I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi

I. PENDAHULUAN. (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

I. PENDAHULUAN. setiap negara yang ada di dunia untuk berlomba lomba meningkatkan daya

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan, sekaligus pendukung bagi keberlanjutan pembangunan itu sendiri

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor utama ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari satu periode ke

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses perubahan struktural di Indonesia dapat ditandai dengan: (1) menurunnya pangsa

BAB I PENDAHULUAN. atau kontribusi dari masing-masing sektor perekonomian. Pada tahap-tahap

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN TULUNGAGUNG

PERTUMBUHAN EKONOMI PAKPAK BHARAT TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

BAB I PENDAHULUAN. dan peningkatan kesejahteraan. Pada pembangunan ekonomi di daerah, tujuan

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi di setiap negara. Tujuan peningkatan penyerapan tenaga kerja sering

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)

PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013

VII. ANALISIS POTENSI PEREKONOMIAN LOKAL DI WILAYAH PEMBANGUNAN CIANJUR SELATAN

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pusat dan daerah membawa implikasi mendasar terhadap. yang antara lain di bidang ekonomi yang meliputi implikasi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

BAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO

Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. ketertinggalan dibandingkan dengan negara maju dalam pembangunan

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan membangunan ekonomi setiap negara adalah tercapainya. pembangunan ekonomi yang adil dan merata. Pembangunan ekonomi adalah

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

I. PENDAHULUAN. untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan suatu bangsa. Dalam upaya

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha ini

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam menghadapi globalisasi diperlukan perekonomian yang. Menurut Simon Kuznet dalam Jhingan (2007) mendefinisikan

ANALISIS STRUKTUR PEREKONOMIAN BERDASARKAN PENDEKATAN SHIFT SHARE DI SURAKARTA TAHUN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Hubungan keduanya dijelaskan dalam Hukum Okun yang menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

I. PENDAHULUAN. dapat menikmati hasil pembangunan. Salah satu bukti telah terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

III. METODE PENELITIAN. 2010, serta data-data lain yang mendukung. Data ini diperoleh dari BPS Pusat,

PERGESERAN STRUKTUR PEREKONOMIAN ATAS DASAR PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI JAWA TENGAH ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN. Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan pembangunan perekonomian di daerah baik pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kuncoro (2010: 4) menyebutkan bahwa pembangunan di Negara Sedang

STRUKTUR EKONOMI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi ekonomi dan keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri. Transformasi struktural merupakan prasyarat dari peningkatan dan kesinambungan pertumbuhan serta penanggulangan kemiskinan, sekaligus mendukung bagi keberlanjutan pembangunan itu sendiri (Todaro, 2011). Proses perubahan struktur perekonomian ditandai dengan menurunnya pangsa sektor primer (pertanian), meningkatnya pangsa sektor sekunder (industri), dan pangsa sektor tersier (jasa) juga memberikan kontribusi yang meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi (Todaro, 2011). Sehingga menurut Tambunan, 2001, pembangunan ekonomi tanpa dibarengi dengan penambahan kesempatan kerja akan mengakibatkan ketimpangan dalam pembagian dari penambahan pendapatan tersebut (ceteris paribus). Ketimpangan yang terjadi dapat menciptakan suatu pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan kemiskinan

2 proses pembangunan dilihat sebagai perubahan pada kegiatan dan tata susunan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Perubahan struktural suatu perekonomian menyangkut perubahan-perubahan pada struktur produk nasional dan komposisi produk nasional, kesempatan kerja, ketimpangan antar sektoral, antar daerah, dan antar golongan masyarakat. Perubahan pada ciri pokok suatu perekonomian tercermin pada perkembangan (kenaikan) tingkat pendapatan. Meningkatnya pendapatan mengakibatkan terjadinya pergeseran pada komposisi produk nasional (pergeseran diantara sumbangan sektoral terhadap produk nasional) dan pada kesempatan kerja produktif (dari sektor primer beralih ke sektor sekunder dan tersier) dan pola perdagangan (dari komonditi primer ke barang menufaktur dan pemberian jasa) (Djojohadikusumo, 1994). Proses perubahan struktur perekonomian ditandai dengan: (1) merosotnya pangsa sektor primer (pertanian), (2) meningkatnya pangsa sektor sekunder (industri), dan (3) pangsa sektor tersier (jasa) kurang lebih konstan, namun kontribusinya akan meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.

3 Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Provinsi Lampung Tahun 2008-2012 (Juta Rupiah) Sektor Ekonomi 2012 2011 2010 2009 2008 Pertanian 16.242.780 15.587.581 147.596 14.693.881 14.327.563 Pertambangan 827.57 809.109 753.128 737.977 812.854 Industri 5.668.830 5.430.218 5.178.776 4.879.401 4.574.833 Listri, Air, Gas 173.449 156.952 146.542 129.396 120.924 Bangunan 2.090.461 1.975.551 1.841.331 1.7.86.676 1.685.423 Perdagangan 6.811.060 6.465.587 6.056.757 5.890.237 5.422.903 Angkutan 3.598.532 3.171.199 2.875.032 2.456.824 2.178.898 Keuangan 4.660.496 4.122.026 3.968.006 3.035.393 2.691.785 Jasa 3.432.638 3.137.140 2.860.984 2.746.448 2.599.470 Total 43.505.816 40.855.363 38.473.053 36.598.412 34.414.653 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2012 Dari Gambar 1dapat dilihat bahwa besarnya nilai PDRB Lampung sebagian besar didominasi dari sektor pertanian lalu diikuti sektor perdagangan dan sektor industri olahan. Dari tahun 2008 sampai tahun 2012 sektor pertanian selalu menjadi penyumbang tertinggi dari tahun ke tahun dan tidak pernah mengalami penurunan yaitu sebesar Rp. 14.327.563 (dalam juta) pada tahun 2003 hingga tahun 2012 sebesar Rp. 16.242.780 (dalam juta). Lalu diikuti dari sektor perdagangan dan sektor industri olahan. Secara umum, selama lima tahun terakhir struktur perekonomian Provinsi Lampung masih didominasi oleh sektor pertanian, sektor perdagangan dan sektor industri. Peranan ketiganya terhadap PDRB Lampung mencapai lebih dari 60 persen. Sektor pertanian yang mempunyai peranan terbesar dibandingkan sektor yang lain, dalam kurun waktu 2008-2012 peranannya selalu meningkat.

4 perubahan struktur sektor pertanian yaitu perubahan pola komposisi produksi, urutan produksi dan perubahan sumberdaya yang digunakan. Dalam proses pertumbuhan ekonomi, pangsa sektor pertanian baik dalam PDB maupun dalam kesempatan kerja menurun sejalan dengan peningkatan pendapatan per kapita. Proses pertumbuhan PDB juga disertai pertumbuhan sektor pertanian yang meningkat dengan cepat bersamaan dan bahkan mendahului pertumbuhan PDB (Hayami, 1971). Setelah sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran menjadi penggerak perekonomian di Provinsi Lampung hal ini secara konstan terus berlangsung karena dari tahun 2008 hingga 2012 sektor perdagangan tidak pernah mengalami penurunan. Sektor ini sebagai penunjang kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa. Aspek penting dari transformasi struktural adalah sisi ketenagakerjaan. Suahasil Nazara (2005) merumuskan bahwa pertumbuhan ekonomi melalui proses transformasi dapat dicapai melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja di setiap sektor perekonomian dan transfer tenaga kerja dari sektor yang produktivitas tenaga kerjanya rendah ke sektor yang produktivitas tenaga kerjanya lebih tinggi. Kariyasa (2004) mengatakan bahwa titik balik untuk aktivitas ekonomi (economic turning-point) tercapai lebih dahulu dibanding dengan titik balik penggunaan tenaga kerja (labor turning-point). Jika transformasi kurang seimbang maka dikhawatirkan akan terjadi proses pemiskinan dan eksploitasi sumberdaya manusia pada sektor primer. Jumlah tenaga kerja yang terserap pada tiap sektor perekonomian suatu daerah menunjukkan tingkat pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Sektor-sektor yang mampu menyerap tenaga kerja terbesar menunjukkan bahwa sektor tersebut

5 mampu menjadi sektor potensial. Penyerapan tenaga kerja setiap sektor di berbagai daerah di Indonesia berbeda-beda yang disebabkan perencanaan pembangunan di setiap daerah berbeda. Tabel 2. Penduduk Usia 15 Tahun Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Provinsi Lampung 2003-2007 Periode Pertama (Jiwa) Sektor Sektor Ekonomi 2003 2004 2005 2006 2007 Primer Pertanian 1.806.827 1.825.362 1.833.575 1.851.484 1.879.282 Pertambangan 12.086 12.464 12.595 12.718 11.909 Sekunder Industri 248.934 252.374 256.193 258.695 262.579 Listrik, Air,Dan Gas 3.164 3.235 3.396 3.430 3.481 Bangunan 136.923 137.834 138.315 139.666 141.763 Tersier Perdagangan 471.972 492.132 509.147 514.120 521.839 Angkutan 135.820 137.652 139.908 141.275 143.396 Keuangan 19.378 19.482 19.551 19.742 20.038 Jasa 278.289 280.172 288.863 291.685 296.064 Jumlah 3.113.393 3.160.707 3.201.544 3.232.814 3.281.351 Sumber : Disnakertrans Provinsi Lampung, 2007 Tabel 3. Penduduk Usia 15 Tahun Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Provinsi Lampung 2008-2012 Periode Kedua (Jiwa) Sektor Sektor Ekonomi 2008 2009 2010 2011 2012 Primer Pertanian 1.839.501 1.829.632 1.836.418 1.712.503 1.749.157 Pertambangan 13.383 22.452 23.226 28.554 29.121 Sekunder Industri 271.924 298.739 311.323 338.660 345.944 Listrik, Air,Dan Gas 3.900 3.078 3.672 5.267 5.378 Bangunan 153.681 150.988 155.051 194.022 197.861 Tersier Perdagangan 543.076 600.654 619.296 645.377 659.948 Angkutan 162.192 133.529 136.839 125.961 128.470 Keuangan 15.707 22.026 22.906 34.647 35.379 Jasa 310.189 326.077 353.565 426.039 472.314 Jumlah 3.313.553 3.387.175 3.462.297 3.547.030 3.623.571 Sumber : Disnakertrans Provinsi Lampung, 2012

6 Jika dilihat dari Tabel 2 dan Tabel 3 Dilihat dari kontribusi tenaga kerja pada tiap sektor dalam perekonomian di Provinsi Lampung, sektor pertanian menyerap tenaga kerja paling banyak sekitar 1,8 juta jiwa, sektor perdagangan sekitar 600 ribu jiwa dan sektor industri pada kisaran 300 ribu jiwa. Perbedaan penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi antara sektor pertanian dan sektor-sektor lainnya dapat berakibat pada tingkat produktivitas antar sektor tersebut. Penyerapan tenaga kerja yang begitu besar pada sektor pertanian dapat berakibat terjadinya penurunan upah para tenaga kerjanya. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa meningkatnya gerak sektor-sektor perekonomian di Provinsi Lampung masih belum diikuti oleh peningkatan kesempatan kerja serta belum mampu menyerap tenaga kerja yang tersedia di pasar kerja secara optimal sehingga masih menyisakan tenaga kerja yang belum diberdayakan dalam bentuk pengangguran. Artinya laju pergeseran ekonomi sektoral relatif cepat dibandingkan dengan laju pergeseran tenaga kerja, sehingga titik balik untuk aktivitas ekonomi tercapai lebih dahulu dibanding dengan titik balik penggunaan tenaga kerja (Supriyati, 2001). Sehubungan dengan uraian di atas peneliti mengangkat judul tentang Analisis Pergeseran Kesempatan Kerja Sektoral di Provinsi Lampung Tahun 2003-2012.

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut: Bagaimana pergeseran kesempatan kerja, pertumbuhan kesempatan kerja, daya saing kesempatan kerja, sektor unggulan sektoral di Provinsi Lampung periode 2003-2012? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: Mengetahui pergeseran kesempatan kerja, pertumbuhan kesempatan kerja, daya saing kesempatan kerja, sektor unggulan sektoral di Provinsi Lampung periode 2003-2012. D. Manfaat Penelitian 1. Sebagai dasar bagi pemerintah untuk memberikan kebijakan meningkatkan kesempatan kerja di sektor yang menjadi unggulan di Provinsi Lampung. 2. Sebagai bahan refensi bagi peneliti lain yang memiliki keterkaitan untuk mengembangkan penelitian ini. E. Kerangka Pemikiran Struktur ekonomi Provinsi Lampung yang meliputi 9 sektor ekonomi yaitu sektor pertanian, pertambangan, industri, listrik, air, dan gas, bangunan, perdagangan, angkutan, keuangan, dan jasa. Dari Sembilan sektor terebut dapat diketahui data mengenai kesempatan atau jumlah penduduk yang bekerja pada tiap sektor di Provinsi Lampung, setelah data diolah akan diketahui pergeseran struktural

8 kesempatan kerja di Provinsi Lampung, dapat juga diketahui pertumbuhan kesempatan kerja, serta dapat juga diketahui sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar di Provinsi Lampung dengan menggunakan alat analisis shift share yang merupakan alat analisis untuk menghitung pergeseran struktur ekonomi denggan variable kesempatan kerja. Struktur Ekonomi Provinsi Lampung 1. Pertanian 2. Pertambangan 3. Industri 4. Listrik, Air, dan Gas 5. Bangunan 6. Perdagangan 7. Angkutan 8. Keuangan 9. Jasa Kesempatan kerja Sektoral Pergeseran Kesempatan Kerja Pertumbuhan Kesempatan Kerja Daya Saing Kesempatan Kerja Sektor Unggulan Kesempatan Kerja Gambar 1. Kerangka Pemikiran

9 F. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan memahami skripsi ini penulis memberikan gambaran melalui sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menjabarkan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Menguraikan tinjauan-tinjauan pustaka yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian ini antara lain teori tentang pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, tenaga kerja, permintaan tenaga kerja, penawaran tenaga kerja, dan kesempatan kerja. Selain itu dalambab ini juga disertakan beberapa penelitian-penelitian terdahulu sebagai referensi dalam penelitian ini. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas data dan sumber data, metode pengumpulan data, dan alat analisis yang digunakan dalam penelitian. Dalam bab ini menjelaskan mengenai metodologi penelitian yang akan digunakan. Alat analisis yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis Shift-Share

10 BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang hasil pergeseran kesempatan kerja dengan menggunakan alat analisis shift share. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Merupakan penutup yang akan membahas mengenai kesimpulan dari penelitian serta saran-saran mengenai masalah yang diteliti. Daftar Pustaka Lampiran