BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagian besar Negara menyadari bahwa persoalan pendidikan merupakan persoalan yang sangat pelik.meskipun begitu tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan adalah tugas Negara yang sangat penting.bangsa yang ingin maju, membangun, dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakat dan dunia mengakui, bahwa pendidikan merupakan kunci keberhasilan (Asri Budiningsih 2005: 1). Ilmu Pengetahuan Sosial atau yang sering dikenal dengan IPS merupakan mata pelajaran yang sangat penting untuk kehidupan bersosial sehingga IPS selalu diajarkan di setiap jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.dengan pembelajaran IPS diharapkan siswa dapat memecahkan segala permasalahan yang dihadapi baik masalah yang berkaitan dengan masyarakat, maupun permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari (Sri Budyartati 2014: 130). Kegiatan belajar mengajar perlu mendapatkan penanganan serius, untuk menghasilkan lulusan atau out put yang berkualitas. Pada kenyataanya bahwa sebagian besar siswa berpendapat bahwa IPS sukar.dari anggapan tersebut bagi siswa tidak dapat menikmati pembelajaran IPS. Hai ini tentu saja akan berdampak rendahnya prestasi belajar IPS siswa dan tidak jarang pula kebanyakan nilai IPS tidak mencapai batas tuntas yang telah ditetapkan (KKM). Oleh sebab itu perlu dikaji apa yang menjadi penyebabnya. Pada umumnya guru memandang pekerjaan mengajar merupakan pekerjaan yang rutin menjadi kebiasaan seharihari.dalam situasi demikian tidak adanya kekreatifan dan inovasi untuk membuat pembelajaran ke arah yang lebih baik. Hal ini tentu berdampak hasil belajar siswa yang relative sama dari tahun ke tahun, padahal ilmu pengetahuan berkembang pesat (Nana Sudjana 2008: 35). Salah satu sifat dari IPS adalah berobjek pada lingkungan sosial namun dalam kegiatan belajar mengajarnya lebih sering hanya teoritis saja.hal ini salah satu dari penyebab siswa mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Para ahli psikolog berpendapat bahwa anak-anak akan mudah paham jika disertai dengan praktik nyata yang menarik dan bervariasi. 1
2 Berdasarkan informasi yang diperoleh di SDN Tlogo kelas 3, banyak siswa SDN Tlogo kelas 3 yang mengatakan pelajaran IPS merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan. Hal ini berdampak siswa kurang mengerti dan memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Strategi belajar mengajar IPS yang diterapkan di SDN Tlogo kelas 3 menunjukkan kecenderungan proses belajar mengajar IPS kurang menggunakan metode yang bervariasi. Kegiatan belajar mengajar yang demikian membuat siswa jadi jenuh. Penyampaian materi secara tradisional, seperti ceramah, tanya jawab dan mencatat materi pelajaran yang dicatat oleh guru di papan tulis akan membuat siswa merasa jenuh dan bosan sehingga siswa berasumsi pelajaran IPS sulit dan menakutkan tidak dapat dihilangkan karena siswa tidak merasa senang dengan cara mengajar yang demikian. Jika hal ini terus dibiarkan, tentu saja akan berdampak pada minat siswa terhadap pembelajaran IPS yang akan menjadi berkurang, dan berakibat hasil belajar yang juga semakin menurun. Untuk menciptakan efektifitas pembelajaran IPS agar siswa dapat tertarik untuk mempelajari materi pelajaran IPS yang diberikan, maka dapat digunakan pendekatan pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual). Unsur-unsur dalam pendekatan pembelajaransavi adalah: 2.1.1. Somatis : Belajar dengan bergerak dan berbuat. 2.1.2. Auditori : Belajar dengan berbicara dan mendengar. 2.1.3. Visual : Belajar dengan mengamati dan menggambarkan. 2.1.4. Intelektual : Belajar dengan memecahkan masalah dan merenung (Dave 2002: 12). Pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan pembelajaransaviakan bisa optimal apabila keempat unsursavi tersebut ada dalam satu peristiwa pembelajaran IPS. Sebagai contoh, siswa akan belajar sedikit tentang IPS dengan menyaksikan presentasi (V), tetapi mereka akan dapat belajar lebih banyak jika mereka dapat melakukan sesuatu (S), membicarakan atau mendiskusikan apa yang mereka pelajari (A), serta memikirkan dan mengambil kesimpulan atau informasi yang mereka peroleh untuk diterapkan dalam menyelesaikan soal-soal (I). Atau, siswa dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mengemukakan ide (I), jika mereka secara spontan menggerakkan sesuatu (S) untuk menghasilkan gambaran (V) sambil mendiskusikan atau membicarakan apa yang sedang mereka kerjakan (A) (Dave 2002: 12). Seperti penelitian yang sebelumnya yang dilakukan oleh Nugroho Ari Pranata (2006: 73), yaitu Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika dengan pendekatan SAVI.melalui penelitian tersebut tentang Peningkatan Kreatifitas Siswa Dalam Pembelajaran Matematika
3 Melalui Pendekatan SAVIsiswa semakin aktif, kreatif, dan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan mengalami peningkatan dalam belajar matematika. 1.2. Identifikasi Masalah Berangkat dari fakta-fakta yang ada dari pelajaran di kelas sebagaimana tertulis pada latar belakang di atas, penulis bersama guru kelas mengidentifikasi permasalahanpermasalahan yang terjadi sebagai berikut: 1. Kegiatan belajar mengajar cenderung berpusat pada guru, sehingga peran aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas kurang. 2. Siswa terlanjur menganggap pelajaran IPS sulit dan menakutkan, sehingga konsentrasi perhatian siswa terhadap pelajaran menjadi berkurang. 3. Kurangnya variasi kegiatan belajar mengajar yang digunakan dalam menyampaikan materi, sehingga minat siswa dalam pembelajaran kurang. 4. Nilai-nilai dalam pembelajaran IPS masih kurang, sehingga masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan dalam pembelajaran IPS. 5. Lingkungan sekolah yang berada di pedesaan dan sebagian besar masyarakatnya karyawan pabrik, sehingga siswa di rumah kurang mendapatkan perhatian terhadap hasil belajarnya. Implikasi dari persoalan-persoalan yang teridentifikasi di atas timbul pemikiran untuk melakukan pelajaran yang tidak seperti biasanya dilakukan oleh guru dalam mengajar seharihari.salah satunya yaitu dengan pembelajaran SAVI dengan media melihat bergerak bernyanyi. 1.3. Rumusan Masalah Dari hambatan yang terjadi pada siswa dalam pembelajaran IPS timbul karena adanya anggapan bahwa Pelajaran IPS merupakan pelajaran yang sulit, membosankan dan hanya orang-orang tertentu saja yang mampu mempelajarinya. Berkaitan dengan ini, kondisi, situasi, pengalaman atau pengaruh orang lain juga sangat menentukan hasil belajar bagi siswa. Sedangkan kemampuan dasar yang ditunjukkan oleh sebagian guru dalam mengelola proses belajar yang cenderung membosankan dan sikap yang otoriter mengakibatkan timbulnya rasa takut, putus asa dan menurunnya hasil belajar dalam pelajaran IPS. Guru sebagai pengelola kelas pada saat pembelajaran harus bersikap positif dan inovatif untuk mendidik para siswa karena guru merupakan sosok figur bagi siswa.
4 Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka pada penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaransavidengan media melihat bergerak dan bernyanyi terhadap hasil belajar siswa kelas 3 SDNTlogo pada pelajaran IPS? 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan mengetahui pengajaran pelajaran IPS dengan pendekatan pembelajaransavi dan pengajaran konvensional ditinjau dari hasil belajar siswa.tujuan secara khusus untuk mengetahui hasil belajar pada pelajaran IPS melalui pembelajaran dengan pendekatan pembelajaransavi dan pendekatan konvensional pada siswa kelas 3 SDN Tlogo pada pelajaran IPS. 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Manfaat Teoritis Menambah pengetahuan bagi penulis tentang pengaruh pendekatan pembelajaran SAVI dengan media melihat bergerak bernyanyi terhadap hasil belajar siswa. 1.5.2. Manfaat Praktis a. Bagi gurusebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan dan pemilihan pendekatandalam kegiatan belajar mengajar. b. Sebagai pertimbangan bagi calon pendidik tentang penggunaan pendekatan pembelajaransavi pada pelajaran IPS. c. Bagi siswa sebagai pemicu meningkatkan hasil belajar sehingga siswa dapat belajar IPS dengan giat.
5