BAB I PENDAHULUAN. bahwa kegiatan-kegiatan ekonomi umat dan kemakmurannya adalah cita-cita

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan itu diperlukan adanya kerja sama yang akan berlangsung terus,

فإذا قضيت الصالة فانتشروا في األرض وابتغوا من فضل اهلل واذكروا اهلل كثيرا لعلكم تفلحون

BAB I PENDAHULUAN. berarti tolong menolong antara sesama. Koperasi berasal dari kata Cooperation

BAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris

BAB III METODE PENELITIAN. harus relevan dengan persoalan yang dihadapi. Artinya, data tersebut berkaitan,

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dengan menggunakan garansi pada barang yang akan dijual. Garansi ada beberapa macam di antaranya yaitu garansi replacement (yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berdirinya lembaga-lembaga perekonomian yang menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. umat agama lain. Islam adalah rahmatan lil alamin rahmat bagi alam semesta.

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Koperasi merupakan suatu bentuk kerja sama dalam perekonomian,

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan alat pemuas untuk memenuhi kebutuhan manusia terbatas adanya,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB I PENDAHULUAN. sukarela dan atas dasar persamaan hak dan kewajiban melakukan suatu usaha

BAB I PENDAHULUAN. dan universal yang mengatur semua aspek, baik sosial, ekonomi, dan politik

BAB I PENDAHULUAN. seperti tertuang dalam Pasal 33 Ayat 1 Undang- Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak pihak yang meyakini bahwa usaha kecil menengah (UKM) mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan dengan perubahan zaman, mengalami perubahan sesuai dgn

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

Jakarta, 2000, hlm Hendrojogi, Koperasi: Azas-Azas, Teori, dan Praktik, Ed. 3, Cet. 4, PT. Grafindo Persada,

Abstrak. Kualitas Pelayanan, Kemampuan Pengurus, Partisipasi Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU).

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kegiatannya berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada Hukum Ekonomi Syariah yang ada di Lembaga Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam belakangan ini mulai menunjukkan. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah

Bandung, 04 Maret Pertemuan ke - 2

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

ANALISIS PERANAN MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU BINA KASIH PEMATANGSIANTAR

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

untuk bergabung dan berusaha bersama agar kekurangan yang terjadi dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Kesempurnaan Islam diantaranya mengatur tentang syariat atau hukum,

BAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan serta sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. dirinya sendiri sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki

URAIAN MATERI. A. Pengertian Koperasi

BAB I PENDAHULUAN. hubungan, baik bersifat vertikal maupun horizontal. Hubungan yang sifatnya

PERANAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) AHMAD DAHLAN CAWAS DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA KECIL DI KECAMATAN CAWAS

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah menjelaskan, praktik perbankan syari ah di masa sekarang

BAB I PENDAHULUAN. barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya pada. ditangguhkan sampai waktu yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas terhadap sumber-sumber ekonomi yang terbatas dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Akad Pembiayaan Mudharabah Pada KJKS-BMT Ummat

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini semakin disadari bahwa dengan semakin. bertambahnya persaingan antar perusahaan yang satu dengan yang

BAB IV PEMBAHASAN. A. Praktik Pembagian SHU di Koperasi Makmur Sejati. sisa hasil usaha yang dibagikan pada anggota yakni :

PENGARUH PROFITABILITAS SISTEM BAGI HASIL TERHADAP MINAT NASABAH BERINVESTASI ( Survey Pada Bank Syari ah di Kabupaten Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan akad-akad yang sesuai dengan syari at Islam. Dengan. apakah sudah seperti yang mereka inginkan.

BAB II LANDASAN TEORITIK. Secara harfiah koperasi yang berasal dari bahasa Inggris Cooperation terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. SWT dengan di beri banyak kelebihan dibandingkan makhluk lainnya, di

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, UPP-AMP YKM, Yogyakarta, 2002, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. yang melindungi kepentingan konsumen 1. Adapun hukum konsumen diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia saling berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Ajaran agama Islam dengan segala kompleksitasnya dengan. menggunakan al-qur an sebagai landasannya telah terbukti mampu memecahkan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 menempatkan ekonomi nasionalnya. Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadikan koperasi sebagai soko guru

PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KPRI DI KABUPATEN MAJALENGKA (Studi Kasus Pada KPRI Di Kabupaten Majalengka).

Koperasi 1

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

KOPERASI. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhi. Perkembangan pertumbuhan ekonomi di era globalisasi seperti

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia dalam keadaan saling membutuhkan, maka Allah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU nomor 25 tahun 1992, koperasi adalah suatu bentuk. badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor terpenting dalam perekonomian adalah lembaga

BAB I PENDAHULUAN. sektor ekonomi dalam perekonomian Indonesia yaitu sektor negara, swasta,

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul UUD 1945 Pasal 33 Ayat (1)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan sesuatu yang sangat menarik untuk dikaji secara

BAB I PENDAHULUAN. Arthaloka Gf, 2006 ), hlm M. Nadratuzzaman Hosen, Ekonomi Syariah Lembaga Bisnis Syariah,(Jakarta: Gd

BAB I PENDAHULUAN. Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2002, hlm.91. 2

BAB I PENDAHULUAN. H. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.33.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tidak menawarkan sesuatu yang merugikan hanya demi sebuah keuntungan sepihak.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan keuangan salahsatunya adalah sektor perbankan. Sektor perbankan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB I PENDAHULUAN. jasa dalam skala industri kecil, menengah sampai besar dengan peraturan pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Islam sebagai Agama yang lengkap dan sempurna telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wa Tamwil (BMT) yang merupakan jasa keuangan syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dengan tujuan koperasi. Mengingat pentingnya peranan

BAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan. Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 dalam penjelasannya

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insane, Jakarta, 2001, hlm. Vii

BAB I PENDAHULUAN. melalui Rasulullah saw yang bersifat Rahmatan lil alamin dan berlaku

Contoh laporan keuangan koperasi

29 Oktober Pertemuan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan Ekonomi dalam Islam sangatlah penting karena ekonomi merupakan salah satu factor penting yang membawa pada kesejahteraan umat.pendapat Ismail Al-Faruq yang dikutip oleh Ahmad Dimyati menyatakan bahwa kegiatan-kegiatan ekonomi umat dan kemakmurannya adalah cita-cita yang ingin dicapai oleh umat Islam. 1 1 Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi (Jakarta : KOPINFO, 1998), 48 1

2 Secara konseptual pun banyak ayat Al-Qur an yang menegaskan tentang anjuran kepada seorang muslim untuk mengembangkan ekonominya serta bagaimana etika pengembangan ekonomi harus dijalankan oleh seorang muslim. Allah berfirman dalam Al-Qur an : فإذا قضيت الصالة فانتشروا في األرض وابتغوا من فضل اهلل واذكروا اهلل كثيرا لعلكم تفلحون Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebarlah kamu dimuka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung 2 Koperasi merupakan suatu bentuk usaha bersama yang memiliki tujuan umum, yaitu memperbaiki kehidupan para anggotanya. Koperasi juga sebagai salah satu pelaku industri yang berbeda dengan yang lain. Mempunyai tantangan tersendiri untuk menghadapi perdagangan bebas, baik dari sektor gerakan maupun permasalahan internal Koperasi itu sendiri. Eksistensi gerakan Koperasi sebagai suatu institusi ekonomi diharapkan dapat berperan sebagai mesin penggerak kegiatan ekonomi nasional sekaligus sebagai soko guru perekonomian bangsa Indonesia. Oleh karena itu, peran Koperasi harus terus ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan anggota dan sekaligus dapat meningkatkan kegairahan berusaha di kalangan masyarakat dengan cara pembinaan yang intensif agar dapat tumbuh berkembang sehingga koperasi benar-benar mampu menunaikan peranannya menjadi soko guru perekonomian Indonesia. 2 Al-Jumu ah (64):10,10. 2

3 Dan pada setiap setahun sekali koperasi akan membagikan Sisa Hasil Usaha (SHU), besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota dan bukan anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Dalam pengertian ini, juga dijelaskan bahwa ada hubungan linier antara transaksi usaha anggota dan koperasinya dalam perolehan SHU. Istilah Sisa Hasil Usaha (SHU)merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi biaya-biaya,penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam satu tahun buku bersangkutan. Adapun perlakuan terhadap SHU adalah sisa hasil usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan Koperasi, serta digunakan untuk pendidikan Perkoperasian dan keperluan lain dari Koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. Dan untuk besarnya Pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota koperasi yang kemudian dicantumkan pada Anggaran Dasar suatu Koperasi. Tiga pernyataan di atas adalah apa yang dikemukakan pada Undang-undang tentang Perkoperasian yaitu UU No.25 Tahun 1992 yang menjadi dasar hukum pembagian SHU koperasi bagi anggotanya. 3 3 Hendrojogi,Koperasi Azas-Azas, Teori dan Praktik (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2000), 250. 3

4 SHU pada koperasi pada hakikatnya sama dengan keuntungan pada badan usaha seperti Perseroan Terbatas. Memang dilihat dari sumber perolehannya, SHU pada koperasi dapat dibedakan antara SHU yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota koperasi dan SHU yang diperoleh dari usaha untuk bukan anggota, sedangkan pada badan usaha lainnya, seperti pada perseroan terbatas keuntungan yang diperoleh tidak dibedakan berdasarkan sumber perolehannya yaitu apakah dari anggota ataukah dari bukan anggota atau dari pemegang saham ataukah dari bukan pemegang saham. 4 Perbedaan sumber perolehan SHU tersebut dinyatakan secara jelas dalam UU no 12 tahun 1967 tentang pokok-pokok perkoperasian (pasal 3 ayat 2), karena undang-undang tersebut memang bermaksud mengadakan pembedaan dalam mengalokasikan hasil sisa usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan yang diselenggarakan untuk bukan anggota. Menurut UU no 12 tahun 1967 tersebut para anggota koperasi tidak mendapat bagian/alokasi dari sisa hasil usaha yang diperoleh dari penyelenggara untuk bukan anggota, seperti yang dapat dibaca dari pasal 34 ayat 3. Sebagaimana tertera dalam pasal 34 ayat 3, kepada anggota koperasi akan dibagikan bagian dari SHU sebanding dengan jasa-jasa yang diselenggarakan untuk anggota, tetapi untuk SHU yang diselenggarakan untuk bukan anggota sebagaimana tertera dalam ayat 4 pasal 34, kalimat pembagian Sisa Hasil Usaha kepada anggota sebanding dengan jasa yang diberikannya, tidak tercantum. 4 Hendrojogi,Koperasi, 256. 4

5 Perbedaan perolehan pembagian SHU terhadap anggota koperasi dan bukan anggota koperasi tidak ditemukan lagi dalam UU perkoperasian yang terbaru yaitu UU no 25 tahun 1992 menjadi pertanyaan apakah dengan tidak dipermasalahkannya adanya pembedaan dan pembagian SHU yang diselenggarakan untuk anggota dan untuk bukan anggota itu akan menguntungkan atau merugikan koperasi.ketidak baikan dari sistem pembedaan SHU berdasarkan sumber perolehannya adalah bahwa anggota bisa merasa dirugikan, karena tidak semua SHU yang diperoleh koperasi tersebut dapat dinikmati anggota, sedangkan dalam hal terjadi kerugian, simpanan pokok mereka ikut menanggung kerugian.ataukah dalam UU no 25 tahun 1992 yang saat ini diperbarui lagi menjadi UU no 17 tahun 2012 telah menghapus ketidak baikan dari sistem pembedaan SHU terhadap anggota koperasi yang mengharuskan semua orang dalam koperasi terdaftar menjadi anggota. Dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) pasal 156 ayat (1) dan (2) menyebutkan bahwa pembagian keuntungan dibolehkan dengan petimbangan salah satu pihak lebih ahli dan apabila dalam pembagian keuntungan tidak ditentukan dalam akad, maka dapat dibagi sesuai dengan modal dan pasal 157 Kesepakatan pembagian keuntungan dalam akad kerjasama-pekerja didasarkan atas modal dan/atau kerja. Koperasi Serba Usaha Makmur Sejati merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank yang terletak di Jl. Pisang Candi no 15 Malang dan Badan Hukum no 7794/BH/II/94.Bergerak di berbagai bidang,diantaranya 5

6 Bidang organisasi, bidangkeuangan/permodalan,bidang usaha, bidang pendidikan, dan bidang kesejahteraan. Dalam pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di Koperasi Serba Usaha Makmur Sejati secara garis besar SHU di koperasi lain dengan rincian Cadangan koperasi 40%, jasa anggota 40%, dana pengurus 5%, dana karyawan 5%, dana pendidikan 5%, dana sosial 5%, dana pembangunan lingkungan 5%. Sedangkan di Koperasi Serba Usaha Makmur Sejati pembagian SHU dengan perincian anggota penyimpan 30%, anggota peminjam 25 %, dana pengurus 10%, dana sosial 5%, dana pendidikan koperasi 5 %, dana karyawan 5%, cadangan 20%. Pada tahun 2012 di Koperasi Serba Usaha Makmur Sejati ada penurunan SHU yang disebabkan adanya permasalahan di unit cabang dan rumor yang menyudutkan koperasi, yang berdampak banyak penarikan simpanan baik simpanan khusus maupun sukarela sehingga mempengaruhi likwiditas dan pendapatan koperasi. Dan hal ini mempengaruhi perolehan SHU anggota koperasi. Berangkat dari fenomena di atas, peneliti merasa perlu mengadakan penelitian lebih jauh terhadap praktik pembagian SHU di Koperasi Serba Usaha Makmur Sejati dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga yang diterapkan apakah pembagian SHU untuk anggota yang mengacu pada Undang- Undang no 25 Tahun 1992 yang diperbaharui oleh UU no 17 tahun 2012 dan kesesuaian dengan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) B. Rumusan Masalah 6

7 Berdasarkan pada latar belakang di atas dan untuk memperjelas arah penelitian ini, maka peneliti membuat suatu rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana praktik pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diterapkan di Koperasi Serba Usaha Makmur Sejati? 2. Bagaimana tinjauan Kompilasi Hukum Ekonomi Syai ah (KHES) terkait pembagian Sisa Hasil Usaha yang diterapkan di Koperasi Serba Usaha Makmur Sejati? C. Batasan Masalah Agar kajian dalam penelitian ini tidak melebar dan fokus pada suatu permasalahan serta dapat dipahami secara baik dan benar sebagaimana yang diharapkan. Maka dalam hal ini, peneliti membatasi penelitian ini pada kajian dan KHES pasal 156 dan 157. D. Tujuan Penelitian Berdasarkanpada Rumusan Masalahdi atas Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengungkap secara jelassistem pembagian Sisa Hasil Usaha di Koperasi Makmur Sejati 2. Menggali tinjauan Kompilasi Hukum Ekonomi Syai ah (KHES) terkait dengan pembagian Sisa Hasil Usaha di Koperasi Makmur Sejati. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis 7

8 Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan tentang perkoperasian di Indonesia khususnya dalam permasalahan pembagian Sisa Hasil Usaha di Koperasi Makmur Sejati. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi para peneliti yang akan meneliti tentang pembagian Sisa Hasil Usaha baik penelitian dari aspek hukum Islam maupun hukum positif yang berlaku di Indonesia, penelitian ini juga dapat memperkaya khazanah dan wawasan ilmu pengetahuan dunia Islam yang semakin berkembang semakin banyak cara untuk meyelesaiakan permasalahan dalam dunia perbankan. F. Definisi Operasional 1) Koperasi Suatu perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat sebagai manusia, dengan tidak memandang haluan agama dan politik secara sukarela masuk, untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atas tanggungan bersama. 5 Menurut bapak koperasi Indonesia Moh. Hatta mendefinifikan : koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong-menolong 5 Hendrojogi, Koperasi 22 8

9 tersebut didorong oleh keinginan member jasa kepada kawan berdasarkan seorang buat bersama dan semua buat seorang. 6 Dan yang menjadi bahasan dalam penulisan skripsi ini, penulis mengangkat penelitian Koperasi Serba Usaha Makmur Sejati yang terletak di Jl. Pisang Candi no 15 Malang. 2) Sisa Hasil Usaha SHU setelah dikuangi dana cadangan dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dari koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota 7 Penjelasan Pasal 45 ayat (2) UU perkopeasian berbunyi : penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta besarnya keperluan lain, ditetapkan oleh Rapat Anggota. Yang dimaksud dengan jasa usaha ada dan partisipasi modal. Dalam rapat tahunan Koperasi Serba Usaha Makmur Sejati menetapkan besaran pembagian Sisa Hasil Usaha dirincikan sebagai berikut : Anggota Penyimpan 30% Anggota Peminjam 25% + 6 Estom, Aitonang, dkk, Pendampingan Komunitas Pedesaan, Jakata : Seketaiat Bina Dsa, 2001, 17 7 Pasal 45 ayat (2) UU no 25 tahun 1992 9

10 Jumlah 55% Dana pengurus 10% Dana sosial 5% Dana pendidikan koperasi 5% Dana Karyawan 5% Cadangan 20% + Total 100% 3) Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah disingkat KHES. Dalam peraturan Mahkamah Agung RI nomor 02 tahun 2008 tentang Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah pasal 2 berbunyi : Kompilasi Hukum Ekonomi Syaiah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 adalah Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah yang menjadi lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peatuan Mahkamah Agung ini. 8 Dalam penelitian ini permasalahan yang dikaji adalah permasalah perekonomian, yaitu masalah pembagian keuntungan yang mana sangat berhubungan sekali dengan KHES. KHES sendiri mengatur dalam pasal 156 dan 157 yang terdapat dalam Buku II Bab X tentang sewa-menyewa. Dalam KHES pembahasan Koperasi masuk dalam bab VI tentang Syirkah. Dan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) tidak ada penjelasan secara langsung dalam bab tersebut, tetapi menjelaskan tentang pembagian keuntungan yang mana pembagian keuntungan sama halnya 8 Mahkamah Agung Republik Indonesia, Kompilasi Hukum Ekonomi Syari ah, 2008.hal xiiii 10

11 dengan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dapat dikaitkan pada pasal 156 dan 157. G. Sistematika Penulisan Agar diperoleh pembahasan yang sistematis, terarah dan mudah dipahami serta dapat dimengerti oleh pembaca. Maka peneliti akan dibagi menjadi 5 bab, diantaranya yaitu : BAB I penelitian ini menjelaskan mengenai Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, serta Sistematika Pembahasan. BAB II berisi tentang kajian pustaka yang berupa penelitian terdahulu dan kajian teori, agar penelitian ini tidak melebar dari pembahasannya maka pembahasan ini dibagi menjadi tiga yaitu mengenai definisi koperasi, tujuan koperasi, prinsip-prinsip yang diterapkan dalam koperasi, jenis-jenis Koperasi, Pengertian dari Koperasi Serba Usaha dan penerapannya, Pembahasan terkait dengan pembagian Sisa Hasil Usaha, dan koperasi dalam KHES. BAB III berisi tentang metode penelitian yang digunakan yaitu meliputi lokasi di adakannya penelitian tersebut, jenis penelitian, paradigma dan pendekatan yang digunakan,sumber data, metode pengumpulan data, tekhnik pengecekan, keabsahan data, pengolahan data dan analisis data. BAB IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi paparan data dari hasil wawancara dan observasi yang sudah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui Bagaimana system yang digunakan dalam pembagian 11

12 SHU di koperasi simpan pinjam tersebut serta Bagaimana Kompilasi Hukum Ekonomi Syaiah (KHES) mengatur tentang koperasi tersebut. BAB V berisi tentang penutup, yang mana dalam penelitian ini berisis tentang kesimpulan dan juga dipaparkan mengenai saran-saran setelah diadakannya penelitian oleh peneliti. 12