BAB II KAJIAN PUSTAKA. diketahui serta memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang. Belajar adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. belum diketahui serta memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkat. Dalam penelitian tindakan kelas ini memerlukan sebuah pendekatan pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pembelajaran Menceritakan Gambar Berseri 1. Pengertian Pembelajaran 2. Pengertian Gambar Berseri

A. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia dikelas III SDN 1 Tolinggula Ulu Kabupaten Gorontalo Utara. Sebelum

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman atau keberhasilan belajar siswa adalah sebagai berikut : 1. Faktor internal (dari dalam diri siswa)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 3 Batudaa Kabupaten

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 2.1 Hakikat Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sumber Daya Alam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran yaitu terlaksana tidaknya suatu perencanaan

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI NILAI NILAI PANCASILA MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE DI KELAS II SDN I TLAGA KABUPATEN GORONTALO

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tinggi (high technology) perkembangan dan transformasi ilmu berjalan begitu

BAB I PENDAHULUAN. kerja ilmuwan sosial, aspek metode maupun aspek nilai yang dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran berakar pada pihak pendidik. Anshari (1979:15) mengemukakan bahwa :

BAB II LANDASAN TEORI. Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu Prestasi dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PADA KONSEP DAUR HIDUP

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

II. KAJIAN PUSTAKA. dari diri siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh : Rina Purwati SDN Giriharjo 1 Ngrambe Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku siswa pada saat proses

Wakijo Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

PENGARUH PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SWASTA BANDUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB. II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda tergantung pada usia

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGGUNAAN MODEL PERMAINAN SUSUN GAMBAR DALAM MENULIS KALIMAT SISWA SD KELAS 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB II KERANGKA TEORITIS. Perubahan tersebut mencakup aspek tingkah laku, keterampilan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran (Munib, 2010: Hal.139). Pendidikan Nasional Bab I pasal 3 menyatakan bahwa:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik.

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. kegiatan fisik maupun mental yang mengandung kecakapan hidup hasil interaksi

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Definisi hasil belajar menurut Dimyati (2002: 3):

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Teori Belajar Belajar adalah suatu kegiatan memahami dan menemukan sesuatu yang belum diketahui serta memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang. Belajar adalah proses perubahan peri1aku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan (Sanjaya, 2006:112). Pada teori belajar yaitu aliran behavioristik-elementeristik dan aliran kgnitif holistik. Menurut aliran behavioristik, be1ajar adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap panca indra dengan kecenderungan untuk bertindak atau berhubungan antara Stimulus dan Respon (S -R). Tokoh-tokoh dalam kelompok teori belajar behavioristik diantaranya Thorndike, Pavlop, Skiner, Hull dan Guthrie (Sanjaya, 2006:114). Teori-teori yang termasuk kedalam kelompok kognitif holistik, diantaranya teori Gestalt (Ko fka, Kohler dan Wertheinmer), teori Organismik (Wheeler), teo ri Humanistik (Maslow dan Rogers) dan teori Konstruktivistik, Jean Piaget dalam Sanjaya (2006:115). Menurut teori Gestalt dala m Sanjaya (2006:120) belajar adalah proses mengembangkan insight.

7 Menurut Nasution dalam Sanjaya (2006:121) prinsip penerapan teori Gesta lt antara lain : (a) Belajar berdasarkan keseluruhan : Teori Gestalt menganggap bahwa keseluruhan itu lebih memiliki makna dibandingkan dari yang membentuk bagian-bagian. Bagian-bagian hanya berarti apabila ada dalam keseluruhan. Sebuah kata akan bermakna manakala ada dalam sebuali kalimat. Demikian juga kalimat akan memiliki makna apabila ada dalam suatu rangkaian karangan; (b) Anak yang belajar merupakan keseluruhan, dan; (e) Belajar berdasarkan pengalaman. Berdasarkan beberapa teori pembelajaran, maka penulis menyimpulkan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan memahami dan menemukan sesuatu yang belum diketahui serta memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang. Belajar adalah proses perubahan perilaku dengan akibat pengalaman dan latihan. 1.2 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar merupakan proses interaksi kegiatan jasmani dan rohani, dibantu oleh faktor-faktor lain untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Sardiman (2003:100) menggolongkan jenis-jenis aktivitas belajar siswa antara lain: (a) Visual Activities yaitu suatu kegiatan belajar yang melibatkan penglihatan sebagai aktivitasnya; (b) Oral Activities yaitu suatu kegiatan belajar yang melibatkan suara atau ucapan sebagai aktivitasnya; (c) Listening Activities yaitu suatu kegiatan belajar yang melibatkan pendengaran sebagai aktivitasnya; (d) Writing Activities yaitu suatu kegiatan menulis sebagai aktivitasnya; (e) Drawing Acvities yaitu suatu kegiatan menggambar seagai aktivitasnya; (f) Motor Activities yaitu suatu kegiatan belajar yang melibatkan keterampilan sebagai aktivitasnya; (g) Mental Activities yaitu suatu kegiatan belajar yang melibatkan sikap sebagai aktivitasnya; (h) Emotional Activities yaitu suatu kegiatan belajar yang melibatkan emosi sebagai aktivitasnya.

Menurut Arikunto (2006 :l7) kriteria aktivitas belajar dapat digolongkan seperti tabel di bawah ini: 8 Tabel 2.1 Kriteria Aktivitas Belajar Siswa No KRiTERIA (%) T[NGKATAN 1 >75 Baik 2 56 75 Cukup Baik 3 40 55 Kurang Baik 4 <40 Tidak Baik Adapun yang menjadi indikator aktivitas belaja siswa menurut Wardhani, (2005: 2) adalah : (a) Aktif yaitu aktif bertanya, mengemukakan pendapat; (b) Kreatif yaitu merancang/membuat melalui karya; (c) E fektif yaitu memanfaatkan kesempatan belajar yang ada; (d) Berani yaitu berani mencoba, berbuat dan bereksperimen. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa menurut Sardiman (2003 :102) dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor : internal dan faktor eksernal. Kedua fakor tersebut saling mempengaruhi dalam proses individu sehingga menemukan kualitas hasil belajar. 1. Faktor Internal, meliputi : a. Faktor fisiologis yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu; b. Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi aktivitas belajar adalah kecerdasan/intelegensia siswa merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam aktivitas belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siswa dan motivasi Siswa.

9 Motivas adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat. Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, Minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar, Sikap individu dapat mempengaruhi keberhasilan aktivitas belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang mendimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relative tetap terhadap obyek, Bakat adalah kemampuan seseorang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam aktvitas belajar seseorang. 2. Faktor-akor Eksternal mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu : a. Lingkungan Sosial yang meliputi : lingkungan sosial sekolah, lingkungan sosial masyarakat, lingkungan sosial keluarga. b. Lingkungan non sosial meliputi : lingkungan alamiah, faktor instrumental, faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Dengan demikian yang dimaksud dengan aktivitas siswa dalam penelitian ini adalah proses interaksi yang melibatkan aktivitas melihat, mengucapkan, mendengarkan, menulis, menggambar, keterampilan, sikap dan emosi siswa untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan.

10 1.3 Pendekatan Tematik Pendekatan tematik yang dipakai ada dua, yaitu pendekatan induktif dan pendekatan deduktif. Pendekatan induktif adalah suatu penalaran dari khusus ke umum. Sedangkan pendekatan deduktif adalah suatu penalaran dari umum ke khusus. Kedua pendekatan ini adalah pendekatan yang ditinjau dari interaksi antara siswa dengan bahan ajar. Depdiknas (2008:53) menjabarkan bahwa model pembelajaran picture and picture adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Model pembelajaran picture and picture merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan dalam pembelajaran dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum dan aspek belajar mengajar kelas 1, kelas 2, dan kelas 3. karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan holistik. Perkembangan fisiknya tidak pernah bisa dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial dan emosional (Hafidh, 2011:3). 1.4 Model Pembelajaran Picture and Picture Model pembelajaran picture and picture merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya memperlajari materi saja, namun siswa juga harus mempelajari keterampilan-

11 keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar anggota kelompok. Sedangkan peranan tugas dilakukan dengan membagi tugas antar kelompok selama kegiatan. Lingkungan belajar untuk pembelajaran kooperatif dicirikan oleh proses demokrasi dan peran aktif siswa dalam menentukan apa yang harus dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Guru merupakan suatu struktur tingkat tinggi dalam pembentukan kelompok dan mendefinisikan semua prosedur, namum siswa diberi kebebasan dalam mengendalikan dari waktu ke waktu di dalam kelompoknya. Jika pelajaran pembelajaran kooperatif ingin menjadi sukses, materi pelajaran yang lengkap harus tersedia di ruangan guru atau di perpustakaan atau di pusat media. Keberhasilan juga menghendaki syarat dan menjauhkan kesalahan tradisional, yaitu secara ketat mengelola tingkah laku siswa dalam kerja kelompok. Model pembelajaran picture and picture ini dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran dan tentunya dengan kemasan dan kreatifitas guru. Sejak dipopulerkan sekitar Tahun 2002, model pembelajaran ini mulai menyebar dikalangan guru di Indonesia. Dengan menggunakan model pembelajaran tertentu maka pembelajaran menjadi menyenangkan. Selama ini hanya guru sebagai actor di depan kelas, dan seolah-olah guru-lah sebagai satu-satunya sumber belajar. Pembelajaran modern memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam

12 setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan Kreatif, setiap pembelajaran harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metode, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran. Setiap model pembelajaran harus dipersiapkan dengan baik agar proses pembelajaran dapat berlangsung efektif, tanpa persiapan yang matang pembelajaran apapun akan membuat siswa menjadi jenuh. Model belajar dan pembelajaran juga harus berganti-ganti dalam beberapa pentemuan agar belajar mengajar tidak monoton dalam kelas. Model Pembelajaran picture and picture, mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-ganibar ini menjadi factor utama dalam proses pembelajaran ini. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar. Atau jika di sekolah sudah menggunakan ICT (information comunication technology) dapat menggunakan Power Point atau software yang lain (Wahidah, 2011:3). 1.3.1 Langkah-langkah dalam Penggunaan Model Pembelajaran Picture and Picture Langkah-langkah dalam Penggunaan Model Pembelajaran Picture and Picture adalah sebagai berikut:

13 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apa yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik. 2. Menyajikan materi sebagai pengantar Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari. 3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dalam pembelajaran bahasa Inggris atau bahasa Indonesia siswa dapat menceritakan kronologi, jalan cerita atau maksud dari gambar yang ditunjukan. Dalam pelajaran matematika dapat digambarkan tentang kubus, segitiga atau lainnya dari sini dapat digambarkan mengenai diagonal, diagonal ruang, tinggi atau luas bidang. Dalam pelajaran geografi

14 dapat ditunjukan bagaimana dengan proses terjadinya batuan. Ingatlah bahwa Jika Dapat Divisualkan kenapa harus pakai kata-kata. Dengan picture atau gambar kita akan menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dalam perkembangakan selanjutnya sebagai guru Anda dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau demontrasi tentang kegiatan tertentu seperti membuat kopi, menggoreng tempe dan sebagainya. 4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutkan, dibuat, atau dimodifikasi. Jika menyusunkan bagaimana susunannya. Jika melengkapi gambar mana gambar atau bentuknya, panjangnya, tingginya atau sudutnya. Perlu diingat uratan dalam pembuatan harus benar, sebagai contoh dalam matematika untuk menggambar diagonal ruang ada langkah yang harus dilakukan dengan benar sampai ditemukan diagonal ruangnya. Untuk menceritakan gambar dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia ada urutanurutan yang harus dilakukan.

15 5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut. Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD dengan indikator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak-banyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk membantu sehingga proses diskusi dalam PBM semakin menarik. 6. Dan alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indikator yang telah ditetapkan. 7. Kesimpulan/rangkuman (Wahidah, 2011:4). 1.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Picture and Picture Keunggulan model pembelajaran picture and picture, adalah: 1. Memudahkan siswa untuk memahami yang dimaksudkan oleh guru ketika menyampaikan materi pelajaran. 2. Siswa cepat tanggap atas materi yang disampiakan karena diiringi dengan gambar-gambar. 3. Siswa dapat membaca satu persatu sesuai dengan petunjuk yang ada pada gambar-gambar yang diberikan.

16 4. Siswa lebih konsentrasi serta mengasyikkan bagi mereka atas tugas yang diberikan guru karena berkaitan dengan permainan mereka sehari-hari yakni main gambar-gambar. 5. Adanya saling berkompetensi antar kelompok dalam menyusun gambar yang telah dipersiapkan oleh guru sehingga seuasana kelas terasa hidup. 6. Siswa lebih kuat mengingat konsep-konsep atau bacaan yang ada pada gambar. 7. Menarik bagi siswa dikarenakan melalui audio visual dalam bentuk gambargambar. Selain itu model pembelajaran ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya. Adapun kelebihan dari model pembelajaran picture and picture, adalah: 1. Guru dengan metode inovatif ini akan dapat dengan mudah mengetahui kemampuan masing-masing siswa. 2. Melatih berpikir logis dan sistematis siswa. 3. Dengan model ini dapat mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran. 4. Guru hanya sebagai pendamping dalam proses belajar. 5. Proses belajar akan dapat diikuti secara seragam oleh siswa Sedangkan kekurangan dari model pembelajaran picture and picture, adalah: 1. Memakan banyak waktu. 2. Banyak siswa yang pasif kalau tidak dipanggil namanya oleh pengajar. 3. Harus mempersiapkan banyak alat dan bahan yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan dengan model tersebut. 4. Membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

17 5. Guru dituntut untuk lebih terampil dalam menyajikan gambar sehingga mendorong motivasi siswa untuk belajar aktif. 6. Kesuksesan model pembelajaran ini diukur dari kelengkapan materi pelajaran dan di pusat media yang digunakan dalam pembelajaran (Wahidah, 2011:7). 1.5 Kerangka Pikir Penerapan model pembelajaran picture and picture dalam pelajaran IPA membuat siswa merasa bosan dan enggan dalam belajar IPA sehingga aktivitas pembelajaran cenderung rendah. Penggunaan model pembelajaran picture and picture dapat menjadi a1ternatif dalam peningkatan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan tema kesehatan di kelas II. Tahap perkembangan anak usia SD yang masih dalam tahap operasional konkret, menuntut guru untuk aktif dalam mengkombinasikan model pembelajaran di kelas. Model pembelajaran picture and picture dapat menjadi salah satu alternatif dalam pembelajaran IPA. Aktivitas siswa pada Pembelajaran lpa Rendah Model Pembelajaran Picture and Picture Aktivitas siswa pada Pembelajaran IPA Meningkat Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian 1.6 Hipotesis Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis peneiltian ini adalah jika aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan tema

18 kesehatan menggunakan model pembelajaran picture and picture di kelas II SDN 4 Tamansari Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran dengan tahap yang benar, untuk meningkatkan langkah-langkah aktivitas belajar siswa.