PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN BRIGADE ALSINTAN

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan dan Sasaran Pengertian dan Definisi...

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

DAFTAR ISI. iii. iv PENUTUP iii

KEBIJAKAN PENGELOLAAN ALSINTAN

PENGANTAR. Ir. Suprapti

PEDOMAN TEKNIS PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN APBN TA 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Nopember 2013 Direktur Alat dan Mesin Pertanian. Ir. Bambang Santosa, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM TENTANG

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 25/Permentan/PL.130/5/2008 TENTANG PEDOMAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN USAHA PELAYANAN JASA ALAT DAN MESIN PERTANIAN

PENGANTAR. Ir. Bambang Santosa, M.Sc

PROVINSI PAPUA BUPATI JAYAPURA

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN KERJASAMA DIREKTORAT JENDERAL DENGAN TNI-AD MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN (TMKP) TA. 2014

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN NOMOR 16/KPA/SK.310/C/2/2016 TENTANG

UMUM ASPEK AIR IRIGASI. Perluasanlahan sawah dan lahan kering, optimasi lahan, System of Rice Intensification (SRI) dan perbaikan kesuburan lahan

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2013

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Direktur Alat dan Mesin Pertanian. Ir. Suprapti NIP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR ISI. iii. iv PENUTUP iii

WALIKOTA TASIKMALAYA

5. Pupuk dan benih belum enam tepat; 6. Lemahnya permodalan petani; 7. Fluktuatif harga komoditas Harus bisa

KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE

KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA

Pedoman Teknis. PENDAMpINGAN PENYULUHAN. PADA PROGRAM PERCEpATAN OpTIMALISASI LAHAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

RUMUSAN TEMU TEKNIS PEMANFAATAN ALSINTAN HASIL PEREKAYASAAN DAN PENGEMBANGAN BALITBANGTAN SERPONG, 18 AGUSTUS 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG

IKU TAHUN 2017 SUB BAGIAN UMUM, KEPEGAWAIAN, KEUANGAN DAN ASET DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG INDIKATOR KINERJA TARGET

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

Kiranya Pedoman Pelaksanaan ini dapat dilaksanakan dengan baik oleh semua pihak.

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

GUBERNUR LAMPUNG. GUBERl'fUR LAMPUl'fG,

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

STRATEGI DAN PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT KABUPATEN PASER BIDANG INDUSTRI TANAMAN PANGAN TAHUN 2018

KATA PENGANTAR. Petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi salah satu acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut.

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015

DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN EXCAVATOR (KELAS 20 TON) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 44/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGUJIAN MUTU ALAT DAN MESIN PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR LAMPIRAN

MEMUTUSKAN : : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN BANTUAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO.

Bagian Ketujuh Bidang Pengembangan Usaha Pasal 20 (1) Bidang Pengembangan Usaha mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan

STRATEGI PENCAPAIAN UPAYA KHUSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI SUKOHARJO (STUDI KASUS DI DALANGAN TAWANGSARI)

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

ARAH KEBIJAKAN PENYULUHAN MENDUKUNG SWASEMBADA PANGAN

Pengelolaan Data Lahan Sawah, Alat dan Mesin Pertanian, dan Jaringan Irigasi

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA.

Jakarta, Januari 2010 Direktur Jenderal Tanaman Pangan IR. SUTARTO ALIMOESO, MM NIP

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.22/MEN/2011

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN KELOMPOKTANI DI LOKASI SENTRA PANGAN TAHUN 2016

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

TUJUAN & SASARAN 4/26/17 PENDEKATAN PEMBANGUNAN. Misi 2 :

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 46/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN CADANGAN BENIH NASIONAL

AGRIBISNIS Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian

2018, No.8-2- Negara Republik Indonesia Nomor 3478); 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Repu

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77/HUK/2013 TENTANG TIM KOORDINASI PROGRAM KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK NASIONAL TAHUN 2013

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No menetapkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/SR.120/8/2012 ten

1. Penjabaran Nawacita di dalam program dan kegiatan

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14.1/Permentan/RC.220/4/2015 TANGGAL : 1 April 2015

PENGANTAR. Surabaya, Desember 2015 Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

KEMENTERIAN PERTANIAN

Samarinda, 1 Maret 2017

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Nomor KEP. 31/LATTAS/II/2014 TENTANG

DATA PROFIL SKPD. 3. ALAMAT Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare Pagar Alam

Transkripsi:

PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN BRIGADE ALSINTAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2017

KATA PENGANTAR Dalam rangka optimalisasi pemanfaatan alsintan oleh Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota maupun oleh Satuan Komando Kewilayahan (Korem/Kodim) serta oleh poktan/gapoktan perlu diterbitkan Pedoman Umum Pengelolaan Brigade Alsintan ini sebagai acuan pendayagunaan Alsintan melalui Brigade Alsintan yang dikelola oleh Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota dan Korem/Kodim serta poktan/gapoktan di wilayah sentra produksi padi, jagung dan kedelai. Upaya pembentukan Brigade Alsintan merupakan bentuk pendayagunaan alsintan yang diadakan melalui anggaran Kementerian Pertanian. Pendayagunaan yang dimaksud agar pengelolaan pemanfaatan alsintan melalui Brigade Alsintan dapat memberikan contoh sekaligus mengawal pemanfaatan alsin oleh poktan/gapoktan/upja. Dengan pola tersebut bantuan alsintan yang sudah diadakan/disalurkan kepada poktan/gapoktan/upja dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendorong i

kegiatan percepatan olah tanah, tanam dan panen secara serempak guna tercapainya peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai. Pedoman Umum Pengelolaan Brigade Alsintan ini perlu ditindaklanjuti dengan Petunjuk Teknis Pengelolaan Brigade Alsintan oleh Dinas Pertanian dan Korem/Kodim dalam pengelolaan Brigade Alsintan di masing-masing wilayah sebagai wujud pelayanan/fasilitasi bagi petani. Jakarta, Jakarta, 11 April 2017 2017 Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Ir. Pending Dadih Permana, M.Ec.Dev. NIP. 19600508 198603 1 026 ii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.... i DAFTAR ISI... iii I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan dan Sasaran... 2 II. LANDASAN PELAKSANAAN... 4 III. MEKANISME PELAKSANAAN... 6 A. Pengorganisasian... 6 B. Pola Operasional... 8 IV. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN... 13 LAMPIRAN... 15 iii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas Tanaman Pangan seperti padi, jagung, dan kedelai merupakan komoditas yang strategis serta berperan penting dalam mendukung terwujudnya ketahanan pangan nasional. Seiring dengan terjadinya fenomena pengurangan jumlah rumah tangga pertanian/tenaga kerja di perdesaan menunjukkan adanya tantangan baru di sektor pertanian, khususnya dalam mewujudkan swasembada dan ketahanan pangan pada masa mendatang Untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja tersebut, peran mekanisasi pertanian menjadi sangat penting. Selain untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja bidang pertanian, pemanfaatan mekanisasi diharapkan mampu untuk mempercepat proses budidaya dan pasca panen yang efektif dan efisien. Dalam rangka mendukung pengembangan mekanisasi pertanian terpadu dengan penerapan teknologi yang tepat, Kementerian Pertanian berupaya untuk memberikan bantuan berupa paket alat dan mesin pertanian (Alsintan) kepada masyarakat yang dikelola melalui UPJA maupun Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota dan Jajaran TNI-AD di kabupaten khususnya Satuan Komando Kewilayahan 1

(Korem/Kodim) yang dikelola dalam bentuk Brigade Alsintan. Pengelolaan Brigade Alsintan dimaksudkan sebagai task force dalam bentuk pendampingan kegiatan olah tanah, tanam dan panen secara serempak yang dilakukan kelompok tani di masing masing wilayah. Agar pelaksanaan di lapangan dapat berjalan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan maka diterbitkan Pedoman Umum Pengelolaan Brigade Alsintan Tahun 2017 sebagai acuan bagi penerima bantuan alsintan. B. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan 1) Memberikan acuan dalam pengelolaan alsintan di Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/ Kota dan Korem/Kodim serta poktan/gapoktan dengan pola brigade dalam rangka pengembangan mekanisasi pertanian. 2) Mengoptimalkan pemanfaatan bantuan alsintan baik untuk kegiatan prapanen (pengairan, olah tanah dan tanam) maupun pascapanen. 3) Memfasilitasi penyediaan alsintan untuk kegiatan Brigade Alsintan yang dikelola Dinas Pertanian, Korem/Kodim dan poktan/gapoktan. 2

2. Sasaran Kegiatan 1) Tersedianya acuan pengelolaan Brigade Alsintan bagi Dinas Pertanian provinsi/kabupaten/kota dan Korem/Kodim serta poktan/gapoktan dalam rangka pengembangan mekanisasi pertanian. 2) Diterapkannya mekanisasi pertanian pada kegiatan budidaya tanaman dan pascapanen terutama didaerah sentra produksi padi, jagung dan kedelai. 3) Terorganisirnya pengelolaan alsintan dalam bentuk brigade, yang dikelola secara terintegrasi antara Dinas Pertanian, Korem/Kodim, Penyuluh, UPJA/ Poktan/Gapoktan, dan Generasi Muda Penggerak Modernisasi Pertanian 3

II. LANDASAN PELAKSANAAN Landasan kebijakan kegiatan Brigade Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) antara lain: 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2001 tentang Alat dan Mesin Budidaya Tanaman. 3. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 111/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemindahtanganan Barang Milik Negara. 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian/Lembaga. 5. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65/Permentan/ OT.140/12/2006 tentang Pedoman Pengawasan Pengadaan, Peredaran, dan Penggunaan Alat dan Mesin Pertanian. 6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 05/Permentan/ OT.140/1/2007 tentang Syarat dan Tata Cara Pengujian dan Pemberian Sertifikat Alsin Budidaya tanaman. 4

7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 131/Permentan/ OT.140/12/2014 tentang Hubungan Kerja antar Kelembagaan teknis, Penelitian dan pengembangan dan Penyuluhan Pertanian dalam mendukung Peningkatan Produksi Beras Nasional. 8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39/Permentan/ OT.140/8/2008 tentang Pembentukan Lembaga Sertifikasi Produk Alsintan. 9. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 25/Permentan/ PL.130/5/2008 tentang Pedoman dan Penumbuhan Usaha Jasa Alsintan (UPJA). 10. Nota Kesepamahan Menteri Pertanian dengan Panglima TNI No.10/MoU/RC.120/M/12/2016 dan No Kerma/18/XII/2016 tanggal 5 Desember 2016. 11. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70/Permentan/ PL.200/12/2016 tentang Penatausahaan Persediaan Lingkup Kementerian Pertanian 5

III. MEKANISME PELAKSANAAN Pemanfaatan bantuan alsintan yang diterima oleh Dinas Pertanian (Provinsi/Kabupaten/Kota), Korem/Kodim dan Poktan/ Gapoktan/UPJA dikelola dalam bentuk Brigade Alsintan, mekanisme pelaksanaannya diuraikan sebagai berkut : A. Pengorganisasian Pengorganisasian pemanfaatan alsintan dilakukan dalam bentuk sebagai berikut : a. Brigade Alsintan di Dinas Pertanian (Provinsi/ Kabupaten/ Kota), b. Brigade Alsintan di Korem/Kodim, dan c. Brigade Alsintan di Poktan/Gapoktan/UPJA. Brigade Alsintan yang dikelola oleh Dinas Pertanian, Korem/Kodim, Poktan/Gapoktan/UPJA, harus dilengkapi struktur organisasi pengelolaan Brigade Alsintan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas/Danrem/Dandim/Ketua Poktan/Gapoktan/UPJA. Dalam pengorganisasian Brigade Alsintan, maka ditetapkan peran dan tugas dari masing-masing pihak, sebagai berikut : 1) Pemerintah Provinsi Pengelolaan Brigade Alsintan di Dinas Pertanian Provinsi dimaksudkan untuk memanfaatkan dan memobilisasi 6

alsintan antar/lintas kabupaten/kota guna memenuhi permintaan dan kebutuhan kabupaten dalam percepatan pengolahan tanah, penanaman, dan panen. 2) Pemerintah Kabupaten/Kota Pengelolaan Brigade Alsintan oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dilaksanakan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi dan Kodim. Pemanfaatan alsintan disamping untuk kabupaten/kota sebagai lokasi Brigade Alsintan dimungkinkan dimanfaatkan di kabupaten/kota sekitarnya apabila kebutuhan alsintan di kabupaten/kota bersangkutan telah terpenuhi. 3) Korem/Kodim Pengelolaan Brigade Alsintan oleh Korem/Kodim dimaksudkan untuk membantu Poktan/Gapoktan dalam percepatan pengolahan tanah dan tanam bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota maupun Dinas Pertanian Provinsi. 4) Gapoktan/Poktan/UPJA Poktan/Gapoktan/UPJA memanfaatkan bantuan alsintan secara optimal mengacu pada ketentuan Brigade Alsintan 7

yang berlaku pada masing-masing kelompok/upja dalam mendukung percepatan pengolahan tanah, tanam dan panen. Kegiatan tanam dan panen secara serempak ini dikoordinasikan dengan Dinas Pertanian/Korem/Kodim setempat. B. Pola Operasional 1) Gerakan Bersama Operasional Brigade Alsintan merupakan gerakan bersama antara unsur pemerintah, pemerintah daerah, jajaran TNI, kelembagaan petani, serta generasi muda penggerak modernisasi pertanian. Dalam operasional pelaksanaannya, gerakan ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan alsintan bantuan pemerintah maupun pemerintah daerah. Dengan demikian bantuan alsintan dapat berdayaguna dan berhasil guna untuk mendorong peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai di wilayahnya. 2) Terintegrasi Alsintan prapanen dan alsintan pascapanen yang beredar di lapangan berasal dari berbagai macam sumber penganggaran. 8

Agar pengelolaannya lebih optimal maka operasional Brigade Alsintan harus terintegrasi baik dalam kendali Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten/Kota, Korem/Kodim serta Poktan/Gapoktan /UPJA. 3) Ruang Lingkup Pengelolaan Brigade - Prinsip pengelolaan Brigade Alsintan dilaksanakan untuk memberikan layanan kepada masyarakat/petani yang membutuhkan alsintan untuk proses budidaya dan pasca panen. - Segala bentuk pembiayaan dalam rangka pelayanan Brigade Alsintan kepada masyarakat/petani ditanggung oleh pengguna layanan tersebut. Pembiayaan dimaksud meliputi : a. Bahan Bakar b. Upah operator c. Mobilisasi alsintan d. Perawatan dan Pemeliharaan alsintan. Sebagai contoh, komposisi pembiayaan alsintan dari nilai jasa penggunaan alsintan sebagai berikut: a. Bahan Bakar berkisar 20% b. Upah operator berkisar 30% 9

c. Mobilisasi alsintan berkisar 20% d. Perawatan dan Pemeliharaan alsintan berkisar 30% Penetapan besaran pembiayaan lebih lanjut disesuaikan dengan kondisi wilayah masing-masing serta peraturan pemerintah daerah setempat. - Untuk mengoptimalkan pelayanan, setiap Brigade Alsintan harus memiliki minimal 3 (tiga) jenis alsintan yaitu : a. Traktor, b. Rice Transplanter, c. Combine harvester, Jumlah masing-masing alsintan tersebut sebanyak 4 (empat) unit agar dapat menggerakkan kegiatan tanam dan panen secara serempak. Disamping jenis alsintan tersebut dimungkinkan jenis alsintan lainnya yang dikelola dengan pola brigade alsintan antara lain: excavator, pompa air, power thresser,, power thresser multiguna, corn sheller, dan corn combine harvester. - Masyarakat/Petani yang akan memanfaatkan layanan Brigade Alsintan, mengajukan permohonan kepada pengelola 10

Brigade Alsintan baik yang berada di Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten/Kota, Korem/Kodim maupun Poktan/Gapoktan/ UPJA. - Poktan/Gapoktan yang memanfaatkan bantuan alsintan diminta menjual sebagian hasil panennya ke Subdivre Bulog setempat. 4) Wilayah Kerja Operasional Brigade Dalam operasional pelaksanaan Brigade Alsintan, BP3K/Koramil menjadi basis wilayah kerja operasional Brigade. BP3K/Koramil mengatur wilayah operasi sehingga Alsintan dapat dimanfaatkan secara optimal. Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan tersebut, BP3K/Koramil melakukan : a. Pendataan ketersediaan alsintan tingkat kecamatan b. Rekapitulasi pola tanam/panen tingkat kecamatan c.penyusunan kalender tanam dan panen tingkat kecamatan d. Penyusunan jadwal operasional pendayagunaan alsintan. 11

5) Pembinaan Untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan Brigade Alsintan, perlu dilakukan pembinaan melalui pendidikan dan pelatihan baik aspek teknis, manajemen dan keuangan bagi pengelola dan operator/teknisi Brigade Alsintan. Pembinaan dapat dilakukan oleh petugas pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan tenaga penyuluh/penyelia Mitra Tani (PMT) yang dipilih secara selektif. 12

IV. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Monitoring dan Evaluasi dilakukan sebagai bagian dari pembinaan agar kegiatan dapat berjalan lancar, berdayaguna dan berhasil guna. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilaksanakan oleh petugas pusat dan daerah untuk mengetahui kondisi perkembangan, pemanfaatan dan permasalahan yang timbul dilapangan. Pelaporan wajib dilakukan bersama-sama dan berjenjang oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota/Kodim kepada Dinas Pertanian Provinsi/Korem pada setiap musim tanam setiap tahunnya dan dilengkapi dengan gambar/foto pemanfaatan alsintan tersebut di lapangan yang memuat : lokasi dan luasan tanam yang hasil pemanfaatan alsintan di lokasi, masalah yang dihadapi dan upaya yang telah dilakukan serta usulan perbaikan agar Brigade Alsintan dapat dikelola lebih baik dimasa mendatang. Laporan ditujukan ke alamat : 1. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Cq. Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Jl. Taman Margasatwa No. 3 Pasar Minggu Jakarta Selatan Telp/Fax : 021-78833240 Email : dit_alsintan@yahoo.com; 13

2. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Cq. Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Jl. Ragunan No. 15 Pasar Minggu Jakarta Selatan Telp/Fax : 021-7889060 Email : dit.pphtp@gmail.com. 14

LAMPIRAN Lampiran 1. Contoh Form Laporan Bulan.. Form Laporan Kegiatan Brigade Alsintan No Tanggal Nama Jenis Wilayah kerja Kegiatan*) alsintan Wilayah Luas Nama Operator *) Kegiatan : Olah Tanah/Tanam/Pengairan/Panen/Perontokan Komandan Korem. Kepala Dinas Pertanian (.) NRP (.) NIP 15

Lampiran 2 : Contoh SK Pembentukan Brigade oleh Gubernur/Bupati/Kepala DInas SURAT KEPUTUSAN GUBERNUR/BUPATI/ KEPALA DINAS NOMOR. TENTANG PEMBENTUKAN BRIGADE ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI PROVINSI/KABUPATEN.. Menimbang : a. bahwa alat dan mesin pertanian.. b. bahwa dalam rangka efektivitas.. c. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan 2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi/Kabupaten... 3. dst 16

Memperhatikan : 1. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 tentang Pedoman Penumbuhan dan 2. Rencana Strategis Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura. 3. dst MEMUTUSKAN Menetapkan : KESATU KEDUA KETIGA : Pembentukan Brigade Alat dan Mesin Pertanian di Provinsi/ Kabupaten. Tahun 2017. : Susunan struktur organisasi Brigade Alsintan Provinsi/Kabupaten..terlampir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan : Brigade Alsintan sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut: a. Melakukan pelayanan alsintan pada seluruh kelompok tani yang membutuhkan jasa alsintan di Kabupaten/ Kota.; dan b. Memprioritaskan pelayanan pada daerah yang masih kekurangan alsintan. KEEMPAT : Mekanisme pelayanan/peminjaman Alsintan sebagaimana dimaksud pada Diktum KETIGA 17

akan ditetapkan lebih lanjut dengan keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi/Kabupaten.. KELIMA KEENAM : Dalam melaksanakan tugas Brigade Alsintan bertanggungjawab dan menyampaikan Laporan kepada Kepala Dinas Provinsi/Kabupaten. : Keputusan ini dimulai berlaku pada tanggal ditetapkan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan Surat Keputusan ini maka akan ditinjau kembali untuk diadakan perbaikan maupun perubahan sebagaimana mestinya Ditetapkan di.. pada tanggal Gubernur/Bupati/Kepala Dinas. (.) NIP 18

Lampiran 3. Contoh : Struktur Organisasi Brigade Alsintan Provinsi/Kabupaten. LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR/BUPATI/KEPALA DINAS NOMOR TANGGAL TENTANG :.. :. : PEMBENTUKAN BRIGADE ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI PROVINSI/KABUPATEN.. STRUKTUR ORGANISASI BRIGADE ALSINTAN PEMBINA Kepala Dinas Penanggung Jawab 1.Kepala Bidang Koordinator Lapangan Kepala Seksi.. Bendahara Staf Divisi 1.Mekanik 2.Suku cadang 3.Perbengkelan Divisi 1.Operator 2.Sopir Truck 3.Penjaga Gudang Gubernur/Bupati/Kepala Dinas Pertanian. (.) 19