BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mencakup tingkat SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sardiman A.M. (2012). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, membahas

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Skinner belajar adalah suatu prilaku. Pada saat orang belajar, maka

LAMPIRAN I RENCANA KEGIATAN HARIAN (RKH) Pertemuan Pertama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini masih orisinil apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian

KEMAMPUAN MENARI BEDANA SISWI KELAS XI DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER. (Jurnal) Oleh. Nia Daniati

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui media lagu anak-anak ditaman kanak islam Al-Amin Bandar Lampung.

RENCANA KEGIATAN HARIAN (RKH) Pertemuan Pertama. : Ekstrakurikuler Tari (Pengembangan Diri)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model ini dianggap paling hebat, kalau tidak mau dikatakan sebagai satu-satunya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini sifat nya masih sederhana apabila diamati dari buku-buku serta hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.

PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 25 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal) Oleh NADIA APRINA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini akan dipaparkan data-data dan menganalisis data. Istilah deskriptif

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disekitar individu, belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi(cita cita)

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Media pedidikan memiliki pengertian alat bantu proses belajar baik di dalam

LAMPIRAN 1 PANDUAN OBSERVASI. 1. Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadiankejadian

PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA SISWA SMP XAVERIUS METRO ELISABETH HESTI ARIYANTI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan dirumuskan sesuai dengan Undang-Undang No. 20. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran matematika. Dengan pemahaman, siswa dapat lebih mengerti akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Deskriptif adalah penelitian yang hanya benar-benar memaparkan apa

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

PEMBELAJARAN TARI BEDANA MARAWIS PUTRI DI SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal) Oleh DEWI LESTARI

II. TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SISWA DI SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG. Oleh Widya Tri Ningrum

KEMAMPUAN SISWA MENARI BEDANA MELALUI METODE LATIHAN DI SMP NEGERI 2 SEPUTIH MATARAM ABSTRACK

Dyah Ayu Pramoda Wardhani Mahasiswa S1 Universitas Negeri Malang. Pembimbing : Dr. Sri Mulyati, M.Pd Dosen Universitas Negeri Malang

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini masih orisinil apabila dilihat dari buku-buku serta hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini dikemukakan bubu-buku yang digunakan dalam penelitian, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor

II. LANDASAN TEORI. Pemodelan atau metode modeling adalah salah satu dari tujuh komponen

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hasil praktik yang diulang-ulang (Kimble, Garmezy dalam Thobroni

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

( ) Administrasi Bisnis 2014 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam

BAB II KAJIAN TEORI A.

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. potensi yang dimilikinya. Pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan menjadi kompetensi bekal untuk mempertahankan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

BAB I PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk

LAMPIRAN 1. Perangkat Pembelajaran Seni Budaya/Seni Tari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung pada proses belajar mengajar dan mengajar yang dialami siswa dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

Penerapan Metode Group Investigasi Dalam Pembelajaran Tari Bedana Di SMP Wiratama Kotagajah. (Jurnal Penelitian) Oleh TANJUNG ASMARA

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar pada hakikatnya merupakan aktivitas yang utama dalam serangkaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dan belajar sama-sama memiliki input maupun output yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini masih orisinil apabila diamati dari buku-buku serta hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa supaya

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa yang melakukan kegitan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hamalik, 2011 dalam bukunya Kurikulum dan Pembelajaran mengatakan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan zaman. Persiapan sumber

(TPS) BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 TASIKMADU KARANGANYAR 2010/2011

BAB II KAJIAN PUSTAKA. melalui hasil belajarnya (Syah, 1995: 150). Ada tiga ranah (aspek) yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB III METODE PENELITIAN. memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan (Sugiyono, 2012:6).

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

BAB II LANDASAN TEORI. Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu

II. KERANGKA TEORETIS. Sesuatu yang telah dimiliki berupa pengertian-pengertian dan dalam batasan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut istilah paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan

BAB III METODE PENELITIAN. dan kegunaan tertentu (Mahmud, 2011: 23). Metode penelitian juga digunakan

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

PEMBELAJARAN TARI KREASI LAMPUNG DENGAN KONSEP KOREOGRAFI NONLITERAL DI SMPN 1 METRO. (Jurnal Penelitian) Oleh NOVA DELYANTI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. adalah anak atau siswa yang sedang tumbuh dan berkembang menuju ke arah. pendewasaan kepribadian dan penguasaan pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16),

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk menuntun siswa agar mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana dengan

mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan. Pendidikan mengarahkan kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan dan lebih bertakwa kepada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II KERANGKA TEORITIS. mempunyai efek, dapat membawa hasil, berhasil guna. Efektivitas menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya (Trianto, 2011). Hakekat IPA

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

BAB I PENDAHULUAN. atau jalan yang harus dilalui dalam pembelajaran. Ketepatan dan kesesuaian. pengembangan strategi pembelajaran yang akan digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. dan ketrampilan, serta manusia-manusia yang memiliki sikap positif terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah prosedur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti

Transkripsi:

9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Dalam pembelajaran ini tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa (Rusman, 2011: 202). Pembelajaran Kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok belajar yang di dalamnya setiap siswa bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain (Huda, 2013: 29). Model pembelajaran TPS (Think Pair Share) merupakan metode yang sederhana, namun sangat bermanfaat, dikembangkan pertama kali oleh Frank Lyman dari Universitas of Maryland. Pertama tama, siswa diminta untuk duduk berpasangan. Kemudian, guru mengajukan satu pertanyaan/masalah kepada mereka. Setiap siswa diminta untuk berfikir sendiri-sendiri terlebih dahulu tentang jawaban atas

10 pertanyaan itu, kemudian mendiskusikan hasil pemikirannya dengan pasangan disebelahnya untuk memperoleh satu konsensus yang sekiranya dapat mewakili jawaban mereka berdua. Setelah itu guru meminta setiap pasangan untuk menshare, menjelaskan, atau menjabarkan hasil konsensus atau jawaban yang telah mereka sepakati pada siswa-siswa lain di ruang kelas (Huda, 2013:132). Tujuan model kooperatif tipe Think Pair Share yaitu mencakup komponen Think (berfikir) mengharuskan siswa untuk berhenti dan menata fikiran mereka. Komponen Pair (pasangan) dan Share (berbagi) mendorong siswa untuk membandingkan dan membedakan pemahaman mereka dengan orang lain, dan untuk melatih terlebih dahulu tanggapan mereka dalam situasi dengan resiko rendah sebelum mengutarakannya ke hadapan umum bersama seluruh kelas. Kesempatan untuk melatih komentar terlebih dahulu seperti ini bersama teman yang menjadi pasangan cenderung dapat meningkatkan kualiatas kontribusi siswa dan biasanya akan meningkatkan kesediaan dan kesiapan untuk berbicara dalam kelompok yang lebih besar (Barkey, Cross, dan Major, 2012:155). Think Pair Share bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas (Huda, 2013: 136). 2.1.1 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Think Pair Share) TPS a) Kelebihan model pembelajaraan kooperatif tipe TPS (Huda, 2013: 136), yaitu:

11 1. Memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain; 2. Mengoptimalkan partisipasi siswa; 3. Memberikan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk menunjukan partisipasi mereka kepada orang lain. 4. Bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas b) Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah kerja kelompok membutuhkan waktu yang tidak sedikit atau dengan kata lain waktunya kurang efektif. 2.1.2 Prosedur Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Think Pair Share) TPS Prosedur penerapan model pembelajaran kooperatif tipe (Think Pair Share) TPS (Huda, 2013: 136) Yaitu: a) Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri dari empat atau lebih anggota/siswa namun tetap pada jumlah genap; b) Guru memberi tugas pada setiap kelompok; c) Masing-masing anggota memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri-sendiri terlebih dahulu; d) Kelompok membentuk anggota-anggotanya secara berpasangan. Setiap pasangan mendiskusikan hasil pengerjaan individunya; e) Kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompoknya masingmasing untuk menshare hasil diskusinya.

12 2.2 Pembelajaran Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid (Sagala, 2011: 61). Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik (guru) dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran (Sagala, 2011: 62). 2.2.1 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa lama dan pandangan ilmu jiwa modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru, sedangkan pandangan ilmu jiwa modern aktivitas didominasi oleh siswa, kemudian untuk aktivitas belajar dapat digolongkan dalam beberapa klasifikasi antara lain: visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activitiesdan emotional activities (Sadirman, 2011: 101). Dalam penelitian ini jenis aktivitas yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran yaitu visual activities adalah memerhatikan, oral activities adalah memberi pendapat dan motor activities adalah percobaan (Sadirman, 2011: 101).

13 2.2.2 Belajar Gerak Belajar merupakan kegiatan orang sehari-hari. Kegiatan belajar tersebut dapat dihayati (dialami) oleh orang yang sedang belajar. Di samping itu, kegiatan belajar juga dapat diamati oleh orang lain. Kegiatan belajar yang berupa perilaku kompleks tersebut telah lama menjadi objek penelitian ilmuan (Dimyati dan Mudjiono, 2006:37). Gerak dalam tari adalah bahasa yang dibentuk menjadi pola-pola gerak dari seorang penari. Prinsip yang sangat penting dalam bentuk gerak mengandung pengertian menjadi satu yang utuh. Kesatuan aspek-aspek gerak, ruang, dan waktu yang hadir dalam tari (Hadi, 2007: 25). Pembelajaran gerak tari seorang siswa tidak boleh lepas dari pengawasan dan bimbingan seorang guru agar mencapai hasil belajar yang optimal. Siswa dapat mempraktikan gerak atau menari dengan tepat tugas yang disampaikan melalui media berupa kertas, siswa melakukan gerak itu sendiri lalu didiskusikan dengan pasangan, guru mengarahkan gerak dengan tepat dan dengan teknik yang benar sehingga pembelajaran gerak akan memperoleh hasil yang baik. 2.3 Tari Bedana Tari merupakan gerak dari seluruh anggota badan yang selaras dengan bunyi musik, diatur oleh irama yang maksud dan tujuan dalam menari (Soeryodiningrat dalam Mustika, 2012:22).

14 Tari Bedana adalah tari tradisional yang hidup dan berkembang di daerah Lampung yang merupakan pencerminan tata kehidupan masyarakat yang harus dipelihara, dibina, dan dikembangkan. Tari Bedana merupakan tari tradisional kerakyatan daerah Lampung sebagai perwujudan simbolis adat istiadat, agama, etika yang telah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Diperkirakan pada awalnya tari Bedana ditarikan oleh pria yang dibawa oleh kaum pedagang atau para pemuka agama Islam dari Gujarat maupun dari Timur Tengah yang berfungsi untuk syiar agama Islam (Firmansyah, Hasan, dan Kamsadi, 1996:3). Tari Bedana yang pada awalnya sebagai sarana syiar agama islam mengalami pergeseran fungsi menjadi tari pergaulan sebagai sarana hiburan. Perkembangan zaman juga memengaruhi penari Bedana, kaum wanita sudah mulai menarikan tari Bedana bahkan sekarang sudah ditarikan dengan berpasangan antara pria dengan wanita. Tari Bedana hidup dan berkembang di daerah Lampung seiring dengan masuknya agama Islam, tidak mengherankan jika di daerah lain di Indonesia ada yang memiliki kesamaan baik ragam maupun geraknya, serta memiliki fungsi yang sama sebagai tari pergaulan. Di daerah Sumatra bagian timur termasuk Kalimantan Barat, tari ini terkenal dengan Zapin atau Jepen, di daerah Sumatra Selatan dan Bengkulu dengan tari Dana, sedangkan di Indonesia bagian timur seperti Nusa Tenggara Barat dan Maluku tari ini dikenal dengan nama tari Dana- Dini (Firmansyah, Hasan, dan Kamsadi, 1996:3).

15 Gerak dasar tari Bedana dimulai dengan salam diakhiri pula dengan salam yang mana setiap gerakan dilakukan dengan sopan dan santun disertai dengan kelembutan yang diibaratkan ketika kaki melangkah tidak membuat kusut tikar atau karpet yang dipakai sebagai alas mereka menari. Makna filosofis yang terkandung dari gerak tari Bedana melambangkan sebagai bentuk dari kepedulian dengan lingkungan, hal ini dapat dilihat dari gerak pembuka. Penari mengawali dengan tahtim kemudian memberi salam dan melangkah maju dan mundur. Langkah dan gerak tari berikutnya memasuki penyampaian misi dari tari yaitu ajaran dan nasehat kehidupan yang berasal dari agama Islam. Sedangkan keseluruhan gerak melambangkan falsafah tentang kehidupan. Penari Bedana dapat pria, wanita saja atau berpasangan dengan jumlah yang tidak terikat. Gerak tari Bedana harus disertakan dengan ekspresi, agar dapat mengekspresikan dengan baik penari mampu mengenali dan menghayati unsur-unsur geraknya. 2.3.1 Ragam Gerak Tari Bedana Berikut ini ragam gerak tari Bedana dan deskripsi gerak tari Bedana. Tabel 2.1 Ragam Gerak Tari Bedana Nama No Gerak 1 Tahtim Foto 1 2 3 4 Deskripsi Gerak 1. Kaki kanan melangkah ke depan, tangan ke depan dengan

16 5 6 7 8 2. Kaki kiri melangkah ke depan, tangan ke depan dengan 3. Kaki kanan melangkah ke depan dengan sedikit mendak (merendah), tangan kanan memutar ke depan, pandangan mengarah ke depan dan tersenyum. 4. Mundur kaki kiri, langkah kaki),dan membalik-kan badan ke kiri dan tersenyum. 5. Langkah kaki kanan dengan sedikit mendak (merendah), tangan kanan memutar ke depan, pandangan mengarah ke depan dan tersenyum. 6. Membalikan badan ke kiri angkat kaki kanan jinjit, tangan

17 2 Khesek Gantung 1 2 3 4 ke depan dengan 7. Maju kaki kiri badan merendah kaki kanan jinjit, tangan ke depan dengan 8. Menarik kaki kanan ke sebelah kiri diteruskan dengan berjinjit (perempuan), tangan sembah, sikap badan menghadap ke depan dan tersenyum. 1. Langkah kaki kanan ke depan, tangan ke depan dengan 2. Langkah kaki kiri, ke depan dengan

18 3 Khesek Injing 1 2 3 4 3. Ayunkan kaki kanan ke samping kanan kaki jinjit, sikap tangan disikukan ke arah kanan sejajar bahu, badan tegak pandangan ke kanan dan tersenyum. 4. Sikap kaki kanan ditekuk ke depan disikukan rata-rata air, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai badan tegak dan tersenyum. 1. Langkah kaki kanan ke depan, langkah kaki kanan ke depan, tangan ke depan dengan 2. Langkah kaki kiri, langkah kaki kanan ke depan, tangan ke depan dengan

19 3. Sikap kaki kanan jinjit dan diletakkan di samping kaki kiri, sikap tangan kimbang, sikap badan tegak dan pandangan mengarah ke bawah atau menunduk dan tersenyum. 4. Sikap kaki kanan dibuka ke samping kanan, tangan kanan menyiku sejajar bahu, pandangan kembali menghadap ke depan dan tersenyum. 4 Ayun 1. Langkah kaki kanan, ke depan dengan 1 2 3 4 2. Langkah kaki kiri ke arah diagonal kanan, 3. Mundur kaki kanan,

20 5 6 7 8 4. Angkat kaki kiri lalu diayunkan ke atas, 5. Langkah kaki kiri, 6. Langkah kaki kanan ke arah diagonal kiri, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai 7. Mundur kaki kiri,

21 5 Ayun Gantung 1 2 3 4 8. Angkat kaki kanan lalu diayunkan ke atas, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai 1. Langkah kaki kanan, ke depan dengan 2. Langkah kaki kiri ke arah diagonal kanan, 3. Mundur kaki kanan,

22 5 6 7 8 4. Angkat kaki kiri lalu diayunkan ke atas rata-rata air, tangan 5. Kaki diayunkan ke bawah, tangan 6. Kaki diayunkan ke atas, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai 7. Kaki diayunkan ke bawah, tangan

23 6 Humbak Moloh 1 2 3 4 8. Kaki diayunkan ke atas, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai 1. Kaki kanan melangkah ke arah kanan, tangan berbentuk L ke arah kanan dengan telapak tangan mengarah ke atas dengan jari dibuka hingga ke atas bahu, sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum. 2. Kaki kiri melangkah mengikuti di belakang kaki kanan lalu berjinjit, tangan berbentuk L ke arah kanan hingga di bawah bahu dengan telapak tangan mengarah ke atas dengan jari jempol dan tengah bertemu, sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum. 3. Kaki kanan melangkah ke arah kanan, tangan berbentuk L ke arah kanan dengan

24 posisi di atas bahu dengan telapak tangan mengarah kebawah dan jari tengan dan jempol bertemu, sikap arah kaki dan tersenyum. 5 6 7 8 4. Kaki kiri melangkah mengikuti di samping kaki kanan lalu berjinjit, tangan berbentuk L ke arah kanan hingga sejajar bahu dengan telapak tangan mengarah ke depan dan mengarah ke kanan, sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum. 5. Kaki kiri melangkah ke arah kiri, tangan berbentuk L ke arah kiri dengan telapak tangan mengarah ke atas dengan jari dibuka hingga ke atas bahu, sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum. 6. Kaki kanan melangkah mengikuti di belakang kaki kiri lalu berjinjit, tangan berbentuk L ke arah kiri hingga di bawah bahu dengan telapak tangan mengarah ke atas dengan jari jempol dan tengah bertemu,

25 7 Gelek 1 2 3 4 sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum. 7. Kaki kiri melangkah ke arah kiri, tangan berbentuk L ke arah kiri dengan posisi di atas bahu dengan telapak tangan mengarah kebawah dan jari tengan dan jempol bertemu, sikap arah kaki dan tersenyum. 8. Kaki kanan melangkah mengikuti di samping kaki kiri lalu berjinjit, tangan berbentuk L ke arah kiri hingga sejajar bahu dengan telapak tangan mengarah ke depan dan mengarah ke kanan, sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum. 1. Angkat lalu mengayunkan kaki kanan ke atas, 2. Langkah kaki kanan,

26 5 6 7 8 3. Langkah kaki kiri, 4. Langkah kaki kanan membuka ke arah kanan, tangan 5. Mundur kaki kiri, 6. Langkah kaki kanan menyilang kaki kiri depan, tangan

27 8 Belitut 1 2 3 4 7. Langkah kaki kiri, 8. Kaki kanan merapat kaki kiri kemudian berjinjit. tangan badan ke depan dengan ekspresi senyum. 1. Langkah kaki kiri menyilang kaki kanan ke samping kanan, tangan 2. Kaki kanan membuka ke samping kanan,

28 5 6 7 8 3. Langkah kaki kiri menyilang kaki kanan ke samping kanan, tangan 4. Kaki kanan membuka ke samping kanan, 5. Langkah kaki kiri ke arah kiri, tangan 6. Langkah kaki kanan berputar ke arah kiri,

29 9 Jimpang 1 2 3 4 7. Langkah kaki kanan, 8. Jinjit kaki kiri di samping kaki kanan, badan mendak (merendah) mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. Kemudian diikuti gerakan ke samping kiri. 1. Langkah kaki kanan ke arah diagonal kanan, tangan 2. Langkah kaki kiri,

30 3. Mundur kaki kanan, 5 6 7 8 4. Langkah kaki kiri, 5. Langkah kaki kanan berputar ke arah kiri belakang, tangan 6. Langkah kaki kiri menghadap ke belakang, tangan 7. Langkah kaki kanan berputar ke arah kiri menghadap ke depan, tangan

31 (Dokumentasi, Devielia: November 2013) 8. Angkat kaki kiri merapat kaki kanan dengan kaki kiri berjinjit. tangan badan ke arah depan dengan ekspresi senyum. 2.3.2 Pengertian Kemampuan Gerak Tari Bedana Kemampuan adalah kecakapan atau potensi seorang individu untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang. Kemampuan gerak tari Bedana dalam penelitian ini adalah hasil proses belajar tari Bedana. Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Penilaian hasil belajar pada Ekstrakurikuler khususnya seni tari berkenaan dengan hasil belajar tari Bedana yaitu melihat sejauh mana kemajuan belajar siswa dalam proses pembelajaran tari Bedana.

32 2.4 Ekstrakurikuler 2.4.1 Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa. Kegiatan Ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya, olah raga, kesenian, berbagai macam keterampilan dan kepramukaan diselenggarakan di sekolah di luar jam pelajaran biasa (Suryosubroto, 2009: 286). 2.4.2 Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan Ekstrakurikuler yang merupakan seperangkat pengalaman belajar memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembentukan kepribadian siswa. Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler di sekolah (Suryosubroto, 2009: 287) adalah: 1. Kegiatan Ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif dan psikomotor; 2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif; 3. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Jadi, ruang lingkup kegiatan Ekstrakurikuler adalah berupa kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan dapat mendukung program intrakurikuler.

33 2.4.3 Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler Jenis-jenis kegiatan Ekstrakurikuler dapat dibagi menjadi dua jenis (Suryosubroto, 2009: 290), yaitu 1. Kegiatan Ekstrakurikuler yang bersifat atau berkelanjutan, yaitu jenis kegiatan Ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus menerus selama satu periode tertentu. Untuk menyelesaikan satu program kegiatan Ekstrakurikuler ini biasanya diperlukan waktu yang lama. 2. Kegiatan Ekstrakurikuler yang bersifat periodik atau sesaat, yaitu kegiatan Ekstrakurikuler yang dilaksanakan waktu-waktu tertentu saja. 2.4.4 Prinsip-prinsip program Ekstrakurikuler Prinsip-prinsip program Ekstrakurikuler (Suryosubroto, 2009: 291) adalah 1. Semua murid, guru dan personel administrasi hendaknya ikut serta dalam usaha meningkatkan program; 2. Kerjasama dalam tim adalah fundamental; 3. Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan; 4. Prosesnya adalah lebih penting dari pada hasil 5. Program hendaknya cukup konprehensif dan seimbang dapat memenuhi kebutuhan dan minat siswa; 6. Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah; 7. Prograam harus dinilai berdasarkan sumbangannya pada nilai-nilai pendidikan di sekolah dan efisiensi pelakanaannya;

34 8. Kegitan ini hendaknya menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya bagi pengajaran kelas, sebaliknya pengajaran kelas hendaknya juga menyediakan sumber motivasi yang kaya bagi kegiatan murid; 9. Kegiatan Ekstrakurikuler ini hendaknya dipandang sebagai integral dari keseluruhan program pendidikan di sekolah, tidak sekedar tambahan atau sebagai kegiatan yang berdiri sendiri. 2.4.5 Langkah-langkah Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Langkah-langkah Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler (Suryosubroto, 2009: 292) adalah 1. Kegiatan Ekstrakurikuler yang diberikan kepada siswa secara perseorangan atau kelompok ditetapkan oleh sekolah berdasarkan minat siswa, tersedianya fasilitas yang diperlukan serta adanya guru atau petugas untuk itu, bilamana kegiatan trsebut memerlukannya; 2. Kegiatan yang direncanakan untuk diberikan kepada siswa hendaknya diperhatikan keselamatannya dan kemampuan siswa serta kondisi sosial budaya setempat. 2.5 Evaluasi Belajar Evaluasi belajar merupakan suatu komponen dalam sistem pengajaran, sedangkan sistem pengajaran itu sendiri merupakan implementasi kurikulum, sebagai upaya untuk menciptakan belajar di kelas. Fungsi utama evaluasi dalam kelas adalah untuk menentukan hasil-hasil urutan pengajaran. Hasil-hasil dicapai langsung berkaitan dengan penguasaan tujuan-tujuan yang menjadi target. Selain itu,

35 evaluasi menempati kedudukan penting dalam rancangan kurikulum dan rancangan pengajaran. Evaluasi juga dimaksudkan untuk mengamati peranan guru, strategi pengajaran khusus, materi kurikulum dan prinsip-prinsip belajar untuk diterapkan dalam pengajaran. Tujuan evaluasi untuk memperbaiki pengajaran dan penguasaan tujuan tertentu dalam kelas. Fungsi evaluasi adalah mengumpulkan informasi akurat tentang input dan output pembelajaran disamping proses pembelajaran itu sendiri, dengan evaluasi dapat diketahui sejauh mana siswa mengalami kemajuan dalam proses belajar setelah mengalami pembelajaran (Hamalik, 2011: 145).