PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Yuyun 1 Yusmansyah 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putria Maharani 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

I. PENDAHULUAN. siswa diharuskan aktif dalam kegiatan pembelajaran. dengan pandangan Sudjatmiko (2003: 4) yang menyatakan bahwa kegiatan

PENINGKATAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING PADA SISWA

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM BELAJAR GROUP COUNSELING FOR IMPROVING CONFIDENCE IN STUDENT LEARNING

PENINGKATAN KONSEP DIRI POSITIF SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Meity Fitri Yani 1 Syarifuddin Dahlan 2 Yusmansyah 3

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Yuda Pratama 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING

ABSTRACT. Keywords: Group Counseling Services, Learning Mathematics Motivation

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KELAS X MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN BAHASA LAMPUNG DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Ratih Novita Sari 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

Citra Passa Hartadi 1 Syarifuddin Dahlan 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH

Efektivitas Teknik Latihan Asertif Untuk Meningkatkan Internal Locus Of Control Siswa dalam Belajar

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DALAM BELAJAR

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KEPATUHAN SISWA TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH

METODE PENELITIAN. ini adalah pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. eksperimental atau eksperimen semu. Penelitian quasi eksperimental dapat

IMPROVED STUDENT LEARNING THROUGH MOTIVATIONAL COUNSELING

EFFORTS TO INCREASE STUDENT S CREATIVITY IN LEARNING BY USING GROUP COUNSELING SERVICES IN STUDENT CLASS XII SMK SPP LAMPUNG SCHOOL YEAR 2012/2013

PENGARUH MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

MENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR POSITIF MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XII

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN

PENINGKATAN MINAT BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMP

BAYU ADHY TAMA K

JURNAL. Oleh: ANJARWATI Dibimbing oleh : 1. Dra. Khususiyah, M. Pd. 2. Yuanita Dwi Krisphianti, M. Pd.

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KONTROL DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN

TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 MATESIH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PRESTASI BELAJAR IPA

PENINGKATAN DISIPLIN SISWA MENGGUNAKAN KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN BEHAVIOR SISWA SMP KELAS VIII

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

KONSELING BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK MODEL SIMBOLIS UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 SRAGEN TAHUN AJARAN 2015/2016

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN CAROSUSEL FEEDBACK TERHADAP KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GAMPING JURNAL SKRIPSI

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR

JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP PAWYANTAN DAHA 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

ABSTRAK PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR IPS. Oleh. Dewi Utari *) Suwarjo**) Alben Ambarita***)

sari et al., Pengaruh Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses...

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB SISWA DI SEKOLAH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PERBEDAAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII MENGGUNAKAN METODE TEAM QUIZ DAN COURSE REVIEW HORAY (CRH) DI SMP N 4 WATES JURNAL

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MENGGUNAKAN TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF SISWA KELAS 1 SD

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

84 Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6 No 7 Tahun 2017

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI SEL DI KELAS XI IPA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRI DAN PROBLEM-BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VII SMP N 3 SINGGALANG

III. METODE PENELITIAN. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat dipertanggung

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SYMBOLIC MODELING UNTUK MENINGKATKAN PERENCANAAN KARIER SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Efektifitas Media Gambar untuk Meningkatkan Wawasan Karir Peserta Didik Sekolah Dasar

TINJAUAN PUSTAKA. fungsi bidang bimbingan belajar, pengertian belajar, cirri-ciri belajar, kemandirian

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

KEEFEKTIFAN HUKUMAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD N 1 MAGELUNG KENDAL

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN ALTERNATIVE SOLUTIONS WORKSHEET UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA LKS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

JURNAL OLEH: ADRIYAN MUTMAYANI E1M

III. METODE PENELITIAN

KEEFEKTIFAN STRATEGI TIMBAL BALIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERPEN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

(The Influence of Creative Problem Solving Learning Model by Video Media to The Student Achievement on The Material Environmental Pollution.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah pada

Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving Berbantuan Maple II Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

Keefektifan Permainan Scrabble untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA.

BAB II KAJIAN PUTAKA

IMPROVEMENT THROUGH EMOTIONAL INTELLIGENCE GROUP COUNSELING SERVICES WITH STUDENTS PSYCHOANALYTIC APPROACH SMP STATE 11 PADANGSIDIMPUAN

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Soft Skill

PENGGUNAAN LAYANAN INFORMASI DALAM BIMBINGANDAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN DISCOVERY-INQUIRY DI SMA

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

Ema Susanti Purwati Kuswarini Suprapto

PENGARUH CD INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MATA PELAJARAN IPA

NURMALIATI

Ani Widyastuti PGSD Universitas PGRI Yogyakarta Abstrak

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan tertentu Sugiyono(2014:2). Penggunaan metode dimaksudkan

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA KELAS VII SMP N 1 KEBONARUM KLATEN TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

PENGARUH LATIHAN VARIASI UMPAN TERHADAP KETERAMPILAN SEPAK SILA PADA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 2 GODEAN

Transkripsi:

PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Yuyun Lestari(yules12.yl@gmail.com) 1 Yusmansyah 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The problem of this research was students independent learning. The purpose of this research was to know the increase in independent learning by guidance group service. This research was quasi experiment research with pretest - posttest control group design. It was analyzed by using uncorrelated test data. The subjects of this research were 24 student of class VIII which consisted of experiment group and control group. Data collection technique used independent learning scale. The result of the research showed that there was an increase on the students independent learning, based on the result of the data analysis, the gain score of 2 research groups were t-value = 11,95 and t table= 0.05 with df 22= 2,074. Because t value > t table, then Ho was rejected and Ha was accepted, it means that there are significant increase in independent learning after being given the guidance group service. Masalah dalam penelitian ini adalah kemandirian belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemandirian belajar dengan teknik bimbingan kelompok. Penelitian ini bersifat quasi eksperimental dengan jenis desain pretest-posttest control group design. Dianalisis dengan menggunakan uji uncorrelated data. Subyek penelitian ini 24 siswa kelas VIII yang terdiri dari 2 kelompok penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan skala kemandirian belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pada kemandirian belajar siswa, terbukti dari hasil analisis data gain score kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh t hitung = 11,95 dan t tabel 0,05 dengan df 22= 2,074. Karena t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat peningkatan signifikan kemandirian belajar setelah pemberian bimbingan kelompok. Kata kunci : bimbingan kelompok, bimbingan konseling, kemandirian belajar.

PENDAHULUAN Pada dasarnya manusia itu dilahirkan sebagai makhluk pembelajar. Tugas, tanggung jawab, dan panggilan pertama seorang manusia adalah menjadi pembelajar. Menurut Sumarmo (2004:197) dengan kemandirian, siswa cenderung belajar lebih baik, mampu memantau, mengevaluasi, dan mengatur belajarnya secara efektif, menghemat waktu secara efisien, akan mampu mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri dalam berfikir dan bertindak, serta tidak merasa bergantung pada orang lain secara emosional. Siswa yang mempunyai kemandirian belajar mampu menganalisis permasalahan yang kompleks, mampu bekerja secara individual maupun bekerja sama dengan kelompok, dan berani mengemukakan gagasan. Kemandirian belajar juga merupakan tugas pendidikan sebagaimana telah dijelaskan dalam UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanal pasal 3 yaitu pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk manusia Indonesia yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa. Pendidikan juga bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, menjadi warga Negara yang demokratis, bertangung jawab serta mandiri. Penjabaran fungsi pendidikan di atas menyatakan bahwa kemandirian siswa menjadi ha yang penting da perlu dicapai dalam sebah proses pendidikan, aspek kemandirian yang menjadi tujuan pendidikan tentunya bukan saja kemandirian secara umum, namun juga kemandirian dalam belajar yang merupakan bagian dari pendidikan itu sendiri. Fenomena di lapangan menunjukan bahwa, masih terdapat siswa yang memiliki tingkat kemandirian belajar yang rendah, meskipun terdapat pula siswa yang sudah berhasil mencapai kemandirian belajar yang sesuai dalam perkembangannya. Perbedaan pencapaian kemandirian belajar ini disebabkan karena ketergantungan terhadap orang lain yaitu temannya, kurangnya motivasi

diri untuk belajar secara mandiri, dan metode pembelajaran dari guru yang tidak menjadikan siswa untuk belajar lebih mandiri. Hambatan dari perkembangan kemandirian dikarenakan kurangnya bimbingan dari orang-orang di sekitar siswa. Untuk itulah bimbingan dan konseling sebagai bagian yang tak dapat dipisahkan dari proses pendidikan dan merupakan bagian terdekat dengan siswa saat berada di lingkungan sekolah memiliki tugas untuk membangun motivasi siswa dan memberi arahan kepada siswa dalam menumbuhkan sikap yang mandiri dengan melaksanakan layanan-layanan yang ada di dalamnya, khususnya layanan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok adalah salah satu kegiatan layanan yang banyak dipakai karena lebih efektif. Banyak siswa yang mendapatkan layanan sekaligus dalam satu waktu. Layanan ini juga sesuai dengan teori belajar karena mengandung aspek sosial yaitu belajar bersama. Peserta layanan akan berbagi ide dan saling mempengaruhi untuk berkembang menjadi manusia seutuhnya dalam rangka meningkatkan kemandirian belajarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemandirian belajar dengan teknik bimbingan kelompok. Kemandirian Belajar Pengertian belajar mandiri menurut Hiemstra (Kurniawati, 2010) adalahsebagai berikut: a) Setiap individu berusaha meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan. b) Belajar mandiri dipandang sebagai suatu sifat yang sudah ada pada setiap orang dan situasi pembelajaran. c) Belajar mandiri bukan berarti memisahkan diri dengan orang lain. d) Dengan belajar mandiri, siswa dapat mentransferkan hasil belajarnyayang berupa pengetahuan dan keterampilan ke dalam situasi yang lain.

e) Siswa yang melakukan belajar mandiri dapat melibatkan berbagai sumber daya dan aktivitas, seperti: membaca sendiri, belajar kelompok, latihan-latihan, dialog elektronik, dan kegiatan korespondensi. f) Peran efektif guru dalam belajar mandiri masih dimungkinkan, seperti dialog dengan siswa, pencarian sumber, mengevaluasi hasil, dan memberi gagasan gagasan kreatif. g) Beberapa institusi pendidikan sedang mengembangkan belajar mandirimenjadi program yang lebih terbuka (seperti Universitas Terbuka)sebagai alternatif pembelajaran yang bersifat individual dan program-program inovatif lainnya. Kemandirian belajar adalah kondisi aktifitas belajar yang mandiri, tidak bergantung pada orang lain, memiliki kemauan serta bertanggung jawab sendiri dalam menyelesaikan masalah belajarnya. Kemandirian belajar akan terwujud apabila ada kemauan dari siswa untuk aktif mengontrol sendiri segala sesuatu yang dikerjakan, mengevaluasi dan selanjutnya merencanakan sesuatu yang lebih dalam pembelajaran yang dilalui dan siswa juga mau aktif dalam proses pembelajaran. Menurut Susilowati. (Kurniawati, 2010), mendiskripsikan kemandirian belajar sebagai berikut: 1. Siswa berusaha untuk meningkatkan tanggung jawab dalam mengambil berbagai keputusan. 2. Kemandirian dipandang sebagai suatu sifat yang sudah ada pada setiap orang dan situasi pembelajaran. 3. Kemandirian bukan berarti memisahkan diri dari orang lain. 4. Pembelajaran mandiri dapat mentransfer hasil belajarnya yang berupa pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai situasi. 5. Siswa yang belajar mandiri dapat melibatkan berbagai sumber daya dan aktivitas seperti membaca sendiri, belajar kelompok, latihan dan kegiatan korespondensi.

6. Peran efektif guru dalam belajar mandiri masih dimungkinkan seperti berdialog dengan siswa, mencari sumber, mengevaluasi hasil dan mengembangkan berfikir kritis. 7. Beberapa institusi pendidikan menemukan cara untuk mengembangkan belajar mandiri melalui program pembelajaran terbuka. Menurut Mudjiman (Kurniawati 2010) kegiatan-kegiatan yang perlu diakomodasikan dalam pelatihan belajar mandiri adalah sebagaiberikut: a) Adanya kompetensi-kompetensi yang ditetapkan sendiri oleh siswauntuk menuju pencapaian tujuan-tujuan akhir yang ditetapkan olehprogram pelatihanuntuk setiap mata pelajaran. b) Adanya proses pembelajaran yang ditetapkan sendiri oleh siswa. c) Adanya input belajar yang ditetapkan dan dicari sendiri. Kegiatankegiatanitu dijalankan oleh siswa, dengan ataupun tanpa bimbinganguru. d) Adanya kegiatan evaluasi diri (self evaluation) yang dilakukan olehsiswa sendiri. e) Adanya kegiatan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telahdijalani siswa. f) Adanya past experience review atau review terhadap pengalamanpengalamanyang telah dimiliki siswa. g) Adanya upaya untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. h) Adanya kegiatan belajar aktif. Berdasarkan keterangan disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kemandirian belajar adalah siswa yang mampu menetapkan kompetensi-kompetensi belajarnya sendiri, mampu mencari input belajar sendiri, dan melakukan kegiatan evaluasi diri serta refleksi terhadap proses pembelajaran yang dijalani siswa.

Bimbingan Kelompok Menurut Prayitno (1995) bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain-lain sebagainya; apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnyawillis (Kurniawati, 2010) menjelaskan bahwa assertive training merupakan teknik dalam konseling behavioral yang menitikberatkan pada kasus yang mengalami kesulitan dalam perasaan yang tidak sesuai dalam menyatakannya. Romlah (2001:38) mendefinisikan bahwa bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan yang berusaha membantu siswa agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, serta nilai-nilai yang dianutnya dan dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa bimbingan kelompok dapat membantu siswa meningkatkan kemandirian belajarnya.,melalui dinamika kelompok yang dapat mendorong siswa untuk mengungkapkan pendapatnya dan mendapatkan informasi mengenai kemandirian belajar yang didapat ari pengalaman maupun wawasan anggota kelompok. Kemandirian belajar siswa Kemandirian belajar meningkat Layanan bimbingan kelompok Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

Gambar 1 tersebut menunjukkan bahwa pada awalnya kemandirian belajar siswa pada rendah,sedang, dan tinggi kemudian peneliti meningkatkan kemandiran beajar tersebut dengan penggunaan layanan bimbinga kelompok yang memiliki tujuan meningkatkan kemandirian belajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemandirian belajar dengan teknik bimbingan kelompok pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi eksperimen, dengan desain Pretest Posttest Control Group Design. Yang digambarkan sebagai berikut : (KE) O 1 X O 2 (KK) O 3 O 4 Gambar 2. Pola Pretest Posttest Control Group Design Keterangan: O 1 X O 2 O 3 O 4 : Hasil pengukuran awal (pretest) Kemandirian belajar sebelum diberi bimbingan kelompok pada Kelompok Eksperimen (KE) : Perlakuan menggunakan bimbingan kelompok pada Kelompok Eksperimen (KE) : Hasil pengukuran akhir (posttest) Kemandirian belajar siswa pada kelompok eksperimen setelah diberi bimbingan kelompok. : Hasil pengukuran awal (pretest) Kemandirian belajar pada Kelompok Kontrol (KK). : Hasil pengukuran akhir (posttest) Kemandirian belajarsiswa pada kelompok kontrol (KK) yang tanpa diberi perlakuan bimbingan kelompok.

Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah 24 siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar yang terdiri dari 2 kelompok penelitian yang di dapat dari penjaringan subyek dengan melakukan penyebaran skala kemandirian belajar. Prosedur Penelitian Prosedur atau langkah-langkah penelitian yang dilakukan peneliti dalam penelitian dimulai dari melakukan penjaringan subjek (pretest) dengan menyebar skala kemandirian belajar pada siswa,kepada siswa kelas VIII B dan VIII E atas rekomendasi dari guru BK, siswa berjumlah sebanyak 56 siswa dan terdapat 24 siswa yang memiliki kemandirian belajar.dari hasil penjaringan subjek kemudian peneliti memberikan perlakuan berupa bimbingan kelompok sebanyak 6 kali, lalu peneliti melakukan pengukuran akhir (posttest) dengan melakukan penyebaran skala kemandirian belajar, dan terakhir peneliti menganalisis data dengan menggunakan uncorrelated data / independent simple test dan menarik kesimpulan. Definisi Operasional Kemandirian belajar merupakan perilaku siswa dalam mewujudkan kehendak atau keinginannya secara nyata dengan tidak bergantung pada orang lain, dalam hal ini adalah siswa tersebut mampu melakukan belajar sendiri, dapat menentukan cara belajar yang efektif, mampu melaksanakan tugas-tugas belajar dengan baik dan mampu untuk melakukan aktivitas belajar secara mandiri Siswa dikatakan memiliki kemandirian belajar apabila siswa mencapai indikator kemandirian belajar seperti: 1. Pembawaan diri (personal atribute) 2. Proses(proceses) 3. Kontek pembelajaran (learning contex) Sedangkan bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Dinamika kelompok yaitu interaksi yang meliputi kegiatin saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran. Selanjutnya pemimpin kelompok

sebagai mediator menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar dapat membantu siswa mencapai perkembangan yang optimal. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah skala kemandirian belajar.skala yang digunakan adalah skala kemandirian belajar yang berisikan lima alternatif jawaban, skala ini terdiri dari pernyataan (favorable) menyenangkan dan (unfavorable) tidak menyenangkan. Pengujian Instrumen Penelitian Validitas Instrumen Pada penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas isi (Face Validity). Untuk menguji validitas wajah, dapat digunakan pendapat dari ahli (judgments experts). Reliabilitas Instrumen Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini, uji reliabilitas dihitung dan dianalisis dengan program SPSS (Statistical Package for Social Science) 17 menggunakan rumus Alpha. Hasil uji realibilitas skala kemandirian belajar dalam penelitian ini adalah 0,956 termasuk dalam kategori realibilitas sangat tinggi Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji uncorrelated data/ independent sample t-test menggunakan penghitungan manual. Dengan taraf signifikan 5% didapat t hitung = 11,95. Kemudian t hitung dibandingkan dengan t tabel 0,05 = 2,074. Karena t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat peningkatan signifikan kemandirian belajar setelah diberikan bimbingan kelompok.

HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam kegiatan ini seluruh anggota kelompok ikut serta dalam rangka penyelesaian masalah yang dihadapi anggota kelompok. Setelah melakukan bimbingan kelompok, untuk mengevaluasi hasil pemberian layanan bimbingan kelompok dilakukan posttest. Setelah melakukan bimbingan kelompok terdapat perbedaan skor atau hasil yang diperoleh setelah peneliti melakukan posttest, perbedaan itu terlihat dengan adanya peningkatan skor yang diperoleh saat hasil posttest. Tabel 1.1 Tabel hasil Pretest dan Posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol KE KK subyek Gain skor (X1) subyek Gain skor (X2) AR 50 2500 AK -12 144 AD 45 2025 DN -2 4 AP 43 1848 KR -1 1 CR 58 3364 MF -2 4 EM 62 3864 PA 4 16 FF 54 2916 RL 0 0 FA 75 5625 RA -9 91 MF 75 5625 RS -10 100 RA 74 5476 SA 2 4 RS 53 2809 SO -2 4 RP 47 2209 SA -2 4 SK 45 2025 ZS -2 4 681 54531-38 366 Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan kemandirian belajar. setelah diberi perlakuan berupa bimbingan kelompok. Pada kelompok eksperimen, siswa pada awalnya memiliki kemandirian belajar rendah,sedang maupun tinggi setelah diberi perlakuan berupa bimbingan kelompok terjadi peningkatan sebesar 22,45% Pada kelompok kontrol siswa yang memiliki komunikasi interpersonal rendah,sedang maupun tinggi tidak diberi perlakuan bimbingan kelompok terjadi peningkatan sebesar 1,55%. Berdasarkan hal

tersebut, dapat dikatakan bahwa siswa yang telah diberikan perlauan berupa bimbingan kelompok, memiliki kemandirian belajar yang lebih baik. Bimbingan kelompok dalam penelitian ini merupakan upaya pemberian bantuan kepada siswa secara kelompok agar siswa mendapatkan informasi tentang cara meningkatkan kemandirian belajarnya sehingga siswa mampu meningkatkan potensi sampai terwujudnya kemandirian belajar dalamproses pembelajaran meskipun saat pencapaian tujuan menemui berbagai kesulitan. Dalam pelaksanaan bimbingan kelompok ada empat tahap yaitu tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan, dan tahap pengakhiran. Menurut Prayitno (2004: 3) layanan bimbingan kelompok dapat digunakan untuk mengubah dan mengembangkan sikap dan perilaku yang tidak efektif menjadi lebih efektif. Melalui layanan bimbingan kelompok siswa dilatih untuk mampu melakukan kegiatan secara berkelompok untuk mencapai tujuan bersama. Hal tersebut dapat dimaknai bahwa adanya penerapan bimbingan kelompok yang dihasilkan akan memberikan kepraktisan bagi guru Bimbingan dan Konseling dalam mengembangkan kemandirian belajar. Hal ini sejalan dengan Anomsari (2013) yang telah melakukan penelitian yang berjudul Meningkatkan Nilai Kemandirian Belajar Melalui Layanan Bimbingan KelompokPada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 3 Jepara Tahun Pelajaran 2012/2013 hasil penelitiannya menunjukkan adanya perubahan-perubahan perilaku kemandirian belajar pada semua siswa yang diberi perlakuan bimbinga kelompok. Siswa yang semula memiliki kemampuan komunikkemandirian belajar rendah,sedang maupun tinggi menjadi lebih baik dalam motivasi belajar, perencanaan belajar maupun strategi belajar. Pemberian bimbingan kelopok ini bertujuan agar siswa mampu menjadi individu yang mandiri dalam belajar dan berwawasan luas. Adapun dapat disimpulkan bahwa pemberian bimbingan kelompok dapat melatih ketrampilan dalam mengemukakan pendapat, melatih keberanian untuk tampil didepan orang banyak, memotivasi siswa untuk bersaing maju, melatih siswa untuk mengambil

keputusan atau menentukan prioritas yang harus didahulukan, bertanggung jawab dalam hal belajar, dan menghargai lingkungan seperti guru teman dan orangtua. Kemampuan yang dikembangkan melalui bimbingan kelopok yaitu pemahaman tentang diri sendiri yang mendorong siswa untuk belajar lebih mandiri dan memiliki hasrat bersaing untu maju, membangun kepercayaan diri siswa untuk mwngungkapakan pendapatnya sendiri, pengambilan keputusan dan pengarahan diri dan tidak bergantung kepada oran lain,mampu bertanggung jawab dengan tugas siswa sebagai pelajar, dan mampu bekerjasama dan saling menghargai kepda teman. Selain itu, Dalam kegiatan bimbingan kelompok seluruh siswa memiliki kesempatan untuk saling mengungkapkan atau menyampaikan sesuai dengan apa yang dirasakan dan dipikirkan tanpa merasa takut orang lain akan melakukan penolakan. Setiap siswa juga mendapat kesempatan untuk memberikan masukan dan saran, pendapat dan menanggapinya. Dengan demikian, setiap siswa dapat memperoleh informasi belajar, menyusun rencana belajar dan mengembangkan pemahaman terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungannya dalam menunjang perilaku yang lebih efektif. Melalui bimbingan kelompok aspek kemandirian belajar yang berupa motivasi belajar, perencanaan belajar, strategi belajar, sikap siswa saat proses belajar maupun hubugan siswa dengan lingkungan sekitrnya dapat dilatih dalam proses bimbingakn kelopok melalui dinamika kelompok yang terjadi didalamnya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan pada kelompok eksperiment setelah pemberian perlakuan berupa bimbingan kelompok berdasarkan nilai rata-rata yaitu sebesar 22,43% dan terjadi kestabilan pada kelompok kontrol. berdasarkan nilai rata-rata, dan berdasarkan hasil statistik hasil pretest dan posttest yang diperoleh t hitung= 11,95, Kemudian dibandingkan dengan t tabel dengan nilai α = 5% adalah 2,074 oleh karena t hitung = 11,95 > t tabel = 2,074 maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada kemandirian belajar siswa yaitu

sebesar 22,43%, setelah diberi bimbingan kelompok. Kesimpulan penelitian adalah kemandirian belajar siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan bimbingan kelompok pada siswa Kelas VIII di SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015. Saran Adapun saran yang dapat dikemukakan dari penelitian yang telah dilakukan di SMP N 3 Natar, adalah: 1. Kepada Siswa Siswa hendaknya mengikuti layanan bimbingan kelompok jika mengalami kesulitan kemandirian belajar didalam dirinya, agar siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan mandiri yang tentunya berpengaruh pada prestasi belajar siswa. 2. Kepada guru bimbingan konseling Kepada guru bimbingan konseling hendaknya dapat membantu siswa meningkatkan kemandirian belajar siswa dengan layanan bimbingan dan kelompok. DAFTAR PUSTAKA Anomsari, Priskila Hesty. 2003. Upaya Meningkatkan Kemandirian Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VIIIa SMP Negeri 3 JeparaTahun Pelajaran 2012/2013. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Kurniawati, Dewi 2010.Upaya Peningkatan Kemandirian Belajar Matematika dengan Menggunakan Cooperative Learning. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta. Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia. Prayitno. 2004.. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia. Romlah, T. 2001. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang. Sumarmo, Utari. 2004. Kemandirian Belajar : Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. Bandung: Universitas Pendidikan.