BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DAN SILICA FUME

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

2015 PENGARUH PENAMBAHAN SILICA FUME PADA NILAI KUAT GESER DAN SWELLING TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI LOKASI PROYEK JABABEKA CIKARANG

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

POTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

BAB III METODOLOGI. terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi:

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG YANG DITAMBAHKAN SEMEN DAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI SUBGRADE JALAN. (Studi Kasus: Desa Carangsari - Petang - Badung)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

DAFTAR ISI. Agus Saputra,2014 PENGARUH ABU SEKAM PADI TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LUNAK

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN KUAT TEKAN BEBAS DAN PERMEABILITAS TANAH LEMPUNG TANON YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR DAN FLY ASH. Tugas Akhir

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

KATA PENGANTAR. Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Seminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :

kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

TANAH LEMPUNG NON EKSPANSIF

DAFTAR ISI... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... ABSTRACT...

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

PERILAKU TANAH LEMPUNG TANON YANG DISTABILISASI DENGAN TANAH GADONG DAN KAPUR (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

BAB I PENDAHULUAN. diimbangi oleh ketersediaan lahan, pembangunan pada lahan dengan sifat tanah

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

Bab 1. Pendahuluan Pengaruh variasi kepadatan awal terhadap perilaku kembang susut tanah lempung ekspansif di Godong -Purwodadi

I. PENDAHULUAN. bangunan, jalan (subgrade), tanggul maupun bendungan. dihindarinya pembangunan di atas tanah lempung. Pembangunan konstruksi di

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

Pengaruh Variasi Jarak dan Panjang Kolom Stabilisasi Tanah Ekspansif Di Bojonegoro dengan Metode Deep Soil Mix Tipe Single Square

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM DENGAN LAMANYA WAKTU PENGERAMAN (CURING) TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

Seminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :

PENGARUH JARAK DAN PANJANG KOLOM DENGAN DIAMETER 5CM PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF MENGGUNAKAN METODE DSM BERPOLA TRIANGULAR

A.S.P Jurnal Volume 1 Nomor 1, Mei 2012

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA

PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tanah merupakan bagian penting dalam suatu konstruksi yang mempunyai fungsi menyangga konstruksi di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EFEK CAMPURAN SOIL BINDER DAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTK KUAT GESER TANAH LEMPUNG

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : GIOVANNI RAMADHANY GINTING

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR Ca(OH)₂ PADA TANAH LEMPUNG (CLAY) TERHADAP PLASTISITAS DAN NILAI CBR TANAH DASAR (SUBGRADE) PERKERASAN JALAN

Pengaruh Lama Waktu Curing Terhadap Nilai CBR Dan Swelling Pada Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro Dengan Campuran 15% Fly Ash

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined.

Perbaikan Tanah Untuk Meningkatkan CBR Dengan Bahan Aditif Serbuk Bata Merah Dan Abu Sekam Padi

PENGGUNAAN LIMBAH BATU BATA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG DITINJAU DARI NILAI CBR. Hairulla

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

2. Kekuatan Geser Tanah ( Shear Strength of Soil ), parameternya dapat diperoleh dari pengujian : a. Geser Langsung ( Direct Shear Test ) b.

TINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO YANG DISTABILISASI DENGAN GARAM DAPUR (NaCl) PUBLIKASI ILMIAH

Yanuar Eko Widagdo, Yulvi Zaika, Eko Andi Suryo ABSTRAK Kata-kata kunci: Pendahuluan

PENGARUH LAMA PERENDAMAN TERHADAP NILAI CBR SUATU TANAH LEMPUNG UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA LOKASI GEDUNG GRHA WIDYA (Studi Laboratorium).

2.8.5 Penurunan Kualitas Udara Penurunan Kualitas Air Kerusakan Permukaan Tanah Sumber dan Macam Bahan Pencemar

PENGARUH SEMEN DAN CUACA TERHADAP KEMAMPUAN KEDAP AIR TANAH EKSPANSIF TERCAMPUR NANOMATERIAL

Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa

KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG BAYAT KLATEN YANG DISTABILISASI DENGAN TRAS

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan konstruksi dengan sifat-sifat yang ada di dalamnya seperti. plastisitas serta kekuatan geser dari tanah tersebut.

STUDI LABORATORIUM PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR DAN BOTTOM ASH PADA TANAH EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR

BAB V RESUME HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari bebatuan yang sudah mengalami pelapukan oleh gaya gaya alam.

I. PENDAHULUAN. berbagai bahan penyusun tanah seperti bahan organik dan bahan mineral lain.

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBAIKAN SIFAT MEKANIK LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN TETES TEBU DAN KAPUR

KARAKTERISITIK KUAT GESER TANAH MERAH

I. PENDAHULUAN. Tanah memiliki peranan yang penting yaitu sebagai pondasi pendukung pada

Oleh: Dewinta Maharani P. ( ) Agusti Nilasari ( ) Bebby Idhiani Nikita ( )

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Sample Penelitian Metodologi penelitian tugas akhir ini bersifat eksperimen (research) yang dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Pendidikan Indonesia dengan cara memperbaiki sampel tanah yang diambil dari lapangan dengan menggunakan bahan aditif berupa silica fume. Lokasi yang akan dijadikan penelitian adalah daerah PT. Sekisui Plastics Indonesia, Jl. Science Timur 2 Blok B1-F, Kawasan Industri Jababeka Tahap V, Cikarang, Bekasi Penelitian dimulai dengan mengambil sampel tanah dilapangan secara disturbed lalu dibawa ke laboratorium untuk diuji, kandungan mineral tanah diuji untuk mengetahui kadar mineral penyebab tanah ekspansif seperti mineral montmorillonite dan diuji pula sifat fisiknya, kemudian dilakukan treatment terhadap tanah menggunakan bahan aditif berupa silica fume, mix design dilakukan dengan berbagai persentase bahan untuk mencari persentase perbaikan yang dinilai mengalami peningkatan kualitas paling baik. Sampel penilitian ialah benda uji yang berukuran tinggi 3 (76mm) dan diameter 3/2 (38mm) dengan kedua permukaan diratakan untuk uji Triaxial UU, serta 0,78 (20mm) untuk uji California Bearing Ratio (CBR), terdiri dari benda uji tanah ekspansif normal dan Benda uji dengan penggunaan silica fume. Pengujian dilakukan dengan variasi sebagai berikut 1. Tanah lempung ekspansif tanpa penambahan bahan 2. Tanah lempung ekspansif + silica fume Silica fume 1% Silica fume 2% Silica fume 5% Silica fume 10% Silica fume 20%

25 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode eksperimen. Eksperimen yang dilakukan adalah dengan menambahkan silica fume pada tanah lempung ekspansif. Kemudian akan membandingkan aspek kuat geser tanah dan tingkat swelling, antara tanah lempung ekspansif tanpa tambahan bahan yang bertindak sebagai kelompok kontrol dengan tanah lempung ekspansif dengan silica fume sebagai kelompok eksperimen. Dari hasil pengamatan dan perencanaan campuran tersebut diatas, diharapkan dapat diketahui pengaruh penambahan pasir silica fume terhadap tanah lempung ekspansif.

26 3.3 Alur Kerja Penelitian Laboratorium START PENGAMBILAN SAMPEL TANAH LEMPUNG PENGUJIAN MINERAL TANAH LEMPUNG TIDAK YA PENGAMBILAN TANAH LEMPUNG EKSPANSIF SWELL PENGUJIAN LEMPUNG A. INDEX PROPERTIES 1. KADAR AIR 2. ATTERBERG LIMIT 3. BERAT JENIS TANAH 4. BERAT ISI TANAH 5. ANALISA HIDROMETER PENAMBAHAN SILICA FUME DENGAN KADAR: 1%, 2%, 5%, 10%, 20% CURING SELAMA 14 HARI ENGINEERING PROPERTIES 1. KOMPAKSI 2. TRIAXIAL UU 3. CBR UNSOAKED & SWELLING FINISH KESIMPULAN PENGOLAHAN DATA DAN HASIL PENELITIAN 1. PERSENTASE PENINGKATAN NILAI KUAT GESER 2. PRESENTASE PENINGKATAN NILAI CBR 3. PERSENTASE PENURUNAN NILAI SWELLING 4. PERSENTASE PENURUNAN TEKANAN PENGEMBANGAN Gambar 3.1. Skema alur penelitian laboratorium

27 3.4 Uraian Langkah-Langkah Penelitian Pada lokasi penelitian yaitu di PT. Sekisui Plastics Indonesia, Jl. Science Timur 2 Blok B1-F, Kawasan Industri Jababeka Tahap V, Cikarang, Bekasi akan dibangun kompleks perumahan baru. Pada daerah Cikarang-Bekasi memiliki banyak perumahan tetapi kurang diminati masyarakat karena banyak dijumpai keretakan pada dinding bangunan, penurunan bangunan yang disebabkan oleh settlement tanah sehingga mengakibatkan rendahnya nilai jual perumahan tersebut. Gambar 3.2. Rusaknya bangunan (Sumber: Dokumentasi penulis, Perumahan Taman Persada Bekasi, Jalan Raya Cibarusah, Bekasi 17520, Jawa Barat, 14-April-2014) Setelah mendapatkan informasi dari berbagai sumber misalnya peta persebaran tanah ekspansif (Pedoman Konstruksi Bangunan, Penanganan tanah ekspansif untuk konstruksi jalan, Pd T-10-2005-B, Departemen Pekerjaan Umum) dan juga menurut informasi warga sekitar yang tinggal di perumahan tersebut, kemungkinan tanah pada wilayah tersebut memiliki jenis lempung ekspansif yang tidak baik bagi kondisi perumahan tersebut, ketika hujan turun tanah di lingkungan tersebut menjadi sangat lembek.

28 Gambar 3.3. Tanah pada saat hujan (Sumber: Dokumentasi penulis, Perumahan Taman Persada Bekasi, Jalan Raya Cibarusah, Bekasi 17520, Jawa Barat, 14-April-2014) Untuk mengidentifikasi jenis tanah di lingkungan tersebut apakah benar tanah ekspansif maka akan dilakukan pengujian awal berupa pengujian kandungan mineral di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (Tekmira) Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jl. Jend. Sudirman No. 623 dan pengujian indeks plastisitas untuk mengetahui potensi swelling, dikatakan berpotensi swelling tinggi menurut Chen, 1988 (Tabel 2.3) adalah dengan nilai Plasticity Index (IP) 20-55 %, menurut After Raman, 1967 (Tabel 2.5) adalah dengan nilai Plasticity Index (IP) 23-32 %, sehingga diambil kesimpulan tanah berpotensi mengembang (swelling) tinggi atau tanah lempung ekspansif memiliki nilai Plasticity Index (IP) diatas 20 %. Pengambilan sampel tanah awal di daerah PT. Sekisui Plastics Indonesia, Jl. Science Timur 2 Blok B1-F, Kawasan Industri Jababeka Tahap V, Cikarang, Bekasi dilakukan dengan cara menggali terlebih daluhu sedalam 50cm dimaksudkan tanah residual tidak terambil pada sampel undisturb maupun disturb.

29 3.4.1 Pengambilan Tanah Asli (Undisturb) Sampel tanah asli (Undisturb) diambil untuk digunakan dalam pengujian awal berupa pengecekan kandungan mineral tanah lempung. Dalam pengambilan sampel tanah asli tidak boleh mengalami perubahan sifat mekanis dari tanah tersebut, pengambilan sampel tanah dilakukan pada kedalaman -0,5 meter dari muka tanah asli. Agar tanah tersebut tidak mengalami perubahan sifat mekanisnya, pengambilan sampel tanah menggunakan tabung berbentuk silinder dengan diameter tertentu, setelah tabung diangkat harus ditutup rapat dengan plastic agar tidak mengurangi kadar airnya akibat penguapan, dasar pengambilan sampel menggunakan bor tangan (Hand Auger Boring) adalah ASTM D1452-09. 3.4.2 Pengambilan Tanah (Disturbed) Pada sampel tanah disturbed tidak perlu ada upaya melindungi sifat asli dari tanah tersebut, untuk menyimpan dan membawa tanah dari lokasi penelitian ke laboratorium dapat menggunakan kantong plastik besar (trashbag), karung beras, atau tempat lainnya yang memungkinkan. 3.4.3 Pengujian Mineral Untuk memastikan jenis tanah di lokasi penelitian termasuk tanah lempung ekspansif dilakukan pengujian kandungan mineral, pada tanah lempung ekspansif kandungan mineral montmorinollite berpengaruh terhadap keaktifan tanah seperti pada (Tabel 2.2) yang menyebabkan fenomena swelling. 3.4.4 Pemilihan Material Aditif Bahan tambahan yang dipakai adalah silica fume, karena bahan ini merupakan pozzolan yang mengandung silikon seperti pada (Gambar 2.9.) dengan kandungan silikon 85-97% dibandingkan Portland Cement 21%, Fly Ash 35-52%, yang diharapkan dapat meningkatkan kuat geser tanah dan menurunkan swelling tanah lempung ekspansif lebih baik dibanding material Portland Cement dan Fly Ash.

30 A major mineral is missing in many soils and most soil tests do not even monitor it s presence is silicon, this mineral can increase stress resistance, boost photosynthesis and chlorophyll content, improve drought resistance, soil fertility and prevent lodging. (nutria-tech.com.au, 2010). Dampak lingkungan akibat penggunaan material silika mempunyai efek positif dikutip dari nutriatech.com.au seperti meningkatkan kuat tekan, meningkatkan proses fotosintesis bagi tanaman, mengurangi potensi kekeringan pada tanah, meningkatkan kesuburan tanah. Bahan silica bereaksi dengan calcium hydroxide dan calcium silicate gels (CaSiO3.H2O) yang ada pada tanah. Reaksi kimia silica fume dengan tanah lempung: Ca 2+ + OH - + silica calcium silicate hydrate Silica Fume yang dipakai merk Sika Fume oleh PT. Sika Indonesia dengan kandungan kimia seperti pada (Tabel 3.1) Tabel 3.1. Sika Fume Product Data Sheet Chemical Percentage SiO2 >85% C (Free) <4% S <1% Fe2O3 <2.5% Al2O3 <1% CaO <1% K2O + Na2O <3% Cl <0.2% L.O.I. <6% Moisture <3% Specific Surface ~ 20 m 2 /gr Size ~ 0.15 micron (Sumber: Product Data Sheet Edition 2012-05-1 SikaFume )

31 3.4.5 Proses Pengujian Pengujian dilakukan dengan cara mencampurkan (adukan) tanah lempung ekspansif dengan bahan tambahan berjenis pozzolan yaitu silica fume dengan perbandingan sebesar 0%, 1%, 2%, 5%, 10%, 20%, secara trial sehingga persentase masih dapat berubah, pengambilan persentase tersebut dimaksudkan untuk mengetahui presentase terbaik dari campuran tanah dengan silica fume 1%, 2%, 5%, 10%, 20%, terhadap peningkatan nilai kuat geser dan penurunan swelling. Perbandingan persentase penambahan silica fume sebesar 5%, 10%, 20%, berdasarkan penelitian terdahulu (Effect of Silica Fume Addition on the Bahavior of Silty-Clayey Soils, Dr. Adel A. Al-Azzawi, Khalida A. Daud, Muhammed A. Abdul Sattar, Journal of Engineering and Development, Vol. 16, No. 1, March 2012 ISSN 1813-7822, Baghdad, Iraq) menunjukan bahwa kadar silica fume 5%, 10%, 15%, dapat mengurangi swelling sebesar 18%, 48%, 87%. Sebelum dilakukan pengujian tanah yang sudah dicampur dengan silica fume dilakukan proses curing (pemeraman) selama 14 hari. Berdasarkan penelitian (Pengaruh pemeraman terhadap nilai CBR tanah mengembang yang distabilisasi dengan fly ash, Surta Ria N. Panjaitan, Institut Teknologi Medan) dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa tanah mengembang yang distabilisasi dengan fly ash dapat menurunkan plastis indeks, potensi pengembangan dan menaikan nilai CBR yang cukup signifikan pada penambahan fly ash 15% dengan waktu pemeraman antara 4 sampai dengan 7 hari. Pada penelitian (Pengaruh Stabilisasi Tanah Lempung Ekspansif Dengan Fly Ash Terhadap Nilai Daya Dukung CBR, Tri Sulistyowati, Universitas Mataram) hasil penelitian menunjukan bahwa persentase yang paling efektif untuk stabilisasi adalah fly ash dengan kadar 15% dan masa peram selama 7 14 hari. Pada penelitian (Pengaruh Waktu Pemeraman Terhadap Kuat Geser Tanah Ekspansif Daerah Cikarang, Jawa Barat yang Distabilisasi dengan Semen, Pasir, dan Kapur, Ishlah Habibi, Universitas Indonesia) hasil penelitian

32 menunjukan jenis tanah pada daerah tersebut berjenis tanah lempung anorganik dengan plastisitas tinggi (CH), percobaan unconfined baik campuran pasir dan semen maupun pasir dan kapur setelah pemeraman menunjukan kenaikan qu, semakin lama waktu pemeraman semakin besar nilai kenaikan qu nya yang ditandai dengan masa pemeraman 14 hari adalah yang terbaik. 3.4.6 Pengujian dan Hasil Akhir Penelitian yang akan dilakukan yaitu ingin mengetahui seberapa besar persentase peningkatan kuat geser dari uji Triaxial UU, dan penurunan swelling dari uji CBR, yang hasilnya dalam bentuk grafik antara kadar silica fume (%) dengan kuat geser tanah (kg/cm 2 ) untuk uji Triaxial UU, grafik antara kadar silica fume (%) dengan swelling percentage (%) untuk uji CBR. 3.5 Pengujian Laboratorium 3.5.1 Uji Berat Isi dan Kadar Air Tanah Percobaan ini dilakukan untuk mengukur berat isi dengan menggunakan uji ring gamma dan kadar air alami tanah. Besaran-besaran lain yang dapat diturunkan adalah angka pori (e), porositas (n), dan derajat kejenuhan (Sr). Besaran yang diperoleh dapat digunakan untuk korelasi empiris dengan sifat-sifat teknis tanah. 3.5.2 Uji Berat Jenis Tanah Percobaan ini mencakup penentuan berat jenis (specific gravity) tanah dengan menggunakan botol Erlenmeyer. Tanah yang diuji harus lolos saringan No. 4. Bila nilai berat jenis dan uji ini hendak digunakan dalam perhitungan untuk uji hydrometer, maka tanah harus lolos saringan # 200 (diameter = 0.074 mm). Berat jenis tanah digunakan pada hubungan fungsional antara fase udara, air, dan butiran dalam tanah dan oleh karenanya diperlukan untuk perhitunganperhitungan parameter indeks tanah (index properties).

33 3.5.3 Uji Batas Batas Atterberg Percobaan ini mencakup penentuan batas-batas Atterberg yang meliputi Batas Susut, Batas Plastis, dan Batas Cair. Maksud dari Uji Batas - Batas Atterberg adalah untuk menentukan angka-angka konsistensi Atterberg, yaitu : Batas Susut/ Shringkage Limit (ws) Batas Plastis/ Plastic Limit (wp) Batas Cair/ Liquid Limit (wl) 3.5.4 Uji Hidrometer Metode ini mencakup penentuan dari distribusi ukuran butir tanah yang lolos saringan No. 200, Analisis hidrometer adalah metode untuk menghitung distribusi ukuran butir tanah berdasarkan sedimentasi tanah dalam air, kadang disebut juga uji sedimentasi. Analisis hidrometer ini bertujuan untuk mengetahui pembagian ukuran butir tanah yang berbutir halus. Manfaat hasil uji ini adalah untuk perbandingan dengan sifat tanah yang ditentukan dari uji batas-batas Atterberg dan untuk menentukan aktivitas tanah. 3.5.5 Uji Kompaksi Tujuan uji kompaksi adalah untuk mendapatkan kadar air optimum dan berat isi kering maksimum pada suatu proses pemadatan. Kepadatan tanah biasanya dinilai dengan menentukan berat isi keringnya ( dry). Kadar air optimum ditentukan dengan melakukan percobaan pemadatan di laboratorium. Hasil percobaan ini dipakai untuk menentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi pada waktu pemadatan di lapangan. Pada percobaan di laboratorium, kadar air optimum ditentukan dari grafik hubungan antara berat isi kering dengan kadar air.

34 Tanah sebagai material bangunan pada konstruksi-konstruksi tanggul, bendungan tanah, dasar jalan, harus dipadatkan untuk memperbaiki sifat-sifat dari tanah yang dapat memberi akibat buruk pada konstruksi. Perubahan-perubahan yang terjadi bila tanah dipadatkan adalah : 1. Volume udara dalam pori-pori tanah berkurang sehingga tanah menjadi lebih padat. 2. Kekuatan geser dan daya dukung tanah meningkat. 3. Kompresibilitas tanah berkurang. 4. Permeabilitas tanah berkurang. 5. Lebih tahan terhadap erosi. 3.5.6 Uji Triaxial UU Maksud uji triaxial UU adalah untuk mengetahui kekuatan geser tanah; yaitu c (kohesi) dan (sudut geser dalam), dalam tegangan total ataupun efektif yang mendekati keadaan aslinya di lapangan. Tujuannya adalah untuk digunakan dalam analisis kestabilan jangka pendek (short term stability analysis) 3.5.7 Uji California Bearing Ratio (CBR) Percobaan ini mencakup pengukuran nilai CBR di laboratorium untuk tanah yang dipadatkan berdasarkan uji kompaksi. Tujuan Percobaan ini adalah untuk menilai kekuatan tanah dasar yang dikompaksi di laboratorium yang akan digunakan dalam perencanaan tebal perkerasan. 3.5.8 Kesimpulan Penelitian Setelah dilakukan percobaan mengenai penambahan silica fume pada tanah lempung ekspansif diharapkan dapat diketahui peningkatan nilai kuat geser serta pengembangan tanah dan dibandingkan dengan tanah lempung ekspansif yang tidak menggunakan silica fume.