STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) ANGKUTAN PEMADU MODA TRAYEK BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU BANGKINANG

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2017

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.653/AJ.202/DRJD/2001 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN SEWA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

-2- Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR :SK.967/AJ.202/DRJD/2007 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tenta

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 84 TAHUN 1999 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM TIDAK DALAM TRAYEK

GUBERNUR SUMATERA BARAT

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 35 TAHUN 2003 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Nomor : SK.2257/AJ.003/DRJD/2006. Tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Keputusan Mentri Perhubungan No. 35 tahun 2003 Tentang

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG,

STANDAR USAHA ANGKUTAN JALAN WISATA. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. I PRODUK A. Mobil Bus Wisata

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terminal dibangun sebagai salah satu prasarana yang. sangat penting dalam sistem transportasi.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Untuk menjawab tujuan dari penelitian tugas akhir ini. berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh di lapangan

2015, No Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5468); 4. Peraturan Presiden Nomor 47

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

CONTOH 1 : PERMOHONAN IZIN USAHA ANGKUTAN

Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2007 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG DAN BEKASI NOMOR : SK.57/AJ.206/BPTJ-2017

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN BULUNGAN.

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 26 TAHUN 2009

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.2574/AJ.403/DRJD/2017

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Nomor : SK. 75/AJ.601/DRJD/2003. Tentang PENYELENGGARAAN POOL DAN AGEN PERUSAHAAN OTOBUS (PO)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2015

2015, No Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 5

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat ke tempat lain. Tujuannya membantu orang atau kelompok orang

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

STANDAR USAHA TAMAN REKREASI. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Tempat dan Ruang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STANDAR USAHA ARENA PERMAINAN

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

SOSIALISASI REVISI PM 26 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM TIDAK DALAM TRAYEK

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DI KABUPATEN MAGELANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.1186/HK.402/DRJD/2002

BUPATI BULUNGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG PERLENGKAPAN ANGKUTAN UMUM ORANG

2 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Angkutan jalan

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR 31 TAHUN 1995 TENTANG TERMINAL TRANSPORTASI JALAN

BUPATI BULUNGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG PERIZINAN ANGKUTAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480]

2015, No Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestar

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 25

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 40 Tahun 2016 Seri E Nomor 29 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

DEPARTEMEN PERBUHUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 10 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor 2 Tahun 2001 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA)

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran N

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 9 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BAB II TINJAUAN OBJEK

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi; 5.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN SEKTOR PERHUBUNGAN DALAM RANGKA PENGANGKUTAN LIMBAH B3

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU

Tanggung Jawab Dasar Pengemudi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

PENYELENGGARAAN ANGKUTAN SEWA MENGGUNAKAN APLIKASI ONLINE

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN TRAYEK

TERMINAL. Mata Kuliah : Topik Khusus Transportasi Pengajar : Ir. Longdong Jefferson, MA / Ir. A. L. E. Rumayar, M.Eng

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 3 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 40

T E N T A N G WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 9 TAHUN 2000 (9/2000) TENTANG TERMINAL PENUMPANG DENGAN RAHMAT TUMAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DIREKTORAT LALU LINTAS DAN ANGKUTAN SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. Nomor: 2 Tahun 2006 Seri: B PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL PENUMPANG

KONSEP PENGEMBANGAN ANGKUTAN PERMUKIMAN DI JABODETEBAK. Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2006 NOMOR 17 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN MASSAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012 NOMOR 4

NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. angkutan jalan pada pasal 1 angka 3 disebutkan bahwa angkutan adalah

Transkripsi:

STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) ANGKUTAN PEMADU MODA TRAYEK BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU BANGKINANG 1. STANDAR TEKNIS KENDARAAN a. Menggunakan kendaraan jenis bus medium/sedang; b. Umur kendaraan maksimal 3 (tiga) tahun; c. Memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan dan persyaratan laik jalan yang dibuktikan dengan Surat Tanda Nomor Kendaraan dan Buku Uji yang masih berlaku. d. Jenis pelayanan minimal Eksekutif dengan kriteria design kendaraan sebagaimana tertuang SK Dirjen Perhubungan Darat No.SK.1131/AJ.003/DRJD/2003 tentang Petunjuk teknis standar fasilitas pelayanan bus umum angkutan antar kota. e. Dilengkapi dengan nama perusahaan dan nomor urut kendaraan yang dicantumkan pada sisi kiri, kanan, dan belakang kendaraan; f. Dilengkapi dengan stiker asal tujuan trayek dengan dasar putih tulisan hitam yang ditempatkan di bagian depan dan belakang yang memuat sekurang-kurangnya : 1. Logo dan nama Perhubungan; 2. Logo Provinsi Riau dan Logo Riau The Homeland of Melayu; 3. Logo dan nama PT. Angkasa Pura II (Persero); 4. Nomor induk kendaraan; 5. Nomor kendaraan; 6. Nomor seri stiker, trayek asal dan tujuan dan lintasan yang dilalui; 7. Tahun pembuatan stiker dan masa berlaku. 8. Tanda pengaman stiker. g. Terdapat Logo dan nama perusahaan yang ditempatkan pada pintu depan bagian tengah sebelah kiri dan kanan. h. Pada badan kendaraan terdapat identitas yang mencerminkan bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru dan kebudayaan Melayu. i. Jenis angkutan yang dilayani ditulis secara jelas dengan huruf balok, melekat pada badan kendaraan sebelah kiri dan kanan dengan tulisan "ANGKUTAN PEMADU MODA "; j. Jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard, yang dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan angkutan; k. Terdapat Tanda jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard kendaraan yang dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan. l. Memiliki fasilitas bagasi sesuai kebutuhan. m. Memiliki dan mengoperasikan fasilitas tracking system. n. Daftar tarif yang berlaku; o. Memiliki fasilitas tanggap darurat standar kendaraan bermotor angkutan penumpang sesuai SK Dirjen Perhubungan Darat No. SK.1763/AJ.501/DRJD/2003 berupa : 1) Tempat keluar darurat berupa jendela dan/atau pintu darurat yang diletakkan pada sisi kanan dan kiri kendaraan. 2) Palu pemecah kaca minimal 4 (empat) buah dengan masing - masing sisi 2 (dua) buah yang diletakkan pada bagian depan dan belakang masing-masing sisi kendaraan. 3) Alat pemadam kebakaran minimal 1 (satu) buah yang diletakkan pada bagian tengah kendaraan dengan kapasitas pemadam adalah 2,7 liter dan jenis zat kimia CS2CIBr. 4) Alat pengendali darurat pembuka pintu utama.

5) Informasi tertulis berupa tata cara pengoperasian fasilitas tanggap darurat. p. Dilengkapi dengan sabuk Keselamatan sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 85 Tahun 2002 tentang Pemberlakuan Kewajiban Melengkapi dan Menggunakan Sabuk Keselamatan. q. Memenuhi standar Euro III yang dinyatakan dalam sertifikat, yang diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 9 Tahun 2004 tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor telah diatur mengenai pengujian emisi gas buang kendaraan bermotor dan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor SK.1544/AJ.492/DRJD/2006 tanggal 16 Maret 2006 tentang Pelaksanaan Uji Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru dan Kendaraan Bermotor yang sedang Diproduksi (current production). 2. STANDAR PENGEMUDI a. Memiliki ijazah pendidikan serendah-rendahnya SLTA atau pendidikan setingkat lainnya. b. Memiliki pengalaman kerja (mengemudi) minimal 2 tahun pada perusahaan yang bersangkutan. c. Sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan dengan surat keterangan dokter. d. Berkelakuan baik yang dinyatakan dengan surat keterangan dari kepolisian. e. Memiliki kompetensi keahlian mengemudi yang dibuktikan dengan sertifikat. f. Diasuransikan oleh perusahaan. g. Mempunyai ikatan kerja dengan operator angkutan pemadu moda yang ditandai dengan tanda pengenal pengemudi perusahaan; h. Memiliki SIM yang sesuai dengan penggolongannya; i. Mengetahui lintasan trayek, airlines dan terminal pemberangkatan pesawat dan area di Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru serta area di lokasi/titik pemberangkatan di luar Bandara. j. Dalam mengoperasikan kendaraan pengemudi harus taat terhadap peraturan lalu lintas, sabar, sopan, santun dan ramah, tidak makan/minum/merokok selama mengemudikan kendaraan, tidak minum-minuman yang mengandung alkohol, tidak menggunakan obat bius, narkoba, maupun obat lain yang dapat mempengaruhi konsentrasi serta mengangkut penumpang pada tempat-tempat yang telah ditentukan. 3. STANDAR OPERASIONAL KENDARAAN a. Dilengkapi dengan dokumen kendaraan yang sah terdiri atas STNK, buku uji dan Kartu Pengawasan; b. Waktu operasi kendaraan minimal 12 jam; c. Pemberangkatan kendaraan dilaksanakan sesuai dengan jam pemberangkatan yang telah ditetapkan; d. Pemberangkatan kendaraan dan proses naik/turun penumpang hanya dilakukan pada tempat yang telah ditentukan baik di areal Bandara maupun di luar Bandara; e. Headway kendaraan paling lama 60 menit. k. Memenuhi ketentuan waktu kerja pengemudi yaitu maksimal 8 jam sehari dengan waktu istirahat selama 1 jam dimana setiap 4 jam mengemudi pengemudi harus isitirahat selama 30 menit. Dalam kondisi tertentu waktu kerja dapat lebih dari 8 jam tetapi tidak boleh lebih dari 12 jam.

l. Menyediakan kendaraan cadangan maksimal 10% dari jumlah kendaraan sesuai izin. m. Mencatat data penumpang ke dalam manifes penumpang yang memuat informasi sekurang-kurangnya : 1) Nama penumpang; 2) Alamat penumpang; 3) Jenis kelamin; 4) Umur; 5) Nomor telepon penumpang yang bisa dihubungi; 6) Nomor kendaraan pengangkut; n. Menyerahkan tanda pengenal bagasi kepada penumpang yang memuat informasi sekurang-kurangnya : 1) Nomor bagasi; 2) Jumlah dan berat bagasi; 3) Nomor kendaraan pengangkut. o. Tidak diperbolehkan mengangkut penumpang melebih kapasitas tempat duduk yang disediakan; p. Setiap kendaraan yang diberangkatkan diberikan surat jalan oleh perusahaan yang memuat sekurang-kurangnya: 1) Nomor kendaraan; 2) Nama pengemudi; 3) Jam pemberangkatan; 4) Tanda tangan penanggung jawab pemberangkatan. 5) Manifes penumpang; q. Sebelum melakukan perjalanan diwajibkan berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing masing yang dapat dipandu oleh pengemudi atau pramugara kendaraan. 4. STANDAR TIKET DAN TARIF a. Menyediakan loket ( counter) penjualan tiket baik di Bandara maupun di lokasi lokasi lain yang telah ditetapkan; b. Penjualan tiket dapat dilakukan dengan sistem online; c. Pembelian tiket dilakukan hanya pada loket pelayanan tiket resmi; d. Loket ditempatkan pada tempat yang tidak mengganggu arus lalu lintas; e. Loket dilengkapi fasilitas tempat antri. f. Wajib dipasang informasi tiket dan perjalanan pada tempat di sekitar loket yang mudah dijangkau/dibaca oleh calon penumpang; g. Bentuk tiket sekurang-kurangnya memuat informasi antara lain : 1) Nama dan alamat penumpang; 2) Nomor telepon; 3) Tanggal dan jam pemesanan; 4) Tanggal dan jam pemberangkatan; 5) Nama dan alamat perusahaan; 6) Nomor kendaraan; 7) Asal dan Tujuan perjalanan; 8) Nomor tempat duduk; 9) Besaran tarif; 10) Nomor pengaduan; 11) Iuran Wajib Dana Pertanggungan Kecelakaan.

h. Tarif angkutan yang diberlakukan harus sesuai dengan kontrak; i. Besaran tarif wajib diinformasikan pada masing-masing loket, dalam bus dan tercetak pada tiket. j. Tarif angkutan ditetapkan oleh pengusaha setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Riau dengan mempertimbangkan kemampuan daya beli masyarakat. 5. STANDAR PELAYANAN a. Udara dalam kabin harus dalam keadaan sejuk dengan suhu antara 20 o sampai dengan 25 o Celcius. b. Dilarang mengangkut penumpang melebihi tempat duduk yang ada. c. Dilarang merokok selama dalam bus. d. Kondisi bus harus dalam keadaan bersih. e. Pengemudi/awak bus wajib memakai seragam perusahaan. f. Pengemudi/awak bus wajib memakai kartu identitas perusahaan g. Pengemudi harus bertingkah laku sopan dan ramah. h. Diperbolehkan memberikan fasilitas pelayanan tambahan lainnya, seperti : makanan, minuman, dll. i. Customer service. 6. TEMPAT PENYIMPANAN DAN PERAWATAN KENDARAAN a. Perusahaan wajib memiliki dan/ atau menguasai fasilitas-fasilitas sebagai berikut : 1) Tempat penyimpanan kendaraan (Pool) 2) Tempat pemeliharaan atau perawatan kendaraan (bengkel); 3) Tempat pengendapan kendaraan di luar areal bandar udara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. b. Tempat penyimpanan kendaraan yang sekurang-kurangnya 1) Gedung/ruang kantor; 2) Ruang kerja; 3) Parkir bus yang dapat menampung seluruh kendaraan yang dimiliki; 4) Toilet 5) Mushola c. Tempat pemeliharaan atau perawatan kendaraan yang sekurangkurangnya 1) Bengkel mesin; 2) Bengkel Las dan Body repair; 3) Bengkel ban; 4) Tempat penyimpanan suku cadang; 5) Penanganan limbah; 6) Tempat pencucian kendaraan. d. Tempat pengendapan kendaraan yang sekurang-kurangnya 1) Parkir bus yang dapat menampung kendaraan Siap Operasi (SO); 2) Tempat istirahat awak kendaraan; 3) Alat komunikasi (on call); 4) Toilet; 5) Mushola.

7. STANDAR SISTEM INFORMASI a. Menyediakan fasilitas sistem informasi yang terdiri atas : 1) Jadwal keberangkatan; 2) Online Ticketing System; 3) Pengendalian operasional kendaraan dengan tracking system atau GPS; 4) Sistem pelaporan operasional. b. Menyediakan media informasi melalui fasilitas internet; c. Tersedia fasiltas layanan pelanggan yang dapat diakses oleh pengguna jasa melalui telepon, faksimile, SMS dan sarana informasi lainnya. d. Tersedianya fasilitas layanan pengaduan pelanggan. Pekanbaru, Desember 2016 KEPALA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU RAHMAD RAHIM Pembina Utama Muda NIP. 19700513 199603 1 002