BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki danau besar yang jumlahnya ± 500 danau. Danau ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat kurang lebih 500 buah Danau besar dengan luas

BAB I PENDAHULUAN. Danau merupakan sumber daya air tawar yang berada di daratan yang

Inventarisasi dan Struktur Vegetasi Tumbuhan Bawah di Kawasan Utara Danau Limboto

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati

BAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan sumber daya alam strategis bagi segala pembangunan. Hampir

BAB I PENDAHULUAN. Sistem air terdiri dari laut, air permukaan maupun air tanah. Air merupakan hal

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

BAB I PENDAHULUAN. 41 tahun 1999). Menurut Indriyanto (2006), hutan merupakan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelestarian fungsi danau. Mengingat ekosistem danau memiliki multi fungsi dan

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai makluk hidup mulai dari bakteri, cendawan, lumut dan berbagai jenis

B A B I PE N D A H U L U A N. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk

mampu menurunkan kemampuan fungsi lingkungan, baik sebagai media pula terhadap makhluk hidup yang memanfaatkannya. Namun dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

PENDAHULUAN. daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

BAB I PENDAHULUAN. seolah tidak pernah berhenti membangun. mengubah pula susunan alamiah yang mendominasi sebelumnya.

0 BAB 1 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HIDROSFER V. Tujuan Pembelajaran

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Intervensi manusia dalam pemanfaatan sumberdaya alam yang makin

BAB I PENDAHULUAN. karena curah hujan yang tinggi, intensitas, atau kerusakan akibat penggunaan lahan yang salah.

C. Potensi Sumber Daya Alam & Kemarintiman Indonesia

Ekologi Padang Alang-alang

PENDAHULUAN. rumah tangga dapat mempengaruhi kualitas air karena dapat menghasilkan. Rawa adalah sebutan untuk semua daerah yang tergenang air, yang

BAB I PENDAHULUAN km dan ekosistem terumbu karang seluas kurang lebih km 2 (Moosa et al

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah sebidang lahan yang menampung air hujan

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata kunci: Fungsi hutan, opini masyarakat, DAS Kelara

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan secara terus-menerus. Maka dari itu, setiap manusia harus

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Deskripsi Pengelolaan Situ Rawa Badung. akibat pembangunan jalan dan pemukiman (lihat Gambar 3).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

sumber daya lahan dengan usaha konservasi tanah dan air. Namun, masih perlu ditingkatkan intensitasnya, terutama pada daerah aliran sungai hulu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Danau Limboto adalah salah satu asset sumberdaya alam yang dimiliki

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki mega biodiversity

INDIKASI LOKASI REHABILITASI HUTAN & LAHAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai potensi besar dalam

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN. hidrologi di suatu Daerah Aliran sungai. Menurut peraturan pemerintah No. 37

BAB I PENDAHULUAN. (catchment area) yang berperan menyimpan air untuk kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Dampak Perubahan Iklim

Oleh. Firmansyah Gusasi

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan daerah setempat. Kebijakan pembangunan dalam GBHN dimaksudkan

BAB I PENDAHULUAN. perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian M di

PENGEMBANGAN MODEL SIG PENENTUAN KAWASAN RAWAN LONGSOR SEBAGAI MASUKAN RENCANA TATA RUANG Studi Kasus; Kabupaten Tegal TUGAS AKHIR

Karakteristik Daerah Aliran Sungai Mamberamo Papua

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Defenisi lahan kritis atau tanah kritis, adalah : fungsi hidrologis, sosial ekonomi, produksi pertanian ataupun bagi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumberdaya alam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Letak Geografis dan Astronomis Indonesia Serta Pengaruhnya

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktifitasnya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi tanah merupakan

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengeksplor kekayaan alam Indonesia. kehendak Allah SWT yang tidak ada henti-hentinya memberikan keindahan

Gambar 4. Keadaan sebelum dan sesudah adanya pengairan dari PATM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah di Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang besar.

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi Masyarakat Dalam..., Faizal Utomo, FKIP, UMP, 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia dikaruniai kekayaan alam, bumi, air, udara serta

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia jugalah yang melakukan kerusakan di muka bumi ini dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. budidaya, masyarakat sekitar danau sering melakukan budidaya perikanan jala

Daftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan

BAB I PENDAHULUAN. Hutan di Indonesia merupakan sumber daya alam yang cukup besar

I. PENDAHULUAN. kerusakan sumber daya alam, hutan, tanah, dan air. Sumber. daya alam tersebut merupakan salah satu modal dasar

kuantitas sungai sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan iklim komponen tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi perubahan

KONDISI UMUM BANJARMASIN

III. KEADAAN UMUM LOKASI

Daftar Tabel. Kualitas Air Rawa... I 28 Tabel SD-15. Kualitas Air Sumur... I 29

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Bryophyta (Giulietti et al., 2005). Sedangkan di Indonesia sekitar

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan memperbaiki kualitas lingkungan. besar sementara wilayah kawasan lindung dan konservasi menjadi berkurang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang curah hujannya cukup

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Karakteristik Hidrologi Di SUB DAS CIRASEA

Morfologi Permukiman Pesisir pada Daerah Aliran Sungai di Kota Dumai. Muhammad Rijal a, Gun Faisal b

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki danau besar yang jumlahnya ± 500 danau. Danau ini tersebar di setiap pulau besar seperti, Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, kecuali Pulau Bali. Di Pulau Jawa selain memiliki danau besar juga memiliki danau kecil yang jumlahnya ribuan terdapat di Propinsi Jawa Barat sekitar ± 354 buah danau kecil dan di Propinsi Jawa Timur ± 438 buah danau kecil (Bemmelen, 1949 dalam Lehmusloto et al., 1995). Pulau Sulawesi memiliki beberapa danau yakni ± 11 buah sedangkan untuk di Propinsi Gorontalo hanya terdapat 2 danau yaitu Danau Limboto dan Danau Perintis. Danau Limboto merupakan danau terbesar yang terletak di Provinsi Gorontalo. Danau Limboto merupakan muara dari empat sungai besar yaitu Sungai Alo, Sungai Pohu, Sungai Biyonga, dan Sungai Molalahu. Danau Limboto juga merupakan muara dari 23 sungai kecil serta saluran air drainase sawah di sebelah Timur dan Utara (Suryono, dkk., 2010). Danau Limboto dikategorikan sebagai danau kritis yaitu danau yang mengalami penurunan luas dan kedalaman. Danau ini terjadi secara alamiah, menurut data yang dilaporkan Balihristi (2010), bahwa luas Danau Limboto pada tahun 1932 yaitu 7.000 ha dengan kedalaman 30 m, pada tahun 1962 berkurang menjadi 4.250 ha dengan kedalaman 10 m. Luas danau saat ini diperkirakan 3.000 ha dengan kedalaman 2 m. 1

2 Danau Limboto telah menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar, diantaranya sebagai tempat pemeliharaan ikan, daerah pemukiman penduduk dan dijadikan sebagai daerah pertanian. Kondisi danau Limboto yang menurun pada saat ini disebabkan oleh masyarakat sekitar. Berkurangnya kedalaman dan terjadi pendangkalan Danau Limboto disebabkan oleh sedimentasi dari sungai dan limbah penduduk yang menguasai lahan sekitar danau, baik untuk kegiatan pertanian maupun permukiman. Akibatnya terjadi kerusakan lingkungan yang ditandai adanya erosi, banjir pada musim hujan, dan kekeringan pada musim kemarau di wilayah Gorontalo. Danau Limboto memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Menurut Rade (2011), bahwa keanekaragaman hayati (Biodiversity) sering diartikan dengan kekayaan jenis spesies mahluk hidup pada suatu daerah. Keanekaragaman mahluk hidup di Danau Limboto terdiri dari tumbuh-tumbuhan dan ikan, banyak tumbuhan yang tumbuh liar disekitar Danau Limboto. Manfaat tumbuhan ini dibagi menjadi dua sisi yaitu sisi positif sebagai sumber makanan bagi ikan-ikan. Sisi negatif yaitu dapat mempercepat proses pendangkalan dari Danau Limboto, hal ini disebabkan apabila semakin banyak tumbuhan di Danau Limboto maka akan mempercepat pendangkalan. Danau Limboto lama-kelamaan akan menjadi lebih sempit atau mungkin akan hilang, dengan keadaan Danau Limboto yang ditumbuhi tumbuhan yang berlebihan berdampak pada kerusakan terhadap Danau Limboto. faktor lingkungan yang mempengaruhi keruakan Danau Limboto, misalnya sediman dari Danau Limboto sangat subur sehingga tumbuhan

3 dapat tumbuh dengan baik, serta suhu, air, dan cahaya matahari adalah faktor penting munculnya tumbuhan baru. Berdasarkan hasil observasi, di kawasan utara Danau Limboto tepatnya di Kelurahan Hutuo Kecamatan Limboto, sudah mulai mengalami pendangkalan. Hal ini disebabkan oleh semakin banyak tumbuhan yang terdapat di kawasan danau dan mulai dibukanya sebagai areal persawahan penduduk sekitar. Curah hujannya tinggi sehinga dapat mengakibatkan banjir di daerah sekitarnya. Selain itu juga di kawasan Danau Limboto sebelah Utara dibangun jalan yang menghubungkan antara Danau Limboto bagian Utara dan bagian Selatan yaitu Jalan Ha. Asri Rahman dan terdapat juga sungai, yang kadang-kadang ada airnya dan juga tidak ada airnya, oleh sebab itu masyarakat menamanya dutula monduhu atau sungai monduhu. Kawasan Utara Danau Limboto terdapat enam kelurahan, dimana empat kelurahan diantaranya masuk di Kecamatan Limboto dan dua kelurahan masuk di Kecamatan Telaga. Empat kelurahan yang masuk di Kecamatan Limboto tersebut yaitu Kelurahan Kayu Bulan, Kelurahan Hepulawa, Kelurahan Dutulanaa dan Kelurahan Hutuo. Kelurahan Hutuo ini, terbagi tujuh lingkungan yaitu lingkungan satu Rumah Jaba, lingkungan dua Pade Daa, lingkungan tiga Wangun, lingkungan empat Ali Daa, lingkungan lima Butu Hungalo, lingkungan enam Oliduta, dan lingkungan yang ketujuh Dehualolo. Tujuh lingkungan yang terdapat di sebelah Danau Limboto yaitu lingkungan yang keenam dan ketujuh di Kelurahan Hutuo, Sebahagian masyarakatnya di Kelurahan Hutuo belum mengetahui beberapa tumbuhan yang tumbuh di kawasan

4 utara Danau Limboto. Masyarakat hanya mengetahui beberapa tumbuhan saja yaitu eceng gondok, tombili, kangkung dan bunga trompet, tapi kenyataannya di kawsan utara dari Danau Limboto tempatnya di Kelurahan Hutuo, di lingkungan Oliduta dan lingkungan Dehualolo terdapat banyak tumbuhan. Minimnya penelitian inventarisasi vegetasi tumbuhan bawah yang terdapat di kawasan Danau Limboto, untuk itu perlu adanya inventarisasi vegetasi pada tumbuhan yang tumbuh di sebelah utara Danau Limboto, agar dapat diketahui jenis tumbuhan tersebut. Berdasarkan uraian ini maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Inventarisasi dan Struktur Vegetasi Tumbuhan Bawah di Kawasan Utara Danau Limboto. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan suatu permasalahan dalam penelitian ini yaitu: 1. Spesies tumbuhan bawah apa saja yang terdapat di kawasan utara Danau Limboto? 2. Bagaimana struktur vegetasi tumbuhan bawah yang terdapat di kawasan utara Danau Limboto? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui spesies tumbuhan bawah yang terdapat di kawasan utara Danau Limboto. 2. Untuk mengetahui struktur vegetasi tumbuhan bawah yang terdapat di kawasan utara Danau Limboto.

5 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Di bidang keilmuan penelitian ini merupakan penyebar luas informasi dan pengetahuan untuk matakuliah Botani Tumbuhan Tinggi, Ekologi dan Pengetahuan Lingkungan, tentang keanekaragaman tumbuhan bawah di kawasan Danau Limboto. 2. Secara keseluruhan data hasil penelitian dapat dipakai sebagai dasar bagi pemerintah daerah, khususnya masyarakat sekitar Danau Limboto agar keberadaan danau tetap terjaga.