Pengaruh Model Pembelajaran SAVI pada Mata Pelajaran Instalasi Motor Listrik

dokumen-dokumen yang mirip
Pengembangan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Web Menggunakan Ucoz

Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe Guided Teaching

Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Menggunakan Software Macromedia Flash 8

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Demonstration berbantuan Software PSIM 9.03

Alfi Yusuf S1 Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY DENGAN BANTUAN SOFTWARE PhET UNTUK MENINGKATAKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TIPTL SMKN 7 SURABAYA

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Modeling The Way pada Mata Pelajaran Instalasi Motor Listrik

THE EFFECTIVENESS OF PROBLEM-BASED LEARNING MODEL WITH MACROMEDIA FLASH ON ELECTRIC LIGHTING INSTALLATION COMPETENCE AT SMK NEGERI 2 WONOSARI

Pengaruh Metode Quantum Learning dengan Metode Ceramah

Pengambangan dan Implementasi Perangkat Belajar PQ4R Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING

Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Proyek

Pengaruh strategi pembelajaran the power of two dengan question student have

PENERAPAN MODEL SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI

Pengaruh Strategi Pembelajaran Mind Mapping Berbantu NovaMind 6.0.5

Kata kunci : Model pembelajaran Active Learning dengan Strategi Active Knowledge Sharing (AKS), Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Siswa..

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID PADA MATA PELAJARAN INSTALASI TENAGA LISTRIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DI SMK NEGERI 2 SURABAYA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DI SMK N 1 PUNDONG

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif TAI dengan Strategi Elaborasi

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 03, September 2016, ISSN:

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FESTO FLUIDSIM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PNEUMATIK SISWA KELAS XII DI SMK MUDA PATRIA KALASAN

Automotive Science and Education Journal

Penerapan Problem Based Instruction (PBI) Dengan Media Software PhET

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MACROMEDIA FLASH

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA : E-Journal Universitas Negeri Yogyakarta

ABSTRAK

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

Dita Ningtias, Ridwan Joharmawan, Yahmin Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa :

Pembelajaran Aktif Team Quiz

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

Jurnal IT-Edu Volume 01 Nomor 01 Tahun 2016,

Fashion and Fashion Education Journal

Pengaruh Model Problem Based Learning

ALSA MIFTAHUL HUDA. Program Studi Pendidikan Matematika. Unversitas PGRI Yogyakarta ABSTRACT

Perbedaan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Metode PQ dan LSQ

PENERAPAN LEMBAR KEGIATAN SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PEMANGKASAN RAMBUT DASAR DIAGONAL KE DEPAN DI SMK NEGERI 2 LUMAJANG

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ARCS

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK LISTRIK DI SMK AL-AZHAR MENGANTI GRESIK

Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 05 Nomor 03 Tahun 2016,

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MEDIA BENDA SEBENARNYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan

Development of Basic Competency Learning Module on Poultry Meat and Seafood Processing at SMKN 3 Wonosari

The Efectiveness Of Learning Base Card Sort Game Method to PPKn Learning Result Of Students in Man 1 Mataram. Nurul Fitriyani

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBM) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PEWARNAAN RAMBUT ARTISTIK

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

Pengaruh Permainan Scramble dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Hasil Belajar

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Model Pembelajaran Team Assited Individualization (TAI) Pada Mata Pembelajaran TDO

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DENGAN MEDIA VNC VIEWER UNTUK PENINGKATAN KOMPETENSI PRESENTASI VIDEO DI SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

Perbedaan Model Pembelajaran ARCS Dengan Konvensional

Abstract. Key words: video demonstration, cognitive aspects of learning achivements and attitudes.

PENGARUH PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

JPTM. Volume 05 Nomor 02 Tahun 2016, 56-61

Keywords: cooperative of snowball throwing, student activity, teacher activity, learning achievement, and seafood dishes.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRI DAN PROBLEM-BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VII SMP N 3 SINGGALANG

Model Pembelajaran Discovery Learning

Pengaruh Model Mastery Learning Terhadap Efektivitas Pembelajaran Passing Bawah Bolavoli

KEEFEKTIFAN HUKUMAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD N 1 MAGELUNG KENDAL

Oleh: Desti Widiyana, Universitas Negeri Yogyakarta,

Isni Widayanti Pendidikan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya,

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk penelitian, sehingga peneliti harus menerima apa adanya

BAB III METODE PENELITIAN

Jurusan Kimia, Jalan Mannuruki IX, Makassar 90224

BAB III METODE PENELITIAN

Kata-kata kunci: minat belajar, hasil belajar aspek kognitif, metode konvensional, media video. Abstract

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE INSIDE OUTSIDE CIRCLE

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Complex Instruction Terhadap Hasil Belajar IPS

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

EFEKTIVITAS MODEL DISCOVERY LEARNING PADA PENCAPAIAN KOMPETENSI PENYEMPURNAAN BAHAN TEKSTIL SISWA KELAS X DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA

PENGARUH PENGUNAAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN 1 MIDANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X SMAN 5 BATAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

84 Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6 No 7 Tahun 2017

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi

Transkripsi:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL) PADA MATA PELAJARAN INSTALASI MOTOR LISTRIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TIPTL SMKN 3 SURABAYA Dendit Viegas Latuiha Maulaholo Pendidikan Teknik Elektro, Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya, choco.dendit@gmail.com Subuh Isnur Haryudo Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya. Unesa.subuh@gmail.com Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Instalasi Motor Listrik yang pencapaiannya hanya 48.5% siswa yang tuntas memenuhi nilai KKM mata pelajaran. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah, (1) mengetahui gambaran pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran SAVI pada mata pelajaran Instalasi Motor Listrik, (2) untuk mengetahui respon peserta didik terhadap penggunaan model pembelajaran SAVI, dan (3) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik setelah menggunakan model pembelajaran SAVI pada mata pelajaran instalasi motor listrik. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimental (eksperimen semu) dengan desain penelitian non-equivalent control group pretest-posttest. Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI TIPTL SMK Negeri 3 Surabaya. Objek penelitian ini berupa pengaruh model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual). Teknik analisis data menggunakan uji t untuk mengetahui peningkatan hasil belajar. Hasil validasi menunjukkan bahwa instrumen penelitian yang terdiri dari RPP sebesar 87%, Butir Soal sebesar 84%, Lembar Kerja Siswa 81%, Angket respon siswa sebesar 85%, Bahan Ajar Handout sebesar 91% dikategorikan sangat valid dan respon siswa terhadap model pembelajaran SAVI dinyatakan sangat baik dengan hasil rating 89%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar ranah kognitif kelas eksperimen thitung -94.742 <ttabel -1,692 dengan nilai rata-rata kelas eksperimen 83,76 sedangkan hasil belajar ranah kognitif kelas kontrol thitung - 8,921<ttabel -1.706 dengan nilai rata-rata kelas kontrol 76,1. Hasil belajar ranah afektif kelas eksperimen dengan nilai rata-rata 82,17 sedangkan kelas kontrol dengan nilai rata-rata 74,93. Hasil belajar ranah psikomotor kelas eksperimen dengan nilai rata-rata 85,11 sedangkan kelas kontrol dengan nilai rata-rata 79,85. Hasil uji peningkatan (gain) didapat bahwa presentase kelas eksperimen lebih unggul dari pada presentase kriteria gain tinggi pada kelas eksperimen adalah 5.88%, sedang 94.11%, dan rendah 0%, sedangkan pada kelas kontrol kriteria tinggi 0%, sedang 70.37%, dan rendah 29.62%. Kata kunci: Model Pembelajaran, SAVI, Hasil Belajar. Abstract This research is motivated by the lack of student learning outcomes in subjects whose accomplishments Installation Electric Motors only 48.5% of students who completed meets the KKM subjects. Based on these problems, then the purpose of the research is to be achieved, (1) find a picture of the implementation of learning by applying the learning model on subjects SAVI Installation Electric Motors, (2) to determine the response of learners to use SAVI learning model, and (3) to determine the increase in learning outcomes of students after using the learning model on subjects SAVI installation of electric motors.the method used was Quasi Experimental (quasi-experimental) design with non-equivalent control research group pretest-posttest. Subjects in this study were students of class XI TIPTL SMK Negeri 3 Surabaya. The object of this research is the influence of the learning model SAVI (Somatic, Auditory, visual, intellectual). Data were analyzed using t-test to determine the improvement of learning outcomes. The tests showed that the research instrument consisting of RPP by 87%, amounting to 84% Grain Problem, Student Worksheet 81%, the student response Questionnaire by 85%, Instructional Materials Handout of 91% categorized as very valid and students' response to learning model SAVI expressed very good with 89% rating result. The results showed that cognitive learning outcomes experimental class thitung -94.742 <ttabel -1,692 with an average 1059

Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 04 Nomor 03 Tahun 2015, 1059-1065 value of 83.76 while the experimental classes cognitive learning outcomes tcount control class - 8.921 <ttable -1,706 with an average value of 76 control class, 1. Affective learning outcomes experimental class with an average value of 82.17 while the control class with an average value of 74.93. Psychomotor learning outcomes experimental class with an average value of 85.11 while the control class with an average value of 79.85. The result of an increase (gain) found that the percentage of the experimental class superior to the percentage gain control class that is high on the criteria of the experimental class was 5.88%, while 94.2%, and 0% lower, while the control class high criteria 0%, being 70.37%, and a low 29.62%. Keywords : Learning Model, SAVI, Learning Result PENDAHULUAN Dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa tujuan dari Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan need assesment yang telah dilakukan, di SMK Negeri 3 Surabaya terdapat permasalahan yang sering muncul, diantaranya guru masih menggunakan model pembelajaran langsung. Siswa hanya mencatat, mendengar tanpa adanya keterlibatan siswa secara langsung dalam pembelajaran, sehingga yang terjadi hanya komunikasi satu arah, yaitu guru kepada siswa, sedangkan Kurikulum 2013 mewajibkan siswa mampu aktif dalam pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran langsung berulang-ulang menimbulkan kebosanan pada diri siswa, siswa menjadi tidak tertarik dan menyebabkan siswa menjadi kurang termotivasi untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Sesuai data yang diperoleh, KKM untuk mata pelajaran Instalasi Motor Listrik adalah 75, sedangkan rata rata nilai untuk kelas XI TIPTL 1 setelah mengikuti ulangan harian untuk kompetensi dasar mendeskripsikan karakteristik komponen dan sirkit motor control NON PLC adalah 72.85. Terdapat 48.5% peserta Didik yang memiliki nilai di atas KKM, sedangkan 51,5% masih dibawah KKM. Untuk kelas XI TIPTL 2 memperoleh hasil rata rata 71.36 terpaut 3.63 poin dari standar KKM. Terdapat 45.5% peserta didik yang memiliki nilai di atas KKM, dan 54.6% masih di bawah KKM. Berdasarkan need assessment, pada mata Pelajaran Instalasi Motor Listrik Menggunakan Model Pembelajaran Langsung. Berdasarkan latar belakang uraian di atas, penulis melakukan penelitian Pengaruh Model Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) pada Mata Pelajaran Instalasi Motor Listrik Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI TIPTL SMKN 3 Surabaya, yang mana diharapkan sebagai bahan pertimbangan bagi guru-guru SMK untuk mengembangkan model pembelajaran yang lebih efektif digunakan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan beberapa uraian pada latar belakang di atas, dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana penerapan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) pada mata pelajaran instalasi motor listrik terhadap hasil belajar peserta didik di kelas XI TIPTL SMK Negeri 3 Surabaya? (2) Bagaimana respon peserta didik terhadap penggunaan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) pada mata pelajaran instalasi motor listrik terhadap hasil belajar peserta didik di kelas XI TIPTL SMK Negeri 3 Surabaya? (3) Bagaimana hasil belajar peserta didik setelah menggunakan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) pada mata pelajaran instalasi motor listrik untuk peserta didik di kelas XI TIPTL SMK Negeri 3 Surabaya? Seperti yang telah diuraikan dalam rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk menghasilkan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) pada mata pelajaran instalasi motor listrik terhadap hasil belajar peserta didik di kelas XI TIPTL SMK Negeri 3 Surabaya. (2) Untuk mengetahui respon peserta didik terhadap penggunaan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) pada mata pelajaran instalasi motor listrik terhadap hasil belajar peserta didik di kelas XI TIPTL SMK Negeri 3 Surabaya. (3) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik setelah menggunakan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) pada mata pelajaran instalasi motor listrik di kelas XI TIPTL SMK Negeri 3 Surabaya. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut: (1) Bagi peneliti, dapat menerapkan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI TIPTL SMK Negeri 3 Surabaya pada mata pelajaran Instalasi Motor Listrik. (2) Bagi siswa, dengan menerapkan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa kelas XI TIPTL 1060

SMK Negeri 3 Surabaya pada mata pelajaran Instalasi Motor Listrik. (3) Bagi sekolah, Dengan menerapkan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) dapat memberi konstribusi terhadap kualitas pembelajaran. Penelitian ini dibatasi oleh beberapa hal, yakni: (1) Pembelajaran menggunakan model SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) dan model pembelajaran langsung, (2) Materi pembelajaran yang digunakan adalah Instalasi motor Listrik, yaitu pada kompetensi dasar 3.1 tentang menjelaskan pemasangan komponen dan sirkit motor control non programmable logic control (Non PLC), (3) Kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah XI TIPTL SMKN 3 Surabaya, (4) Ranah yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah ranah kognitif, afektif, dan psikomotor, (5) Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester Genap. Dilaksanakan pada Mei 2015, (6) Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum 2013. Menurut Slameto (2010), belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang dapat mempengaruhi pembentukan pribadi dan perilaku individu. Belajar dalam arti mengubah tingkah laku, akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU No. 20/2003, Bab I Pasal Ayat 20). Pembelajaran bertujuan membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa menjadi bertambah, baik kuantitas maupun kualitasnya. Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) atau belajar dengan memanfaatkan alat indra merupakan teori yang dikemukakan oleh Dave Meier (Rahmani Astuti, 2002). Pendekatan SAVI merupakan inti dari Accelerated Learning (AL) atau pembelajaran yang dipercepat. AL menjadikan belajar terasa manusiawi karena menempatkan siswa sebagai pusat sasaran. Pembelajaran SAVI sejalan dengan gerakan Accelerated Learning (AL), maka prinsipnya juga sejalan dengan AL. Menurut Rahmani Astuti (2002), Istilah SAVI kependekan dari Somatik (S) yang bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik), yaitu belajar dengan mengalami dan melakukan. Auditori (A) bermakna bahwa belajar dengan mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Visual (V) bermakna belajar menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga. Intelektual (I) bermakna bahwa belajar menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) belajar dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan. Menurut Rahmani Astuti (2002), belajar bisa optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam satu peristiwa pembelajaran. Seorang siswa dapat belajar sedikit dengan menyaksikan presentasi, tetapi ia dapat belajar jauh lebih banyak jika dapat melakukan sesuatu ketika presentasi sedang berlangsung, membicarakan apa yang mereka pelajari, dan memikirkan cara menerapkan informasi dalam presentasi tersebut untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Logo dari Model Pembelajaran SAVI ditunjukkan pada gambar 1.1. Gambar 1.1. Logo SAVI Menurut Suyatno (2007), Tahapan yang perlu ditempuh dalam SAVI adalah : Fase 1 Tahap Persiapan (Kegiatan Pendahuluan) Fase 2 Tahap Penyampaian (Kegiatan Inti) Fase 3 Tahap Pelatihan (Kegiatan Inti) Fase 4 Tahap Penampilan Hasil (Penutup) Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Belajar yang dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Instalasi Motor Listrik merupakan mata pelajaran wajib untuk jurusan TIPTL Sekolah Menengah Kejuruan kelas XI, untuk penilitian ini menggunakan kompetensi dasar pemasangan 1061

Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 04 Nomor 03 Tahun 2015, 08-24 komponen dan sirkit motor control non programmable logic control (Non PLC) yang membahas rangkaian DOL dan Star-Delta. METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment (eksperimen semu), yaitu penelitian yang tidak mempunyai pembatasan ketat terhadap randomisasi, dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Rancangan uji coba penelitian ini menggunakan rancangan Non-equivalent control group pretest-posttest. (Sugiyono, 2013) dengan pola sebagai berikut. Pre-test Treatment Post-test O 1 X O 2 O 3 O 4 Gambar 1.2 Desain Penelitian Non-equivalent control group pretest-posttest Keterangan: O1: Pretest (pemberian tes sebelum perlakuan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)) O3 : Pretest (pemberian tes sebelum perlakuan model pembelajaran langsung) O2 : posttest (pemberian tes setelah perlakuan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)) O4 : Posttest (pemberian tes setelah perlakuan model pembelajaran langsung) X : Treatmen (pemberian perlakuan) Populasi penelitian adalah seluruh siswa Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri 3 Surabaya Dalam penelitian terdapat dua kelas sampel, yakni kelas XI TIPTL 1 dan XI TIPTL 2, lalu kedua kelompok akan dipilih satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Sebagai subyek dalam penelitian ini sampel dipilih dengan cara diundi mengunakan kertas lalu dilipat-lipat, sehingga terpilih kelas XI TIPTL 1 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 34 siswa dan Kelas XI TIPTL 2 terpilih sebagai kelas kontrol dengan jumlah 27 siswa. Skor skala likert ini digunakan untuk menentukan tingkat kevalidan instrumen penelitian yang dikembangkan meliputi RPP, modul pembelajaran, butir soal dan angket respon siswa. Tabel 1. Kriteria Interpretasi Skor. Bobot Nilai Penilaian Kualitatif Penilaian Kuantitatif Sangat Lemah 1 0%-20% Lemah 2 21%-40% Cukup 3 41%-60% Kuat 4 61%-80% Sangat Kuat 5 81%-100% (Riduwan, 2013) Cara menentukannya adalah dengan mengalikan banyaknya validator/responden dengan bobot nilai tertinggi pada penilaian kuantitatif. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: nilai tertinggi validator = n x p Dimana: n = jumlah validator P = bobot maksimal nilai kualitatif (Riduwan, 2013) Menentukan jumlah jawaban validator/responden adalah dengan mengkalikan jumlah validator pada tiap-tiap penilaian kualitatif dengan bobot nilainya, kemudian menjumlahkan hasilnya. Adapun rumus yang digunakan: Sangat Setuju n x 5 Setuju n x 4 Cukup Setuju n x 3 Tidak Setuju n x 2 Sangat Tidak Setuju n x 1 + Skor validasi... Dimana : n = jumlah validator yang memilih penilaian kualitatif. (Riduwan, 2013) Setelah melakukan penjumlahan jawaban validator/responden, langkah berikutnya adalah menentukan hasil rating dengan rumus: (Riduwan, 2013) Selanjutnya nilai HR disesuaikan dengan tabel 1 (Kriteria Interpretasi Skor) untuk diketahui valid atau tidaknya perangkat tersebut. Data hasil angket respon siswa terhadap pengembangan model pembelajaran SAVI pada mata pelajaran instalasi motor listrik, dianalisis dengan menggunakan prosentase yaitu banyaknya pilihan responden dibagi dengan jumlah seluruh responden dan dikali 100%. 1062

F P x100% N Keterangan: P = Prosentase jawaban responden. F = Jumlah jawaban responden N = Jumlah responden (Arikunto Suharsimi: 2012) Menurut Hake (1999), pada tahap peningkatan hasil belajar ranah kognitif peserta didik diukur melalui pretest dan posttest pada saat sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual). Data tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan n- gain score (gain yang dinormalisasikan) dengan persamaan sebagai berikut : Keterangan : (g) = peningkatan hasil belajar ranah kognitif Sf = rata-rata hasil belajar akhir (posttest) Si = rata-rata hasil belajar awal (pretest) Hasil belajar siswa yang akan diukur adalah hasil belajar ranah pengetahuan, sikap sosial dan keterampilan. Analisis terhadap hasil belajar siswa didasarkan pada tes evaluasi akhir pembelajaran. Tes hasil belajar ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat ketuntasan hasil belajar siswa, dengan kriteria ketuntasan belajar di SMK Negeri 3 Surabaya yaitu 75%. Berdasarkan ketentuan di atas, siswa dinyatakan lulus dengan kriteria mendapatkan nilai sesuai dengan KKM yang ditetapkan oleh SMK Negeri 3 Surabaya yaitu 75. Pada penelitian ini data sampel diperoleh dari nilai ppst-test di dua kelas, yaitu dikelas XI- TIPTL 1 (Kelas Eksperimen) dan kelas XI-TIPTL 2 (Kelas Kontrol). Hasil dari nilai post-test di dua kelas tersebut kemudian dilakukan uji normalitas, homogenitas, dan uji-t. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Populasi berdistribusi normal artinya populasi tersebut menyebar secara secara merata, ada yang bernilai rendah, sedang, dan tinggi atau tidak ada nilai rendah semua maupun nilai tinggi semua. Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menggunakan software IBM SPSS Statistics 21. Adapun langkah-langkah uji normalitas/uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut: (1) Merumuskan hipotesis Statistik yakni H0 = sampel berdistribusi normal dan H1 = sampel berdistribusi tidak normal. (2) Menentukan taraf signifikansi α = 0,05. (3) Uji statistik Menggunakan Program SPSS V.21 yaitu dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. (4) Kriteria pengujian, untuk hasil pengujian SPSS H0 diterima apabila taraf signifikansi > 0,05 sedangkan H1 diterima apabila hasil sigifikansi < 0,05. Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data homogen atau tidak. Berikut merupakan langkah-langkah dalam pengujian homogenitas varian: (1) Merumuskan hipotesis statistic yakni H0 = sampel homogeny dan H1 = sampel tidak homogen. (2) Menentukan taraf signifikan α = 0,05. (3) Uji statistik dilakukan dengan dengan SPSS yaitu dengan Homogenity Test. (4) Kriteria pengujian, untuk hasil pengujian SPSS H0 diterima apabila taraf signifikansi > 0,05 sedangkan H1 diterima apabila hasil signifikansi < 0,05. Uji-T dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas kontrol dan eksperimen. Berikut tata cara pengujiannya: (1) Merumuskan hipotesis statistik, dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut: H0 = tidak terdapat peningkatan hasil belajar setelah menggunakan model pembelajaran SAVI dan H1 = terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran SAVI. Dari nilai akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol kemudian dibandingkan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa. (2) Menentukan taraf signifikan α = 0,05. (3) Uji statistik, uji statistik dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 21 yaitu independent sample t-tes. (4) Kriteria pengujian, berdasarkan hasil pengujian SPSS, Jika maka H0 diterima dan H1 ditolak. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil nilai validasi yang dilakukan oleh para validator pada keseluruhan instrumen penelitian yaitu RPP = 87%, Butir Soal = 84%, LKS = 81%, Angket respon siswa = 85%, dan Handout = 91%. Berikut hasil validasi ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Rating Validasi Instrumen Penelitian. No Instrumen Penelitian Rating (%) Kriteria Skor 1 RPP 87 Sangat Kuat 2 Butir Soal 84 Sangat Kuat 3 LKS 81 Sangat Kuat 4 Angket 85 Sangat Kuat respon siswa 5 Handout 91 Sangat Kuat Dengan hasil nilai rata-rata validasi instrumen penelitian secara keseluruhan adalah sebesar 85.6%, sehingga dapat disimpulkan bahwa 1063

Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 04 Nomor 03 Tahun 2015, 08-24 instrumen penelitian dinyatakan memiliki tingkat kevalidan yang sangat baik sehingga sangat layak digunakan untuk penelitian di SMK Negeri 3 Surabaya. Berdasarkan analisis hasil angket respon siswa terhadap keseluruhan indikator pada lembar angket respon siswa diperoleh skor rata-rata adalah sebesar 85%, dan berada pada interval 81%-100% sehingga dapat dikategorikan sangat baik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat respon siswa yang sangat baik terhadap model pembelajaran SAVI yang berlangsung selama penelitian di SMK Negeri 3 Surabaya. Pada hasil belajar kognitif siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) di kelas eksperimen didapatkan bahwa hasil uji paired sample t test adalah uji thitung -94.742<ttabel - 1,692 dan signifikansi 0,00. Dikarenakan thitung - 94.742<ttabel -1,692 dan signifikansi lebih kecil dari α = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik dengan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual), dengan nilai rata-rata hasil belajar ranah kognitif kelas eksperimen 83,8. Pada hasil belajar afektif, siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) dengan nilai rata-rata 82,17 sehingga dikatakan sangat baik dan memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 75. Pada hasil belajar psikomotor, siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) dengan nilai rata-rata 85,11 sehingga dikatakan sangat baik dan memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 75. Pada hasil belajar kognitif siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung di kelas kontrol didapatkan bahwa hasil uji paired sample t test adalah uji thitung - 8,921<ttabel -1,706 dan signifikansi 0,00. Signifikansi lebih kecil dari α = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik dengan model pembelajaran langsung, dengan nilai ratarata hasil belajar ranah kognitif kelas kontrol 76,1. Pada hasil belajar afektif, siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung dengan nilai rata-rata 74,93 sehingga belum dikatakan baik dan belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 75. Pada hasil belajar psikomotor, siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung dengan nilai ratarata 79,85 sehingga dikatakan sangat baik dan memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 75. Uji peningkatan (gain) diawali terlebih dahulu mengubah nilai pretest dan posttest menjadi nilai gain. Tujuannya adalah agar data dapat dianalisis peningkatan (gain) hasil belajarnya. Oleh karena itu data harus diubah menjadi data gain. Berdasarkan tabel rekapitulasi gain kelas eksperimen dan kelas kontrol didapat bahwa presentase kriteria gain tinggi pada kelas eksperimen adalah 5.88%, sedang 94.11%, dan rendah 0%, sedangkan pada kelas kontrol kriteria tinggi 0%, sedang 70.37%, dan rendah 29.62%. PENUTUP Simpulan Berdasarkan serangkaian kegiatan yang telah peneliti lakukan, serta mengacu pada hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Penerapan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) pada mata pelajaran instalasi motor listrik pada siswa kelas XI TIPTL 1 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan sebesar 0.52%. (2) Hasil respon siswa kelas XI TIPTL 1 terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) menunjukkan bahwa model pembelajaran yang digunakan mendapat respon dari siswa yang sangat baik yaitu dengan rating 85% dan dikategorikan sangat layak. (3) Hasil belajar siswa kelas XI TIPTL 1 terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan presentase kriteria gain tinggi pada kelas eksperimen adalah 5.88%, sedang 94.11%, dan rendah 0%. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan serta kondisi nyata di lapangan, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut: (1) Diharapkan pembelajaran Instalasi Motor Listrik menggunakan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) dapat digunakan sebagai model penunjang mata pelajaran Instalasi Motor Listrik di SMK Negeri 3 Surabaya pada tahun ajaran berikutnya. (2) Pelaksanaan dalam kegiatan test evaluasi untuk siswa yang belum tuntas diberikan test ulang atau remidi agar pemahaman siswa tersebut lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hake R, Richard. (1999). Analyzing Change/Gain Score. Dept. Of Physics, Indiana University. http://www.physics. 1064

indiana.edu/~sdi/analyzingchange- Gain.pdf. (online). Diunduh pada tanggal 23 Februari 2015 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2013. Instalasi Motor Listrik untuk SMK (BSE). Jakarta Meier, Dave. 2005. The accelerated learning handbook. Bandung: Kaifa. Rahmani Astuti. 2002. The Accelerated Learning Handbook - Panduan Kreatif Dan efektif Merancang Program Pendidikan Dan Pelatihan (Dave Meier. Terjemahan). Bandung: Kaifa. Riduwan. 2013. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiono. 2013. Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta. Suyatno. 2007. Aneka Model Pembelajaran Bahasa Indonesia. Surabaya: Unesa Tim Penyusun. 2014. Paduan Penulisan dan Penilaian Skripsi. Surabaya: University Press. Trikueni Dermanto. 2013. Desain Sistem Kontrol, (Online), (http://trikueni-desainsistem.blogspot.com/2013/09/menghitun g-arus-motor-ac.html, diakses pada pukul 12.00 WIB, 6 Mei 2015). 1065