SIMULASI MONTE CARLO UNTUK EVALUASI ANODE HEEL EFFECT PADA PESAWAT SINAR-X MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM EGSnrc

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Pengaruh Perubahan Source to Surface Distance (SSD) dan Field Size terhadap Distribusi Dosis menggunakan Metode Monte Carlo-EGSnrc

Berkala Fisika ISSN : Vol. 14, No. 2, April 2011, hal 49-54

SIMULASI MONTE CARLO UNTUK MENENTUKAN DOSIS SINAR-X 6 MV PADA KETAKHOMOGENAN MEDIUM JARINGAN TUBUH

Desain dan Analisis Pengaruh Sudut Gantri Berkas Foton 4 MV Terhadap Distribusi Dosis Menggunakan Metode Monte Carlo EGSnrc Code System

STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN

PENENTUAN CT DOSE INDEX (CTDI) UNTUK VARIASI SLICE THICKNESS DENGAN PROGRAM DOSXYZNRC

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 2, No. 1, April 2013, Hal 27-34

TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Penggunaan radiasi dalam bidang kedokteran terus menunjukkan

BAB II TERAPI RADIASI DAN DASAR-DASAR DOSIMETRY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN. Oleh : NANANG SURIANSYAH

PENGARUH LINEARITAS DAN RESIPROSITAS mas TERHADAP INTENSITAS RADIASI PADA PESAWAT SINAR-X MERK SAMSUNG

ANALISIS PENGARUH GRID TERHADAP PENYIMPANGAN BENTUK DAN UKURAN OBJEK (DISTORSI)

Analisis Perubahan Kurva Percentage Depth Dose (PDD) dan Dose Profile untuk Radiasi Foton 6MV pada Fantom Thoraks

Pengaruh Kecepatan Penguatan Lembar Penguat Terhadap Densitas Radiograf

Analisis Pengaruh Faktor Eksposi terhadap Nilai Computed Tomography Dose Index (CTDI) pada Pesawat Computed Tomography (CT) Scan

Penentuan Entrance Skin Exposure (ESE) pada Pesawat Mammografi Mammomat 1000 dengan Filter Molybdenum (Mo) dan Rhodium (Rh)

PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI UDARA TERHADAP DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN PHANTOM PADA PESAWAT CT-SCAN

Wahana Fisika, 1(2), Perbandingan Dosis Serap Berkas Foton 16 MV Pada Berbagai Jenis Phantom menggunakan Metode Monte Carlo - EGSnrc

ANALISIS PENGARUH KETIDAKTAJAMAN GEOMETRI, PERGERAKAN DAN SCREEN TERHADAP PENGABURAN DAERAH TEPIAN FILM RADIOGRAFI

PENGARUH RADIASI HAMBUR TERHADAP KONTRAS RADIOGRAFI AKIBAT VARIASI KETEBALAN OBYEK DAN LUAS LAPANGAN PENYINARAN MUHAMMAD SYARIF BODDY

Dhahryan 1, Much Azam 2 1) RSUD 2 )Laboratorium Fisika Atom dan Nuklir Jurusan Fisika UNDIP

Metode Monte Carlo adalah metode komputasi yang bergantung pada. pengulangan bilangan acak untuk menemukan solusi matematis.

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KORELASI KOEFISIEN HOMOGENITAS TERHADAP BESAR FWHM SPEKTRUM SINAR-X PADA KUALITAS RADIASI RQR SKRIPSI

PENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR

PEMBUATAN KURVA ISODOSIS PAPARAN RADIASI DI RUANG PEMERIKSAAN INSTALASI RADIOLOGI RSUD KABUPATEN KOLAKA - SULAWESI TENGGARA

ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI PADA PERBEDAAN DIMENSI DAN BENTUK LAPANGAN PENYINARAN BERKAS RADIASI FOTON 6 MV

Analisa Kualitas Sinar-X Pada Variasi Ketebalan Filter Aluminium Terhadap Dosis Efektif

Variasi Nilai Eksposi Aturan 15 Persen pada Radiografi Menggunakan Imaging Plate untuk Mendapatkan Kontras Tertinggi

ANALISA PENGARUH GRID RASIO DAN FAKTOR EKSPOSI TERHADAP GAMBARAN RADIOGRAFI PHANTOM THORAX

BAB IV PERHITUNGAN DOSIS SERTA ANALISIS PENGARUH UKURAN MEDAN PAPARAN TERHADAP OUTPUT BERKAS FOTON

PERBANDINGAN NILAI DENSITAS CITRA MENGGUNAKAN GRID BERGERAK (MOVING GRID) POSISI HORISONTAL DAN VERTIKAL

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN UKURAN FOCAL SPOT DARI SINAR-X TERHADAP DENSITAS FILM RADIOGRAFI

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gelombang listrik dari pada peralatan yang dimaksudkan ialah X-Ray (sinar-

PENENTUAN NILAI TEBAL PARUH (HVL) PADA CITRA DIGITAL COMPUTED RADIOGRAPHY

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bentuk pemanfaatan radiasi pengion adalah untuk terapi atau yang

HUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3

PENGARUH TEGANGAN TABUNG (KV) TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAFI PESAWAT SINAR-X DIGITAL RADIOGRAPHY (DR) PADA PHANTOM ABDOMEN

Pengaruh Faktor Eksposi dengan Ketebalan Objek pada Pemeriksaan Foto Thorax Terhadap Gambaran Radiografi

ANALISIS KUALITAS RADIOGRAFI PADA OBJEK BERGERAK DAN OBJEK TIDAK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI EKSPOSE SKRIPSI

PENGUKURAN FAKTOR WEDGE PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60 : PERKIRAAN DAN PEMODELAN DENGAN SOFTWARE MCNPX.

Vidya Ikawati. Keywords : sinar-x, FSA, single phasa, MA, HU

KARAKTERISTIK KUAT KERMA DAN KONSTANTA LAJU DOSIS SUMBER Ir-192 mhdr BERDASARKAN SIMULASI MONTE CARLO

JImeD, Vol. 1, No. 1 ISSN X

PENGARUH PERUBAHAN ENERGI TERHADAP RESPON DOSIS THERMOLUMINESCENCE DOSIMETER (TLD) MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO

12/03/2015 SEKILAS SEJARAH. PERTEMUAN KE-3 PEMBENTUKAN DAN PENDETEKSIAN SINAR-X Nurun Nayiroh, M.Si TABUNG SINAR-X SKEMA TABUNG SINAR-X

KUALITAS GAMBAR RADIOGRAFI KONVENSIONAL

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN

Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo

BAB III PERHITUNGAN JUMLAH MONITOR UNIT MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO

EVALUASI METODE PENENTUAN HALF VALUE LAYER (HVL) MENGGUNAKAN MULTI PURPOSE DETECTOR (MPD) BARRACUDA PADA PESAWAT SINAR-X MOBILE

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN TUGAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

ANALISIS LINEARITAS KELUARAN RADIASI PADA X-RAY MOBILE DENGAN MENGGUNAKAN PIRANHA

ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE

PENENTUAN NILAI KOEFISIEN SERAPAN BAHAN DAN DOSIS RADIASI PADA VARIASI KOMBINASI KAYU DAN ALUMINIUM

PERTEMUAN KE 2 (50 MENIT)

Prodi Fisika FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

PERHITUNGAN NILAI DOSIS DAN KONTRAS CITRA COMPUTED RADIOGRAPHY (CR) DENGAN VARIASI KETEBALAN DAN KOMBINASI JENIS FILTER

ANALISA PENGARUH FAKTOR EKSPOSI TERHADAP ENTRANCE SURFACE AIR KERMA (ESAK)

ANALISIS PAPARAN RADIASI LINGKUNGAN RUANG RADIOLOGI DI RUMAH SAKIT DENGAN PROGRAM DELPHI

SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

Sinar-X (X-ray) Course Outline B7.1 BAB 7. Dr. Horasdia SARAGIH

ANALISIS PENGUKURAN LINIERITAS KELUARAN PADA PESAWAT SINAR-X RADIOGRAFI UMUM DI RSUD LANGSA. Hadi SAPUTRA NIM :

PENGUJIAN LINIERITAS KELUARAN PEMBANGKIT ARUS SINAR X MENGGUNAKAN STEPWEDGE SKRIPSI. Evi Yusita Nim

BAB II LANDASAN TEORI

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN

MAKALAH INTERAKSI SINAR-X DENGAN MATERI

Konversi Paparan pada Perubahan kv Pesawat Sinar- X Rigaku-RF-250EGM

PENGARUH PERUBAHAN JARAK OBYEK KE FILM TERHADAP PEMBESARAN OBYEK PADA PEMANFAATAN PESAWAT SINAR-X, Type CGR

ANALISIS SEBARAN RADIASI HAMBUR CT SCAN 128 SLICE TERHADAP PEMERIKSAAN CT BRAIN

SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona

PERTEMUAN KE 3 (50 MENIT)

ANALISA PENGARUH ph TERHADAP PERUBAHAN NILAI DENSITAS OPTIK (OPTICAL DENSITY) PADA FILM DENGAN VARIASI JENIS DEVELOPER

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

+ + MODUL PRAKTIKUM FISIKA MODERN DIFRAKSI SINAR X

UNIVERSITAS INDONESIA SKRIPSI

PENGARUH GRID(KISI) LINIER TERHADAP KETAJAMAN DAN DENSITAS GAMBAR FILM RONTGEN PADA PEMOTOAN SCHEDEL LATERAL

Pengaruh Ketidakhomogenan Medium pada Radioterapi

HUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3

Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1.

Penentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR STATIK MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY IODIUM-131 (I 131 )

Acceptance Test Of Diagnostic X-Ray Merk GE Type XR 6000 In Radiodiagnostic And Radiotherapy Department Laboratory Of Health Polytechnic Of Semarang

SIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Radiasi Hambur di Luar Ruangan Klinik Radiologi Medical Check Up (MCU)

Dualisme Partikel Gelombang

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS HASIL PENGUKURAN PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) BERKAS ELEKTRON LINAC ELEKTA RSUP DR. SARDJITO

PENGUKURAN DOSIS RADIASI PADA PASIEN PEMERIKSAAN PANORAMIK. Abdul Rahayuddin H INTISARI

PENENTUAN NILAI KOEFISIEN SERAPAN BAHAN PADA BESI, TEMBAGA DAN STAINLESS STEEL SEBAGAI BAHAN PERISAI RADIASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PENGARUH UKURAN PIXEL IMAGING PLATE TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAF

Desain Ulang Shielding Ruangan Linear Accelerator (Linac) untuk Keselamatan Radiasi Di Gedung 14 PSTA-BATAN Yogyakarta

UJI IMAGE UNIFORMITY PERANGKAT COMPUTED RADIOGRAPHY DENGAN METODE PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda/filamen tabung

BAB II DASAR TEORI. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

SIMULASI MONTE CARLO UNTUK EVALUASI ANODE HEEL EFFECT PADA PESAWAT SINAR-X MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM EGSnrc Sanggam Ramantisan 1, Choirul Anam 1, dan Priyono 1 1, Laboratorium Fisika Medis, Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Diponegoro Semarang Email : sanggam@undip.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi anode heel effect pada pesawat sinar x untuk variasi sudut anoda target dan variasi tegangan tabung sinar x. Penelitian ini menggunakan simulasi Monte Carlo dengan paket program EGSnrc. Desain pesawat sinar x menggunakan program BEAMnrc, sedangkan phase space file hasil dari BEAMnrc dianalisis menggunakan program BEAMDP. Anoda pesawat sinar x menggunakan material tungsten. Total filtrasi yang digunakan ekuivalen dengan 2,5 mm aluminium. Dari simulasi diperoleh bahwa anode heel effect terjadi hanya pada sumbu yang sejajar dengan sumbu tabung sinar x, yaitu fluence radiasi pada sisi katoda lebih besar daripada sisi anoda. Diperoleh bahwa semakin besar sudut target maka anode heel effect yang dihasilkan semakin kecil. Anode heel effect untuk variasi sudut anoda pada tegangan 80 kv berturutturut 17,25% (5 0 ), 15,65% (7,5 0 ), 14,65% (10 0 ), 6,96% (12,5 0 ), dan 3,14% (15 0 ). Sementara untuk variasi tegangan tabung diperoleh bahwa anode heel effect yang dihasilkan relatif kecil. Untuk variasi tegangan tabung pada sudut 15 0 diperoleh anode heel effect berturut-turut sebesar 1,99% (40 kv), 2,20% (60 kv), 3,14 (80 kv), dan 3,81% (100 kv). Kata kunci : anode heel effect, simulasi Monte Carlo, EGSnrc Abstract This study aimed to evaluate the anode heel effect on the x-ray machine for the variation of angle of anode target and tube potential. The research was conducted using Monte Carlo simulations with the EGSnrc package. The x ray was designed by BEAMnrc, whereas the phase space file was analyzed by BEAMDP. The x ray unit was designed by using Tungsten material in anoda structure. Total filtration that used was equivalent with 2,5 mm Aluminium. From the simulation found that the anode heel effect occurs only on an axis parallel to the axis x-ray tube, i.e. fluence of radiation on the cathode side is greater than the anode side. Provided that a larger angle of target will decrease the anode heel effect. Anode heel effect for angle variation on the voltage 80 kv were 17,25% (5 0 ), 15,65% (7,5 0 ), 14,65% (10 0 ), 6,96% (12,5 0 ), and 3,14% (15 0 ) respectively. As for variations in tube voltage was obtained that the anode heel effect is relatively small. Anode heel effect for the tube voltage variation on the tube anode angle 15 0 were 1.99% (40 kv), 2.20% (60 kv), 3.14 (80 kv), and 3.81% (100 kv) respectively. Keywords : anode heel effect, Monte Carlo simulation, EGSnrc. 1. PENDAHULUAN Pada pemeriksaan radiografi, prinsip anode heel effect digunakan untuk teknik pemeriksaan pada objek yang memiliki ketebalan yang berbeda pada kedua sisinya. Sisi objek yang memiliki ketebalan lebih besar diletakkan sejajar dengan sisi katoda, sedangkan objek yang memiliki ketebalan 21

Simulasi Monte Carlo untuk Evaluasi Anode Heel Effect (Sanggam Ramantisan 1, Choirul Anam 1, dan Priyono 1 ) lebih kecil diletakkan sejajar dengan sisi anoda. Selain itu juga digunakan untuk meminimalkan dosis radiasi yang diterima oleh pasien, yaitu dengan meletakkan organ yang lebih sensitif terhadap radiasi pada sisi yang sejajar dengan anoda. Telah dilakukan beberapa riset tentang heel effect, diantaranya oleh Fritz S.L. dan Livingston W.H. (1981) yang mendapatkan hasil yang cukup baik antara perhitungan komputasi dengan pengukuran untuk heel effect pada sudut anoda 6 0 dan 10 0 serta untuk tegangan tabung 60 dan 100 kv [1]. Fritz S.L. dan Livingston W.H. (1985) juga melakukan pengujian heel effect untuk anoda berbentuk kurva [2]. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kembali perbedaan anode heel effect pada pesawat sinar x untuk variasi besar sudut anoda dan variasi tegangan tabung sinar x menggunakan simulasi Monte Carlo dengan paket program EGSnrc. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Heel Effect Anoda merupakan elektroda positif dari tabung sinar x yang berfungsi menerima tumbukan elektron dari filamen dan sebagai Gambar 1. Pembentukan sinar-x pada anoda karena ditumbuk oleh elektron yang datang dengan kecepatan tinggi [2]. tempat terpancarnya sinar x. Daerah anoda yang ditembak oleh elektron disebut target. Dalam diagnostik, kemiringan target bervariasi antara 5º - 15º [3]. Kemiringan target berpengaruh terhadap variasi ukuran focal spot dan anode heel effect. Anode heel effect adalah penyebaran sinar x yang tidak merata pada sumbu yang sejajar dengan sumbu tabung sinar x. Intensitas sinar x yang keluar dari sisi katoda lebih besar daripada intensitas sinar x yang keluar dari sisi anoda [4]. 2.2 Monte Carlo Metode Monte Carlo (MC) merupakan sebuah teknik untuk menganalisis suatu fenomena dengan menggunakan algoritma komputasi yaitu dengan menggunakan prinsip bilangan random [5]. Metode MC banyak digunakan di bidang matematika, ilmu pengetahuan, industri, komersial, dan hiburan. Metode tersebut digunakan untuk memprediksi tentang peristiwa-peristiwa stokastik [5]. Dalam fisika medis, metode MC banyak digunakan untuk simulasi transportasi radiasi dan menghasilkan ketelitian sangat baik dengan error kurang dari 2%. Dalam proses simulasi, satu atau lebih foton memiliki posisi, arah dan energi. Data tersebut disimpan dalam stack. Transportasi foton dari satu posisi ke posisi berikutnya dinamakan step. Setelah partikel mengalami satu step, data partikel (posisi, arah partikel dan energi) diperbaharui. Untuk mendapatkan jarak yang ditempuh foton sampai mengalami interaksi dalam satu step, digunakan metode direct sampling [6]. Setelah satu step ditempuh, kemudian dilakukan pemilihan tipe interaksi, apakah efek foto listrik, efek Compton, produksi pasangan atau hamburan Rayleigh. Tipe interaksi ini juga dipilih secara random. 22

Metode yang digunakan untuk memilih tipe interaksi ini adalah rejection method [6]. Setelah tipe interaksi dipilih, selanjutnya adalah pemilihan sudut partikel dan energi baru yang dimiliki foton tersebut. Pemilihan sudut dan energi ini juga peristiwa random, yang probablitasnya dipengaruhi energi awal foton dan medium yang dilalui. Sebagai hasil dari tiap interaksi, bisa jadi tercipta partikel baru. Ketika partikel baru tercipta, maka posisi, arah dan energi partikel yang tercipta ditambahkan ke dalam stack. 2.2 EGSnrc EGSnrc merupakan program untuk mensimulasikan transportasi elektron dan foton dengan metode Monte Carlo. EGSnrc merupakan pengembangan dari EGS4 oleh National Research Council of Canada (NRCC) yang dapat digunakan untuk mensimulasikan foton dari energi 1 KeV hingga ratusan GeV, dan mensimulasikan tranportasi elektron dari energi puluhan kev hingga ratusan GeV. Struktur EGSnrc tampak pada Gambar 2. Dapat dilihat pada Gambar bahwa kode program EGSnrc terdiri atas user code dan egs code. Pada user code terdapat program utama (MAIN) yaitu tempat untuk menginisialisasi simulasi dengan menentukan karakteristik foton berupa posisi awal foton (sumber), jenis materi, jenis medium, transport radiasi (elektron atau foton) hingga energi awal. Selain MAIN terdapat subroutine HOWFAR dan AUSGAB pada user code masing-masing memiliki fungsi untuk menentukan geometri, dan untuk mengeluarkan hasil program. Setelah memasukan data simulasi pada user code maka data akan diproses pada egs code, baik untuk elektron atau foton. Gambar 2. Struktur EGSnrc. Kode program EGSnrc terdiri atas user code dan EGS code. [7] Pada elektron dalam egs code terjadi peristiwa annihilasi, interaksi Moller, interaksi Babha, interaksi bremsstrahlung, single scattering dan multiple scattering. Sedangkan untuk foton terjadi peristiwa efek Compton, efek foto listrik, produksi pasangan dan hamburan Rayleigh. Terdapat beberapa program Monte Carlo general-purpose yang dibuat menggunakan EGSnrc. Diantaranya BEAMnrc dan BEAMDP. BEAMnrc merupakan program yang sudah dibuat dengan modul-modul tertentu, sehingga user tidak perlu mendesain geometri dari awal [8]. Sementara BEAMDP adalah program untuk analisis phase space file yang dihasilkan oleh BEAMnrc, misalnya untuk menentukan fluence, energi fluence, energi spektral, distribusi angular dan lain-lain [9]. 3. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, anode heel effect pada radiasi sinar-x dikaji dengan simulasi 23

Simulasi Monte Carlo untuk Evaluasi Anode Heel Effect (Sanggam Ramantisan 1, Choirul Anam 1, dan Priyono 1 ) Monte Carlo menggunakan program paket EGSnrc yaitu BEAMnrc dan BEAMDP. Untuk mendesain tabung sinar x tersebut menggunakan program BEAMnrc. Dalam program tersebut dirancang tabung sinar x dengan spesifikasi yang diinginkan baik dari aspek bahan, geometri, partikel datang, spesifikasi keluaran, dan data cross section. Output dari simulasi pada tahap ini adalah phase space file. Desain komponen sinar-x ditunjukkan oleh Gambar 3. Target sinar x terbuat dari material tungsten, total filtrasi (inherent filter, additional filter, cermin) yang digunakan ekuivalen dengan 2,5 mm Aluminium, luas lapangan penyinaran sinarx adalah 30 cm x 40 cm dan Focus Film Distance (FFD) sebesar 100 cm. Dalam simulasi ini dilakukan variasi dua jenis besaran fisis, yaitu sudut target anoda (5 0 ; 7,5 0 ; 10 0 ; 12,5 0 ; dan 15 0 ) dan tegangan tabung sinar-x (40 kv, 60 kv, 80 kv, dan 100 kv). Hasil simulasi BEAMnrc disimpan dalam phase space file. Selanjutnya file ini dianalisis oleh program BEAMDP, untuk Gambar 3. Desain komponen sinar-x dan udara antara sinar-x dan pasien mendapatkan fluence radiasi terhadap posisi. Analisis fluence radiasi tersebut dilakukan baik terhadap posisi dalam sumbu X maupun sumbu Y. Sumbu X yaitu bidang yang sejajar dengan sumbu tabung sinar-x, sedangkan sumbu Y yaitu bidang yang tegak lurus dengan sumbu tabung sinar-x. Hasil fluence radiasi yang diperoleh kemudian dinormalisasi ke dalam bentuk persentase (%) dengan sumbu (0,0) sebagai nilai 100%-nya. 4. HASIL Fluence radiasi terhadap posisi hasil program BEAMDP kemudian ditampilkan dalam bentuk grafik menggunakan Microsoft Excel. Fluence radiasi terhadap posisi untuk variasi sudut target anode (pada sumbu sejajar dengan sumbu tabung sinar-x) ditunjukkan oleh Gambar 4. Dari Gambar 4 terlihat bahwa kurva yang dihasilkan memiliki bentuk fluence yang tidak simetris. Pada daerah katoda fluence radiasi lebih tinggi disbanding pada daerah anoda. Tampak bahwa masingmasing kurva memiliki tingkat kecuraman yang berbeda, terutama pada sumbu X negatif (sisi anoda). Fluence radiasi yang dihasilkan oleh anoda dengan sudut sebesar 5 0 memiliki tingkat kecuraman yang paling besar sedangkan tabung dengan sudut 15 0 memiliki tingkat kecuraman paling kecil. Dari Gambar 4 juga tampak bahwa untuk sudut kemiringan anoda 5 0, 7,5 0, dan 10 0 fluence radiasi sudah mencapai 0% pada posisi beberapa cm sebelum -20 cm pada sumbu X. Sedangkan untuk sudut 12,5 0 dan 15 0 fluence radiasi pada posisi -20 cm sumbu X, masih lebih besar dari 0%. Sedangkan fluence radiasi terhadap posisi untuk variasi sudut target anoda (pada sumbu tegak lurus dengan sumbu tabung sinar-x) ditunjukkan oleh Gambar 5. Pada Gambar 35tampak bahwa kurva yang 24

dihasilkan berhimpitan satu sama lain untuk berbagai variasi sudut anoda. Gambar 4. Grafik fluence radiasi relatif pada sumbu X untuk variasi sudut anoda dengan tegangan tabung 80 kv (pada sumbu sejajar dengan tabung sinar-x) Gambar 6. Grafik fluence radiasi relatif pada sumbu X untuk variasi tegangan tabung dengan besar sudut target 15 0 (pada sumbu sejajar dengan tabung sinar-x) Gambar 5. Grafik fluence radiasi relatif pada sumbu Y untuk variasi sudut anoda dengan tegangan tabung 80 kv (pada sumbu tegak lurus dengan tabung sinar-x) Sedangkan fluence radiasi terhadap posisi untuk variasi tegangan tabung untuk sumbu sejajar tabung sinar-x ditunjukkan oleh Gambar 6 dan untuk sumbu tegak lurus tabung sinar-x ditunjukkan oleh Gambar 7. Pada Gambar 6 dan Gambar 7 tampak bahwa kurva fluence radiasi yang dihasilkan berhimpitan satu sama lain. Gambar 7. Grafik fluence radiasi relatif pada sumbu X untuk variasi tegangan tabung dengan besar sudut target 15 0 (pada sumbu tegak lurus dengan tabung sinar-x) Setelah diperoleh nilai fluence radiasi pada masing-masing titik pengukuran kemudian dilakukan perhitungan anode heel effect. Perhitungan anode heel effect dilakukan dengan menghitung selisih fluence radiasi pada masing-masing daerah tepi pada sumbu X maupun pada sumbu Y. Hasil perhitungan anode heel effect untuk variasi sudut anoda ditunjukkan oleh Tabel 1, sedang untuk variasi tegangan tabung ditunjukkan oleh Tabel 2. 25

Simulasi Monte Carlo untuk Evaluasi Anode Heel Effect (Sanggam Ramantisan 1, Choirul Anam 1, dan Priyono 1 ) Tabel 1. Nilai anode heel effect untuk variasi sudut anoda Tabel 2. Nilai anode heel effect untuk variasi tegangan tabung sinar x Untuk besar sudut target 5 0 10 0 pada sumbu sejajar dengan tabung sinar-x, menunjukkan bahwa nilai fluence radiasi relatif pada tepi sumbu X negatif mendekati nilai 0 %. Hal tersebut disebakan karena terjadi penyerapan foton sinar x oleh bahan anoda, dalam hal ini hampir seluruh foton sinar-x terserap oleh anoda (terjadi cut off). Jadi, semakin besar sudut target anoda akan menghasilkan ukuran lapangan penyinaran efektif yang semakin besar [10]. Pesawat sinar x dengan besar sudut target anoda 12 0 atau kurang akan menghasilkan ukuran lapangan penyinaran yang terbatas untuk pemeriksaan radiografi konvensional [11]. 5. PEMBAHASAN Pada Tabel 1 diketahui nilai anode heel effect untuk variasi sudut anoda pada sumbu sejajar dengan tabung sinar-x sebesar 17,25% (5 0 ), 15,65% (7,5 0 ), 14,65% (10 0 ), 6,96% (12,5 0 ), dan 3,14% (15 0 ). Dari hasil tersebut diketahui bahwa semakin besar sudut target pada anoda maka anode heel effect yang dihasilkan akan semakin kecil (juga terlihat pada Gambar 8). Sementara pada sumbu tegak lurus, anode heel effect besarnya dibawah 1%. Jadi, perbedaan anode heel effect yang signifikan terjadi hanya pada sumbu yang sejajar dengan tabung sinar x, sedangkan sumbu yang tegak lurus tidak terdapat perbedaan nilai yang signifikan. Gambar 8. Grafik nilai anode heel effect pada variasi besar sudut target anoda Sedangkan dari Tabel 2 diketahui nilai anode heel effect untuk variasi tegangan tabung pada sumbu sejajar tabung sinar-x sebesar 1,99% (40 kv), 2,20% (60 kv), 3,14 (80 kv), dan 3,81% (100 kv). Dari hasil tersebut diketahui bahwa semakin besar tegangan tabung yang digunakan akan menghasilkan nilai anode heel effect yang semakin besar (terlihat pada Gambar 9). Walaupun perbedaan anode heel effect yang dihasilkan relatif kecil, yaitu kurang dari 4 %. Sementara pada sumbu tegak lurus, anode heel effect besarnya dibawah 1%. 26

Gambar 9. Grafik nilai anode heel effect pada variasi tegangan tabung sinar x 6. KESIMPULAN 1. Anode heel effect hanya terjadi pada sumbu sejajar tabung sinar-x. Pada variasi besar sudut target (5 0-15 0 ) semakin kecil sudut target anoda maka anode heel effect yang dihasilkan akan semakin besar dengan nilai maksimum 17,25%. Semakin kecil sudut target anoda maka cut off fluence radiasi akan semakin besar sehingga ukuran lapangan penyinaran semakin kecil. 2. Pada variasi tegangan tabung sinar x (40-100 kv) menghasilkan perbedaan anode heel effect yang relatif kecil (kurang dari 4%). DAFTAR PUSTAKA [1]Fritz, S.L. dan Livingston, W. H., 1981. A Comparison of Computed and Measured Heel Effect for Various Target Angles. Med.Phys., 9 (2). [2] Fritz, S.L. dan Livingston, W. H., 1985, The Effect of Anode Curvature on Radiographic Heel Effect, Med. Phys., 12 (4) [3]Bushong, S.C., 2001., Radiologic Science for Technologists Physics Biology and Protection, Seventh Edition. St Louis: Mosby Inc. [4]Carroll, Q.B., 1985, Radiographic Exposure Processing and Quality Control, Third Edition, Illinois, Charles C Thomas Publisher. [5]Shonkwiler, R.W. and Mendivil, F., 2009, Explorations in Monte Carlo Method. New York : Springer. [6]Bielajew, A.F., 1993, Lecture Notes : Photon Monte Carlo Simulation, Report PIRS 0393. Ottawa, National Research Council of Canada. [7] Kawrakow I. and Rogers D.W O., 2000, The EGSnrc Code System: Monte Carlo Simulation of Elektron and Photon Transport, Technical Report PIRS 701, Ottawa, Canada, National Research Council of Canada. [8] Rogers D.W.O., Ma C.M., Walters B., Ding G. X., Sheikh-Bagheri D., and Zhang G., 2001. BEAMnrc Users Manual, NRCC Report PIRS- 0509(A)revF, Canada, National Research Council of Canada. [9] Ma C.M., and Rogers, D.W.O., 2006, BEAMDP users manual, PIRS- 0509(C)revA, Ottawa, Canada: National Research Council of Canada. [10]Carltron, R.R, and Arlene, M.A., 2001, Principles of Radiograpic Imaging An Art and Science. Third Edition. Thomson Learning : USA. [11]Meredith, W.J. dan Massey J.B., 1997, Fundamental Physics of Radiology. John Bristol : Wright & Sons Ltd. 4 27