dalam ibadah maupun muamalah. Namun nas-nas syarak tidak secara rinci memberikan solusi terhadap berbagai macam problematika kehidupan manusia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV DENGAN UANG DI DESA LAJU KIDUL KECAMATAN SINGGAHAN KABUPATEN TUBAN

urf, syarat-syarat urf, kehujjahan urf, kedudukan urf, dan perbenturan urf.

mas{dar dari qarad{a yaqrid{u qard{an, yang artinya memotong. 1 Kata

Muza>ra ah dan mukha>barah adalah sama-sama bentuk kerja sama

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK HUTANG PIUTANG DALAM TRADISI DEKEKAN DI DESA DURUNGBEDUG KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV TINJAUAN MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP UTANG PIUTANG PADI PADA LUMBUNG DESA TENGGIRING SAMBENG LAMONGAN

A. Analisis Terhadap Praktek Perubahan Harga Secara Sepihak dalam Jual Beli Rak Antara. Produsen dan Pedagang Pengecer di Jalan Dupak No. 91 Surabaya.

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

A. Analisis Praktik Sistem Kwintalan dalam Akad Utang Piutang di Desa Tanjung Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG URF

BAB IV ANALISIS MAS{LAH{AH MURSALAH TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI JANGKRIK DENGAN SISTEM PERKIRAAN DI DESA KACANGAN KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Praktik Denda bagi Pihak Penggadai Sawah oleh Penerima Gadai di Desa

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG

BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI

BAB II PEMBAHASAN TENTANG MASLAHAH

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Allah SWT

BAB IV ANALISIS TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI HASIL BUMI DENGAN SISTEM PANJAR DI DESA JENARSARI GEMUH KENDAL

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH CATONAN DI DESA CIEURIH KEC. MAJA KAB. MAJALENGKA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

Kedudukan Mu amalah Konsep Dasar Mu amalah Landasan Perekonomian Islam Kegiatan dan Pengembangan Perekonomian Prinsip-prinsip dalam Penataan Ekonomi

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

place, product, process, physical evidence

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA

BAB IV. Setelah mempelajari putusan Pengadilan Agama Sidoarjo No. 2355/Pdt.G/2011/PA.Sda tentang izin poligami, penulis dapat

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB V PEMBAHASAN. A. Sistem Jual Beli Bunga di Kawasan Wisata Makam Bung Karno

BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. dunia maupun di akhirat. Secara garis besar ajaran Islam berisi kandungan-kandungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari

melakukan ijab dan qabul dengan jelas secara lisan berdasarkan jual beli grosir,

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

UAS Ushul Fiqh dan Qawa id Fiqhiyyah 2015/2016

KWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BORONGAN PADA BURUH PABRIK PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO

BAB IV ANALISIS TENTANG ARISAN TEMBAK DI DESA SENAYANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK ARISAN KARANG TARUNA BUNGA REMAJA DI DUSUN GIANTI DESA MUNGGUGIANTI KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

Bay dalam bahasa Arab terkadang digunakan untuk pengertian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan taraf kehidupannya, manusia melakukan usaha sesuai bidang

BAB VI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI GADAI SAWAH DI DESA MORBATOH KECAMATAN BANYUATES KABUPATEN SAMPANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. SWT dengan di beri banyak kelebihan dibandingkan makhluk lainnya, di

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PEMBAYARAN IMBALAN. A. Analisis Terhadap Mekanisme Pembayaran Imbalan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB II JUAL BELI, KREDIT DAN RIBA. dahulu perlu diperjelas pengertian jual beli. Secara etimologi berarti menjual

PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat di. Indonesia. Kebutuhan masyarakat terhadap tanah dipengaruhi oleh jumlah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan tersebut sangat. beragam baik primer, sekunder, maupun tersier, untuk memperoleh

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI CEGATAN DI DESA GUNUNGPATI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

BAB II KONSEP AL-MUKHA>BARAHDAN AL- URF. ) adalah wazn. menumbuhkan. 31. Artinya : Perkongsian adalah bercocok tanam. 32

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN PASAL 106 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI TANAH MILIK ANAK YANG DILAKUKAN OLEH WALINYA

BAB IV ANALISIS JUAL BELI MESIN RUSAK DENGAN SISTEM BORONGAN DI PASAR LOAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Sadd al-dhari< ah merupakan bentuk wasilah atau perantara. Al-Syaukani

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan antara satu sama lain untuk saling tolong menolong karena untuk. sendiri, adakalanya meminta bantuan orang lain.

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI SISTEM NOTA KURANG LEBIH (NKL) DI INDOMARET SUKODONO KARANGPOH CABANG GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. berupa uang atau barang yang akan dibayarkan diwaktu lain sesuai dengan

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG URF. Konsep Islam sebagai Agama wahyu mempunyai doktrin-doktrin ajaran

BAB IV ANALISIS FIKIH MAZHAB SYAFII TERHADAP PRAKTIK JIAL BELI HARGA SEPIHAK

BAB I PENDAHULUAN. kepada umatnya yang beriman kepada-nya dan menjadikan Al-Quran

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGALIHAN NAMA ATAS HARTA WARIS SEBAB AHLI WARIS TIDAK PUNYA ANAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG SISTEM PENGUPAHAN BERDASARKAN KELEBIHAN TIMBANGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GETAH KARET DI LINGKUNGAN UJUNG LOMBANG KELURAHAN LANGGA PAYUNG

BAB I PENDAHULUAN. yang Allah SWT perintahkan untuk saling tolong menolong, bahu-membahu

waka>lah. Mereka bahkan ada yang cenderung mensunnahkannya dengan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Islam sebagai Agama Allah SWT. yang memberi pedoman bagi

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

Konversi Akad Murabahah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BUKU III ZAKAT DAN HIBAH

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV ANALISIS SADD ADH-DHARI< AH TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI KONDOM SECARA BEBAS DI ALFAMART CABANG BOLODEWO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN

branding mobil dengan pesanan al-salam yang terjadi di Wana Advertindo Sticker

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB IV ANALISIS SEWA MENYEWA TAMBAK YANG DIALIHKAN SEBELUM JATUH TEMPO MENURUT HUKUM ISLAM. A. Analisis Terhadap Akad Sewa Menyewa Tambak

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS URF TERHADAP TRADISI HUTANG-PIUTANG JASA (IRUTAN) DI DUSUN WONOSARI DESA JOGODALU Islam datang untuk mengatur berbagai segi kehidupan manusia baik dalam ibadah maupun muamalah. Namun nas-nas syarak tidak secara rinci memberikan solusi terhadap berbagai macam problematika kehidupan manusia. Akibatnya manusia mentradisikan sesuatu yang dianggap baik dan dianggap bisa memenuhi kebutuhannya. Tradisi ( urf ) tersebut diakui oleh ulama untuk dijadikan pertimbangan dalam menetapkan hukum Islam dengan syarat-syarat tertentu. Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis urf terhadap praktik hutang-piutang jasa (irutan) di Dusun Wonosari dan analisis urf terhadap tradisi hutang-piutang jasa (irutan). A. Analisis Urf terhadap Praktik Hutang-Piutang Jasa (Irutan) Tradisi yang berlangsung di tengah masyarakat diakui oleh ulama sebagai salah satu pertimbangan dalam penetapan hukum Islam yang lebih dikenal dengan urf. Urf adalah apa yang dikenal oleh masyarakat baik berupa perkataan, perbuatan atau aturan-aturan yang telah menjadi kebiasaan bagi masyarakat tersebut. Sehingga di kemudian hari tidak menimbulkan penafsiran lain di kalangan mereka mengenai tradisi tersebut. Tradisi hutang-piutang jasa (irutan) yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Wonosari bisa disebut dengan urf, karena hutang-piutang tersebut sudah menjadi kebiasaan yang telah dilakukan sejak lama dan sudah dikenal 59

60 oleh kalangan masyarakat Dusun Wonosari sehingga tidak menimbulkan penafsiran lain. Masyarakat Dusun Wonosari sudah sama-sama tahu bahwa transaksi tersebut adalah hutang-piutang bukan hanya sekedar tolongmenolong. Sehingga dengan sendirinya mereka mempunyai kesadaran untuk membayar hutang jasa (irutan) tersebut. Dalam praktiknya di masyarakat terdapat berbagai macam urf yang terbentuk. Oleh karena itu, para ulama mengklasifikasikan urf ke dalam beberapa aspek agar lebih mudah dipahami, diantaranya adalah: 1. Ditinjau dari segi obyeknya Dari segi ini urf dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu: a. al- Urf al-lafz{i> اللفظى) (العرف adalah kebiasaan masyarakat dalam mempergunakan lafal atau ungkapan tertentu dalam mengungkapkan sesuatu, sehingga makna ungkapan itulah yang dipahami dan terlintas dalam pikiran masyarakat. 1 b. al- Urf al- amali> العملى) (العرف adalah kebiasaan masyarakat yang berkaitan dengan perbuatan atau muamalah keperdataan. Perbuatan biasa adalah perbuatan masyarakat dalam masalah kehidupan mereka yang tidak terkait dengan kepentingan orang lain, seperti: kebiasaan masyarakat memakai pakaian tertentu dalam acara-acara khusus. 1 Nasrun Haroen, Ushul Fiqh 1, (Jakarta : Logos Publishing House, 1996), 139.

61 2. Ditinjau dari segi cakupannya Jika ditinjau dari segi cakupannya, urf dapat pula dibagi menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut: a. al- Urf al- a>m ( العام (العرف adalah kebiasaan yang telah umum berlaku hampir di seluruh penjuru dunia, tanpa memandang negara, bangsa, dan agama. Misalnya: menganggukkan kepala tanda menyetujui dan menggelengkan kepala tanda menolak. b. al- Urf al-kh>as ( الخاص (العرف adalah sesuatu yang telah dikenal oleh penduduk suatu daerah tertentu atau penduduk suatu negara. 2 Misalnya, kebiasaan yang berlaku di kalangan para pedagang, apabila terdapat cacat tertentu pada barang yang dibeli, pembeli dapat mengembalikan barang tersebut kepada penjual. Sedangkan untuk cacat lainnya pembeli tidak dapat tidak dapat mengembalikan barang yang sudah dibeli tersebut. 3. Ditinjau dari segi keabsahannya Apabila ditinjau dari segi keabsahannya, urf dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu: a. al- Urf al-sah{i>h{ الصحیح) (العرف adalah sesuatu yang baik yang menjadi kebiasaan suatu masyarakat, namun tidak sampai menghalalkan yang 2 Sarmin Syukur, Ilmu Ushul Fiqh Perbandingan Sumber-Sumber Hukum Islam, (Surabaya: Al- Ikhlas, 1993), 208.

62 haram dan tidak pula sebaliknya. 3 seperti memberi hadiah sebagai suatu penghargaan atas suatu prestasi. b. al- Urf al-fa>sid الفاسد) (العرف adalah kebiasaan yang saling dikenal orang, tetapi bertentangan dengan syarak atau menghalalkan yang haram, dan membatalkan yang wajib. 4 Jika ditinjau dari obyeknya, tradisi hutang-piutang jasa (irutan) di Dusun Wonosari tersebut termasuk al- urf al- amali> yaitu kebiasaan masyarakat yang berkaitan dengan muamalah keperdataan. Misalnya kebiasaan masyarakat dalam berjual beli dengan cara mengambil barang dan membayar uang, tanpa adanya akad yang jelas seperti yang berlaku di pasar swalayan (al-bay al-mu a>t{ah). Kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Wonosari ini adalah kebiasaan melakukan hutang-piutang jasa atau yang biasa disebut dengan irutan. Seorang petani meminta bantuan petani-petani lain untuk menyelesaikan pekerjaannya. Begitupun sebaliknya, jika petani tersebut memerlukan jasanya maka ia harus membantu petani yang telah membantunya tersebut untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu. Adapun jika ditinjau dari segi cakupannya, maka tradisi hutangpiutang jasa (irutan) di Dusun Wonosari ini termasuk al- urf al-kha>s yaitu kebiasaan yang hanya terjadi di suatu daerah tertentu. Kebiasaan hutang- 3 Satria Effendi, Ushul Fiqh, (Jakarta: Prenada Media, 2005), 154. 4 Abd al-wahhab Khallaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam ( Ilm Ushu>l al-fiqh), diterjemahkan oleh Noer Iskandar al-barsany, Moch. Tolchah Mansoer, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), 134.

63 piutang jasa (irutan) di Dusun Wonosari ini digolongkan sebagai al- urf alkha>s karena kebiasaan hutang-piutang jasa (irutan) tersebut hanya dilakukan oleh masyarakat Dusun Wonosari dan sekitarnya. Kebiasaan hutang-piutang jasa (irutan) tersebut tidak dilakukan oleh masyarakat di daerah-daerah lainnya. Kalaupun ada hutang-piutang jasa (irutan) semacam itu, pasti dilakukan dengan cara-cara yang berbeda dengan nama yang berbeda pula. Sedangkan jika ditinjau dari segi keabsahannya, tradisi hutangpiutang jasa (irutan) yang dilakukan masyarakat Dusun Wonosari tersebut termasuk al- urf al-fa>sid. Al- urf al-fa>sid adalah kebiasaan yang dikenal orang, tetapi kebiasaan tersebut bertentangan dengan dalil syarak. Seperti yang kita ketahui bahwa transaksi hutang-piutang jasa (irutan) adalah termasuk transaksi yang tidak diperbolehkan karena obyek dari transaksi ini adalah jasa atau manfaat. Sedangkan jasa atau manfaat itu sendiri tidak boleh dijadikan obyek hutang-piutang karena tidak bisa ditakar. Dengan demikian tradisi hutang-piutang jasa (irutan) yang ada di Dusun Wonosari tersebut bertentangan dengan dalil syarak. Sehingga bisa disebut dengan al- urf al-fa>sid. B. Analisis Urf terhadap Tradisi Hutang-Piutang Jasa (Irutan) Urf diakui oleh ulama sebagai salah satu dalil yang dapat dijadikan pertimbangan dalam menetapkan hukum syarak. Namun, tidak semua urf dapat dijadikan pertimbangan hukum. Menurut ulama usul fikih, urf baru

64 bisa dijadikan pertimbangan dalam menetapkan hukum syarak apabila memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut: 1. Urf bernilai maslahat dan dapat diterima akal sehat. Tradisi hutang-piutang jasa (irutan) di Dusun Wonosari mempunyai banyak manfaat bagi masyarakat yaitu membuat masyarakat menjadi lebih mudah untuk mendapatkan tenaga kerja dibandingkan dengan transaksi-transaksi yang lain. Hutang-piutang jasa (irutan) juga sangat membantu masyarakat yang tingkat ekonominya rendah. Hutangpiutang jasa (irutan) bisa menghemat pengeluaran mereka di tengahtengah banyaknya biaya yang harus mereka keluarkan. Bahkan mereka bisa mendapatkan tenaga kerja meskipun mereka tidak mempunyai uang untuk membayar upah tenaga kerja tersebut. Hutang-piutang jasa (irutan) juga bisa menjadi sarana untuk menabung tenaga kerja yang sewaktu-waktu bisa mereka tagih saat ia membutuhkan. Sehingga pekerjaan terasa ringan dan cepat selesai karena tenaga kerja tercukupi. Selain itu, hutang-piutang jasa (irutan) juga bisa meningkatkan rasa tolong-menolong antar sesama. Sehingga bisa mempererat hubungan persaudaraan di kalangan masyarakat Dusun Wonosari. Disamping itu bagi sebagian kecil masyarakat, hutang-piutang jasa (irutan) mempunyai dampak negatif yaitu tenaga yang dibayarkan tidak sebanding dengan jasa yang telah dipinjamkan. Petani terkadang lebih

65 payah karena kondisi cuaca yang tidak mendukung. Selain itu, jika pekerjaan masih banyak mau tidak mau pekerjaan diselesaikan karena mereka merasa tidak enak dengan pemilik sawah. Dalam hutang-piutang jasa (irutan) juga dimungkinkan adanya diskriminasi terhadap orangorang tertentu. Hutang-piutang jasa (irutan) biasanya hanya dilakukan dengan orang-orang yang disukai. 2. Urf itu berlaku umum dan merata Hutang-piutang jasa (irutan) berlaku umum bagi siapa saja yang mau dan mampu untuk bekerja. Namun, hutang-piutang jasa (irutan) biasanya hanya dilakukan oleh orang-orang yang berusia 30 tahun sampai usia 50 tahun. Hal itu terjadi karena para remaja lebih memilih untuk bekerja di pabrik daripada bekerja di sawah. Hutang-piutang jasa (irutan) telah dilakukan oleh sebagian besar masyarakat di Dusun Wonosari. Hampir semua masyarakat Dusun Wonosari yang berusia antara 30 tahun sampai usia 50 tahun pernah melakukan hutang-piutang jasa (irutan). 3. Urf tersebut telah ada sebelum munculnya kasus. Tradisi hutang-piutang jasa (irutan) merupakan hutang-piutang dalam hal menanam atau memanen padi. Tradisi tersebut telah ada sejak lama, yaitu sekitar tahun 1990-an. Tradisi tersebut sampai saat ini masih dilakukan oleh masyarakat Dusun Wonosari. Bahkan sudah menjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

66 4. Urf tidak bertentangan dan melalaikan dalil syarak Tradisi hutang-piutang jasa (irutan) di Dusun Wonosari tersebut bertentangan dengan dalil syarak. Dimana dalil syarak tersebut tidak memperbolehkan hutang-piutang jasa atau manfaat. Karena jasa atau manfaat tersebut merupakan sesuatu yang tidak bisa ditakar sehingga sulit untuk dikembalikan. Sedangkan hutang-piutang mensyaratkan pengembalian yang sama. Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa tradisi hutang-piutang jasa (irutan) telah memenuhi beberapa persyaratan yang telah ditetapkan oleh para ulama usul fikih untuk menerima urf sebagai salah satu dalil yang bisa dijadikan pertimbangan dalam menetapkan hukum syarak. Hutang-piutang jasa (irutan) memenuhi ketentuan pertama, kedua dan ketiga. Tradisi ini membawa maslahat bagi kebanyakan masyarakat, tradisi ini berlaku umum pada semua masyarakat Dusun Wonosari, dan telah berlangsung sejak lama yaitu sejak tahun 1990-an. Namun, tradisi hutang-piutang jasa (irutan) tidak memenuhi ketentuan yang terakhir yaitu urf tidak boleh bertentangan dan melalaikan dalil syarak. Urf yang berlaku di tengah-tengah masyarakat tidak semuanya sejalan dengan nas dan dalil-dalil syarak lainnya. Urf yang berlaku di tengah-tengah masyarakat adakalanya bertentangan dengan nas dan adakalanya bertentangan dengan dalil syarak lainnya seperti ijmak, kias, istih{sa>n, maslah{at{ al-mursalah dan sadd al-dhari> ah.

67 Menurut Amir Syarifuddin, jika terjadi perbenturan antara urf dengan dalil syarak maka didahulukan urf jika perbenturan tersebut tidak berkaitan dengan materi hukum. Misalnya, jika seseorang bersumpah tidak akan memakan daging, tetapi kemudian ia memakan daging ikan, maka ditetapkanlah bahwa ia tidak melanggar sumpah. Menurut urf ikan itu tidak termasuk daging, sedangkan menurut syarak ikan itu termasuk daging. Namun jika perbenturan tersebut berkaitan dengan materi hukum, maka didahulukan syarak daripada urf. Misalnya, urf dalam mengadopsi anak. Anak yang diadopsi tersebut statusnya disamakan dengan anak kandung, sehingga apabila ayahnya meninggal dunia anak tersebut mendapatkan warisan seperti anak kandung. Dalam pandangan syarak, anak angkat tidak termasuk ahli waris, ia hanya berhak memperoleh was{i>yat al-wajibah (tidak boleh lebih dari sepertiga harta waris. Dengan demikian, ketentuan syarak yang didahulukan. Tradisi hutang-piutang jasa (irutan) di Dusun Wonosari tersebut bertentangan dengan dalil syarak. Pertentangan tersebut berkaitan dengan materi hukum yang dikandung oleh dalil syarak. Syarak melarang menjadikan jasa atau manfaat sebagai obyek hutang-piutang. Namun hal itu justru dilakukan oleh masyarakat Dusun Wonosari. Oleh karena itu tradisi hutangpiutang jasa (irutan) tersebut dapat digolongkan ke dalam al- urf al-fa>sid. Pada dasarnya al- urf al-fa>sid ( urf yang salah) sama sekali tidak diakui keberadaannya dalam hukum dan ditolak. Apabila manusia telah saling

68 mengerti mengenai akad-akad yang rusak, seperti akad riba atau akad ghara>r, maka dalam hal ini urf tidak berpengaruh untuk membolehkan akad ini. Urf al-fa>si>d dapat diakui jika hal itu termasuk darurat atau kebutuhan mereka, maka hal itu diperbolehkan. Karena darurat memperbolehkan hal-hal yang telah diharamkan. Namun jika hal tersebut bukan termasuk darurat dan bukan termasuk kebutuhan mereka, maka dihukumi dengan batalnya akad tersebut, dan berdasarkan ini urf tidak diakui. 5 Allah swt. berfirman dalam surah Almaidah (5) ayat 6 dan surah Alhajj (22) ayat 78. Kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah tidak ingin menyulitkan hamba-nya. Allah akan senantiasa memberikan kemudahan kepada hamba-nya dalam menjalankan kehidupan mereka sehari-hari, baik di dalam ibadah maupun di dalam muamalah. Seperti membolehkan berbuka puasa bagi orang yang sakit, orang musa>fir (orang yang sedang dalam perjalanan jauh), orang yang sedang mengandung dan orang yang sedang menyusui. Hutang-piutang jasa (irutan) yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Wonosari, termasuk darurat dan sangat dibutuhkan karena jika tidak melakukan hutang-piutang jasa (irutan), mereka susah mendapatkan tenaga kerja, bahkan mereka bisa sampai tidak mendapatkan tenaga kerja. Sedangkan mereka sangat membutuhkan tenaga kerja. Sebagai contoh misalnya: ketika musim panen, petani harus segera memanen padinya dan ia membutuhkan banyak tenaga kerja. Apabila ia tidak mendapatkan tenaga kerja atau tenaga 5 Abd al-wahhab Khallaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam..., 136-137.

69 kerja yang didapat kurang mencukupi, maka proses memanen padi akan terhambat. Apabila saat itu musim hama wereng, maka padi petani tersebut akan habis dimakan wereng sehingga petani tersebut gagal memanen padinya. Sedangkan apabila pada saat itu cuaca buruk yaitu curah hujan tinggi disertai angin yang kencang, padi akan roboh dan akan terendam air. Hal itu akan memperlambat proses memanen dan menguras banyak energi. Jika padi yang roboh tersebut terus-terusan dibiarkan maka lama kelamaan padi tersebut akan membusuk sehingga tidak bisa dipanen. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hutang-piutang jasa (irutan) dapat digolongkan sebagai suatu kebutuhan darurat karena kebutuhan tersebut menuntut untuk segera dipenuhi. Apabila kebutuhan tersebut tidak dipenuhi akan menimbulkan kerugian bagi para petani. Kekurangan tenaga kerja tersebut juga dapat membuat mereka gagal panen. Dengan demikian, tradisi hutang-piutang jasa (irutan) yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Wonosari, dapat digolongkan sebagai urf yang bisa dijadikan salah satu dalil yang bisa dijadikan pertimbangan dalam menetapkan hukum syarak. Tradisi hutang-piutang jasa (irutan) digolongkan sebagai urf yang bisa dijadikan pertimbangan hukum karena hutang-piutang jasa (irutan) merupakan suatu kebutuhan yang darurat. Hal ini sesuai dengan kaidah usul

70 fikih Ketentuan hukum dapat berubah dengan terjadinya perubahan waktu, tempat, keadaan, individu, dan perubahan lingkungan. 6 Sesuatu yang menjadi tradisi di tengah-tengah masyarakat dapat dijadikan hukum bagi masyarakat tersebut. Dalam hal ini tradisi hutangpiutang jasa (irutan) yang telah dilakukan oleh masyarakat Dusun Wonosari, dapat dijadikan hukum bagi masyarakat Dusun Wonosari tersebut. Apa yang diberlakukan dalam tradisi tersebut dapat diberlakukan seperti halnya hukum syarak. Sesuatu yang dinilai baik oleh manusia maka baik pula di sisi Allah. Hutang-piutang jasa (irutan) dinilai baik oleh masyarakat Dusun Wonosari. Oleh karena itu tradisi hutang-piutang jasa (irutan) tersebut dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian di atas dapat dianalisis bahwa tradisi hutangpiutang jasa (irutan) di Dusun Wonosari Desa Jogodalu Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik termasuk urf yang bisa dijadikan pertimbangan dalam menetapkan hukum syarak. Semula tradisi hutang-piutang jasa (irutan) termasuk urf yang fa>sid yang tidak diakui kehujjahannya. Namun karena hutang-piutang jasa (irutan) tersebut termasuk kebutuhan darurat, maka urf tersebut diakui sebagai salah satu dalil yang bisa dijadikan pertimbangan dalam menetapkan hukum syarak. 6 Ibid., 215.