BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai (skor) tes kognitif yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi experiment) atau sering dikenal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Matlaul Anwar Padangcermin.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Di dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode dan desain penelitian,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan terhadap variabel yang dipandang paling dominan (Sukmadinata,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. operasional yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan

BAB III METODE PENELITIAN O X O

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Anak Ratu Aji, Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013 yang

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23

R O X 1 O R O X 2 O. : pengambilan sampel secara acak kelompok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diskriptifkomparatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kemampuan memecahkan masalah merupakan cara atau tahapan yang

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di SMP

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Mitra Bakti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 31 Bandar Lampung. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan mengetahui efektivitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan menyelidiki pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Desain ini sama

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. a. Model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share menurut Lyman

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN Definisi Operasional Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi tulisan dan kemampuan berkomunikasi lisan. Kemampuan berkomunikasi secara tulisan meliputi keterampilan membaca informasi dari gambar, bagan, tabel, dan grafik dan keterampilan menyajikan informasi ke dalam grafik yang dijaring melalui tes tertulis berupa soal uraian sebanyak 5 soal. Kemampuan komunikasi lisan dinilai dengan menggunakan lembar observasi pada saat kegiatan diskusi. Penguasaan konsep yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kemampuan kognitif siswa dalam memahami konsep pada materi pencemaran lingkungan yang diukur melalui pretest dan posttest. Ranah kognitif berdasarkan revisi taksonomi Bloom meliputi dimensi proses kognitif dari jenjang C1, C2, C3, dan C4. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam penelitian ini merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Setiap anggota kelompok saling bekerja sama dalam menyelesaikan tugas dan membantu untuk memahami materi pembelajaran dan mengkaitkan materi dengan permasalahan di kehidupan sehari-hari. Metode Penelitian 1

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu atau quasy experiment karena banyak faktor dari subjek penelitian yang tidak dapat dikontrol atau dikendalikan dan bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan sebab akibat antara variabel-variabel dalam penelitian (Arikunto, 2008: 77). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) sedangkan yang jadi variabel terikatnya adalah penguasaan konsep dan kemampuan komunikasi siswa. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non-equivalent Pretest and Posttest Control Group, dimana terdapat satu kelas eksperimen yaitu kelas yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan satu kelas kontrol yaitu kelas yang menggunakan pendekatan konvensional. Desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Tabel 3.1. Desain Penelitian Non-equivalent Pretest and Posttest Control Group Kelas Pretest Pelakuan Posttest Eksperimen T1 X T2 Kontrol T1 O T2 Keterangan : T1 : Tes awal (pretest) T2 : Tes akhir (posttest) X : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) O : Pendekatan konvensional Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 15 Bandung semester genap tahun ajaran 2010/2011. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak dua kelas yaitu kelas X-7 sebagai kelas eksperimen dan kelas 2

X-9 sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara purposif yaitu teknik yang digunakan karena mempunyai tujuan tertentu (Arikunto, 2006: 140). Kelas X-7 dan kelas X-9 terpilih menjadi sampel penelitian karena memiliki kemampuan kognitif yang hampir sama dan kemampuan komunikasi yang rendah. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 15 Bandung yang terletak di Jl. Sarimanis I Sarijadi Bandung. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Soal penguasaan konsep siswa berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 soal yang digunakan untuk melihat penguasaan konsep siswa mengenai materi pencemaran lingkungan sebelum dan sesudah pembelajaran. Soal pemahaman konsep siswa dapat dilihat pada Lampiran B1. Soal kemampuan komunikasi berupa soal uraian sebanyak 5 soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi tulisan. Soal kemampuan komunikasi tulisan meliputi kemampuan siswa dalam menginterpretasi gambar, mengubah uraian ke dalam bagan, mengubah data dalam tabel ke dalam bentuk uraian, mengubah data dalam grafik ke dalam bentuk uraian, dan membuat grafik. Soal kemampuan komunikasi dapat dilihat pada Lampiran B2. Lembar observasi, digunakan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan komunikasi lisan siswa yang diisi oleh observer sesuai dengan aktivitas siswa yang teramati pada saat berdiskusi. Format lembar observasi dapat dilihat di Lampiran B3. Angket, digunakan untuk mengetahui pendapat dan respon siswa setelah 3

dilakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL. Format angket dapat dilihat di Lampiran B4. Format wawancara, digunakan untuk mengetahui pendapat guru tentang pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Format wawancara dengan guru dapat dilihat di Lampiran B5. Analisis Instrumen Penelitian Sebelum instrumen penelitian digunakan, terlebih dahulu instrumen soal tersebut dikonsultasikan (judgement) kepada dosen. Uji coba instrumen penelitian dilaksanakan di SMA Percontohan UPI Bandung dengan pertimbangan bahwa SMA Percontohan UPI Bandung termasuk ke dalam klaster yang setara dengan SMA yang dijadikan populasi dalam penelitian ini. Hasil uji coba diolah dengan cara menetapkan validitas, realibilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukarannya. Hasil analisis uji coba soal secara lengkap dapat dilihat di Lampiran C1. Validitas butir soal Validitas suatu soal dapat dicari dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar sebagai berikut ini: r xy = Keterangan : r xy = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y N = banyaknya data XY X 2 Y 2 = jumlah perkalian X dengan Y = kuadrat dari X = kuadrat dari Y 4

(Arikunto, 2008: 72) Kriteria acuan untuk validitas dapat dilihat pada Tabel 3.2 dibawah ini: Tabel 3.2 Kriteria Koefisien Validitas Koefisien Validitas (r xy ) Kriteria Validitas 0,00 r xy < 0,20 Sangat Rendah 0,20 r xy < 0,40 Rendah 0,40 r xy < 0,70 Cukup 0,70 r xy < 0,90 Tinggi 0,90 r xy 0,100 Sangat Tinggi (Arikunto, 2008: 75) Berdasarkan hasil analisis validitas butir soal pilihan ganda, diperoleh data bahwa soal yang telah diuji coba memiliki nilai validitas yang sangat tinggi sebanyak 1 soal, validitas tinggi sebanyak 4 soal, validitas cukup sebanyak 7 soal, validitas rendah sebanyak 5 soal dan validitas sangat rendah sebanyak 8 soal. Sedangkan untuk soal uraian, dari 5 soal yang diuji coba terdapat 2 soal dengan validitas tinggi, 2 soal dengan validitas cukup, dan 1 soal dengan validitas rendah. Reliabilitas Reliabilitas menunjukan konsistensi atau keajegan suatu tes. Tes yang reliabel akan memberikan skor yang ajeg atau tidak berubah bila digunakan pada situasi yang berbeda. Reliabilitas tes pilihan ganda menggunakan rumus K-R. 20 sebagai berikut: Keterangan : r 11 = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y N = banyaknya data XY = jumlah perkalian X dengan Y X2 = kuadrat dari X Y2 = kuadrat dari Y (Arikunto, 2008: 100) 5

Untuk menghitung reliabilitas soal uraian menggunakan rumus Alpha: Keterangan : r 11 = reliabilitas tes i 2 = jumlah varians skor tiap-tiap item 2 i = varians total (Arikunto, 2008:109) Kriteria acuan untuk reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini. Tabel 3.3 Kriteria Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Kriteria Reliabilitas r 11 0,20 Sangat rendah 0,20 r 11 < 0,40 Rendah 0,40 r 11 < 0,70 Cukup 0,70 r 11 < 0,90 Tinggi 0,90 r 11 0,100 Sangat tinggi (Suherman, 2003: 139) Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas, soal pilihan ganda memiliki nilai 0,84 yang termasuk kategori tinggi. Sedangkan untuk soal uraian memiliki nilai reliabilitas 0,67 yang termasuk kategori cukup. Daya pembeda Daya pembeda merupakan petunjuk sejauh mana tiap soal mampu membedakan tingkat penguasaan siswa. Soal yang mempunyai daya pembeda yang baik akan dapat membedakan antara siswa yang menguasai materi pelajaran dengan siswa yang tidak menguasai materi pelajaran. Daya pembeda soal pilihan ganda dihitung dengan menggunakan rumus : 6

Keterangan: DP : Daya Pembeda B A : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar B B : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar J A : Banyaknya peserta tes kelompok atas J B : Banyaknya peserta tes kelompok bawah (Arikunto, 2008: 213) Menurut Usman dan Setiawati (Khatimah, 2003: 98) untuk menghitung daya pembeda soal uraian adalah sebagai berikut ini: Keterangan : SA SB T = jumlah skor kelas atas DP = = jumlah skor kelas bawah = jumlah peserta kelas atas dan kelas bawah Smax = skor tertinggi soal Smin = skor terendah soal Adapun kriteria acuan untuk daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Kriteria Koefisien Daya Pembeda Koefisien Daya Pembeda Kriteria 0.00 0,20 Jelek 0,21 0,40 Cukup 0,41 0,70 Baik 0,71 1,00 Baik Sekali (Arikunto, 2008: 218) Berdasarkan perhitungan daya pembeda untuk, dari 25 soal pilihan ganda yang diuji coba terdapat 2 soal memiliki daya pembeda baik sekali, 8 soal memiliki daya pembeda baik, 13 soal memiliki daya pembeda cukup, dan 2 soal memiliki daya pembeda jelek. Sedangkan untuk soal uraian, dari 5 soal yang diuji coba terdapat 2 soal memiliki daya pembeda baik, 2 soal memiliki daya pembeda cukup, dan 1 soal memiliki daya pembeda jelek. 7

Tingkat kesukaran Tingkat kesukaran soal menunjukan derajat kesulitan suatu item untuk diselesaikan oleh siswa. Untuk menghitung tingkat kesukaran digunakan rumus : Keterangan : P B JS = Indeks kesukaran = Banyaknya siswa yang menjawab benar = Jumlah seluruh siswa peserta tes (Arikunto, 2008 : 208) Kriteria acuan untuk tingkat kesukaran pilihan ganda dapat dilihat pada Tabel 3.5 dibawah ini: Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda Indeks Kesukaran Kriteria 0,00-0,30 Sukar 0,31 0,70 Sedang 0,71 1,00 Mudah (Arikunto, 2008: 210) Untuk menghitung tingkat kesukaran bentuk uraian digunakan rumus : Keterangan: TK = tingkat kesukaran % (Karno To, 1996: 16) ST = jumlah skor yang diperoleh seluruh siswa pada satu butir soal yang diolah IT = jumlah skor maksimum yang diperoleh seluruh siswa pada satu butir soal Adapun kriteria acuan untuk tingkat kesukaran soal uraian dapat dilihat pada Tabel 3.6 dibawah ini: Tabel 3.6 Kriteria Koefisien Tingkat Kesukaran Soal Uraian Indeks Kesukaran Kriteria 0% - 15% Sangat Sukar 8

16% - 30% Sukar 31% - 70% Sedang 71% - 85% Mudah 86% - 100% Sangat Mudah Karno To (1996: 16). Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran, dari 25 soal pilihan ganda yang diuji coba terdapat 15 soal memiliki tingkat kesukaran sedang dan 10 soal memiliki tingkat kesukaran mudah. Sedangkan untuk soal uraian dari 5 soal yang diuji coba, semua soal memiliki tingkat kesukaran sedang. Tabel 3.7 Rekapitulasi Analisis Uji Coba Instrumen Soal Pilihan Ganda No. Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Kesimpulan Soal Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi 1 0,30 Rendah 0,30 Jelek 81,58 Mudah Diterima 2 0,63 Sedang 0,26 Cukup 86,84 Mudah Diterima 3 0,47 Sedang 0,24 Cukup 81,58 Mudah Diterima 4. 0,27 Rendah 0,30 Cukup 76,32 Mudah Diterima 5 0,50 Sedang 0,30 Cukup 73,68 Mudah Diterima 6 0,32 Rendah 0,25 Cukup 60,53 Sedang Diterima 7 0,08 Sangat 0,28 Cukup 60,53 Sedang Ditolak Rendah 8 0,44 Rendah 0,27 Cukup 68,42 Sedang Diterima 9 0,99 Sangat 0,41 Baik 60,53 Sedang Diterima Tinggi 10 0,13 Sangat 0,30 Cukup 52,63 Sedang Diterima Rendah 11 0,36 Rendah 0,30 Cukup 42,11 Sedang Diterima 12 0,41 Sedang 0,30 Cukup 44,74 Sedang Diterima No. Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Kesimpulan Soal Nilai Interpretas Nila Interpretasi Nilai Interpretasi i i 13 0,06 Sangat 0,10 Jelek 73,68 Mudah Ditolak Rendah 14 0,65 Sedang 0,24 Cukup 47,37 Sedang Diterima 15 0,58 Sedang 0,30 Cukup 47,37 Sedang Diterima 16 0,49 Sedang 0,60 Baik 65,79 Sedang Diterima 17 0,70 Tinggi 0,72 Baik Sekali 57,89 Sedang Diterima 18 0,08 Sangat Rendah 0,60 Baik 68,42 Sedang Diterima 19 0,04 Sangat 0,45 Baik 68,42 Sedang Ditolak Rendah 20 0,41 Sedang 0,43 Baik 71,05 Mudah Diterima 9

21 0,77 Tinggi 0,70 Baik Sekali 65,79 Sedang Diterima 22 0,84 Tinggi 0,60 Baik 78,95 Mudah Diterima 23 0,82 Tinggi 0,50 Baik 73,68 Mudah Diterima 24 0,03 Sangat 0,60 Baik 71,05 Mudah Ditolak Rendah 25 0,10 Sangat Rendah 0,20 Jelek 36,84 Sedang Ditolak Berdasarkan data pada Tabel 3.7, dari 25 soal yang diuji coba akan digunakan 20 soal sebagai soal untuk menilai hasil belajar. Tabel 3.8 Rekapitulasi Analisis Uji Coba Instrumen Soal Uraian No. Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Kesimpulan Soal Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi 1 0,51 Cukup 0,32 Cukup 0,62 Sedang Diterima 2 0,32 Rendah 0,12 Jelek 0,40 Sedang Diterima 3 0,66 Cukup 0,30 Cukup 0,59 Sedang Diterima 4 0,72 Tinggi 0,45 Baik 0,56 Sedang Diterima 5 0,82 Tinggi 0,50 Baik 0,42 Sedang Diterima Berdasarkan data pada Tabel 3.8, maka jumlah soal yang akan digunakan sebagai soal kemampuan komunikasi adalah 5 soal. H. Pengolahan Data Hasil Penelitian Data yang diperoleh merupakan data dalam bentuk hasil pretest dan posttest penguasaan konsep dan kemampuan komunikasi siswa, lembar observasi, angket, dan hasil wawancara. Pengolahan data pretest dan posttest Pengolahan nilai dalam bentuk tes menggunakan rumus: Keterangan: NP = nilai yang dicari dalam skala seratus R = skor mentah yang diperoleh siswa SM = skor maksimum ideal dari seluruh soal (Purwanto, 2008: 102) 10

Jika sudah diperoleh rata-rata pretest dan posttest kemudian menentukan tingkat pemahaman siswa. Menurut Arikunto, tingkat pemahaman siswa dapat dikategorikan seperti pada Tabel 3.9. Tabel 3.9 Skala Kategori Kemampuan Rata-Rata Nilai Kategori Kemampuan 81% - 100% Sangat Baik 61% - 80% Baik 41% - 60% Cukup 21% - 40% Kurang < 20% Sangat Kurang (Arikunto, 2006: 75) Jika hasil pretest menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol, maka untuk melihat peningkatannya dapat dilakukan dengan cara melihat indeks gain. Indeks gain ini dihitung dengan rumus indeks gain dari Hake. (Barka dalam Khususwanto, 2008:49) Adapun untuk kriteria koefisien indeks gain mengacu pada kriteria Hake, selanjutnya pengelompokkan indeks gain berdasarkan kriteria yang ada pada Tabel 3.10. Uji Prasyarat Tabel 3.10 Kriteria Koefisien Indeks Gain Indeks gain Kriteria < 0,30 Rendah 0,30 0,70 Sedang > 0,70 Tinggi (Barka dalam Khususwanto, 2008: 49) Uji prasyarat bertujuan untuk menentukan uji hipotesis yang akan digunakan. Uji prasyarat terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. 11

1) Uji Normalitas, dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Bentuk hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut: H 0 : Data berdistribusi normal H 1 : Data tidak berdistribusi normal Dalam pengujian hipotesis uji normalitas, kriteria untuk menolak atau menerima H 0 berdasarkan significance adalah sebagai berikut: Jika significance < α, maka H 0 ditolak Jika significance α, maka H 0 diterima 2) Uji Homogenitas, dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh memiliki varians yang homogen atau tidak. Jika nilai F hitung melebihi taraf nyata 0,05 maka varians data tersebut homogen. Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis data yang berdistribusi normal dan homogen, menggunakan rumus uji z: Keterangan: = rata-rata sampel 1 (kelas eksperimen) = rata-rata sampel 2 (kelas kontrol) n 1 = jumlah sampel kelas 1 (kelas eksperimen) n 2 = jumlah sampel kelas 2 (kelas kontrol) s 1 = simpangan baku kelas 1 (kelas eksperimen) s 2 = simpangan baku kelas 2 (kelas kontrol) (Sudjana dan Ibrahim, 2004: 102) Bentuk hipotesis untuk uji hipotesis data yang berdistribusi normal dan homogen adalah sebagai berikut: 12

H 0 : tidak terdapat pengaruh pembelajaran dengan pendekatan CTL terhadap penguasaan konsep dan kemampuan komunikasi siswa. H 1 : terdapat pengaruh pembelajaran dengan pendekatan CTL terhadap penguasaan konsep dan kemampuan komunikasi siswa. Uji z dilakukan pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan kriteria H 0 diterima dan H 1 ditolak jika nilai z tabel(0,05) < z hitung < z tabel(0,05) atau nilai z hitung berada di daerah penerimaan H 0. Kriteria kedua adalah H 0 ditolak dan H 1 diterima jika z hitung > z tabel(0,05) atau nilai z hitung berada di luar daerah penerimaan H 0. Jika diperoleh data yang tidak berdistribusi tidak normal, maka dilakukan uji non parametrik. Bentuk hipotesis untuk uji non parametrik adalah: H 0 : tidak terdapat pengaruh pembelajaran dengan pendekatan CTL terhadap penguasaan konsep dan kemampuan komunikasi siswa. H 1 : terdapat pengaruh pembelajaran dengan pendekatan CTL terhadap penguasaan konsep dan kemampuan komunikasi siswa. Kriteria pengujiannya yaitu jika nilai Signifikansi (2-tailed) > 0,05 maka H 0 diterima atau jika nilai Signifikansi (2-tailed) < 0,05 maka H 0 ditolak. Penilaian kemampuan komunikasi tulisan siswa Data kemampuan komunikasi tulisan siswa berupa kemampuan menginterpretasi gambar, membuat bagan, membaca tabel, membaca grafik, dan membuat grafik diolah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: (Purwanto, 2008: 103) Selanjutnya pengelompokkan tingkat penguasaan, berdasarkan kriteria yang ada pada Tabel 3.11. Tabel 3.11 Kriteria Tingkat Penguasaan Kemampuan Komunikasi Tingkat Penguasaan Kategori 86-100% Sangat Baik 13

Pengolahan lembar observasi 76-85% Baik 60-75% Cukup 55-59% Kurang 54 Kurang Sekali (Purwanto, 2008: 103) Lembar observasi berisi indikator kemampuan berkomunikasi lisan siswa. Data yang diperoleh dari lembar observasi kemudian dihitung nilai frekuensi kemunculan untuk setiap aspek komunikasi. Pengolahan data menggunakan rumus: Keterangan: X : Persentase munculnya aspek kemampuan berkomunikasi secara lisan siswa r : Jumlah indikator yang muncul selama pembelajaran R : Jumlah total indikator komunikasi yang diharapkan muncul (Subekti dalam Priandini, 2007) Adapun kriteria acuan untuk penafsiran angka presentase aspek kemampuan komunikasi dapat dilihat pada Tabel 3.12. Tabel 3.12 Kategori Kemunculan Aspek Komunikasi Persentase Kategori 100% Selalu 81% - 99% Sangat Sering 51% - 80% Sering 50% Cukup 31% - 49% Jarang 1% - 30 % Sangat jarang 0% Tidak Pernah 14

(Soemantri dalam Priandini, 2007) Pengolahan angket Data angket yang telah diisi oleh siswa dianalisis untuk mendapatkan data mengenai pendapat atau respon siswa. Skala pengukuran yang digunakan untuk angket pada penelitian ini adalah skala Guttman. Analisis data angket dilakukan dengan cara mempersentasekan jawaban siswa (jawaban Ya dan jawaban Tidak) pada setiap pernyataan yang terdapat pada angket. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase angket adalah: Keterangan: P = Persentase setiap jawaban f = Frekuensi atau jumlah siswa pada item tersebut N = Jumlah keseluruhan siswa (Sudjana, 2010: 131) Analisis data hasil wawancara dengan guru Hasil wawancara terhadap guru di analisis secara kualitatif dan dideskripsikan. Data hasil wawancara dengan guru digunakan sebagai data pelengkap. Analisis korelasi Analisis korelasi dilakukan dengan mencari nilai r atau koefisien korelasi. Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui persamaan matematis yang menghubungkan dua kejadian atau variabel dan bagaimana keeratan hubungan dua 15

kejadian atau variabel tersebut (Boediono dan Koster, 2004: 170). Untuk menganalisis korelasi digunakan software SPSS versi 16.0 for windows. Koefisien korelasi yang diperoleh kemudian diinterpretasi berdasarkan Tabel 3.13. Tabel 3.13 Interpretasi Nilai Korelasi Nilai Korelasi Kategori 0,90 1 Sangat kuat 0,70 0,90 Kuat 0,50 0,70 Cukup 0,30 0,50 Lemah 0,000 0,30 Sangat Lemah (Boediono dan Koster, 2004: 184-185). 7. Analisis regresi Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui hubungan fungsional dua kejadian (Boediono dan Koster, 2004: 170). Adapun untuk melakukan analisis regresi menggunakan program komputer software SPSS versi 16.0 for windows. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian terbagi menjadi tiga tahap yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penarikan kesimpulan. Tahap persiapan Tahap persiapan penelitian terdiri atas tahapan-tahapan berikut ini: Perumusan masalah yang akan diteliti. Studi literatur untuk mengumpulkan informasi tentang pendekatan CTL, penguasaan konsep, dan kemampuan komunikasi. Penyusunan proposal. Pelaksanan seminar proposal. 16

Perbaikan proposal setelah mendapat berbagai masukan dari dosen. Penyusunan instrumen penelitian sebagai alat untuk menjaring data. Perbaikan instrumen setelah mendapatkan berbagai masukan dari dosen. Uji coba instrumen penelitian. Perbaikan instrumen penelitian berdasarkan hasil analisis uji coba instrumen. Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan penelitian terdiri atas tahapan-tahapan berikut ini: Penentuan kelas yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penjaringan data pretest pada awal penelitian yang meliputi penguasaan konsep siswa pada materi pencemaran lingkungan serta kemampuan berkomunikasinya. Pelaksanaan proses pembelajaran, kelas eksperimen menggunakan pendekatan CTL sedangkan kelas kontrol menggunakan pendekatan konvensional. Pengambilan data kemampuan komunikasi lisan oleh observer selama pembelajaran berlangsung. Penjaringan data posttest pada akhir penelitian yang meliputi penguasaan konsep siswa pada materi pencemaran lingkungan serta kemampuan berkomunikasinya. Tahap penarikan kesimpulan Tahap penarikan kesimpulan terdiri atas tahapan-tahapan berikut ini: Pelaksanaan analisis terhadap data hasil penelitian. Pelaksanaan pembahasan dan penarikan kesimpulan dari hasil analisis data. Penyusunan laporan hasil penelitian. 17

J. Alur Penelitian 18

Gambar 3.1 Alur Penelitian 19