PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT YANG BERAKTIVITAS DI KOTA LAMA SEMARANG DAN SEKITARNYA TERHADAP CITY WALK DI JALAN MERAK SEMARANG TUGAS AKHIR

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

PERUBAHAN FASADE DAN FUNGSI BANGUNAN BERSEJARAH (DI RUAS JALAN UTAMA KAWASAN MALIOBORO) TUGAS AKHIR. Oleh: NDARU RISDANTI L2D

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. pesat karena kota saat ini, dipandang lebih menjanjikan bagi masyarakat desa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

POLA PEMANFAATAN DAN PELAYANAN ALUN-ALUN KOTA PATI BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TUGAS AKHIR TKPA 244

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. City walk adalah trotoar untuk pejalan kaki yang didesain unik dan menarik

PERANSERTA STAKEHOLDER DALAM REVITALISASI KAWASAN KERATON KASUNANAN SURAKARTA TUGAS AKHIR. Oleh: YANTHI LYDIA INDRAWATI L2D

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibahas dalam tesis ini. 1 Subkawasan Arjuna pada RTRW kota Bandung tahun merupakan kawasan Arjuna

BAB IV ANALISIS PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT TENTANG ASPEK PERANCANGAN KOTA

STUDI IDENTIFIKASI BENTUK DAN TINGKAT PARTISIPASI PEDAGANG SERTA PENGARUHNYA DALAM PENATAAN RUANG AKTIVITAS PKL (Studi Kasus : PKL Malioboro)

ARAHAN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG TUGAS AKHIR. Oleh: SULISTIANTO L2D

1.4. Tujuan dan Sasaran Tujuan Tujuan merancang dan menata penggal Jalan Garuda Mas dengan menerapkan konsep city walk.

PENENTUAN KAWASAN KONSERVASI KOTA-KOTA AWAL DI KABUPATEN REMBANG TUGAS AKHIR. Oleh: OCTA FITAYANI L2D

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI POLA MORFOLOGI KOTA DALAM PENENTUAN KAWASAN KONSERVASI KOTA DI KABUPATEN KENDAL TUGAS AKHIR

ARAHAN PENYEDIAAN RUANG PEJALAN KAKI DI KAWASAN ALUN-ALUN LOR KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Rumah Susun Sewa Di Kawasan Tanah Mas Semarang Penekanan Desain Green Architecture

PENATAAN KORIDOR JALAN PASAR BARU JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR. Oleh: MELANIA DAMAR IRIYANTI L2D

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JENIS PENGGUNAAN LAHAN PESISIR SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: ARI KRISTIANTI L2D

KECENDERUNGAN PASAR JOHAR SEBAGAI OBYEK WISATA BELANJA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

STUDI PARTISIPASI PEDAGANG DAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PARTISIPASI DALAM REVITALISASI KAWASAN ALUN-ALUN SURAKARTA TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

`BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pada dasarnya pembangunan dalam sektor permukiman adalah

KAJIAN KARAKTERISTIK KORIDOR JALAN LETJEND. SUKOWATI SEBAGAI PENUNJANG AKTIVITAS PERDAGANGAN PUSAT KOTA SALATIGA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN POLA PERGERAKAN DAN PENYEDIAAN RUANG PEJALAN KAKI DI KAWASAN WISATA CANDI BOROBUDUR TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HILLSIDE HOTEL DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

IDENTIFIKASI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN JALAN DAN SALURAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

KAJIAN PELUANG PELIBATAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN HUTAN KOTA SRENGSENG JAKARTA BARAT TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melaksanakan pembangunan nasional merupakan tugas pemerintah yang

KAJIAN PERSEPTUAL TERHADAP FENOMENA DAN KARAKTERISTIK JALUR PEDESTRIAN SEBAGAI BAGIAN DAR1 RUANG ARSITEKTUR KOTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

EVALUASI STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PERUMAHAN MELALUI PENDEKATAN URBAN REDEVELOPMENT DI KAWASAN KEMAYORAN DKI JAKARTA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. seiring perjalanan waktu, baik dimensi kenampakan fisik maupun non fisiknya.

CITY HOTEL DENGAN FASILITAS MICE di SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

Gambar 1.1 Pejalan Kaki, Parkir dan Lalulintas Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014) commit to user. revitalisasi kawasan Braga BAB I - 1

POTENSI LOKASI PUSAT PERDAGANGAN SANDANG DI KOTA SOLO (Studi Kasus: Pasar Klewer, Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo) TUGAS AKHIR

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR HOTEL RESORT DI KAWASAN CANDI PRAMBANAN

STUDI ARAHAN PENATAAN FISIK AKTIVITAS PKL DI KORIDOR JALAN SUDIRMAN KOTA SALATIGA TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KETERKAITAN KEMAMPUAN MASYARAKAT DAN BENTUK MITIGASI BANJIR DI KAWASAN PEMUKIMAN KUMUH

BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN HOTEL INNA DIBYA PURI SEBAGAI CITY HOTEL DI SEMARANG

KAJIAN PERKEMBANGAN KOTA BATANG BERDASARKAN STRUKTUR RUANG KOTA TUGAS AKHIR

Matrix SWOT pada Kawasan Kemunduran Rendah

UNIVERSITAS DIPONEGORO POLA KETAHANAN AKTIVITAS EKONOMI PADA KAWASAN RAWAN BENCANA ROB DAN BANJIR TAHUNAN DI KOTA LAMA SEMARANG

STUDI PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP JENIS MODA ANGKUTAN WISATA DI KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Pantai Sanur Kaja terletak di pesisir utara (Kaja) kawasan Sanur dan

SHOPPING GREEN MALL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA SARANGAN

KAJIAN KARAKTERISTIK PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DALAM BERAKTIVITAS DAN MEMILIH LOKASI BERDAGANG DI KAWASAN PERKANTORAN KOTA SEMARANG

STUDI PENENTUAN KAWASAN KONSERVASI KOTA TEGAL MELALUI PENDEKATAN MORFOLOGI KOTA TUGAS AKHIR. Oleh : PRIMA AMALIA L2D

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6

KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA PUBLIK DENGAN AKTIVITAS REKREASI MASYARAKAT PENGHUNI PERUMNAS BANYUMANIK TUGAS AKHIR. Oleh : FAJAR MULATO L2D

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. 1 metro.koranpendidikan.com, diakses pada 1 Maret 2013, pukul WIB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI WIDURI KABUPATEN PEMALANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai kota pariwisata merupakan tempat yang sangat baik

PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP ATRAKSI PARIWISATA AIR DI KAWASAN GILI TRAWANGAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

REVITALISASI WISMA PHI SEMARANG SEBAGAI CITY HOTEL Dengan Penekanan Desain Arsitektur Post-Modern James Stirling

Penataan Bukit Gombel, Semarang dengan Bangunan multifungsi Penekanan pada Green Architecture

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kereta api merupakan salah satu alat transportasi darat antar kota yang diminati oleh seluruh lapisan

BAB VI KESIMPULAN. kemudian didapatkan temuan penelitian. Temuan-temuan penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN STIRENA ROSSY TAMARISKA ( ) 1

PENATAAN PEMUKIMAN NELAYAN TAMBAK LOROK SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI KARAKTERISTIK HOUSING CAREER GOLONGAN MASYARAKAT BERPENDAPATAN MENENGAH-RENDAH DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Taman Sekartaji merupakan salah satu taman kota bantaran sungai di

UNIVERSITAS DIPONEGORO JUDUL REDESAIN KAWASAN PERDAGANGAN DAN JASA KOTA SOREANG TUGAS AKHIR AAM MUHARAM ALJABAR

Women and Child Center di Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. Relokasi Stasiun Merak 1

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA ISTANO BASA PAGARUYUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Kawasan Ampel (Koridor Jalan Nyamplungan - Jalan Pegirian)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai makhluk bermasyarakat. Jadi suatu kota bukanlah hanya

BAB I PENDAHULUAN Fenomena Elemen Elemen Kawasan terhadap kawasan Tugu Pal Putih

Transkripsi:

PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT YANG BERAKTIVITAS DI KOTA LAMA SEMARANG DAN SEKITARNYA TERHADAP CITY WALK DI JALAN MERAK SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh : YUNIKE ELVIRA SARI L2D 002 444 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2009 i

ABSTRAK Kawasan Kota Lama adalah suatu kawasan yang memiliki citra budaya khas yang bercirikan bangunan-bangunan kuno dengan arsitektural kolonial yang diantaranya merupakan bangunan dengan nilai sejarah yang tinggi, sehingga merupakan aset kota yang harus dan perlu dilestarikan dan dihidupkan sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Akan tetapi, seiring perkembangan jaman, Kawasan Kota Lama Semarang menjadi di tinggalkan dan akhirnya menjadi kota mati dan telah kehilangan jati dirinya sebagai kawasan bersejarah. Pengembalian kehidupan kawasan seperti fungsi semula dapat dilakukan dengan mendorong terciptanya aktivitas rutin seperti ekonomi perdagangan, perkantoran, perumahan, perhotelan, dan sebagainya diharapkan dapat menjadi motor penggerak tumbuhnya kegiatan pelengkap dan penunjang kawasan lainnya seperti restoran, kafe, PKL. Untuk menghidupkan kembali Kawasan Kota Lama Semarang dan mengembalikan jati dirinya sebagai kawasan bersejarah, Pemerintah Semarang mengeluarkan kebijakan melakukan pembangunan City Walk di Kawasan Kota Lama Semarang. Peran serta masyarakat sebagai pelaku dan pengguna suatu ruang atau kawasan menjadi faktor penting dalam menentukan keberhasilan suatu pembangunan. Oleh karena itu, terkait dengan pembangunan City Walk di Kawasan Kota Lama Semarang, maka unsur masyarakat perlu menjadi bahan pertimbangan. Melihat fenomena tersebut, maka penulis tertarik meneliti bagaimana sebenarnya persepsi masyarakat yang beraktivitas di Kawasan Kota Lama Semarang dan sekitarnya terhadap City Walk yang ada di Kawasan Kota Lama Semarang, yaitu di Jalan Merak serta preferensi masyarakat terhadap pengembangan pembangunan City Walk di Jalan Merak- Semarang, yang lebih baik di masa yang akan datang. Masyarakat yang akan menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah masyarakat yang beraktivitas di wilayah studi (Kota Lama Semarang dan sekitarnya), yang paling merasakan/ memiliki rasa yang lebih peka terhadap suatu kawasan adalah masyarakat yang beraktivitas di wilayah tersebut serta masyarakat di sekitarnya. Variabel yang digunakan penulis dalam meneliti persepsi dan preferensi masyarakat terhadap pembangunan City Walk di Kawasan Kota Lama Semarang, antara lain persepsi dan preferensi masyarakat terhadap pembangunan City Walk di Kawasan Kota Lama Semarang, persepsi dan preferensi masyarakat terhadap kondisi jalur pejalan kaki, persepsi dan preferensi masyarakat terhadap kondisi sarana dan prasaana wilayah, serta persepsi dan preferensi masyarakat terhadap kondisi eksisting elemen pendukung pedestrian, dengan menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif dan metode analisis distribusi frekuensi. Dari hasil analisis, disimpulkan persepsi dan preferensi masyarakat terhadap pembangunan City Walk di Kawasan Kota Lama Semarang, menyatakan bahwa aktivitas Kawasan Kota Lama Semarang mati oleh karena kondisi fisik kawasan yang menjadi penghambat pengembangan kawasan, peran serta masyarakat dalam pembangunan juga dirasa masih sangat kurang oleh masyarakat itu sendiri, termasuk pada saat pembangunan City Walk, akan tetapi masyarakat Kawasan Kota Lama sendiri tidak terganggu dengan pembangunan City Walk di kawasannya. Harapan kedepan (preferensi), masyarakat diikutsertakan dalam pengembangan pembangunan dalam hal pemeliharaan, pengelolaan dan pemanfaatan pembangunan. Masyarakat berpendapat bahwa Kawasan Kota Lama Semarang lebih sesuai dikembangkan sebagai kawasan wisata budaya dan kuliner dengan pengembangan aktivitas-aktivitas kuliner di sepanjang koridor City Walk tersebut, yaitu di Jalan Merak-Semarang. Untuk kondisi jalur pejalan kaki dan kondisi sarana prasarana wilayah, penyediaannya (kualitas dan kuantitas) dirasakan masyarakat telah mencukupi dan kedepannya diharapkan adanya manajemen pengelolaan yang rutin (dalam hal perbaikan dan pemeliharaan). Persepsi dan preferensi masyarakat terhadap kondisi eksisting elemen pendukung City Walk, menyatakan bahwa kualitas dan kuantitas dalam penyediaan dan penanganan masalah penghijauan serta tenda PKL masih kurang menarik dan memadai sehingga perlu mendapat perhatian dalam pengembangan pembangunan di masa yang akan datang. Kata Kunci : Persepsi dan Preferensi Masyarakat Kota Lama Semarang dan Sekitarnya, City Walk

1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kawasan Kota Lama adalah suatu kawasan yang memiliki citra budaya khas yang bercirikan bangunan-bangunan kuno dengan arsitektural kolonial yang diantaranya merupakan bangunan dengan nilai sejarah yang tinggi, yang merupakan awal pertumbuhan kota yang memiliki bangunan-bangunan kuno. Oleh karena itu, kawasan kota lama merupakan aset kota yang harus dilestarikan dan dihidupkan sesuai dengan potensi yang dimilikinya Sebagai pusat kota pada masa lampau, kawasan kota lama merupakan titik tumbuh suatu kota dan memiliki nilai historis yang sangat kuat, antara lain ditandai dengan adanya bangunan-bangunan kuno berarsitektural kolonial yang beberapa diantaranya merupakan bangunan bersejarah. Sebagai kawasan yang memiliki nilai historis, kawasan kota lama berperan sebagai tonggak sejarah kota yang harus dilestarikan dan dihidupkan dengan segala daya. Perkembangan kota yang berjalan seiring dengan perkembangan jaman, sedikit demi sedikit menggeser keberadaan pusat kota lama. Kawasan kota lama dengan bangunan-bangunan kunonya dianggap sudah ketinggalan jaman dan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan yang terjadi, sehingga cenderung untuk ditinggalkan oleh penduduk kota, yang lebih tertarik untuk datang ke bangunan atau kawasan yang lebih ramai dan modern. Kondisi ini menyebabkan kawasan kota lama seringkali dipisahkan dari kehidupan kota, diabaikan, ditutup dan hanya dibuka pada saat-saat tertentu. Terjadinya pergeseran fungsi kawasan, pemanfaatan bangunan kuno yang kurang optimal, kekumuhan karena ketidakmampuan merawat bangunan dan kawasan hanya dimanfaatkan untuk satu fungsi saja, yaitu pergudangan dan perkantoran, menyebabkan kawasan kota lama menjadi kota yang mati dan hilang jati dirinya. Kondisi yang terjadi pada kawasan Kota Lama Semarang adalah sering terjadinya banjir dan rob, sehingga lama kelamaan, kawasan tersebut menjadi kumuh dan tidak terawat, menyebabkan masyarakat pindah ke kawasan lain yang lebih potensial untuk melakukan aktivitas, baik itu aktivitas perdagangan, perkantoran, perumahan, dll. Dan hal ini menyebabkan kawasan Kota Lama Semarang hanya berfungsi sebagai gudang dan sebagian berfungsi sebagai perkantoran. Lama kelamaan seiring dengan perkembangan jaman, Kawasan Kota Lama Semarang menjadi di tinggalkan dan akhirnya menjadi kota mati dan telah kehilangan jati dirinya sebagai kawasan bersejarah. Untuk menghindari fenomena tersebut, memerlukan suatu usaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi, sosial dan budaya dengan peningkatan dan pengembangan secara selektif. Pengembalian kehidupan kawasan seperti fungsi semula dapat dilakukan dengan mendorong aktivitas rutin seperti ekonomi perdagangan, perkantoran, perumahan, perhotelan, dan sebagainya yang diharapkan dapat menjadi motor 1penggerak bagi tumbuhnya kegiatan lain, seperti pelengkap dan penunjang kehidupan kawasan, seperti restoran, kafe, PKL. Untuk menghidupkan

2 kembali Kawasan Kota Lama Semarang dan mengembalikan jati dirinya sebagai kawasan bersejarah, maka pemerintah Semarang mengeluarkan kebijakan melakukan pembangunan City Walk di kawasan Kota Lama Semarang. Dengan konsep City Walk, pemerintah berharap dapat mengubah kota tua yang mati menjadi kawasan yang aktif dan muda kembali. Beberapa tempat di mancanegara juga sudah sering menghadirkan konsep City Walk pada sudut ruang kotanya, yaitu dengan menyulap lahan kota yang kurang hidup menjadi kawasan ritel dengan suasana khas. Pemerintah Kota Semarang mengadaptasi konsep City Walk tersebut untuk dikembangkan di kawasan Kota Lama Semarang. Dalam mengembangkan suatu kawasan maka perlu mempertimbangkan dan memperhatikan banyak aspek. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah aspek stakeholder atau pihak-pihak yang terkait dan terlibat dalam pengembangan kawasan tersebut. Sehingga kepentingan dan pandangan dari masing-masing pihak tersebut perlu diketahui agar kebutuhan yang diinginkan dalam kawasan tersebut dapat terpenuhi. Berkaitan dengan pengembangan kawasan Kota Lama Semarang tersebut, maka dalam hal ini dibutuhkan pemahaman persepsi masing-masing pihak terhadap lingkungan kawasan yang ada pada saat ini. Keberadaan City Walk di kawasan Kota Lama berkaitan dengan beberapa pihak yang terlibat dengan kawasan tersebut, salah satunya adalah masyarakat yang beraktivitas di wilayah studi seperti pedagang dan penjual jasa, pegawai, serta pelajar. Untuk itu perlu diperhatikan persepsi serta preferensi dari orang-orang tersebut agar diketahui secara tepat cara pengembangan kawasan tersebut yang sesuai dengan kondisi aktivitas yang telah ada di tempat tersebut dengan tetap menunjang aktivitas yang berlangsung. Masyarakat yang beraktivitas di Jalan Merak dan sekitarnya ini tentunya mempunyai persepsi dan preferensi tersendiri mengenai kawasan ini (Kawasan City Walk di Jalan Merak Semarang) yang sangat diperlukan berkaitan dengan kebutuhan pengembangan kawasan. 1.2 Rumusan Masalah Seperti yang telah dijelaskan pada sub bab latar belakang bahwa oleh karena adanya kebutuhan untuk menghidupkan kembali Kawasan Kota Lama Semarang, maka Pemerintah Kota Semarang mengambil kebijakan melakukan pembangunan City Walk di Kawasan Kota Lama Semarang. Masyarakat menjadi salah satu aspek penting yang perlu menjadi pertimbangan dalam pengembangan kawasan sebagai kawasan City Walk. Untuk itu perlu diperhatikan persepsi dari orang-orang tersebut agar diketahui secara tepat cara pengembangan kawasan tersebut yang sesuai dengan kondisi aktivitas yang telah ada di tempat tersebut dengan tetap menunjang aktivitas yang berlangsung. Berangkat dari hal tersebut, maka penulis ingin meneliti (melakukan studi) terhadap persepsi dan preferensi masyarakat yang beraktivitas di Kota Lama Semarang terhadap City Walk di Jalan Merak Semarang. Dari persepsi masyarakat tersebut, maka akan diketahui keinginan/

3 minat/ preferensi masyarakat tersebut berkaitan dengan City Walk Kota Lama Semarang yang terletak di Jalan Merak. Permasalahan yang diangkat dari penelitian ini (research question) adalah Bagaimana persepsi dan preferensi masyarakat yang beraktivitas di Kota Lama Semarang dan sekitarnya terhadap City Walk di Jalan Merak- Semarang?. 1.3 Tujuan dan Sasaran 1.3.1 Tujuan Secara keseluruhan, tujuan dari studi ini adalah teridentifikasinya pemahaman (persepsi) dan minat (preferensi) masyarakat yang beraktivitas di Kota Lama Semarang dan sekitarnya terhadap City Walk di Jalan Merak - Kota Lama Semarang. Keluaran (Output) yang diharapkan dari hal tersebut adalah pemetaan persepsi serta preferensi masyarakat terhadap City Walk Jl.Merak - Kota Lama Semarang sebagai dasar dalam rekomendasi bagi pengembangan pembangunan City Walk di Jalan Merak - Kota Lama Semarang yang lebih baik di masa yang akan datang. 1.3.2 Sasaran Adapun sasaran atau tahapan dalam studi ini adalah : 1. Identifikasi karakteristik kawasan Kota Lama Semarang, 2. Identifikasi karakter sosial ekonomi budaya masyarakat, 3. Mengidentifikasi persepsi dan preferensi masyarakat terhadap City Walk Kota Lama Semarang, antara lain: Identifikasi persepsi dan preferensi masyarakat yang beraktivitas di Sepanjang Koridor City Walk (Jalan Merak-Kawasan Kota Lama Semarang), Identifikasi persepsi dan preferensi masyarakat yang beraktivitas di Sekitar Koridor City Walk (Jalan Merak-Kawasan Kota Lama Semarang), Identifikasi persepsi dan preferensi masyarakat yang beraktivitas di Kawasan Kota Lama Semarang (Kelurahan Tanjung Mas dan Purwodinatan). 4. Pemetaan persepsi dan preferensi masyarakat dalam pengembangan pembangunan City Walk di Kawasan Kota Lama Semarang sebagai ruang terbuka dan kawasan wisata warisan budaya. 1.4 Manfaat Penelitian Secara teoritis, manfaat dari penelitian ini adalah menemukenali atau mengidentifikasi persepsi dan preferensi masyarakat yang beraktivitas di Kawasan Kota Lama Semarang dan