SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PENERIMA DANA CSR PERUSAHAAN PT. PULAU SAMBU KUALA ENOK. Ardiyansyah, Ilyas

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENILAIAN DESA DALAM PROGRAM DESA MAJU INHIL JAYA. Muh. Rasyid Ridha

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL (STUDI KASUS KECAMATAN KEMPAS) Saifuddin, Abdullah

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA

Rici Efrianda ( )

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan STMIK Terbaik Di

Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

Jurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA KSP MITRA RAKYAT BERSAMA NGANJUK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT SEPEDA MOTOR UNTUK KONSUMEN PT.FIF CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHI PROCESS (AHP)

PEMILIHAN RANGE PLAFOND PEMBIAYAAN TERBAIK BMT DENGAN METODE AHP. Dwi Yuniarto, S.Sos., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika STMIK Sumedang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MATA KULIAH YANG DIMINATI MAHASISWA (STUDI KASUS: PRODI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNISI)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS

Sistem Pendukung Keputusan Pembiayaan Mitra Madani Metode Analytycal Hierarchy Process (AHP) Pt. BPR Syariah Artha Madani Bekasi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LOKASI TOKO BUKU BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP (Studi Kasus : Tembilahan) Darmawati

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

Jurnal SISTEMASI, Volume 4, Nomor 3, September 2015 : 54 59

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang dapat dilihat pada tabel 2.1.

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 1 NO. 1 MARET 2010

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGOLAHAN DATA PENGANGKATAN KARYAWAN TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Keputusan. Universitas Sumatera Utara

IMPLEMENTASI METODE AHP UNTUK REKOMENDASI TEMPAT KOST PADA APLIKASI KOST ONLINE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PONDOK PESANTREN DI PURWOKERTO (STUDI KASUS : MAHASISWA STAIN PURWOKERTO)

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA

Techno.COM, Vol. 12, No. 4, November 2013:

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LBB PADA KAMPUNG INGGRIS PARE MENGGUNAKAN METODE AHP

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) PADA COUNTER NASA CELL SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT SANSAN SAUDARATEX JAYA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN GURU YANG BERHAK MENERIMA SERTIFIKASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Pegawai Dengan Metode AHP

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Ketua Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI 23 Jakarta

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA

Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 1, (2016) Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 2, No.

SISTEM INFORMASI PEMILIHAN JURUSAN di SMA N 1 JEKULO KUDUS MENGGUNAKAN METODE AHP NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Wayan Triana

Penentuan Pemilihan Bentuk Outline Tugas Akhir Dengan Menggunakan Model Analytical Hierarchy Process (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODE PENELITIAN

MODEL PENUNJANG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN PEMBERIAN BEASISWA BIDIKMISI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI PEMILIHAN JENIS BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS: BEASISWA UKRIDA)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PEMILIHAN APLIKASI BERITA BERBASIS MOBILE MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

Jurnal SISTEMASI, Volume 2, Nomor 3, Juli 2013 : 56 69

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas tentang tahapan penelitian. Tahapan penelitian

PEMANFAATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company)

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGGUNAAN JENIS TANAMAN DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Okta Veza Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina 1

Magister Komputer Universitas Budi Luhur

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM MEMILIH SUPPLIER Rudin Himu 1, Arip Mulyanto 2, Dian Novian 3 S1 Sistem Informasi /

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GROUP DECISION SUPPORT SYSTEM UNTUK PEMBELIAN RUMAH DENGAN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN BORDA

Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Karyawan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Studi Kasus : RB. Nilam Sari Tembilahan

BAB 2 LANDASAN TEORI

Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Pendidikan Indonesia

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

IMPLEMENTASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN LAPTOP DI LINGKUNGAN MASYARAKAT UMUM

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA PADA SMA 1 BOJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN EVALUASI KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN TOPSIS. (Studi Kasus : Program Studi Sistem Informasi) Yusmanita

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)

Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V2.i1( )

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

Transkripsi:

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PENERIMA DANA CSR PERUSAHAAN PT. PULAU SAMBU KUALA ENOK Ardiyansyah, Ilyas Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitasi Islam Indragiri (UNISI) Jl. Propinsi, Parit 1 Tembilahan Hulu, Tembilahan, Riau, Indonesia Email : abdiabdufathimah@gmail.com, ilyas_74@yahoo.com ABSTRAK Perusahaan PT. Pulau Sambu Kuala Enok (PSK) merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang industri pengolahan hasil perkebunan yang berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta. Didirikan pada tanggal 5 Desember 1967. PT Pulau Sambu Kuala Enok bergerak di bidang industry minyak kelapa, minyak goreng, dan bungkil kopra pellet dengan menggunakan bahan baku kopra. Kegiatan CSR sering terjadi ketidak sesuaian antara yang di harapakan pihak perusahaan dengan penyaluran bantuan yang diberikan terhadap implementasi di lapangan. Hal ini disebabkan oleh gagalnya pemohon dalam memanfaatkan Dana CSR yang diberikan. Oleh karenanya seorang pengambil keputusan atau pihak perusahaan harus mampu mengambil keputusan yang tepat untuk menerima ataupun menolak permohonan bantuan CSR yang diajukan oleh massyarakat. Masalah ini dapat diatasi dengan mengidentifikasi dan memprediksi bahkan menseleksi pemohon dengan baik sebelum diberikan atau disalurkan dana CSR perusahaan dengan cara mepelajari riwayat penyaluran yang pernah dilakukan oleh oleh masyarakat. Permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam penyaluran Dana CSR di PT. Pulau Sambu Kuala Enok masih dilakukan seleksi sederhana, artinya hanya melihat proposal yang diajukan tanpa mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang lain, padahal pemberian atau penyaluran dana CSR perusahan mempunyai criteria yang sudah ditetapkan. Hal ini terjadi karena dalam seleksi penyaluran dana CSR belum dilakukan dengan memanfaatkan sebuah sistem yang menganalisanya. Pelaksanaan kegiatan penyaluran Dana CSR PT. Pulau Sambu Kuala Enok dirasa memerlukan bantuan teknologi informasi sebagai sarana pendukung, sehingga pemanfaatan teknologi informasi dapat digunakan secara maksimal. yaitu dengan adanya sebuah Sistem Pendukung Keputusan (SPK). Hasil perhitungan yang didapat bahwa Alternatif lokasi yang menjadi prioritas utama untuk dijadikan sebagai penerima penerima dana batuan CSR yaitu Dusun Sungan Perigi sebagai peringkat pertama dengan nilai 0.389 atau 38,9%. Indikator yang digunakan dalam perbandingan ini yaitu: Bermanfaat (BMT), Berkelanjutan/Jangka Panjang (JKP), Dekat Wilayah Operasi (DWO), Publikasi (PUB), Mendukung Prepare Perusahaan (MPP). Pada penelitian ini, setelah dilakukan perhitungan maka indikator/kriteria yang memiliki nilai eigen tertinggi adalah Bermanfaat (BMT) yaitu 0.355 atau 35,5%. Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Analytical Hierarchy Process, CSR, PT. Pulau Sambu Kuala Enok, SDLC 1 PENDAHULUAN Perusahaan PT. Pulau Sambu Kuala Enok (PSK) merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang industri pengolahan hasil perkebunan yang berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta. Didirikan pada tanggal 5 Desember 1967. PT Pulau Sambu Kuala Enok bergerak di bidang industry minyak kelapa, minyak goreng, dan bungkil kopra pellet dengan menggunakan bahan baku kopra. Pertama kali berdiri dengan mengelola kopra dengan menggunakan kuali tradisional yang menghasilkan kelapa kasar dan bungkil kopra, kemudian diganti dengan mesin press buatan RRC uang diperbarui dengan mesin SVP Press buatan Krupp-Jerman. Seiring dengan perkembangan jaman, PT. Pulau Sambu Kuala Enok terus mengalami peningkata di dalam bisnisnya sehingga selain bergerak dibidang bisnis, PT Pulai Sambu juga ikut memperhatikan kesejahteraan masyarakat social yang ada di lingkungan perusahaan di Kuala Enok. PT Pulau Sambu juga sering memberikan atau menyalurkan 14

dana bantuan yang disebut dengan dana CSR PT. Pulau sambu, yakni diperuntukkan pembangunan daerah di lingkungan pabrik, CSR ini bersifat bantuan infrastruktur ataupun berbentuk anggaran yang diperuntukkan untuk pembangunan infrastruktur masyarakat. Kegiatan CSR sering terjadi ketidak sesuaian antara yang di harapakan pihak perusahaan dengan penyaluran bantuan yang diberikan terhadap implementasi di lapangan. Hal ini disebabkan oleh gagalnya pemohon dalam memanfaatkan Dana CSR yang diberikan. Oleh karenanya seorang pengambil keputusan atau pihak perusahaan harus mampu mengambil keputusan yang tepat untuk menerima ataupun menolak permohonan bantuan CSR yang diajukan oleh massyarakat. Masalah ini dapat diatasi dengan mengidentifikasi dan memprediksi bahkan menseleksi pemohon dengan baik sebelum diberikan atau disalurkan dana CSR perusahaan dengan cara mepelajari riwayat penyaluran yang pernah dilakukan oleh oleh masyarakat. Permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam penyaluran Dana CSR di PT. Pulau Sambu Kuala Enok masih dilakukan seleksi sederhana, artinya hanya melihat proposal yang diajukan tanpa mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang lain, padahal pemberian atau penyaluran dana CSR perusahan mempunyai criteria yang sudah ditetapkan. Hal ini terjadi karena dalam seleksi penyaluran dana CSR belum dilakukan dengan memanfaatkan sebuah sistem yang menganalisanya. Selain itu juga belum juga dilakukan penilaian terhadap pemohon dengan bantuan dari teknologi informasi. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya aplikasi pendukung keputusan yang digunakan dalam menganalisa dan menentukan siapa yang layak untuk disetujui permohonan penyaluran dana CSR-nya. Pelaksanaan kegiatan penyaluran Dana CSR PT. Pulau Sambu Kuala Enok dirasa memerlukan bantuan teknologi informasi sebagai sarana pendukung, sehingga pemanfaatan teknologi informasi dapat digunakan secara maksimal. yaitu dengan adanya sebuah Sistem Pendukung Keputusan (SPK). Terdapat banyak metode-metode yang dapat digunakan untuk penyelesaian permasalahan dalam sebuah Sistem Pendukung Keputusan hal ini dapat disesuaikan dengan studi kasus yang diangkat. Pada kesempatan ini metode yang digunakan yaitu metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode AHP dipilih karena merupakan suatu bentuk model pendukung keputusan di mana peralatan utamanya adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya adalah persepsi manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah: Memberikan sistem pengambilan keputusan yang bersifat objektif tehadap penentuan penyaluran penerima dana CSR Perusahaan yang didalamnya terdapat persyaratan dan kriteria yang harus dimiliki untuk setiap pemohon. Merancang sebuah sistem pendukung keputusan penentuan penyaluran dana CSR Perusahaan dengan metode Analytical Hierarchy Process. dalam proses nenentuannya. 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Sistem Informasi Menurut Leitch dan Davis (1983) dalam (Hartono, 2000) sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan meyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. 2.2 Sistem Sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka. Kata sistem sendiri berasal dari bahasa Latin (Systema) dan bahasa Yunani Sustema adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi (Salomo, 2014). Menurut Padji M dalam (Husni, 2014) sistem adalah rangkaian yang mencakup hardware, software, dan piranti peripheral yang bekerja sama sebuah kesatuan ataupun kombinasi berbagai elemen yang membentuk sebuah kesatuan yang kompleks. 2.3 Informasi Menurut Davis dalam (Kadir, 2003) informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini dan saat mendatang. Sedangkan menurut Hartono (2005) informasi adalah data yang diolah menjadi menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. 15

2.4 Sistem Pendukung Keputusan Menurut McLeod Sistem Pendukung Keputusan adalah suatu sistem berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model (Wedhasmara, 2010). Keputusan merupakan kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan dalam pemecahan masalah tersebut. Tindakan memilih strategi atau aksi yang diyakini manajer akan memberikan solusi terbaik atas sesuatu itu disebut pengambilan keputusan. Tujuan dari keputusan adalah untuk mencapai target atau aksi tertentu yang harus dilakukan (Kusrini, 2007). Turban mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai sebuah proses memilih tindakan (di antara berbagai alternatif) untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan yang telah ditetapkan (Pradita, 2013). Menurut Alter DSS merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan dan manipulasi data. Sistem digunakan untuk membantu mengambil keputusan dalam situasi yang semi terstruktur dan situasi tidak terstruktur, di mana tidak seorangpun mengetahui secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Wahid Dkk, 2012). Sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatif-alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model (Herdiyanti, 2013). Konsep Model Analytical Hierarchy Process (AHP) AHP menggabungkan pertimbangan dan penilaian pribadi dengan cara yang logis dan dipengaruhi imajinasi, pengalaman, dan pengetahuan untuk menyusun hierarki dari suatu masalah yang berdasarkan logika, intuisi, dan juga pengalaman untuk memberikan pertimbangan. AHP dikembangkan Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton School of Business pada tahun 1970-an untuk mengorganisasikan informasi dan judgement dalam memilih alternatif yang paling disukai. Pada dasarnya AHP adalah metode untuk memecahkan suatu masalah yang kompleks dan tidak terstruktur kedalam kelompoknya, mengatur kelompok-kelompok tersebut kedalam suatu susunan hierarki, memasukkan nilai numerik sebagai pengganti persepsi manusian dalam melakukan perbandingan relatif dan akhirnya dengan suatu sintesis ditentukan elemen yang mempunyai prioritas tertinggi (Tominanto, 2012). Pada dasarnya, langkah-langkah dalam metode AHP meliputi: Mendefenisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusun hierarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas. Menentukan prioritas elemen: a) Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat perbandingan pasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan. b) Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk merepresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen yang lainnya. Sintesis. Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan di sintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah: a) Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks. b) Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks. c) Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap basis dan membagikan dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata. Mengukur Konsistensi. Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan pertibangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah: (a) Kalikan setiap nilai pada kolom pertamadengan prioritas relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua prioritas relatif elemen kedua, dan seterusnya. (b) Jumlah setiap baris. (c) Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan. (d) Jumlah hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen yang ada, hasil disebut λmaks Hitung cinsistency Index (CI) dengan rumus: CI = (λ maks n)/n Di mana n = banyaknya elemen Hitung rasio konsistensi/consistency ratio (CR) dengan rumus: CR = CI/RC 16

Di mana CR= Consistency Ratio CI = Consistency Index IR = Indeks Random Consistency Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CI/IR) kurang atau sama dengan 0,1, maka hasil perhitungan bisa dinyatakan dengan benar. Daftar indeks Random Konsistensi (IR) bisa dilihat dalam Tabel 2.2 berikut: Tabel 2.1 Indeks Random Konsistensi Ukuran Matriks Nilai IR 1,2 0.00 3 0.58 4 0.90 5 1.12 6 1.24 7 1.32 8 1.41 9 1.45 10 1.49 11 1.51 12 1.48 13 1.56 14 1.57 15 1.59 2.5 Prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus dipahami, diantaranya adalah: Membuat hierarki Sistem yang kompleks bisa dipahami dengan memecahnya menjadi elemen-elemen pendukung, menyusun elemen secara hierarki, dan menggabungkannya atau mensistensisnya. Penilaian kriteria dan alternatif Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan. Menurut Saaty (1988), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty bisa diukur menggunakan tabel analisis seperti ditunjukkan pada Tabel berikut: Tabel 2.2 Skala Penilaian Perbandingan Pasangan Intensitas Keterangan Kepentingan 1 Kedua elemen sama pentingnya 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya 5 Satu elemen lebih mutlak penting daripada elemen lainnya 7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya 9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainya 2, 4, 6, 8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan Jika aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan dengan aktivitas j, maka j Kebalikan memiliki nilai kebalikannya dibandingkan dengan i Synthesis of priority (menentukan prioritas) Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise Comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif dari seluruh alternatif kriteria bisa disesuaikan dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot dan prioritas dihitung dengan memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematika. 17

Logical Consistency (Konsistensi Logis) Konsistensi memiliki dua makna. Pertama, objek-objek yang serupa bisa dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut tingkat hubungan antarobjek yang didasarkan pada kriteria tertentu. 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Bagan alur penelitian sistem pendukung keputusan penentuan penerima bantuan dana CSR perusahaan PT. Pulau Sambu Kuala Enok dapat dilihat pada gambar 3.1: Mulai Identifikasi Kebijakan dan Perencanaan Tinjauan Umum Analisis Analisis PIECES Analisis dengan Metode AHP Perancangan -Pengembangan Model Teoritis -Diagram Konteks, DFD, ERD -Perancangan Selesai 4 PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian 4.1 Pembahasan Tahapan penerapan dan mengoperasikan sistem pada keadaan yang sebenarnya dapat dikatakan sebagai bentuk implementasi, melalui tahapan ini sehingga nantinya akan diketahui apakah sistem yang telah dibangun benar-benar dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Struktur Hirarki TUJUAN PENERIMA BANTUAN DANA CSR PT. PULAU SAMBU KUALA ENOK KRITERIA BMT JKP DWO PUB MPP ALTERNATIF THM TJB TJP KPB Gambar 4.1 Hirarki Proses Penentuan Penerima CSR Dari Gambar 4.1 diatas dapat diketahui bahwa level pertama merupakan level Tujuan: Penerima Bantuan Dana CSR. Level kedua adalah kriteria untuk dapat mencapai tujuan utama. Sementara level ketiga merupakan alternatif dari yang digunakan, untuk level kriteria dan alternatif dapat diketahui sebagaimana yang dijelaskan pada langkah pertama. 18

4.2 Implementasi Tahapan yang akan membahas dan atau menceritakan sistem pendukung keputusan yang telah dibangun akan diceritakan pada tahapan ini, sehingga akan diketahui bagaimana proses kerja dari sistem pendukung keputusan tersebut. Dan melakukan penjelasan-penjelasan dari setiap tampilan atau bentuk dari layar monitor sebagai interface antara user dengan sistem yang sudah dirancang pada aplikasi ini. Berikut ini merupakan penjelasan-penjelasan dari setiap user interface aplikasi sistem pendukung keputusan ini: Kriteria Gambar 4.2 Kriteria Tampilan form kriteria digunakan untuk menambahkan data kriteria yang berisikan kode kriteria dan keterangan. Pada form ini, untuk melakukan penambahan data kriteria cukup dengan mengisikan kode kriteria dan keterangan, kemudian selanjutnya menekan tombol simpan. Dan untuk pembatalan cukup dengan menekan tombol Batal. Perbandingan Kriteria Perbandingan kriteria merupakan form yang digunakan untuk menginputkan hasil quisioner untuk skala perbandingan antar kriteria yang digunakan untuk melakukan proses perhitungan AHP pada sistem ini. Pada perbandingan inilah yang nantinya digunakan untuk mengetahui hasil perangkingan pada proses penentuan prioritas global untuk proses penentuan penerima dana CSR PT. Pulau Sambu Kuala Enok. Gambar 4.3 Perbangdingan Kriteria Pada form perbandingan kriteria ini juga menampilkah hasil perhitungan prioritas nilai kriteria sehingga diketahui bobot prioritas dari setiap kriteria, selain itu juga pada form memperlihatkan nilai konsistensinya. Perbangdingan Alternatif Perbandingan alternatif adalah form yang digunakan untuk melakukan proses perhitungan AHP untuk alternatif berdasarkan hasil quisioner, form ini jumlahnya sesuai dengan jumlah kriteria yang ada, karena untuk memberikan keputusan maka setiap alternatif harus dilakukan perbandingannya dengan berdasarkan kriteria yang ada. Proses entri yang ada pada form ini sama dengan form kriteria yaitu cukup memasukkan nilai hasil quisioner pada kolom matrik perbandingan berpasangan antar alternatif. Maka selanjutnya secara otomatis akan menampilkan hasil perhitungan prioritas nilai perbandingan alternatif. 19

Gambar 4.4 Perbangdingan Alternatif Prioritas Global Prioritas global menunjukkan nilai bobot dari dari setiap pebandingan ataupun hasil dari perkalian matriks yang telah dilakukan sebelumnya, baik nilai bobot prioritas kriteria maupun bobot prioritas perbandingan antar alternatif berdasarkan kriteria. Dari nilai-nilai bobot prioritas alternatif yang ada dikalikan matrikkan dengan nili bobot prioritas yang ada sehingga mengasilkan suatu nilai yang disebut juga nilai perangkingan untuk setiap alternatif. Nilai-nilai tersebut nantinya digunakan sebagai bobot untuk menentukan alternatif mana yang dapat dijadikan sebagai rekomendasi dalam sistem pendukung keputusan ini. Hasil rekomendasi diperlihatkandalam bentuk peringkat dan juga sebagai informasi yang ada pada form ini. Alternatif yang memiliki nilai tertinggi diambil sebagai bahan rekomendasi keputusan penentuan penerima bantuan dana CSR PT. Pulau Sambu Kuala Enok. Gambar 4.5 Prioritas Global Hasil perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya maka dapat diketahui bahwa urutan prioritas global/peringkat keputusan penentuan penerima bantua dana CSR PT. Pulau Sambu Kuala Enok yaitu sebagai berikut : 1. Dusun Sungan Perigi sebagai peringkat pertama dengan nilai 0.389 atau 38,9% 2. Dusun Swadaya sebagai peringkat kedua dengan nilai 0.318 atau 31,8% 3. Dusun Sungai Rumah sebagai peringkat ketiga dengan nilai 0.151 atau 15,1% 4. Dusun Tanjung Harapan sebagai peringkat terakhir dengan nilai 0.141 atau 14,1% Berdasarkan rangking yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan metode AHP dapam sistem pendukung keputusan ini, maka yang layak atau yang lebih diperioritaskan sebagai penerima bantuan dana CSR PT. Pulau Sambu Kuala Enok adalah Dusun Sungai Perigi dengan nilai prioritas 0.389 atau dengan nilai persentase sebesar 38,9%. 20

5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh penilaian penerima bantuan dana CSR PT. Pulau Sambu Kuala Enok dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), maka dapat ditarik beberapa kesimpulan: 1. Hasil perhitungan yang didapat bahwa Alternatif lokasi yang menjadi prioritas utama untuk dijadikan sebagai penerima penerima dana batuan CSR yaitu Dusun Sungan Perigi sebagai peringkat pertama dengan nilai 0.389 atau 38,9%. Indikator yang digunakan dalam perbandingan ini yaitu: Bermanfaat (BMT), Berkelanjutan/Jangka Panjang (JKP), Dekat Wilayah Operasi (DWO), Publikasi (PUB), Mendukung Prepare Perusahaan (MPP) 2. Pada penelitian ini, setelah dilakukan perhitungan maka indikator/kriteria yang memiliki nilai eigen tertinggi adalah Bermanfaat (BMT) yaitu 0.355 atau 35,5%. 3. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada penelitian ini, bahwa metode Analytical Hierarchy Process (AHP) bisa digunakan sebagai metode dalam Sistem Pendukung Keputusan untuk penerima bantua dana CSR PT. Pulau Sambu Kuala Enok. 5.2 Saran Berdasarkan hasil kesimpulan dari sistem pendukung keputusan penerima bantua dana CSR PT. Pulai Sambu Kuala Enok, bahwa: 1. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan oleh manajer PT. Pulau Sambu Kuala Enok untuk melakukan penilaian terhadap calon penerima dana CSR Perusahaan yang ingin yang melakukan permohonan atau pengajuan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. 2. Penelitian ini hanya menganalisa dan menguji hasil perhitungan metode AHP untuk penerima bantuan dana CSR PT. Pualu Sambu Kuala Enok dengan hanya menggunakan empat alternatif sebagai acuan dalam penilaian, untuk itu diharapkan kepada peneliti selanjutnya yang menjadikan penelitian ini sebagai rujukan agar dapat melakukan perancangan sistem pendukung keputusan baik yang berbasis WEB maupun berbasis desktop yang lebih baik yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap calon penerima bantuan dana CSR PT. Pualu Sambu Kuala Enok. REFERENSI Hartono, J. (2000). Analisa dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI. Hartono, J. (2005). Pengenalan Komputer. Yogyakarta: Andi. Herdiyanti, A., & Widianti, U. D. (2013). Pembangunan Sistem Pendukung Keputusan Rekrutment Pegawai Baru di PT. ABC. Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA), 49-56. Kadir, A. (2003). Pengenal Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI. Kusrini. (2007). Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: And. Pradita, R., & Hidayat, N. (2013). Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Guru Berprestasi Menggunakan Metode Promethee. Jurnal SAINS dan SENI POMITS, 1-6. Tominanto. (2012). Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Penentuan Prestasi Kinerja Dokter Pada RSUD. Sukoharjo. INFOKES, 1-15. Wahid, A. A., Ikhwan, A., & Partono. (2012). Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Jumlah Pemesanan Barang. Jurnal Algoritma, 1-8. Wedhasmara, A., & Wibowo, J. A. (2010). Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pembelian Kendaraan Bermotor Dengan Metode SAW. Jurnal Sistem Informasi (JSI), 246-257. 21