BAB III METODE PENELITIAN. kontrol. Pada kelompok eksperimen, peneliti memberlakukan pembelajaran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, oleh karena itu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian kuasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bandarlampung. Populasi dalam

4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik Tes Kemampuan Koneksi Matematis Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik... 46

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan disain

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dikelompokkan secara acak, didapat apa adanya. Penggunaan desain dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian ekperimental yang menerapkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen,

R O X 1 O R O X 2 O. : pengambilan sampel secara acak kelompok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Bab III menjelaskan tentang hal-hal yang terkait dengan metodologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana

0 0 (Ruseffendi, 1994: 53) Keterangan: 0 : Pretes dan postes X : Kelompok yang memperoleh perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI Andoko Ageng Setyawan, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretespostes

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk kuasi eksperimen dengan desain Kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pemecahan masalah matematis dan self-regulated learning siswa yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang untuk mengungkapkan ada tidaknya hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kelomprok kontrol pretes-postes (pre-test post-test control group

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan berbentuk pretes dan postes kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok kedua sebagai kelompok Kontrol. Kelompok eksperimen memperoleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan dua kelompok sampel yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memberlakukan pembelajaran kontekstual berbasis soft skills pada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah suatu quasi eksperimen, dengan desain kelompok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen, karena pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. pengelompokkan secara acak. Pembentukan kelas baru hanya akan menyebabkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan menyelidiki pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen karena peneliti melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, karena subjek

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, maka

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994)

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Dalam implementasinya di lapangan, penelitian ini menggunakan dua

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi Kuasi-Eksperimen, sehingga subjek tidak

BAB III METODE PENELITIAN. matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan dan disposisi berpikir

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR BAGAN... ix. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu objek, yang di

Transkripsi:

75 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Dalam pelaksanaannya digunakan siswa kelompok eksperimen dan siswa kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen, peneliti memberlakukan pembelajaran matematika realistik berbasis budaya, yang bertujuan untuk melihat gejala atau dampak yang ditimbulkan pada diri siswa terkait dengan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis. Selanjutnya, untuk melihat gejala yang muncul pada subjek yang diberi perlakuan, diperlukan kelompok subjek pembanding yang disebut kelompok kontrol. Hal ini dilakukan untuk melihat perbedaan atau membandingkan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Selain menghadirkan kelompok pembanding, peneliti berupaya semaksimal mungkin melakukan pengontrolan terhadap variabel-variabel luar yang tidak menjadi fokus kajian dalam penelitian. B. Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SLTP se-kota Ambon yang didasarkan atas pertimbangan: (1) tingkat perkembangan kognitif siswa SMP masih berada pada tahap operasi konkrit, sehingga penerapan pendekatan matematika realistik berbasis budaya akan sangat membantu siswa untuk memahami materi matematika yang diberikan dan pengembangan keterampilan yang diinginkan; (2) penerapan pendekatan matematika realistik (PMR) berbasis

76 budaya di SLTP memberikan dampak positif terhadap kekritisan, kreativitas, karakter dan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini dipilih sekolah dengan level menengah dan bawah. Karena, pada level ini kemampuan akademik siswanya heterogen, mulai dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi terwakili. Sampel penelitian adalah SMP Negeri di Kota Ambon dengan level sekolah level sekolah sedang (berakreditasi B) dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah 63, dan level sekolah rendah (berakreditasi B) dengan kriteria ketuntasan minimal 60. Subyek penelitan ditentukan dengan menggunakan teknik stratified random sampling (sampel acak strata). Sekolah yang terpilih sebagai sampel penelitian untuk sekolah berakreditasi B adalah SMPN 10 Ambon dan sekolah berakreditasi B adalah SMP Xaverius Ambon. Pada setiap sekolah dilakukan pemilihan sampel kelas dengan teknik sampel acak kelompok kelas. Pada SMPN 10 Ambon terpilih sebagai sampel adalah kelas VII.1 (kelas eksperimen) dan kelas VII.2 (kelas kontrol). Sedangkan, pada SMP Xaverius Ambon terpilih sebagai sampel adalah kelas VII.b (kelas eksperimen) dan kelas VII.c (kelas kontrol). Tabel 3.1 Berikut disajikan sebaran sampel penelitian tersebut. Tabel 3.1 Sebaran Sampel Penelitian Kelompok Siswa Sekolah Berakreditasi Kelompok Eksperimen(PMR) Kelompok Kontrol (PMB) Jumlah SMP Level Sedang 30 29 59 SMP Level Rendah 22 25 47 Total 52 54 106

77 Berdasarkan data sebaran sampel penelitian kedua sekolah beragreditasi B, namun untuk menentukan level sekolah dengan kategori rendah dan katagori sedang peneliti menentukan berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk mata pelajaran matematika. Pada SMPN 10 dengan KKM adalah 65 untuk level sekolah sedang dan pada SMP Xaverius KKM adalah 62 untu level sekolah randah. C. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen dengan desain kelas kontrol pre tes-post tes. Pengelompokan siswa ditentukan berdasarkan kategori tingkat kemampuan matematis (tinggi, sedang, rendah), dengan pembelajaran menggunakan pendekatan matematika realistik (PMR) berbasis budaya dan pendekatan matematika biasa (PMB). Selanjutnya, untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik (PMR) dan menggunakan pembelajaran matematika biasa (PMB). A O X O A O O Keterangan: A X O : Pengambilan sampel secara acak kelas : Penerapan pembelajaran matematika realistik : Pre tes dan post tes pembelajaran matematika realistik (PMR) untuk kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis

78 Pada desain ini, pengelompokkan subjek penelitian dilakukan secara acak kelas (A), kelompok eksprimen diberi perlakukan pembelajaran dengan pendekatan PMR (X), dan kelompok kontrol pembelajaran dengan pendekatan pembela konvensional atau biasa, kemudian masing-masing kelompok diberi pre tes dan post tes (O). Tidak ada perlakuan khusus yang diberikan pada kelompok kontrol artinya pembelajaran yang dilakukan bersifat klasikal atau konvensional. Selanjutnya, untuk melihat pengaruh penggunaan kedua pendekatan tersebut terhadap kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis, karakter siswa dan kemampuan PMR, maka dalam penelitian ini melibatkan tingkat kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, rendah). Keterkaitan antar variabel bebas, terikat, dan kontrol disajikan dalam model yang disajikan pada tabel 3.2 berikut: Tabel 3.2 Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis, Karakter Siswa, Level Sekolah Menengah (M) Bawah (R) Pembelajaran, Level Sekolah, dan Keseluruhan Siswa Sub Total KAM Siswa Kelas Eksperimen (E) Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis, Karakter siswa Kelas Kontrol (K) Pembelajaran Matematika Biasa (PMB) Kemampuan Berpikir Kritis dan kreatif Matematis, Karakter siswa Pre Post Gain Pre Post Gain Tinggi(T) (MTE) (MTE) (MTE) (MTK) (MTK) (MTK) Sedang (S) ( MSE) ( MSE) (MSE) (MSK) (MSK) (MSK) Rendah R) (MRE) (MRE) (MRE) (MRK) (MRK) (MRK) Tinggi(T) (BTE) (BTE) (BTE) (BTK) (BTK) (BTK) Sedang (S) (BSE) (BSE) (BSE) (BSK) (BSK) (BSK) Rendah R) (BRE) (BRE) (BRE) (BRK) (BRK) (BRK) Sub Total Keseluruhan KSE KSK

79 D. Instrumen Penelitian Salah satu komponen penting dalam sebuah penelitian adalah tersedianya instrumen yang baik serta dapat diandalkan untuk menjaring dan mengumpulkan data penelitian sesuai dengan kebutuhan penelitian. Instrumen yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah: tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis, sakala sikap siswa, skala karakter siswa dan skala PMR. Agar instrumen-instrumen tersebut memenuhi kriteria baik dan dapat diandalkan, maka sebelum digunakan terlebih dahulu dikembangkan. Secara terperinci pengembangan instrumen penelitian tersebut beserta hasil-hasilnya diuraikan sebagai berikut. 1. Tes Kemampuan Awal Matematis (KAM) Kemampuan awal matematis adalah pengetahuan yang dimiliki siswa sebelum pembelajaran berlangsung. Pengetahuan awal matematika siswa diukur melalui seperangkat soal tes dengan materi yang sudah dipelajari di kelas VII. Pemberian tes kemampuan awal matematika, selain bertujuan untuk mengetahui pengetahuan siswa sebelum pembelajaran, juga dimaksudkan untuk memperoleh data untuk mengetahui kesetaraan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Ini dilakukan agar sebelum diberikan perlakukan kedua kelompok pada masing-masing sampel penelitian dalam kondisi awal yang sama dan pembagian kemampuan awal matematis (KAM) juga digunakan untuk penempatan siswa berdasarkan kelompok rendah, sedang dan tinggi. Kriteria pengelompokan berdasarkan skor kemampuan matematis siswa (KAM) berdasarkan penilaian acuan patokan (PAP) pada Tabel 3.3.

80 Tabel 3.3 Kriteria Kategori Kemampuan Awal Matematis (KAM) Kemampuan Awal Mahasiswa Kategori KAM 75% skor ideal = 75 Tinggi 55% skor ideal =55 < KAM < 75% skor ideal = 74 Sedang KAM 55% skor ideal = 54 Rendah Keterangan: Skor Ideal KAM adalah 100 2. Tes Berpikir Kritis Matematis Tes untuk mengukur kemampuan berpikir kritis matematis siswa ini disusun tes kemampuan yang dikembangkan berbentuk tes uraian. Sebelum tes tersebut digunakan, terlebih dahulu dilakukan validasi isi oleh pembimbing, dosen/pakar pendidikan matematika realistik, dan guru SMP sebagai penimbang. Validasi muka, meliputi: kejelasan dari segi bahasa, kejelasan dari sisi format penyajian, kejelasan dari segi gambar/representasi dan disajikan pada Tabel 3.4. Penim bang Tabel 3.4 Hasil Validitas Muka Soal Tes Berpikir Kritis Matematis Uraian Nomor soal Ket 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Kejelasan bahasa L L L L L L L L Kejelasan format penyajian L L L L L L L L Kejelasan gambar L L L L L L L L 2 Kejelasan bahasa L TL L L L L L TL R Kejelasan format penyajian L L L L L L L L Kejelasan gambar L L L L L L L L 3 Kejelasan bahasa L L TL TL L L L TL R Kejelasan format penyajian L L L L L L L L Kejelasan gambar L L L L L L L L Ket : L = Layak, TL = Tidak Layak dan R = Revisi

81 Item yang direvisi untuk penimbang ke-2 soal nomar 2 dan nomor 8 dan penimbang ke 3 soal nomor 3, nomor 4 dan nomor 8 yaitu kejelasan bahasa. Validasi isi, meliputi: kesesuaian dengan materi pokok, kesesuaian dengan indikator pencapaian hasil belajar, kesesuaian dengan karakteristik kemampuan berpikir kritis matematis, kesesuaian PMR dan dengan tingkat kesukaran siswa SLTP pada Tabel 3.5 berikut. Tabel 3.5. Hasil Validitas Isi Soal Tes Berpikir Kritis Matematis Penim Uraian Nomor soal Ket Bang 1 2 3 4 5 6 7 8. 1 Kesesuaian materi L L L L L L L L Kesesuaian Indikator hasil belajar L L L L L L L L Kesesuaian Karakter berpikir kritis L L TL L L L TL L R Kesesuaian PMR dengan L L L L L L L L 2 Kesesuaian materi L L L L L L L L Kesesuaian Indikator hasil belajar L L L L L L L L Kesesuaian Karakter berpikir kritis L L L L L L L TL R Kesesuaian PMR dengan L L L L L L L L 3 Kesesuaian materi L L T L L L L Kesesuaian Indikator hasil belajar L L L L L L L L \ Kesesuaian Karakter berpikir kritis L L TL L TL L L TL R Kesesuaian PMR dengan L L L L L L L L Ket : L = Layak, TL = Tidak Layak dan R = Revisi Item yang direvisi untuk penimbang-1 soal nomor 3 dan soal no 7, penimbang ke-2 soal nomar 2 dan nomor 8 dan penimbang ke 3 soal nomor 3, nomor 5 dan nomor 8 yaitu kesesuaian karakter berpikir kritis. setelah di revisi dilakukan uji coba tes berpikir kritis kepada siswa SMP berjumlah 27 siswa.

82 Hasil perhitungan uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal menggunakan program Excel 2007. Setelah dilakukan uji coba, menunjukkan bahwa soal yang ada layak untuk dilakukan penelitian karena memenuhi validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan reliabilitas seperti tertera pada Tabel 3.6. Tabel 3.6. Hasil Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran dan Reliabilitas Tes Berpikir Kritis Matematis No 1 0.891 2 0.894 3 0.878 4 0.759 5 6 7 8 Keofisien Kolelasi Validitas Indeks Daya Pembeda Indeks Kesukaran Valid 0.274 Cukup 0.447 Sedang Valid 0.251 Cukup 0.472 Sedang Valid 0.309 Cukup 0.432 Sedang Valid 0.227 Cukup 0.614 Sedang 0.451 Valid 0.078 Cukup 0.429 Sedang 0.451 Valid 0.097 Cukup 0.318 Sedang 0.451 Valid 0.155 Jelek 0.566 Sedang 0.451 Valid 0.192 Jelek 0.351 Sedang Keofisien Reabelitas 0.989 Setelah dianalisis untuk memperoleh data kemampuan berpikir kritis matematis, dilakukan penskoran terhadap jawaban siswa untuk setiap butir soal. Kriteria penskoran menggunakan skor rublik yang dimodifikasi dari Facione (Ratnaningsih, 2007 ) pada Tabe 3.7.

83 Tabel 3.7. Pedoman Penskoran Respon Siswa pada Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Aspek yang Diukur Respos Siswa terhadap Soal atau Masalah Tidak menjawab, atau memberikan jawaban salah 0 Skor Hanya menjelaskan konsep-konsep yang digunakan tetapi benar. 1 Mengidentifikasi Menjelaskan konsep-konsep yang digunakan kurang lengkap tetapi benar dengan alasan yang salah. 2 Menjelaskan konsep-konsep yang digunakan kurang lengkap tetapi benar dengan alasan yang benar. 3 Menjelaskan konsep-konsep yang digunakan dengan lengkap tetapi benar dan memberikan alasan yang benar. 4 Tidak menjawab, atau memberikan jawaban salah 0 Hanya melengkapi data pendukung dengan lengkap dan benar. 1 Menghubungkan Melengkapi data pendukung dengan lengkap dan benar, tetapi salah dalam menentukan aturan Melengkapi data pendukung dan menentukan aturan dengan lengkap dan benar tetapi penjelasan cara memperolehnya kurang lengkap. Melengkapi data pendukung dan menentukan aturan serta memberikan penjelasan cara memperolehnya, semuanya lengkap dan benar. 2 3 4 Menganalisis Tidak menjawab, atau memberikan jawaban yang salah. 0 Hany.a memeriksa masalah saja tetapi benar. 1 Memeriksa masalah dengan benar tetapi memberikan penjelasan 2 yang tidak dapat dipahami dan tidak memperbaiki kekeliruan. Memeriksa masalah dengan benar dan memberikan penjelasan yang 3 benar tetapi tidak memperbaiki kekeliruan Memeriksa, memperbaiki, dan memberikan penjelasan setiap 4 langkah masalah dengan lengkap dan benar Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang salah. 0 Memecahkan masalah Mengidentifikasi soal dengan benar tetapi model matematika dan penyelesaiannya salah. Mengidentifikasi soal dengan benar tetapi terdapat kesalahan dalam model matematika sehingga penyelesaian dan hasilnya salah. Mengidentifikasi soal dan model matematika dengan benar, tetapi penyelesaiannya terdapat kesalahan dalam proses perhitungan sehingga hasilnya menjadi salah. Mengidentifikasi dan membuat model matematika dengan benar, kemudian penyelesaiannya dengan benar. 1 2 3 4 1. Tes Berpikir Kreatif Matematis

84 Tes untuk mengukur kemampuan siswa ini disusun dan dikembangkan oleh peneliti berdasarkan prosedur penyusunan instrumen yang baik dan benar. Indikator yang diukur dalam tes ini adalah kemampuan berpikir kreatif matematis yang disusun berbentuk tes uraian. Sebelum tes tersebut digunakan, terlebih dahulu dilakukan validasi muka dan konten (isi) oleh pembimbing, dosen/pakar pendidikan matematika realistik, dan guru SLTP sebagai penimbang. Validasi muka, meliputi: kejelasan dari segi bahasa, kejelasan dari sisi format penyajian, kejelasan dari segi gambar/representasi pada Tabel 3.8. Penim Bang Tabel 3.8 Hasil Validitas Muka Soal Tes Berpikir Kreatif Matematis Uraian Nomor soal Ket. 1 2 3 4 5 6 7 1 Kejelasan bahasa L L L L L L L Kejelasan format penyajian L L L L L L L Kejelasan gambar L L TL L TL L TL R 2 Kejelasan bahasa L L L L L L L Kejelasan format penyajian L L L L L L L Kejelasan gambar L L L L TL L L R 3 Kejelasan bahasa TL L L L L L L R Kejelasan format penyajian L L L L L L L Kejelasan gambar L L L L L L L Ket : L = Layak, TL = Tidak Layak dan R = Revisi Item yang direvisi untuk penimbang ke-1 soal nomar 3, nomor 5 dan nomor 8 dan penimbang ke-2 soal nomor 5, nomor 4 dan nomor 8 yaitu kejelasan gambar. Untuk penimbang ke-3 soal no 1 kejelasan bahasa. Validasi isi, meliputi: kesesuaian dengan materi pokok, kesesuaian

85 dengan indikator pencapaian hasil belajar, kesesuaian dengan karakteristik kemampuan berpikir kritis matematis, kesesuaian PMR dan dengan tingkat kesukaran siswa SLTP pada Tabel 3.9 berikut. Tabel 3.9 Hasil Validitas Isi Soal Tes Berpikir Kreatif Matematis Penim Bang Uraian Nomor soal Ket. 1 2 3 4 5 6 7 1 Kesesuaian materi L L L L L L L Kesesuaian Indikator hasil belajar L L L L L L L Kesesuaian Karakter berpikir kritis L L TL L TL L L R Kesesuaian PMR dengan L L L L L L L 2 Kesesuaian materi L L L L L L L Kesesuaian Indikator hasil belajar L L L L L L L Kesesuaian Karakter berpikir kritis L L L TL TL L L R Kesesuaian PMR dengan L L L L L L L 3 Kesesuaian materi L L T L L L Kesesuaian Indikator hasil belajar L L L L L L L Kesesuaian Karakter berpikir kritis L L TL L TL L L R Kesesuaian PMR dengan L L L L L L L Ket : L = Layak, TL = Tidak Layak dan R = Revisi Item yang direvisi untuk penimbang-1 soal nomor 3 dan soal no 5, penimbang ke-2 soal nomar 4 dan nomor 5 dan penimbang ke-3 soal nomor 3, nomor yaitu kesesuaian karakter berpikir kritis. setelah di revisi kemudian dilakukan uji coba tes berpikir kritis kepada siswa SMP berjumlah 27 siswa. Hasil Perhitungan uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal menggunakan program

86 Excel 2007. Setelah dilakukan ujicoba menunjukkan bahwa soal yang ada layak untuk dilakukan penelitian karena memenuhi validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan reliabilitas seperti tertera pada tabel 3.10. Tabel 3.10. Hasil Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran dan Reliabilitas Tes Berpikir Kreatif Matematis No Keofisien Kolelasi Validitas Indeks Daya Pembeda Indeks Kesukaran 1 0.753 Valid 0.427 Baik 0.571 Sedang 2 0.853 Valid 0.337 Cukup 0.487 Sedang 3 0.825 Valid 0.217 Cukup 0.392 Sedang 4 0.574 Valid 0.317 Cukup 0.356 Sedang 5 0.408 Valid 0.400 Baik 0.422 Sedang 6 0.483 Valid 0.275 Cukup 0.297 Sukar 7 0.662 Valid 0.200 Cukup 0.283 Sukar Keofisien 0.7033 Reabelitas Setelah dianalisis untuk memperoleh data kemampuan berpikir kreatif matematis, dilakukan penskoran terhadap jawaban siswa untuk setiap butir soal. dimodifikasi dari Evans (1991) bahwa komponen berpikir divergen terdiri atas komponen sensitivity, fluency, flexibility, originality dan elaboration. Tabel 3.11 Pedoman Penskoran Soal Berpikir Kreatif Matematis Indikator Reaksi terhadap soal/masalah Skor Fluency (kefasihan atau kelancaran) Tidak memberi jawaban 0 Mengembangkan gagasan dan memberi jawaban yang tidak rinci dan salah Mengembangkan gagasan dan memberi jawaban yang tidak rinci tetapi hasil benar Mengembangkan gagasan dan memberi jawaban yang rinci tetapi hasil salah 1 2 3

87 Flexibility (keluwesan atau kelenturan) Originality (keaslian) Elaboration (elaborasi) Mengembangkan gagasan dan memberi jawaban yang rinci dan 4 hasil benar Tidak memberi jawaban 0 Tidak menggambarkan kepekaan dalam memberikan jawaban dan mengarah pada jawaban salah Menggambarkan kepekaan dalam memberikan jawaban, tetapi mengarah pada jawaban salah Menggambarkan kepekaan dalam memberikan jawaban dan mengarah pada jawaban benar Menggambarkan kepekaan dalam memberikan jawaban dan jawaban benar Tidak memberi jawaban 0 Memberi gagasan/jawaban yang tidak beragam dan salah 1 Memberi gagasan/jawaban yang tidak beragam tetapi benar 2 Memberi gagasan/jawaban yang beragam tetapi salah 3 Memberi gagasan/jawaban yang beragam dan benar 4 Tidak memberi jawaban 0 Memberi gagasan/jawaban yang tidak beragam dan salah 1 1 2 3 4 Memberi gagasan/jawaban yang tidak beragam tetapi benar 2 Memberi gagasan/jawaban yang beragam tetapi salah 3 Memberi gagasan/jawaban yang beragam dan benar 4 4. Skala Pendapat Terhadap Karakter Siswa. Karakter siswa dijaring melalui angket tertutup yang disusun berdasarkan nilai-nilai karakter (Hasan, dkk: 2010) meliputi: Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Mengenghargai Prestasi, Bersahabat/Komuniktif, Cinta Damai, Sikap, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, dan Tanggung-jawab. Skala karakter siswa terdiri dari item-item kegiatan dan pendapat dalam bentuk pernyataan yang bersifat positif dan negatif dengan lima pilihan yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), N (netral), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat

88 Tidak Setuju). Instrumen ini akan diberikan kepada siswa setelah pelaksanaan tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis yang dikembangkan dari Sumarmo (2010). Sebelum instumen ini digunakan, dilaksanakan uji coba empiris dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan uji coba terbatas kepada siswa pada kelas uji coba di luar sampel tapi setara. Tujuan dari uji coba ini untuk mengetahui tingkat keterbacaan bahasa dan untuk meperoleh gambaran apakah kegiatan dan pendapat dapat dipahami oleh siswa Tujuan uji coba ini untuk mengetahui tingkat validitas setiap item kegiatan dan pendapat sekaligus untuk menghitung skor setiap pilihan (SS, S, N, TS, STS) dari setiap kegiatan dan pendapat dengan menggunakan program Excel 2007. Dengan demikian, pemberian skor dari setiap kegiatan atau pendapat siswa ditentukan secara aposteriori yaitu berdasarkan jawaban responden dengan menentukan skala deviasi normal (Azwar 1995:125). Hasil uji coba skala pendapat terhadap karakter dan budaya siswa tertera pada tabel 3.12. Tabel 3.12 Hasil Uji Coba Skala Pendapat Terhadap Karakter Siswa No T table T hitung Kriteria No T table T hitung Kriteria 1 0.38 0.42 Valid 28 0.38 0.79 Valid 2 0.38 0.55 Valid 29 0.38 0.48 Valid 3 0.38 0.44 Valid 30 0.38 0.43 Valid 4 0.38 0.53 Valid 31 0.38 0.39 Valid 5 0.38 0.49 Valid 32 0.38 0.49 Valid 6 0.38 0.59 Valid 33 0.38 0.64 Valid 7 0.38 0.46 Valid 34 0.38 0.39 Valid 8 0.38 0.42 Valid 35 0.38 0.49 Valid 9 0.38 0.42 Valid 36 0.38 0.40 Valid 10 0.38 0.42 Valid 37 0.38 0.41 Valid

89 11 0.38 0.55 Valid 38 0.38 0.41 Valid 12 0.38 0.44 Valid 39 0.38 0.40 Valid 13 0.38 0.50 Valid 40 0.38 0.57 Valid 14 0.38 0.62 Valid 41 0.38 0.70 Valid 15 0.38 0.46 Valid 42 0.38 0.54 Valid 16 0.38 0.52 Valid 43 0.38 0.48 Valid 17 0.38 0.50 Valid 44 0.38 0.43 Valid 18 0.38 0.44 Valid 45 0.38 0.68 Valid 19 0.38 0.54 Valid 46 0.38 0.79 Valid 20 0.38 0.54 Valid 47 0.38 0.54 Valid 21 0.38 0.75 Valid 48 0.38 0.61 Valid 22 0.38 0.76 Valid 49 0.38 0.54 Valid 23 0.38 0.79 Valid 50 0.38 0.43 Valid 24 0.38 0.47 Valid 51 0.38 0.41 Valid 25 0.38 0.53 Valid 52 0.38 0.46 Valid 26 0.38 0.51 Valid 53 0.38 0.50 Valid 27 0.38 0.45 Valid Berdasarkan hasi uji coba menunjukkan bahwa skala karakter dan budaya dan karakter menunjukkan setiap item soal valid dan hasil jawaban siswa bervariasi yaitu SS, S, N, TS dan STS untuk jawaban pernyataan positif dan STS, TS, N, S dan SS untuk jawaban pernyataan negatif, menunjukkan bahwa skala pembinaan karakter dan budaya dapat di gunakan dalam penelitian ini. 5. Skala Pendapat terhadap Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Skala pendapat terhadap PMR dapat dijaring melalui angket tertutup yang disusun berdasarkan aspek-aspek PMR yaitu pengalaman langsung (Performance Experience), pengalaman dari orang lain (Vicarious Experience), aspek Sosial/Verbal (Verbal Persuasion) dan aspek Psikologis (Physiological and Affective State). Skala pendapat terhadap PMR terdiri dari item-item kegiatan dan pendapat dalam bentuk pernyataan yang bersifat positif dan negatif dengan lima pilihan

90 yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), N (Netral), TS (tidak setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Instrumen ini dikembangkan dari sumarmo (2010) dan akan diberikan kepada siswa setelah pelaksanaan tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis. Sebelum instumen ini digunakan, dilaksanakan ujicoba empiris dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan uji coba terbatas kepada siswa kelas uji coba di luar sampel tapi setara. Tujuan dari uji coba ini untuk mengetahui tingkat keterbacaan bahasa dan untuk memperoleh gambaran apakah kegiatan dan pendapat dapat dipahami oleh siswa dengan baik. Tujuan uji coba ini untuk mengetahui tingkat validitas setiap item kegiatan dan pendapat sekaligus untuk menghitung skor setiap pilihan (SS, S, K, J, JS) dari setiap kegiatan dan pendapat dengan menggunakan progam Excle 2007. Dengan demikian, pemberian skor dari setiap kegiatan atau pendapat siswa ditentukan secara aposteriori yaitu berdasarkan jawaban responden dengan menentukan skala deviasi normal (Azwar 1995:125). Hasil uji coba skala pendapat terhadap RME tertera pada Table 3.13 Tabel 3.13 Hasil Uji Coba Skala Pendapat terhadap RME No T table T hitung Kriteria No T table T hitung Kriteria 1 0.38 0.40 Valid 23 0.38 0.64 Valid 2 0.38 0.38 Valid 24 0.38 0.56 Valid 3 0.38 0.54 Valid 25 0.38 0.77 Valid 4 0.38 0.84 Valid 26 0.38 0.57 Valid 5 0.38 0.54 Valid 27 0.38 0.41 Valid 6 0.38 0.41 Valid 28 0.38 0.69 Valid 7 0.38 0.69 Valid 29 0.38 0.59 Valid 8 0.38 0.58 Valid 30 0.38 0.39 Valid 9 0.38 0.39 Valid 31 0.38 0.54 Valid 10 0.38 0.38 Valid 32 0.38 0.75 Valid 11 0.38 0.93 Valid 33 0.38 0.45 Valid

91 12 0.38 0.44 Valid 34 0.38 0.41 Valid 13 0.38 0.40 Valid 35 0.38 0.69 Valid 14 0.38 0.70 Valid 36 0.38 0.53 Valid 15 0.38 0.45 Valid 37 0.38 0.47 Valid 16 0.38 0.78 Valid 38 0.38 0.40 Valid 17 0.38 0.54 Valid 39 0.38 0.42 Valid 18 0.38 0.73 Valid 40 0.38 0.44 Valid 19 0.38 0.58 Valid 41 0.38 0.40 Valid 20 0.38 0.45 Valid 42 0.38 0.39 Valid 21 0.38 0.69 Valid 43 0.38 0.44 Valid 22 0.38 0.69 Valid 44 0.38 0.97 Valid Berdasarkan hasi uji coba skala pendapat terhadap PMR, menunjukkan untuk setiap item soal valid dan jawaban siswa bervariasi yaitu SS, S, N, TS dan STS untuk jawaban pernyataan positif dan STS, TS, N, S dan SS untuk jawaban pernyataan negative. Dengan demikian, skala pendapat terhadap PMR dapat digunakan dalam penelitian ini. 6. Skala Pendapat Terhadap Sikap Siswa Skala sikap siswa dapat dijaring melalui angket tertutup yang disusun berdasarkan sikap siswa dalam pemebelajaran matematika yaitu pengalaman langsung (Performance Experience), pengalaman dari orang lain (Vicarious Experience), aspek Sosial/Verbal (Verbal Persuasion) dan aspek Psikologis (Physiological and Affective State). Skala sikap siswa terdiri dari item-item kegiatan dan pendapat dalam bentuk pernyataan yang bersifat positif dan negatif dengan lima pilihan yaitu SS (Sangat Sekali), S (Sering), N (Neral), TS (tidak setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju ). Instrument ini dikembangkan dari Sumarmo (2010) dan akan diberikan kepada siswa setelah pelaksanaan tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif

92 matematis. Sebelum instumen ini di gunakan, dilaksanankan ujicoba empiris dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan uji coba terbatas kepada siswa kelas uji coba di luar sampel tapi setara. Tujuan dari uji coba ini untuk mengetahui tingkat keterbacaan bahasa dan untuk meperoleh gambaran apakah kegiatan dan pendapat dapat dipahami oleh siswa dengan baik. Tujuan uji coba ini untuk mengetahui tingkat validitas setiap item kegiatan dan pendapat sekaligus untuk menghitung skor setiap pilihan (SS, S, N, TS, STS) dari setiap kegiatan dan pendapat dengan menggunakan program Excel 2007. Dengan demikian, pemberian skor dari setiap kegiatan atau pendapat siswa ditentukan secara aposteriori yaitu berdasarkan jawaban responden dengan menentukan skala deviasi normal (Azwar 1995:125). Hasil uji coba skala sikap tertera pada Table 3.14. Tebel 3.14. Hasil Uji Coba Skala Sikap Siswa. No T tabel T hitung Kriteria No T tabel T hitung Kriteria 1 0.38 0.40 Valid 19 0.38 0.48 Valid 2 0.38 0.40 Valid 20 0.38 0.45 Valid 3 0.38 0.47 Valid 21 0.38 0.69 Valid 4 0.38 0.41 Valid 22 0.38 0.84 Valid 5 0.38 0.54 Valid 23 0.38 0.61 Valid 6 0.38 0.43 Valid 24 0.38 0.50 Valid 7 0.38 0.40 Valid 15 0.38 0.40 Valid 8 0.38 0.49 Valid 16 0.38 0.49 Valid 9 0.38 0.61 Valid 27 0.38 0.42 Valid 10 0.38 0.42 Valid 28 0.38 0.46 Valid 11 0.38 0.46 Valid 29 0.38 0.51 Valid 12 0.38 0.40 Valid 30 0.38 0.47 Valid 13 0.38 0.40 Valid 31 0.38 0.40 Valid 14 0.38 0.54 Valid 32 0.38 0.50 Valid 15 0.38 0.52 Valid 33 0.38 0.74 Valid

93 16 0.38 0.42 Valid 34 0.38 0.67 Valid 17 0.38 0.52 Valid 35 0.38 0.74 Valid 18 0.38 0.46 Valid Berdasarkan hasi uji coba, skala sikap siswa menunjukkan untuk setiap item soal valid dan jawaban siswa bervariasi yaitu SS, S, N, TS dan STS untuk jawaban pernyataan positif dan STS, TS, N, S dan SS untuk jawaban pernyataan negative. Dengan demikian, skala sikap siswa dapat di\gunakan dalam penelitian ini. 7. Lembar Observasi Penelitian ini menggunakan dua jenis pedoman observasi yaitu pedoman observasi pelaksanaan pembelajaran yang berfungsi untuk melihat keefektifan kegiatan guru dalam menerapkan kedua model pembelajaran di kelas. Khusus untuk PMR, dikembangkan berdasarkan lima karakteristik PMR, dan pedoman observasi keaktifan siswa berfungsi untuk melihat keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas atau kelompok, keaktifan siswa meresponi arahan guru dalam pembelajaran dan kemampuan guru mengelola pembelajaran. Pedoman observasi pembelajar berupa item pernyataan yang tertera pada angket untuk menilai aktivitas guru dan siswa dengan skala penilaian sebagai berikut: 1) kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran dengan skala penilaian yaitu : 2 : Ya, 1: Tidak Jelas dan 0 : Tidak 2) keaktifan siswa dalam diskusi kelas atau kelompok dengan skala penilaian yaitu : 2: Aktif, 1: Kurang Aktif dan 0: Aktif 3) keaktifan siswa dalam meresponi arahan guru dalam pembelajaran dengan

94 skala penilaian yaitu : 2: Sering, 1: Kadang-kadang dan 0: Jarang Lembar observasi berupa cek list yang digunakan oleh observer pada saat proses pembelajaran untuk menilai aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Observer dilakukan oleh dua orang yang diberikan arahan tentang PMR. 8. Pedoman Wawancara Wawancara berfungsi untuk mempertegas dan melengkapi data yang dirasakan kurang lengkap atau belum terjaring melalui observasi dan tes. Selain itu, wawancara juga dapat digunakan untuk mengetahui strategi, cara berpikir (kritis dan kreatif), langkah-langkah, serta kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada tes berpikir kirtis dan kreatif matematis. E. Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Bahan Ajar PMR berbasis budaya khususnya budaya Maluku yang berisi materi dan lembaran mengikuti materi pelajaran matematika SLTP sesuai dengan KTSP 2006 dan mengacu pada karakteristik dan alur pembelajaran PMR. Bahan Ajar dibuat untuk 10 tatap muka yang berisi (1) deskripsi situasi atau permasalahan yang pemecahannya harus dipikirkan dan diselesaikan siswa; (2) tugas-tugas terbimbing (terstruktur) yang berangsur-angsur menuju tugas-tugas yang tidak terbimbing; (3) soal-soal yang mengukur kemampuan berpikir kirtis matematis meliputi mengidentifikasi, menghubungkan,

95 menganalisis dan memecahkan masalah. Sedangkan, untuk kreatif matematis meliputi kelancaran, keaslian, kelenturan dan elaborasi; (4) soal-soal yang mengukur kemampuan PMR; dan (5) permasalahan yang mengukur kemampuan siswa dalam intertwinment dan pemodelan matematik. Semua komponen ini disusun berdasarkan karakteristik dan alur pembelajaran dalam PMR. Permasalahan yang disajikan dalam bahan ajar ini berupa permasalahan kontekstual yang berkaitan dengan karakter dan budaya klususnya berkaitan dengan budaya Maluku yang nantinya dikerjakan oleh seluruh kelompok. Selanjutnya, dari hasil pekerjaan masing-masing kelompok itu didiskusikan bersama untuk mendapatkan pemecahan masalah yang tepat. Dengan menggunakan bahan ajar dalam proses pembelajaran sangat diharapkan keaktifan seluruh siswa dalam kelompoknya masing-masing. Di sini peran guru hanya sebagai pembimbing dan fasilitator bagi siswa. Siswa harus dipandang sebagai individu yang mempunyai potensi untuk mengembangkan pengetahuan dalam dirinya. Siswa diharapkan aktif mengkonstruksi pengetahuannya. Bahkan diharapkan siswa tidak sekedar aktif sendiri, tetapi ada aktivitas bersama di antara mereka (interaktivitas). Selanjutnya di akhir pembelajaran, diharapkan siswa dapat menyimpulkan atau merangkum tentang pengetahuan matematika yang ia peroleh selama pembelajaran berlangsung, baik secara individu maupun kelompok. Apabila siswa mengalami kesulitan dalam merumuskan kesimpulan, maka guru dapat memberikan bimbingan seperlunya. Hal ini dimaksudkan agar pengetahuan yang diperoleh siswa dapat merata dan sesuai dengan harapan.

96 Sebelum bahan ajar tersebut digunakan, terlebih dahulu dilakukan validasi muka dan isi oleh pembimbing, dosen/pakar pendidikan matematika realistik, dan guru SMP sebagai penimbang. Pertimbangan validasi muka dan isi bahan ajar dengan pendekatan matematika realistik untuk siswa SMP yang dimaksudkan adalah berkenaan dengan hal-hal berikut: 1. Format; berkaitan dengan sistematika penyajian, kejelasan bahasa yang digunakan, kejelasan ilustrasi/gambar. 2. Isi; berkaitan dengan kesesuaian terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar, kesesuaian terhadap tingkat perkembangan mental siswa, keruntutan penyajian, kesesuaian dengan alokasi waktu. 3. Proses; berkaitan dengan unsur kontekstual, unsur matematisasi (in formal/formal, model of, model for, formal mathematics), unsur kontribusi siswa, unsur keterjalinan (intertwine). Hasil validitas bahan ajar ditampilkan pada tabel 3.15 Tabel 3.15. Hasil Validitas Muka Bahan Ajar Penim 10 Pertemuan Ket Bang Uraian. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Kejelasan bahasa L L TL L L L L TL L L R Kejelasan format penyajian L TL L L L L L L L L R Kejelasan gambar L L TL L L L TL L L L R 2 Kejelasan bahasa L L L L L L L L L L Kejelasan L L L L L L TL L L TL R format penyajian Kejelasan L L L L L L L L L L gambar 3 Kejelasan bahasa TL L TL L L L TL L L L R Kejelasan L L L L L L L L L L

97 format penyajian Kejelasan gambar L L TL L L L L L L L R Ket : L = Layak, TL = Tidak Layak dan R = Revisi Item yang direvisi untuk kejelasan bahasa penimbang ke-1 bahan ajar dan bahan ajar 8,dan penimbang -3 bahan ajar 1, bahan ajar 3 dan bahan 7. Untuk jelasan format penyajian penimbang-1 bahan ajar 2, penimbang -2 bahan ajar 7 dan bahan ajar 10. Kejelasan gambar penimbang-1 bahan ajar 3 dan bahan ajar 7, penimbang-2 bahan ajar 5 dan untuk penimbang ke-3 bahan ajar 3. Validasi isi, meliputi: kesesuaian dengan materi pokok, kesesuaian dengan indikator pencapaian hasil belajar, kesesuaian dengan karakteristik kemampuan berpikir kritis matematis, kesesuaian PMR dan dengan tingkat kesukaran siswa SLTP pada Tabel 3.16. Tabel 3.16. Hasil Validitas Muka Bahan Ajar Penim 10 Pertemuan Ket bang Uraian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10. 1 Kesesuaian materi L L L L L L L L L L Kesesuaian Indikator hasil belajar L L L L L L L L L L Kesesuaian Karakter L TL TL L L TL L L L L R berpikir kritis dan kreatif Kesesuaian PMR dengan L L TL L L L L L L L 2 Kesesuaian materi L L L L L L L L L L Kesesuaian Indikator hasil belajar L L L L L L L L L L R Kesesuaian Karakter L L TL L T L L L T L R berpikir kritis dan kreatif L L Kesesuaian PMR dengan L L TL L L L TL L L L 3 Kesesuaian materi L L L L L L L L L L R Kesesuaian Indikator hasil belajar L L L L L L L L L L Kesesuaian Karakter L L L L T L L L T L berpikir kritis dan kreatif L L Kesesuaian PMR dengan L TL L L L L TL L L L R Ket : L = Layat, TL = Tidak Layak dan R = Revisi Item yang direvisi untuk karakter berpikir kirtis dan kreatifitas penimbang ke-1

98 bahan ajar 3 dan bahan ajar 6, penimbang ke-2 bahan ajar 3, bahan ajar 5 dan bahan ajar 9 dan penimbang -3 bahan ajar 5 dan bahan ajar 9. Untuk kesesuaian dengan PMR penimbang-1 bahan ajar 2 dan bahan ajar 3, penimbang -2 bahan ajar 3, bahan ajar 5 dan bahan ajar 19 dan penimbang-3 bahan ajar 2 dan bahan ajar 7. F. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan proses pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) berbasis budaya sebagai perlakuan pada kelompok eksprimen dan Pendekatan Matematika Konvensional/ Biasa (PMB) pada kelompok kontrol. Dengan demikian, pada tiap sekolah yang menjadi sampel penelitian terdapat dua kelas yang diteliti yaitu satu kelas sebagai kelompok eksprimen dan satu kelas sebagai kelompok kontrol. Tabel 3.17, menunjukkan gambaran model pedagogi yang dilakukan pada kelas eksprimen dan kelas kontrol. Tabel 3.17 Model Pedagogi pada Kelas Eksprimen dan Kelompok Kontrol No. Pendekatan Matematika Realistik Pendekatan Matematika Biasa 1 2 Bahan Ajar dirancang dalam bentuk masalah kontekstual yang harus diselesaikan oleh siswa. Konsep matematika dibangun sendiri oleh siswa melalui proses matematisasi Guru berperan sebagai fasilitator, mediator, dan partner dengan menyajikan berbagai masalah kontekstual, serta melakukan negosiasi secara eksplisit, intervensi, kooperatif, penjelasan, pembenaran setuju dan tidak setuju, pertanyaan atau refleksi dan evaluasi. Bahan ajar yang digunakan adalah buku ajar yang biasa dipakai oleh guru. Kegiatan pembelajaran biasanya dilakukan dengan membahas contoh soal dan dilanjutkan dengan latihan. Guru berperan sebagai sumber belajar, menjelaskan konsep, menjelaskan contoh soal, memberikan soal-soal latihan yang harus dikerjakan siswa, dan mengevaluasi hasil belajar siswa.

99 3 Siswa berperan sebagai peserta yang aktif. Kontribusi dalam proses pembelajaran diharapkan datang dari siswa sendiri dengan memproduksi dan mengkonstruksi sendiri model secara bebas. Siswa berperan sebagai penerima informasi yang diberikan oleh guru dan berlatih menyelesaikan soal-soal latihan. 4 Interaksi dalam kegiatan pembelajaran bersifat multi arah Interaksi dalam kegiatan pembelajaran bersifat satu atau dua arah G. Analisis Data Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini, diperoleh/dijaring dari tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa, tes dilakukan pada awal pembelajaran (sebelum perlakuan), yang disebut sebagai pre tes dan pada akhir pembelajaran (setelah perlakuan), yang disebut post tes. Dari skor pre tes dan post tes kedua kemampuan tersebut, dihitung N-Gain (gain ternormalisasi). Selanjutnya, nilai N-Gain inilah yang diolah sesuai permasalahan dan hipotesis yang diajukan. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan seperti berikut: 1. Uji prasyarat, menguji persyaratan statistik yang diperlukan sebagai dasar dalam pengujian hipotesis yaitu menggunakan uji normalitas dan homogenitas baik terhadap bagian-bagiannya maupun secara keseluruhan. 2. Dari hasil pengujian diketahui data berdistibusi normal dan bervariasi normal maka digunakan uji-t untuk uji perbedaan dua rata-rata dan uji Anova untuk uji perbedaan lebih dari dua rata-rata. 3. Jika data diketahui tidak berdistribusi normal digunakan kaidah-kaidah statistik non parametrik digunakan uji wilcoyon atau uji Mann-Whitney untuk uji perbedaan dua sampel dan uji krurskal walls untuk uji perbedaan lebih dari dua jalur.

100 Seluruh perhitungan statistik menggunakan bantuan komputer program Exel 2007 dan SPSS 17. Selain dilakukan analisis secara kuantitatif, peneliti juga akan melakukan analisis secara kualitatif terhadap jawaban setiap butir soal, data hasil observasi, data hasil wawancara, dan data respon siswa. Hal ini bertujuan untuk mengkaji lebih jauh tentang kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis, serta untuk mengetahui apakah pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan ketentuan-ketentuan pembelajaran yang ditetapkan pada kedua pembelajaran. Tabel 3.18. Keterkaitan antara Masalah, Hipotesis, Kelompok Data Dan Jenis Uji Statistik yang digunakan dalam Analisa Data Masalah Kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang menggunakan PMR lebih tinggi jika dibandingkan dengan PMB di tinjau dari keseluruhan siswa Kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang menggunakan PMR lebih tinggi jika dibandingkan dengan PMB di tinjau dari KAM siswa Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan PMR lebih tinggi jika dibandingkan dengan PMB di tinjau dari keseluruhan siswa Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan PMR lebih tinggi jika dibandingkan dengan PMB di tinjau dari KAM siswa Nomor Hipotesis 1a 1b 2a 2b Kelompok Data AT/S/RE MT/S/RE BT/S/RE AT/S/RK MT/S/RK BT/S/RK KSE/KSK AT/S/RE MT/S/RE BT/S/RE AT/S/RK MT/S/RK BT/S/RK KSE/KSK AT/S/RE MT/S/RE BT/S/RE AT/S/RK MT/S/RK BT/S/RK KSE/KSK AT/S/RE MT/S/RE BT/S/RE AT/S/RK MT/S/RK BT/S/RK KSE/KSK Jenis Uji Statistik Uji-t atau Mann Withney One Way Anova atau Kurskal Wallis Uji-t atau Mann Withney One Way Anova atau Kurscal Wallis

101 Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang menggunakan PMR lebih tinggi jika dibandingkan dengan PMB ditinjau dari keseluruhan siswa Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang menggunakan PMR lebih tinggi jika dibandingkan dengan PMB ditinjau KAM siswa Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan PMR lebih tinggi jika dibandingkan dengan PMB ditinjau dari keseluruhan siswa 3a 3b 4a AT/S/RE MT/S/RE BT/S/RE AT/S/RK MT/S/RK BT/S/RK KSE/KSK AT/S/RE MT/S/RE BT/S/RE AT/S/RK MT/S/RK BT/S/RK KSE/KSK AT/S/RE MT/S/RE BT/S/RE AT/S/RK MT/S/RK BT/S/RK KSE/KSK Uji-t atau Mann Withney One Way Anova atau Kurscal Wallis Uji-t atau Mann Withney Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan PMR lebih tinggi jika dibandingkan dengan PMB ditinjau dari KAM siswa Terdapat pengaruh interaksi antara faktor pembelajaran dan KAM siswa, terhadap pencapaian kemampuan beripikir kritis matematis siswa Terdapat pengaruh interaksi antara faktor pembelajaran dan KAM siswa, terhadap pencapaian kemampuan berpikir kreatif matematis siswa Terdapat pengaruh interaksi antara faktor pembelajaran dan KAM siswa, terhadap sikap siswa 4b 5a 5b 5c AT/S/RE MT/S/RE BT/S/RE AT/S/RK MT/S/RK BT/S/RK KSE/KSK AT/S/RE MT/S/RE BT/S/RE AT/S/RK MT/S/RK BT/S/RK KSE/KSK AT/S/RE MT/S/RE BT/S/RE AT/S/RK MT/S/RK BT/S/RK KSE/KSK AT/S/RE MT/S/RE BT/S/RE AT/S/RK MT/S/RK BT/S/RK KSE/KSK One Way Anova atau Kurskal Wallis Anova Dua Jalur Anava Dua Jalur Anava Dua Jalur

102 Terdapat perbedaan Karakter dan budaya siswa yang menggunakan PMR dan PMB di tinjau dari keseluruhan siswa Terdapat perbedaan Karakter dan budaya siswa yang menggunakan PMR dan PMB di tinjau dari KAM siswa Terdapat asosiasi antara peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis dan kemampuan kreatif matematis 6a 6b 7 AT/S/RE MT/S/RE BT/S/RE AT/S/RK MT/S/RK BT/S/RK KSE/KSK AT/S/RE MT/S/RE BT/S/RE AT/S/RK MT/S/RK BT/S/RK KSE/KSK AT/S/RE MT/S/RE BT/S/RE AT/S/RK MT/S/RK BT/S/RK KSE/KSK Uji-t atau Mann Withney One Way Anova atau Kurskal Wallis Chi Kuadrat H. Prosedur Penelitian Penelitian eksprimen ini dilakukan dengan prosedur yang melalui tahapan alur kerja. Penelitian dimulai dari merumuskan identifikasi masalah, rumusan masalah dan studi literatur yang pada akhirnya diperoleh perangkat penelitian berupa RPP, bahan ajar dan instrumen penelitian. Perangkat penelitian ini sebelum diujicobakan terlebih dahulu dilakukan validasi muka dan validasi isi oleh para ahli (pakar pendidikan yang berkompetensi) dan selanjutnya dilakukan perbaikan seperlunya sesuai hasil validasi muka dan isi. Setelah perbaikan berdasarkan hasil validasi muka dan isi, kemudian diujicobakan. Data hasil uji coba, selanjutnya dianalisis untuk melihat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Pemilihan subyek penelitian sebagai kelompok eksprimen dan kelompok kontrol dilakukan secara acak. Selanjutnya, dilakukan uji beda terhadap kedua kelompok tersebut untuk melihat kesetaraan kemampuan awal

103 mereka dengan menggunakan tes kemampuan awal matematika (KAM) siswa. Pelaksanaan penelitian diawali dengan pemberian pre tes pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Selama pelaksanaan penelitian, kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan matematika realistik (PMR). Sedangkan, kelompok kontrol tetap menggunakan pendekatan konvensional/biasa (PMB). Selama pembelajaran, dilakukan pula observasi pada kelompok eksperimen, yang bertujuan untuk melihat aktivitas siswa dan kemajuan yang terjadi selama eksperimen berlangsung. Selanjutnya, pada akhir penelitian dilakukan post tes, pengisian lembar respon siswa, dan wawancara. Post tes bertujuan untuk melihat kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis dan kemampuan PMR yang diperoleh siswa selama pelaksanaan penelitian. Pengisian lembar respon siswa, bertujuan untuk melihat bagaimana respon siswa terhadap penerapan PMR, pendapat atau pandangan terhadap karakter siswa dan sikap siswa, pelaksanaan pembelajaran, perangkat pembelajaran yang digunakan, cara pendampingan guru, dan bahan ajar yang digunakan. Sedangkan wawancara, bertujuan untuk mengetahui strategi, cara berpikir (kritis dan kreatif), langkah-langkah, serta kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada tes yang diberikan pada akhir penelitian. Data yang diperoleh dari hasil observasi, lembar respon siswa, dan wawancara ini, selanjutnya digunakan untuk kebutuhan analisis data secara kualitatif. Sedangkan, analisis secara kuantitatif dilakukan terhadap data N-Gain yang diperoleh dari post tes dan pre tes untuk setiap kemampuan (berpikir kritis dan kreatif matematis), percapaian kemampuan (berpikir kritis dan kereatif

104 matematis), interaksi kemampuan (berpikir kirtis dan kreatif matematis), interaksi sikap siswa, pendapat karakter siswa (berpikir kritis dan kreatif matematis) dan Asosiasi antara pembelajaran dan KAM siswa (kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis). Analisis secara kuantitatif yang dilengkapi secara kualitatif didasarkan pada pendapat Glaser dan Strauss (dalam Moleong, 1999) yang mengatakan bahwa dalam banyak hal kedua data kuantitatif dan kualitatif diperlukan, bukan kuantitatif menguji kualitatif, melainkan kedua bentuk data tersebut digunakan bersama dan apabila dibandingkan, masing-masing dapat digunakan untuk keperluan menyusun teori. Selanjutnya, dari hasil analisis data, dilakukan pula pembahasan guna menghasilkan temuan dari penelitian ini. Secara ringkas, alur kerja penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut:

105 STUDI PENDAHULUAN IDENYIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH, STUDI LITERATUR DLL. PENGEMABANGAN NSTRUMEN PENELITIAN DAN UJI COBA PENETAPAN SUBJEK PENELITIAN PRE TES PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PEMBELAJARAN MATEMATIKA BIASA OBSERVASI KEAKTIFAN DAN KEEFEKTIFAN TERHADAP PMR ANGKET RESPON SISWA (Pendapat terhadap PMR, Karakter Siswa, Sikap Siswa POST TES ANGKET RESPON SISWA ( Karakter siswa, sikap siswa) PENGOLAHAN DATA ANALISIS DATA TEMUAN-TEMUAN KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Gambar. 3.1 Bagan Alur Penelitian

106 DATA PENELITIAN KELAS KONTROL KELAS EKSPERIMEN UJI NOMALITA UJI NOMALITA UJI NON PARAME- UJI HOMOGEN UJI PARAMERTIK KESIMPULAN Gambar 3.2. Bagan Alur Pengujian Data

107 2 Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2011 sampai dengan Febuari 2012. Uraian disajikan pada tabel 3.19 berikut: No Waktu Penelitian Kegiatan 1 Agustus September Tahap Persiapan 2011 2 Oktober 2011 Febuari 2012 a. Tes Pengetahuan Awal b. Pelaksanaan Pembelajaran c. Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis d. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis e. pendapat karakter siswa f. Pengisian Angket 3 Maret-April 2012 a. Pengolahan dan Analisis Data b. Penyusunan Laporan Penelitian