tabuhan pancer yang selama ini

BAB IV KESIMPULAN. tahun 2012 lomba karawitan se-kabupaten klaten.

BAB IV KESIMPULAN. menyajikan salah satu tafsir garap rebab Gending Peksi Bayak laras slendro

GARAP GENDING NGLENTHUNG, GLOMPONG, LAYUNG SETA DAN AYAK-AYAK BAGELEN

BAB IV PENUTUP. Peran karawitan dan acara pernikahan di Keraton Yogyakarta menjadi

BAB IV PENUTUP. Banyumas. Jemblung berawal dari dua kesenian rakyat yaitu Muyèn dan Menthièt.

BAB IV KESIMPULAN. mengakibatkan perubahan teknik tabuhan pada beberapa instrument bonang

BAB IV KESIMPULAN. memiliki cengkok sindhenan yang unik terdapat pada cengkok sindhenan

BAB IV PENUTUP. Sejak diciptakan pada tahun 2008, keberadaan. Saraswati dalam Sidang Senat Terbuka ISI Yogyakarta. Hal ini memberikan

PADA KARAWITAN GAYA YOGYAKARTA: SUATU KAJIAN MUSIKAL

GARAP GENDING LONTHANG, JATIKUSUMA, RENYEP DAN LUNG GADHUNG

SUWUK GROPAK DALAM KARAWITAN PAKELIRAN WAYANG KULIT GAYA YOGYAKARTA

GARAP BONANG BARUNG GENDING BEDHAYA LARAS PELOG PATHET BARANG KENDHANGAN MAWUR

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan data yang ditemukan dapat disimpulkan bahwa slentho

JURNAL KARAWITAN TARI SARASWATI ISI YOGYAKARTA KARYA SUNYATA

BAB IV PENUTUP. Komposisi karawitan yang berjudul lakuku merupakan sebuah karya yang. dalam mewujudkan karya komposisi karawitan dengan judul Lakuku.

GENDHING KARAWITAN: KAJIAN FUNGSI DAN GARAP KARAWITAN GAYA SURAKARTA

Kendangan Matut. Latar Belakang

TABUHAN PANCER PADA KARAWITAN GAYA YOGYAKARTA: SEBUAH KAJIAN MUSIKAL

BAB IV PENUTUP. wayang yang digunakan, yaitu wayang kulit purwa dan wayang kulit madya.

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA (MANDIRI)

PERKEMBANGAN GARAP GENDING JANGKUNG KUNING

PANGKUR JENGGLENG AYOM-AYEM DI TVRI YOGYAKARTA: SUATU TINJAUAN PENYAJIAN KARAWITAN. Skripsi

PENERAPAN TLUTUR DALAM PAKELIRAN WAYANG KULIT GAYA YOGYAKARTA VERSI KI TIMBUL HADIPRAYITNA, KI SUTEDJO, KI SUGATI, DAN KI MARGIONO.

BAB IV PENUTUP. tentang penyimpangan terhadap pola musikal karawitan konvensional.

Analisis Tekstual Gending Kethuk 2 Kerep Minggah 4 Laras Slendro Pathet Sanga, Bagian II Kiriman I Nyoman Kariasa, Dosen PS Seni MKarawitan

ANALISIS GARAP GENDING DOLANAN EMPLÈK-EMPLÈK KETEPU LARAS SLENDRO PATET MANYURA ARANSEMEN TRUSTHO. Skripsi

BAB IV PENUTUP. Kesenian Incling Krumpyung Laras Wisma di Kecamatan Kokap

PANCER DALAM KARAWITAN GAYA SURAKARTA

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta. Komparasi Gending Ganggong dan Miyanggong Laras pelog patet nem. Susanti 1

DASAR-DASAR PENGETAHUAN BELAJAR KARAWITAN UNTUK ANAK SD

IRINGAN KESENIAN THÈTHÈLAN DENGAN CERITA SEDUMUK BATHUK SENYARI BUMI DI TAMAN BUDAYA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA: KAJIAN GARAP KARAWITAN.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta KENDHANGAN TARI GOLEK LAMBANGSARI

GARAP KENDHANG: SAMBUL LARAS, KLENTHUNG WINANGUN, SANGAPATI, THUKUL, KARAWITAN, ANGLIR MENDHUNG

BAB IV PENUTUP. dengan penyajian karawitan mandiri atau uyon-uyon. Tidak hanya penyajian

Deskripsi Karawitan Tari Iringan Tari Blantek, Golek Ayun-Ayun, dan Padang Ulan Pada Oratorium Kala Kali Produksi ISI Dps

KONSEP KENDANGAN PEMATUT KARAWITAN JAWA GAYA SURAKARTA

GARAP LADRANG ELING-ELING PIKUKUH KARYA KI NARTOSABDO

RAGAM GARAP GENDING-GENDING LANCARAN KARYA KI TJOKROWASITO. Skripsi

GENDING PATALON DALAM WAYANG KULIT PURWA GAYA SURAKARTA STUDI KASUS GENDING CUCURBAWUK

PENGARUH RESONATOR TERHADAP BUNYI NADA 3 SLENTHEM BERDASARKAN SOUND ENVELOPE. Agung Ardiansyah

BAB IV KESIMPULAN. yang tidak melibatkan kesenian lain, lebih khusus lagi hanya disajikan untuk

ARTIKEL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENINGKATAN KETERAMPILANMEMAINKAN MUSIK KARAWITAN BAGI ANAK-ANAK PADA SANGGAR NOGO KAYUNGYUN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

Gamelan, Orkestra a la Jawa

BAB VI KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian Lagu gedé dalam Karawitan. Sunda Sebuah Tinjauan Karawitanologi, diketahui keunggulan

RICIKAN STRUKTURAL SALAH SATU INDIKATOR PADA PEMBENTUKAN GENDING DALAM KARAWITAN JAWA

KARAWITAN. Apa itu KARAWITAN?

KOMPOSISI IRINGAN TARI SUMUNARING ABHAYAGIRI (SENDRATARI BOKO)

Catharsis: Journal of Arts Education

JURNAL IRINGAN KESENIAN THÈTHÈLAN DENGAN CERITA SEDUMUK BATHUK SENYARI BUMI DI TAMAN BUDAYA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA: KAJIAN GARAP KARAWITAN.

PADA GAMELAN KYAI KANCILBELIK KERATON SURAKARTA

JURNAL TABUHAN SLENTHO

Abdi Seni. Supardi. Jurusan Karawitan, Fakultas Seni Pertunjukan, ISI Surakarta. Abstract

CENGKOK SINDHENAN GENDING KUTUT MANGGUNG LARAS SLENDRO PATET MANYURA VERSI NYI TJONDROLOEKITO

DESKRIPSI PENTAS TARI Sebagai Pengrawit (Pendukung Karawitan)

KRUMPYUNG LARAS WISMA DI KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO: KELANGSUNGAN DAN PERUBAHANNYA. Skripsi

PEMBINAAN KARAWITAN KELOMPOK KARAWITAN NGESTI LARAS, PAGUYUBAN NGEKSI GONDO DIBAWAH NAUNGAN YAYASAN ADI BUDAYA DENPASAR TAHUN 2009

JURNAL KRUMPYUNG LARAS WISMA DI KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO: KELANGSUNGAN DAN PERUBAHANNYA

JURNAL BENTUK DAN FUNGSI VOKAL DALAM PERTUNJUKAN JEMBLUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

BENTUK DAN FUNGSI VOKAL DALAM PERTUNJUKAN JEMBLUNG

BAGAIMANA BERMAIN GAMELAN

Struktur Tabuh Lelambatan I Oleh: I Gede Yudartha, Dosen PS Seni Karawitan - Pangawit Pangawit berasal dari kata dasar yaitu ngawit/kawit yang

UCAPAN TERIMA KASIH...

KARAWITAN PAKELIRAN WAYANG KULIT JUM AT KLIWONAN DI PENDAPA KABUPATEN GROBOGAN

DESKRIPSI PENTAS TARI Sebagai Pengrawit (Pendukung Karawitan)

Diktat Kuliah. Drs. Suwardi, M. Hum. FBS Universitas Negeri Yogyakarta

FUNGSI SENI KARAWITAN DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT JAWA. Oleh : Drs. KARTIMAN, M. Sn. WIDYAISWARA PPPPTK SENI DAN BUDAYA YOGYAKARTA.

14 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Gambar dan Penjelasannya

PERMAINAN RICIKAN KENONG DALAM KARAWITAN JAWA GAYA SURAKARTA

MARS ISI YOGYAKARTA KARYA SUHARDJONO: SUATU TINJAUAN GARAP MUSIKAL

KAJIAN GARAP KENDANG : GENDING DARADASIH, BONTIT, LONTANG, KISMANCALA ; KAJIAN GARAP SINDENAN : GENDING ONANG ONANG DAN TAMENGGITA

PERAN PAGUYUBAN KARAWITAN KIRANA BUDAYA KWARASAN NOGOTIRTO GAMPING SLEMAN DALAM PELESTARIAN SENI KARAWITAN. Skripsi

PROSES BELAJAR SENI KARAWITAN SISWA-SISWI SEKOLAH DASAR NEGERI KASIHAN BANTUL: SEBUAH STUDI KASUS

SUMMARY STUDI ANALISIS FUNGSI BIOLA DAN REBAB DALAM SEBUAH LANGGAM JAWA YEN ING TAWANG ANA LINTANG. Oleh: Roy Arya Wijaya

Seni Musik Tradisional Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat

DESKRIPSI PENTAS TARI Sebagai Pengrawit (Pendukung Karawitan)

PAGELARAAN KARAWITAN DI KERATON YOGYAKARTA

Tabuh Kreasi Pepanggulan Gamelan Smarandhana Lemayung, Bagian II

Analisis Pola Tangga Nada Gendhing Lancaran Menggunakan Algoritma Apriori

LOMBA TARI KLASIK DAN KARAWITAN GAYA YOGYAKARTA Pemudaku Beraksi, Budayaku Lestari TINGKAT SMA/SMK DAN SEDERAJAT SE-DIY 2016

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta MRAYUNG. Oleh: Wahyu Widodo

KARAWITAN TARI GOLEK AYUN-AYUN KARYA K.R.T. SASMINTADIPURA: KAJIAN POLA GARAP KENDHANGAN

Identifikasi Pola Pasangan Notasi Gending Lancaran Berbasis Kemiripan Atribut

KAJIAN GARAP KENDANG

dari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman emosional yang bukan dari pikiranya semata. 2.

Bab 1 Mengenal Kendang

Transkripsi:

BAB IV PENUTUP Penyajian karawitan sampai saat ini telah banyak mengalami pembaharuan dan perkembangan, baik dalam konteks karawitan mandiri maupun iringan. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya gending yang dikreasi atau digarap kembali untuk tujuan tertentu salah satunya penyajian dalam gending patalon. Unsur yang menjadi ciri khas dari penyajian gending patalon adalah penggunakan ricikan kendhang sabet dengan teknik kendhangan kosek wayangan dan penyajian laya yang lebih seseg dibanding laya dalam penyajian klenengan. Dalam menyajikan suatu gending, setiap individu atau kelompok masingmasing memiliki ciri khas atau gaya musikal dalam menyajikannya seperti halnya Paguyuban Karawitan Ngripto Laras dalam menyajikan gending patalon Lambangsari laras slendro patet manyura. Karawitan Ngripto Laras merupakan paguyuban karawitan yang berdiri pada tahun 1957. Karawitan Ngripto Laras didirikan oleh enam bersaudara yang merupakan seorang dalang dan seniman karawitan yang mempunyai nama besar dan termasuk pengrawit unggulan di luar tembok kraton. Menurut silsilah sejarah berdirinya, umur Karawitan Ngripto Laras lebih tua daripada Karawitan Condong Raos pimpinan Ki Nartosabdo, bahkan paraga (pengrawit) dari Condong Raos sebagian besar berasal dari Karawitan Ngripto Laras. Karawitan Ngripto Laras sudah mengalami beberapa regenerasi dan masih aktif menghasilkan karya-karya karawitan baik tradisi maupun komposisi baru. 83

Dalam penyajian gending patalon Lambangsari versi Karawitan Ngripto Laras terdapat beberapa spesifikasi garap atau garap khusus yang menjadi ciri khas garap dari Karawitan Ngripto Laras dengan ricikan kendhang sebagai pemimpin sajian. Ricikan kendhang sangat dominan, dimana mempunyai peran dan fungsi yang penting sebagai pamurba irama dan memberi warna sajian. Dalam spesifikasi garap gending patalon Lambangsari versi karawitan Ngripto Laras, kendhang juga berperan memimpin dan mengatur sajian penambahan balungan lagu balungan dalam garap andhegan dan bagian inggah kebar. Selain itu, dalam struktur kendhangan setiap ulihan dibedakan garap penyajiannya. Hal tersebut tidak lepas oleh beberapa faktor antara lain, untuk mencari garap yang berbeda dengan penyajian gending Lambangsari pada umumnya, untuk menghidupkan suasana pertunjukan pada masa itu, dan adanya kejenuhan pelaku seni dengan penyajian gending yang umum atau pakem yang cenderung statis dan belum ada variasi garap maupun dinamika dalam penyajian gending. 84

SUMBER ACUAN A. Sumber Tertulis Darsono, Cokrodiharjo dan Sunarto Cipto Suwarso: Pengrawit Unggulan Luar Tembok Keraton, Surakarta: Yayasan Citra Etnika, 2002. Martopangrawit,Catatan Pengetahuan Karawitan I. Surakarta: ASKI Surakarta, 1975. Murtiyoso, Bambang dan Waridi, Suyanto, Kuwanto, Harijati Tri Putanto. Pertumbuhan dan Perkembangan Seni Pertunjukan Wayang. Surakarta: Citra Etnika Surakarta, 2004 Nojowirongko, M.Ng. alias Atmotjendono, Serat Tuntunan Pedalangan Lampahan Irawan Rabi, Jilid I-IV. Jogjakarta: Djawatan Kebudajaan Kementrian P.P. dan K, 1960. Poerwadarminta, Baoesastra Djawa,Batavia:J.B. WortersUitgevers Maatschappij Groningen, 1939. Sastroamidjojo, Seno. Renungan Tentang Seni Pertundjukan Wajang Kulit, Jakarta: Kinta, 1964. Satori, Djam an dan Aan Komariah, Metodologi Penelititan Kualitatif.Bandung: Alfabeta, 2009. Sedyawati, Edy. Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan, 1981. Soebantar, Gending-Gending Patalon Untuk Wayang Purwa. Surakarta: ASKI Surakarta, 1981. Soetarno, Pertunjukan Wayang dan Makna Simbolisme.Surakarta: STSI Press,,2005. Supanggah, Rahayu. Bothekan Karawitan I. Jakarta: Ford Foundation dan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 2002.. Bothekan Karawitan II: Surakarta: Program Pasca Sarjana Bekerjasama dengan ISI Press Surakarta, 2009. Trustho. Kendang Dalam Tradisi Tari Jawa. Surakarta: STSI Press Surakarta, 2005. Walidi, Gending-gending Wayang Purwa, Jilid I-II. Surakarta: ASKI Surakarta,1976. 85

Wedhapradangga, Serat Saking Gotek Serat Sujarah Utawi Riwayating Gamelan Volume 1-6. Surakarta: STSI Surakarta dengan Ford Foundation, 1990. Winter, Kamus Kawi Jawa. Yogyakarta: Gama Press, 1989. B. Sumber Internet https://id.wikipedia.org/wiki/wawancara http://aryajavanes.blogspot.co.id/2010/06/istilah-dalam-gamelan-dan-karawitan.html. https://wayang.wordpress.com/2011/06/02/gendhing-talu-cerita-kehidupan-manusia/. http://sosiologiada.blogspot.co.id/2015/11/paguyuban-dan-patembayan.html. C. Sumber Lisan Darsono, 61 tahun, salah satu dosen karawitan ISI Surakarta. Jungkung Darmoyo, 47 tahun anggota Karawitan Ngripto Laras dan seorang seniman karawitan. Saguh Hadi Raharja, 72 tahun, anggota Paguyuban Ngripto Laras yang paling senior karena menjadi anggota sejak berdirinya Karawitan Ngripto Laras. Sri Mulyanto, 46 tahun, anggota Paguyuban Ngripto Larasyang berperan sebagai penabuh ricikan kendang di Karawitan Ngripto Laras. Teguh Widodo, 58 tahun, salah satu dosen karawitan ISI Yogyakarta dan merupakan abdi dalem Keraton Surakarta. DAFTAR ISTILAH 86

Ageng : besar. kendang ageng, kendang dengan ukuran yang besar, dalam hal gending termasuk gending ageng/ gending dengan bentuk besar. Antal : lamban, lambat, berkaitan dengan laya. Balungan : kerangka, kerangka lagu komposisi gamelan bagaimana dinyanyikan dalam hati seorang musisi atau pengrawit. Balungan : kerangka; kerangka lagu komposisi gamelan, sebagaimana dinyanyikan dalam hati seorang musisi atau pengrawit. Bawa : lagu vokal yang biasanya untuk mengawali pada sebuah gending sebagai pengganti buka. Buka : kalimat lagu yang digunakan untuk mengawali suatu penyajian gending Celuk : introduksi dengan vokal pada umumnya menggunakan baris terakhir dari suatu tembang. Ciblon : ricikan kendang dengan ukuran sedang Dados : dalam hal irama berarti irama II, sedangkan dalam bentuk gending merupakan bagian lagu setelah lamba. Dados : irama II. Demung : ricikan dalam gamelan termasuk keluarga saron, terdiri dari 6 hingga 7 bilah yang diletakkan di atas bingkai kayu dengan paku pengaman. Embat : perbedaan interval/jarak nada antara larasan instrumen satu dengan yang lainnya. Inggah : bagian kedua dari sebuah gending, yang terdiri dari empat macam bentuk yang dibedakan berdasarkan posisi gong,kenong, dan kethuk. Irama : pelebaran dan penyempitan gatra dalam gending, lagu, dan kecepatan ketukan instrumen pembawanya. Kalajengaken : dilanjutkan atau diteruskan. Katampen : diterima. Kendangan Ciblon : teknik kendangan yang mengguanakan kendang ciblon. Adapun kendhang ciblon ialah jenis kendang dengan ukuran sedang, panjang -+ 67 cm, gariss tengah sisi besar -+ 24 cm, garis tengah pada klowongan mencembung -+33 cm dan garis tengah sisi kecil - +20cm. Suara jenis kendang ini nyaring dan bernada tinggi, biasanya digunakan untuk tari yang berkarakter riang dan lincah atau digunakan untuk gending-gending yang gembira. Ketawang : bentuk komposisi gending jawa dalam satu kali tabuhan gong terdiri dari dua tabuhan kenong (setiap kenongan 87

terdiri dari 8 ketukan nada), satu tabuhan kempul (gaya Surakarta), dua tabuhan kempul (gaya Yogyakarta). Kethuk 2 kerep : istilah yang digunakan untuk menyebut bentuk gending yang dalam satu kali tabuhan kenong terdapat dua kali tabuhan kethuk, dimana tabuhan kethuk tersebut berada pada setiap akhir gatra ganjil (satu dan tiga). Dalam satu gongan terdiri dari empat kali tabuhan kenong dengan pola kendhangan candra dan sarayuda. Kethuk 4 kerep : istilah yang digunakan untuk menyebut bentuk gending yang dalam satu kali tabuhan kenong terdapat empat kali tabuhan ketuk, dimana tabuhan kethuk tersebut berada pada akhir setiap gatra ganjil (satu, tiga, lima, dan tujuh). Dalam satu gongan empat kali tabuhan kenong denagn pola kendhangan Semang. Klenengan : penyajian gamelan secara mandiri dengan prioritas garap instrumen ngajeng dan vokal. Ladrang : salah satu jenis komposisi gending yang dalam satu gongan terdiri 32 ketukan balungan (8 gatra), 8 tabuhan kethuk, 3 tabuhan kempul, 4 tabuhan kenong. Laya : cepat lambatnya ketukan dalam irama yang terdiri dari cepat, sedang, dan lambat. Ngampat : merambat. pada sebuah gending sebagai pengganti buka. Patalon : Sajian karawitan klenengan sebelum jejer wayangan Patet manyura : salah satu patet dalam laras slendro dengan tonika 6, nada pokok terdiri dari 1, 2, 3, 5, 6. Pengrawit : seorang pemain gamelan atau orang yang menggeluti bidang karawitan. Prenes : riang Senggakan : nyanyian dalam karawitan yang dilakukan secara koor dan berirama ritmis dalam suatu penyajian gending. Senggrengan : lagu pendek, dimainkan oleh rebab sebelum permainan gending dimulai, maksudnya untuk menunjukkan laras dan patet dari gending yang akan dimainkan. Seseg : cepat, berkaitan dengan laya. Sinden : pelaku vokal putri. Sindhenan : vokal tunggal wanita pada sajian suatu gending. Pada waktu itu di keraton sudah ada istilah sindhenan dalam pengertian vokal bersama wanita atau pria yang khusus untuk karawitan tari budaya atau serimpi. Slendro : nama salah satu laras dalam gamelan jawa. Suwuk : berhenti, dalam arti penyajian gending telah selesai. Tanggung : biasanya untuk menyebut irama (irama satu atau setunggal) Tanggung : irama III. Ulihan : pengulangan bagian sajian gending. 88

Umpak inggah : transisi untuk menuju ke bagian lagu inggah atau bentuk berikutnya. Wiled Rangkep : irama IV. Wiled : irama III. 89