Pembatasan HAM. Oleh: Johan Avie, S.H.

dokumen-dokumen yang mirip
HAM DAN PERLINDUNGAN HAK KEBEBASAN BERAGAMA DAN BERKEYAKINAN. Oleh: Johan Avie, S.H.

Oleh: Robi Dharmawan, S. IP. Pusat Studi HAM Surabaya

Hate Speech (Ujaran Kebencian)

Disampaikan dalam TRAINING POLMAS DAN HAM BAGI TARUNA AKADEMI KEPOLISIAN DEN 47 TAHUN 2015 oleh PUSHAM UII Yogyakarta bekerjasama dengan AKPOL

Hak atas Informasi dalam Bingkai HAM

MAKALAH. Kelompok Rentan, HAM & Tanggungjawab Polisi. Oleh: M. Syafi ie, S.H. PUSHAM UII Yogyakarta

MAKALAH KEBEBASAN BEREKSPRESI, BERKUMPUL DAN BERSERIKAT. Oleh: Ifdhal Kasim Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA (HAM)

I. PENDAHULUAN. kebebasan, baik yang bersifat fisik maupun pikiran. Oleh karena itu, Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini rasanya cukup relevan untuk membicarakan masalah polisi

BAB IV ANALISIS YURIDIS PERATURAN KAPOLRI NOMOR 1 TAHUN 2009 TERKAIT PENGGUNAAN SENJATA API PADA TUGAS KEPOLISIAN PERSPEKTIF MAS}LAH}AH MURSALAH

HAK ASASI MANUSIA DALAM PUTUSAN HAKIM

I. PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Sebagai bagian dari sistem transportasi nasional, Lalu. dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian

PENGARUSUTAMAAN HAM DALAM PELAYANAN PUBLIK DI POLRES METRO JAKARTA UTARA

UNOFFICIAL TRANSLATION

MAKALAH. HAM dan Kebebasan Beragama. Oleh: M. syafi ie, S.H., M.H.

BAB V PENUTUP. permasalahan yang di bahas dalam penelitian ini, penulis dapat mengambil

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, hal Soerjono Soekanto, 2007, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cetakan

Kajian Teoritik Hukum dan HAM tentang Surat Edaran Kabaharkam Nomor B/194/I/2013/Baharkam, yang Melarang Satpam Berserikat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hukum berkembang mengikuti perubahan zaman dan kebutuhan

Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi di Internet

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

PERSATUAN RAKYAT JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

Memutus Rantai Pelanggaran Kebebasan Beragama Oleh Zainal Abidin

PENYELESAIAN KONFLIK DALAM PERSPEKTIF HAM

SKRIPSI UPAYA POLRI DALAM MENJAMIN KESELAMATAN SAKSI MENURUT UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seperti yang kita ketahui, semua Negara pasti mempunyai peraturanperaturan

MAKALAH. Pengembangan Praktek dan Pola Pengasuhan AKPOL Menuju Democratic Learning

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. pidana yang diancamkan terhadap pelanggaran larangan 1. Masalah pertama

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DIMUKA UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pengadilan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum. pemeriksaan di sidang pengadilan ada pada hakim. Kewenangan-kewenangan

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN

BAB I PENDAHULUAN. tepatnya pada Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Hak Asasi Manusia. Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan tersebut selain melanggar dan menyimpang dari hukum juga

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RISALAH KEBIJAKAN. Mendorong Regulasi Penggusuran Sesuai dengan Standar Hak Asasi Manusia

Bab IV Penutup. A. Kebebasan Berekspresi sebagai Isi Media

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas.

MAKALAH. Pengadilan HAM dan Hak Korban Pelanggaran Berat HAM. Oleh: Eko Riyadi, S.H., M.H.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

PRAPERADILAN SEBAGAI UPAYA KONTROL BAGI PENYIDIK DALAM PERKARA PIDANA

Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan Pelanggaram HAM dan Pengingkaran Kewajiban

dilibatkan, diminta pendapatnya sehingga materi konstitusi benar-benar mewakili masyarakat secara keseluruhan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perlindungan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut UU No 39/1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat

Catatan Koalisi Perempuan Indonesia terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Perkara Nomor 46/PUU-XIV/2016

HUKUMAN MATI dari SISI HAK ASASI MANUSIA. Roichatul Aswidah, Jakarta, 18 Agustus 2016

TANGGAPAN DAN MASUKAN ELSAM TERHADAP RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TENTANG PERLINDUNGAN DATA PRIBADI DALAM SISTEM ELEKTRONIK

BAB I PENDAHULUAN. Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGAMANAN EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA

Selasa, 17 November 2009 HUBUNGAN NEGARA HUKUM DAN DEMOKRASI

BAB II HAK-HAK TERSANGKA DALAM HUKUM ACARA PIDANA. seseorang yang menjalani pemeriksaan permulaan, dimana salah atau tidaknya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM OPERASIONAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PUSANEV_BPHN KEBIJAKAN ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM

Disampaikan dalam acara Workshop Memperkuat Justisiabilitas Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya: Prospek dan Tantangan, diselenggarakan oleh Pusat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengawasan majelis..., Yanti Jacline Jennifer Tobing, FH UI, Universitas Indonesia

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA DENGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

dengan aparatnya demi tegaknya hukum, keadilan dan perlindungan harkat dan martabat manusia. Sejak berlakunya Undang-undang nomor 8 tahun 1981

RechtsVinding Online. Kelembagaan Badan Narkotika Nasional Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 2 Oktober 2015; disetujui: 7 Oktober 2015

Materi Kuliah HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang memiliki konstitusi tertinggi dalam

Dukungan Masyarakat Sipil Menuju Kota HAM

BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi manusia ( selanjutnya disingkat dengan HAM ) adalah seperangkat hak yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Negara Hukum. Maka guna mempertegas prinsip Negara Hukum,

MAKALAH POLITIK HUKUM HAM INDONESIA KAITANNYA DENGAN KEWAJIBAN INTERNASIONAL. Oleh: Rahayu Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Jalan Jenderal Gatot Subroto - Jakarta Nomor : 60 /KOM.IIIIV/2005 Jakarta, 19 Mei 2005

KEKERASAN YANG DILAKUKAN OKNUM POLISI DALAM MENJALANKAN TUGAS SEBAGAI BENTUK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya dan berbatasan langsung dengan beberapa negara lain. Sudah

NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Universitas Indo Global Mandiri Palembang

SISTEM PERUNDANG-UNDANGAN PEMBERANTASAN KORUPSI

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM

POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK

TINJAUAN KEWENANGAN PENYADAPAN OLEH KPK DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA. Oleh : Dr. Sudiman Sidabukke, SH., CN., M.Hum.

MENCARI KEBENARAN HUKUM DENGAN TIDAK MELAWAN HUKUM

2017, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

BAB I LATAR BELAKANG PEMILIHAN MASALAH HUKUM

ATURAN PERILAKU BAGI APARAT PENEGAK HUKUM

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 41/PUU-XIII/2015 Pembatasan Pengertian dan Objek Praperadilan

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 21/PUU-XII/2014 Penyidikan, Proses Penahanan, dan Pemeriksaan Perkara

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENGGUNAAN KEKUATAN DALAM TINDAKAN KEPOLISIAN

MAKALAH AKSES KE KEADILAN: MENDISKUSIKAN PERAN KOMISI YUDISAL. Oleh: Dr. Suparman Marzuki, S.H., M.Si

PENANGKAPAN DAN HAM. ( Studi Terhadap Praktek Penangkapan Tersangka Pelaku Tindak Pidana di. Wilayah Polres Sukoharjo ) SKRIPSI

PEMBERLAKUAN ASAS RETROAKTIF DAN ASAS LEGALITAS DALAM HUKUM PIDANA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. terjadi kasus pidana anak dibawah umur yang menyebabkan kematian, baik

Kajian Komnas HAM terhadap Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum

Transkripsi:

Pembatasan HAM Oleh: Johan Avie, S.H. Disampaikan dalam TRAINING POLMAS DAN HAM BAGI TARUNA AKADEMI KEPOLISIAN DEN 47 TAHUN 2015 oleh PUSHAM UII Yogyakarta bekerjasama dengan AKPOL Semarang, di AKPOL Semarang, 25 April 2015

Siracusa Principle Pembatasan melalui produk hukum setingkat Undang-Undang (prescribed by law) Pembatasan tersebut tidak mengganggu fungsi demokratis masyarakat (in a democratic society) Pembatasan didasarkan pada kewajiban melindungi ketertiban publik (public order) Pembatasan didasarkan pada kewajiban melindungi kesehatan publik (public healthy) Pembatasan didasarkan pada kewajiban melindungi moral publik (public morals) Pembatasan didasarkan pada kewajiban melindungi keamanan nasional (national security) Pembatasan didasarkan pada kewajiban melindungi keselamatan publik (public safety)

Prescribed by Law Negara dapat membatasi hak asasi individu asalkan didasarkan pada produk hukum setingkat Undang-Undang. Persyaratan ini bersifat normatif, tidak bisa ditawar. Artinya, negara tidak diperbolehkan melakukan pembatasan hak asasi dengan didasarkan pada produk hukum yang secara hirarkhis berada di bawah Undang-Undang. Selain itu, poin prescribed by law juga menyatakan secara tegas tentang keberlakuan asas legalitas(non-retroaktif) di setiap penerapannya.

In a democratic society Syarat pembatasan in a democratic society harus ditafsirkan sebagai bagian yang melekat pada semua syarat pembatasan HAM lain dalam Siracusa Principle ini. Beban negara adalah untuk memastikan fungsi masyarakat demokratis telah terpenuhi. Betapapun tidak ada model tunggal masyarakat demokratis, setidaknya masyarakat yang mengakui dan menghormati hak-hak asasi yang tertuang di dalam ICCPR telah dianggap memenuhi definisi itu.

Public Order Ungkapan public order dalam digunakan dalam Siracusa Principle ini dapat ditafsirkan sebagai tersedianya sejumlah aturan atau seperangkat nilai-nilai fundamental dimana masyarakat mematuhinya. Perlu diingat, tindakan menghormati dan mengakui hak-hak asasi manusia juga merupakan salah cara menjaga ketertiban umum(public order). Kewajiban untuk menjaga ketertiban umum ini berada di pihak negara.

Public Healthy Istilah public healthy harus ditafsirkan sebagai sebuah upaya yang dilakukan oleh negara untuk mengambil langkah-langkah tertentu, dalam kaitannya dengan penyakit/cedera yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat luas. Langkah-langkah berupa langkah pembatasan agar penyakit/cedera yang dianggap berbahaya bagi kesehatan publik, tidak menyebar ke masyarakat lain.

Public Moral Istilah public morals seringkali disalahtafsirkan oleh negara dalam konteks pembatasan HAM. Moral publik tidak bisa dipersamakan dengan ajaran-ajaran pada agama tertentu. Nilai-nilai moral berbeda dengan doktrin-doktrin agama, betapapun di dalam agama juga mengajarkan nilai moral. Moral di dalam Siracusa Principles ditafsirkan sebagai nilai fundamental masyarakat. Artinya, moral berkaitan dengan norma-norma yang berkembang di masyarakat. Siracusa principles secara jelas menyebutkan bahwa nilai morals bersifat sangat subyektif, dan dapat berubah dari satu waktu ke waktu lainnya. Tetapi, asalkan nilai-nilai moral tersebut merupakan hal fundamental yang dipercaya oleh masyarakat, maka dianggap sudah memenuhi definisi ini.

National Security Negara diperbolehkan melakukan pembatasan HAM dengan syarat untuk kepentingan keamanan nasional. Maksudnya, keamanan nasional harus ditafsirkan berdasarkan kepentingan integritas dan keberadaan/keutuhan sebuah bangsa. Keamanan nasional tidak dapat dijadikan alasan untuk membatasi hak asasi manusia jika kasusnya hanya membahayakan keamanan lokal. Poin ini juga tidak dapat digunakan secara sewenang-wenang tanpa alasan yang jelas. Selain itu, negara wajib menyediakan mekanisme terkait dengan upaya rehabilitasi terhadap korban pembatasan HAM ini. Perlu diingat bahwa pelanggaran HAM juga termasuk di dalam salah satu hal yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban dunia. Sehingga perlu kiranya negara lebih berhati-hati dalam membatasi HAM warganya.

Public Safety Keselamatan publik berarti upaya yang dilakukan oleh negara dalam hal perlindungan terhadap keselamatan orang, integritas hidup, maupun kerusakan properti yang mereka miliki. Kebutuhan untuk melindungi keselamatan publik dapat digunakan sebagai dasar bagi Negara untuk membatasi hakhak asasi warga negaranya. Tetapi perlu diingat bahwa syarat keselamatan publik hanya dapat digunakan jika negara telah menyediakan mekanisme rehabilitasi bagi korban pelanggaran HAM.

Asas-Asas Dalam Prosedur Pembatasan HAM oleh Kepolisian Asas Legalitas Merupakan tindakan petugas/anggota Polri sesuai dengan prosedur dan hukum yang berlaku, baik di dalam perundang-undangan nasional ataupun internasional. (Pasal 9 ayat 3 Perkap No. 8 Tahun 2009) Asas Nesesitas Merupakan tindakan petugas/anggota Polri didasari oleh suatu kebutuhan untuk mencapai tujuan penegakan hukum, yang mengharuskan anggota Polri untuk melakukan suatu tindakan yang membatasi kebebasan seseorang ketika menghadapi kejadian yang tidak dapat dihindarkan. (Pasal 9 ayat 4 Perkap No. 8 Tahun 2009 Asas Proporsionalitas Merupakan tindakan petugas/anggota Polri yang seimbang antara tindakan yang dilakukan dengan ancaman yang dihadapi dalam penegakan hukum. (Pasal 10 ayat 5 Perkap No. 8 Tahun 2009)