BAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. belajar kepada siswa melalui proses pembelajaran yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. secara beragam, bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori yang

BAB I PENDAHULUAN. kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi(cita cita)

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mencakup tingkat SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan menjadi kompetensi bekal untuk mempertahankan

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. potensi yang dimilikinya. Pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kontes pendidikan seni untuk sekolah dasar tidak menuntut siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. adalah anak atau siswa yang sedang tumbuh dan berkembang menuju ke arah. pendewasaan kepribadian dan penguasaan pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tentu tidak dapat dipisahkan dari semua upaya yang harus dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. serangkaian upaya dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar secara optimal

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya sekedar mengawetkan budaya dan meneruskannya dari generasi ke generasi,

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Namun, disisi lain nilai kesetiakawanan sosial semakin berkurang, sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pendidikan Holistik di Sekolah Dasar untuk Mencapai

BAB I PENDAHULUAN. upaya sekolah dalam mendukung tujuan pendidikan nasional, Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di dunia. Bangsa ini telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

No membangun kurikulum pendidikan; penting dan mendesak untuk disempurnakan. Selain itu, ide, prinsip dan norma yang terkait dengan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang mendapat bimbingan, pembinaan dan rangsangan sejak dini akan

Dalam Acara ORIENSTASI STUDI DAN PENGENALAN KAMPUS BAGI MAHASISWA BARU TAHUN AKADEMIK 2016/2017. Drs. Suprijatna

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk yang butuh akan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Budaya sangat penting dalam kehidupan masyarakat, karena dapat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar dasar dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam pasal 31 Undang-Undang Dasar 1945 (amandemen) yang berbunyi Setiap

BAB I PENDAHULUAN. berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat telah menyebabkan berbagai perubahan pada semua aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang membuat kalangan lain merasa dirugikan.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pundi pokok untuk mencapai cita-cita suatu bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 10

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 25 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal) Oleh NADIA APRINA

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

Prinsip Pengembangan Kurikulum. Aris Fajar Pambudi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. fenomena/gejala kian merenggangnya nilai-nilai kebersamaan, karena semakin suburnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa supaya

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang,

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

2015 MANFAAT PEMBELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN DALAM PENUMBUHAN SIKAP WIRAUSAHA SISWA SMAN 1 CIMAHI

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya, serta keterampilannya kepada generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga memungkinkannya melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama dengan sebaik-baiknya. Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Tujuan pendidikan yaitu menghasilkan manusia yang baik yaitu manusia yang dapat mempengaruhi lingkungan dimana dia berada (Slamet Imam Santoso dalam Faturrahman, 2012: 18). Tujuan pendidikan menurut kemdiknas: undangundang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Faturrahman, 2012: 67). Peran pendidikan dalam berbagai lingkungan kehidupan terkait dengan lingkungan keluarga (informal), dan lingkungan sekolah (formal). Lingkungan sekolah atau pendidikan formal dimana peserta didik dibimbing untuk

2 mendapatkan bekal yang telah dipeoleh dari pendidikan informal dalam keluarga baik berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap (Faturrahman, 2012: 18). Perubahan-perubahan dalam ketiga komponen tersebut menjadi hasil dari proses belajar, oleh karenanya hasil belajar dapat berupa perubahan kemampuan dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan. Kemampuan dalam bidang keterampilan dapat disalurkan dalam pembelajaran seni budaya di sekolah. Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan di sekolah memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik, dasar ekspresi, dan sebagai tanggapan dari dalam kehidupan. Dalam seni budaya terbagi menjadi empat cabang kesenian seperti seni tari, seni rupa, seni musik, dan seni teater. Disetiap cabang memiliki kekhasan tersendiri sesuai dengan bidangnya masing-masing. Mencermati tentang mata pelajaran yang ada dalam Kurikulum 2013, terdapat sejumlah mata pelajaran yang salah satunya adalah mata pelajaran pendidikan seni budaya dan prakarya. Mata pelajaran seni budaya dan prakarya ini terdiri dari bahan ajaran pendidikan seni rupa, seni musik, seni tari, seni teater dan prakarya. seni budaya dan prakarya adalah salah satu bagian dari struktur dan muatan kurikulum 2013 pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran seni budaya pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya (karena seni adalah salah satu dari berbagai unsur budaya). Sebagai materi pembelajaran, mata pelajaran Seni dan budayaperlu dipahami guru, seperti bagaimana arah yang tepat untuk mendidik dan membentuk karakter

3 anak. Arah atau pendekatan seni baik itu seni rupa, seni musik, seni tari ataupun seni teater, secara umum dapat dipilah menjadi dua pendekatan, yaitu: (1) seni dalam pendidikan dan (2) pendidikan melalui seni. Pertama, seni dalam pendidikan. Secara hakiki materi seni penting diberikan kepada anak. Maksudnya adalah, keahlian melukis, menggambar, menyanyi, menari, memainkan musik dan keterampilan lainnya perlu ditanamkan kepada anak dalam rangka pengembangan kesenian dan pelestarian kesenian. Seni dalam pendidikan ini sejalan dengan konsep pendidikan yaitu sebagai proses pembudayaan yang dilakukan dengan upaya mewariskan atau menanamkan nilainilai dari generasi tua kepada generasi berikutnya. Oleh sebab itu, seni dalam pendidikan merupakan upaya kita sebagai pendidik seni dan juga lembaga yang menaungi kita untuk mewariskan, melestarikan, dan mengembangkan berbagai jenis kesenian yang ada baik lokal maupun mancanegara. Pendidikan seni berbasis budaya sangat penting untuk perkembangan anak dimasa depan. Pendidikan seni tidak lagi sebagai mata pelajaran tambahan yang sewaktuwaktu bisa saja dihilangkan atau hanya sekedar pengisi waktu luang. Hal ini merupakan tugas para guru dan orang tua untuk mewujudkan hal tersebut. Dengan demikian pendidikan Seni Budaya adalah bagian penting dan efektif untuk mewujudkan hal tersebut, walaupun sampai saat ini masih diragukan dan dikesampingkan. Mata pelajaran Seni Budaya salah satunya adalah seni tari, media yang digunakan adalah tubuh sebagai media ungkapan mengekspresikan jiwa manusia. Tari

4 merupakan bagian dari kebudayaan yang memiliki kekuatan dalam mewakili ciri khas kebudayaan tiap etnis di suatu daerah. Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia dalam masyarakat yang penuh makna (meaning) (Hadi, 2007;13). Bagong Kussudiardjo menyebutkan tari adalah keindahan bentuk dari anggota badan manusia yang bergerak, berirama dan berjiwa harmonis. Keindahan yang dimaksud merupakan gerak yang telah dibentuk dan berirama seakan hidup dan dapat memberikan pesan yang dapat dimengerti dan berarti (Hidayat, 2005:04). Tari bedana merupakan tari tradisional kerakyatan daerah Lampung yang mencerminkan tata kehidupan masyarakat Lampung sebagai perwujudan simbolis adat istiadat, agama, etika yang telah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Menurut sejarah, konon kabarnya tari bedana ini hidup dan berkembang di daerah Lampung seiring dengan masuknya agama islam (Firmansyah, Hasan, dan Kasmadi, 1996: 03). Melalui pembelajaran tari bedana siswa diharapkan dapat menumbuhkan rasa cintanya terhadap kebudayaan daerah melalui pembelajaran tari daerah. Permasalahan terbesar yang dihadapi para peserta didik sekarang adalah mereka belum bisa menghubungkan antara apa yang akan mereka pelajari dan bagaimana pengetahuan itu akan digunakan. Hal ini dikarenakan cara mereka memperoleh informasi belum tersentuh oleh metode yang benar-benar bisa membantu mereka, karena itu diperlukan suatu metode yang bisa memberi solusi dari masalah ini.

5 Metode merupakan cara yang digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah diterapkan (Sanjaya, 2006: 126). Salah satu metode yang bisa memberdayakan siswa adalah pendekatan kontekstual. Pembelajaran kontekstual memiliki komponen yang dapat diterapkan dalam pembelajaran yaitu komponen pemodelan. Maksudnya, proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Misalnya, guru memberikan contoh bagaimana cara mengoperasikan sebuah alat, guru kesenian memberi contoh bagaimana cara memainkan alat musik atau cara memainkan kipas ketika menari. Proses modeling tidak terbatas dari guru saja, akan tetapi dapat juga guru memanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan, dengan demikian siswa dapat dianggap sebagai model (Sanjaya, 2006: 267). Penggunaan model siswa dalam proses pembelajaran membuat siswa dapat melihat dengan jelas materi yang akan disampaikan sehingga siswa dapat berfikir kritis ketika penyampaian materi berlangsung. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa dalam kegiatan yang mereka senangi (Suryosubroto, 2011: 287) Pembelajaran seni tari membutuhkan waktu yang cukup lama dan keterbatasan kemampuan guru yang bukan dari lulusan asli seni, sehingga kegiatan seni tari di SMP Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat dilaksanakan pada kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler seni tari di SMP Negeri 1 Sumberjaya

6 Lampung Barat tidak berjalan efektif dikarenakan tidak ada pelatih tari, sehingga siswa berlatih tari ketika akan dilaksanakan acara perpisahan kakak kelas saja. Sangat disayangkan minat siswa SMP Negeri 1 Sumberjaya yang tinggi dalam kegiatan seni khususnya seni tari tidak didukung dengan tidak adanya pelatih yang memang ahli dibidangnya dan tempat untuk mereka mengembangkan bakat dan kreativitas yang mereka miliki. Minat siswa yang tinggi terlihat saat salah satu mahasiswa program studi seni tari mendapatkan tugas PPL di sekolah SMP Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat, tanggapan yang diberikan pada kegiatan seni tari sangat positif dan sangat didukung baik dari pihak sekolah maupun masyarakat sekitar. Kondisi siswa dalam hal tari bedana dapat dikatakan belum maksimal, walaupun ada beberapa siswa yang telah dapat mengikuti gerakan tari bedana, dikarenakan dalam proses pembelajaran siswa masih berpusat pada guru, sehingga siswa kurang dapat menggali kreativitas dari pemahaman yang mereka dapat dari proses pembelajaran, dengan alasan inilah peneliti tertarik melakukan penelitian pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Sumberjaya, peneliti akan mencoba menerapkan metode pemodelan dalam penyampaian materi tari bedana, peneliti akan melihat kemampuan siswa apakah dengan menggunakan metode ini siswa akan mengalami peningkatan dalam menerima dan mempraktekkan tari bedana dengan tepat.

7 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah terurai di atas, dapat dirumuskan masalah: Bagaimana langkah-langkah dan hasil pembelajaran tari bedana menggunakan metode pemodelan pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu: Mendeskripsikan langkah-langkah dan hasil pembelajaran tari bedana menggunakan metode pemodelan pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yakni: 1. Guru Sebagai bahan masukan bagi guru dan sekolah agar dapat menggunakan hasil penelitian untuk mengetahui keterampilan anak terhadap pembelajaran tari bedana di SMP Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat. 2. Siswa Memberikan pelajaran pendidikan seni tari kepada siswa SMP Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat untuk membantu kreatifitas siswa, sekaligus berfungsi sebagai stimulus untuk merangsang daya tangkap siswa.

8 3. Masyarakat Membantu masyarakat khususnya orang tua siswa untuk mengembangkan bakat dan kreativitas yang dimiliki anaknya atau anak didiknya sehingga bakat dan kreatifitasnya terus tergali. 4. Sekolah Pada akhirnya hasil dari penelitian ini dapat membantu sekolah berfikir mengenai metode-metode tepat yang dapat digunakan dalam penyampaian pembelajaran seni tari. 5. Peneliti Untuk menambah dan memberikan pengetahuan peneliti dan mahasiswa pendidikan seni tari bahwa metode pemodelan merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam penyampaian pembelajaran tari bedana. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah proses pembelajaran tari bedana menggunakan metode pemodelan pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat 2. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tari yang berjumlah 12 siswa.

9 3. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini bertempat di sekolah SMP Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat 4. Waktu Penelitian Waktu dalam penelitian ini dilaksanakan pada Tahun Pelajaran 2013/2014