BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal

dokumen-dokumen yang mirip
: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

KESADAHAN DAN WATER SOFTENER

Penentuan Kesadahan Dalam Air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Klorida Analisa Kesadahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

ION EXCHANGE DASAR TEORI

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia ini yang tidak dapat

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ION. Exchange. Softening. Farida Norma Yulia M. Fareid Alwajdy Feby Listyo Ramadhani Fya Widya Irawan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Ion Exchange Chromatography Type of Chromatography. Annisa Fillaeli

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR 2.1 PENDAHULUAN

Resin sebagai media penukar ion mempunyai beberapa sifat dan keunggulan tertentu. Sifat-sifat resin yang baik adalah sebagai berikut:

KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

LEMBARAN SOAL 11. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FOSFOR A. KELIMPAHAN FOSFOR

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Ion Exchange. kemampuan menyerap/ menukar kation-kation seperti Ca, Mg, Na dsb. Yang ada dalam air. Contoh: Hidrogen zeolith (H 2 Z).

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR. Ca Mg

PENENTUAN KUALITAS AIR

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

Asam Basa dan Garam. Asam Basa dan Garam

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

IV. PENGOLAHAN DENGAN CARA PERTUKARAN ION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

WATER TREATMENT (Continued) Ramadoni Syahputra

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak pernah bisa digantikan oleh senyawa

BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI

LOGO. Analisis Kation. By Djadjat Tisnadjaja. Golongan V Gol. Sisa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

INFO TEKNIK Volume 7 No. 2, Desember 2006 (97-102)

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan

SEMINAR TUGAS AKHIR PENYISIHAN KESADAHAN DENGAN PROSES KRISTALISASI DALAM REAKTOR TERFLUIDISASI DENGAN MEDIA PASIR OLEH: MYRNA CEICILLIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2

PENDAHULUAN 1. Tujuan Percobaan 1.1 Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan. 1.2 Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Reaksi dalam larutan berair

Reaksi dan Stoikiometri Larutan

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )

ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar

2. WATER TREATMENT 2.1 PENDAHULUAN

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR

Pemisahan dengan Pengendapan

ASAM, BASA, DAN GARAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LOGO Analisis Kation

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

PRESENTASI POWERPOINT PENGAJAR OLEH PENERBIT ERLANGGA DIVISI PERGURUAN TINGGI. BAB 16. ASAM DAN BASA

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

Ikatan kimia. 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia. Ikatan kimia

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme :

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi.

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI

HASIL DAN PEMBAHASAN

Antiremed Kelas 11 Kimia

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Air Keberadaan air di bumi merupakan suatu proses alam yang berlanjut dan berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal dengan siklus hidrologi. Siklus hidrologi bertitik tolak pada pergerakan antara permukaan dengan dunia atmosfir, yang mekanismenya terjadi melalui pengendapan dan penguapan. Proses daur ulang air di alam ini terbesar dilakukan energinya oleh sumber sinar matahari. Dengan bantuan sinar matahari inilah perjalanan air di alam terus menerus berputar. Sinar matahari sebagai sumber energi akan memanasi permukaan bumi termasuk sumber air permukaan seperti sungai, danau, laut, yang akan mengalami penguapan atau evaporasi, hasil ini akan membentuk uap air. Dengan adanya angin, maka uap air akan bersatu dan berada di tempat yang tinggi yang dikenal dengan awan. Oleh angin, awan ini akan terbawa makin lama makin tinggi sehingga mencapai temperatur yang rendah, yang menyebabkan titiktitik air jatuh ke bumi sebagai hujan. Air hujan sebagian akan mengalir ke dalam tanah, jika air ini keluar pada permukaan bumi, maka air akan disebut mata air. Sedangkan air hujan yang jatuh ke bumi, yang mengalir pada tempat rendah akan membentuk suatu danau atau telaga, akan tetapi banyak juga yang mengalir ke laut dan kemudian mengikuti siklus hidrolohi. 2.1.1. Air angkasa Air hujan merupakan penyubliman awan/uap air murni ketika turun dan melalui udara akan melarutkan bendabenda yang terdapat di udara, jasadjsad renik, dan debu. 3

4 Kelarutan gas CO 2 di dalam air hujan akan membentuk asam karbonat yang menjadikan air hujan bereaksi asam. Beberapa macam gas oksida dapat berada pula di dalam udara, diantaranya yang penting adalah belerang dan oksida nitrogen (S 2 O 4 dan N 2 O 5 ). Kedua oksida ini bersamasama dengan air hujan akan membentuk larutan asam sulfat dan larutan asam nitrat (H 2 SO 4 dan H 2 NO 3 ). Setelah mencapai permukaan bumi air hujan bukan merupakan air bersih lagi. 2.1.2. Air Permukaan Air permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi. Air permukaan berupa sungai dapat terjadi melalui 2 cara, yaitu berasal dari aliran permukaan bumi, misalnya dari air hujan yang merupakan penyubliman awan atau uap air murni ketika turun dan melalui udara akan melarutkan bendabenda yang terdapat di dalam udara, lalu yang berasal dari aliran air tanah (beberapa mata air) dan campuran keduanya. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batangbatang kayu, daundaun, kotoran industri kota dan sebagainya. Beberapa pengotor ini, untuk masingmassing air permukaan akan berbedabeda tergantung pada daerah pengaliran air permukaan ini, jenis pengotorannya adalah merupakan kotoran fisik, kimia, dan bakteriologis.dalam penggunaannya sebagai air minum, air permukaan haruslah mengalami suatu pengolahan yang sempurna mengingat bahwa air permukaan ini mempunyai derajat pengotor tinggi sekali. 2.1.3. Air Tanah Sebagian air hujan mencapai permukaan bumi akan terserap ke dalam tanah dan akan menjadi air tanah. Sebelum mencapai lapisan tempat air tanah,

5 air hujan akan mencoba menembus beberapa lapisan tanah sambil berubah sifatnya. Ada dua jenis air tanah sesuai dengan kedalaman air tanah tersebut, yaitu: Air tanah dangkal Air tanah dangkal adalah air tanah yang mempunyai kedalaman 15 meter. Air ini dinamakan juga air tanah bebas karena lapisan tersebut tidak berada dalam tekanan. Pemanfaatan air tanah dangkal untuk memenuhi kepeerluan air rumah tangga sudah banyak dilakukan. Didaerah dataran rendah umumnya air tanah dangkal mudah di dapat. Jika tidak ada sumber air minum lainnya, air tanah dangkal merupakan sumber air utama untuk keperlan rumah tangga. Air tanah dalam (artetis) Air tanah dalam adalah air dengan kedalaman lebih dari 50 m dan berada dalam lapisanlapisan tanah tembus air, dimana lapisan tanah tembus air ini berada diantara lapisanlapisan rapat air. Karena berada diantara lapisanlapisan rapat air, maka air ini disebut pula air tanah tertekantertekan. (Ariyanto Nugroho, 2014) 2.2. Ion Exchange Ion exchange merupakan suatu metode unit proses yang terdiri dari reaksi kimia antara ion dalam fase cair dengan ion dalam media padat tidak larut (resin). Kesadahan umumnya dihilangkan menggunakan resin penukar ion. Resin pelunak air komersial dapat digunakan dalam skala kecil, meskipun demikian tidak efektif digunakan untuk sekala besar. Resin adalah suatu polimer yang secara elektris memiliki muatan yang satu ionnya dapat digantikan oleh ion

6 lainnya. Sering kali resin dipakai untuk menghilangkan molekul yang besar dari air misalnya asam humus, lignin, asam sulfonat. (Oktaferizal, 2012) Secara prinsip ion exchange bekerja dengan menukar ion yang ada di air dengan ion tertentu. Ada dua jenis resin yang dipergunakan yaitu resin Kation dan resin Anion. Resin Kation akan menukar semua ion positif di air (misalnya Natrium, Kalsium, Magnesium, Strontium) dengan ion Hidrogen. Sedangkan resin Anion akan menukar semua ion negatif di air (Klorida, Sulfat, Nitrat) dengan ion OH. Ion Hidrogen (H) bertemu dengan ion OH akan menghasilkan air murni (H 2 O). Berikut kami tampilkan reaksi kimia pada resin Anion dan Kation : Reaksi resin Kation H + R + NaCl Na + R + HCl 2 H + R + MgSO 4 Mg 2+ R 2 + H 2 O 4 H + R = resin kation Reaksi resin Anion R + OH + HCl R + Cl + H2O R + OH + SiO 2 R + HSiO 3 R + OH = resin anion Setelah digunakan beberapa waktu, resin kation dan anion akan kehabisan kemampuan menukarnya. Pada saat itulah dilakukan regenerasi. Untuk resin Kation regenerasi dilakukan menggunakan asam sulfat atau asam klorida, dan resin Anion menggunakan sodium hidroksida. Setelah regenerasi maka proses penukaran ion siap dilakukan kembali. Jangka waktu antara pasca regenerasi sampai proses regenerasi kembali disebut sebagai jam operasi. Sebuah sistem Ion Exhanger yang memiliki jam operasi selama 24 jam misalnya, dapat beroperasi penuh selama 24 jam sebelum akhirnya mengalami kejenuhan

7 dan harus diregenerasi. Untuk mendapatkan jam operasi yang lebih panjang, akan dibutuhkan jumlah resin yang jauh lebih banyak lagi. Dan untuk jumlah resin yang sama, jam operasi Ion Exchanger akan sangat dipengaruhi TDS (total dissolved solid) total ion/ kadar garam dari air baku. Jika sebuah sistem Ion Exchange mampu beroperasi selama 24 jam untuk TDS 150 ppm, maka apabila TDS naik menjadi 300 ppm jam operasi akan turun menjadi sekitar 12 jam. Salah satu efek negatif dari Ion Exchange adalah proses regenerasinya yang menggunakan asam dan basa kuat. Proses regenerasi ini jika tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan pencemaran lingkungan. Seharusnya sebelum limbah regenerasi ini dibuang ke lingkungan, dilakukan proses penetralan ph dulu. Tetapi pada faktanya, masih banyak yang langsung membuang begitu saja limbah regenerasi ke lingkungan. (Agung Arief, 2015) 2.3. Resin Penukar Ion Resin penukar ion digunakan untuk pelunakan air, menghilangkan garam dan warna, pengkonsentrasian, pemisahan dan pemurnian. Digunakan secara luas dalam industri perlakuan air, makanan, farmasi, tenaga atom, dan sebagainya. Resin ini umumnya digunakan secara luas dibuat dari stiren, pada mana divinil benzen dipolimerisasi suspensi untuk membuat resin yang bulat kecil, jadi, secara berturutturut dibuat resin asam kuat secara sulfonasi dan resin basa secara klorometilasi atau secara aminasi. Resin basa kuat didapat secara aminasi dengan amin tersier, sedangkan resin basa lemah didapat dengan amin primer dan amin sekunder. Bahan tersebut hampir tak berpori dan biasanya disebut resin gel.

8 Resin Penukar Kation Polimer organik yang digunakan adalah yang mengandung hidrogen yang mudah disubstitusi. Misalnya, seperti disebut diatas, jenis yang tersulfonasi yang digunakan. RSO 3 H + M + A RSO 3 M + H + A Bila air yang mengandung garam netral dilewatkan melalui resin ini, seperti ditunjukkan pada reaksi diatas, ion hidrogen diganti oleh ion logam M + menjadi asam (H + A ). Jadi terbentuk kembali resin penukar kation oleh asam kuat. Resin Penukar Anion Bahan ini adalah polimer anorganik yang mengandung gugus hidroksil (OH) yang mudah disubstitusi. R N OH+ M + A R N A + M + OH Seperti ditujukkan dalam rumus di atas, misalnya, resin yang mengandung amonium kuartener ( NaOH) melewati air yang mengandung asam netral diganti menjadi ion hidroksil ( OH) dan anion ( A ) dan menghasilkan alkali. Jadi garam resin amonium kuartener yang terbentuk diubah lagi menjadi resin amonium kuartener dalam alkali kuat. (Tata dan Saito, 1999) 2.4. Kesadahan Reaksi Penukar Ion (air engandung garam netral, dan asam dalam air adalah lemah) Reaksi Regenerasi (asam dalam air adalah kuat) Reaksi Penukar Ion (air engandung garam netral, dan asam dalam air adalah lemah) Reaksi Regenerasi (asam dalam air adalah kuat) Kasadahan didefinisikan sebagai kemampuan air dalam mengkomsumsi sejumlah sabun secara berlebihan. Umumnnya mineral di air didominasi oleh ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Pada

9 prinsipnya kesadahan terbagi menjadi 2 jenis yaitu kesadahan karbonat dan non karbonat. Kesadahan karbonat disebabkan adanya ionion HCO 3 dan CO 3 2, sementara kesadahan non karbonat oleh ionion Cl dan SO 4 2 (utama). Berikut beberapa kation dan anion yang terdapat pada air: Tabel 1. Contoh Kation dan Anion pada Air Kation Anion Ca 2+ HCO 3 Mg 2+ Cl Na + 2 SO 4 K + NO 3 NH 4 + F Fe 2+ PO 4 3 Kesetimbangan antara kedua kesadahan tersebut adalah penting di dalam pelunakan air (water softener). Ion HCO 3 akan berdisosiasi pada suhu tinggi dan membentuk kerak berupa endapan CaCO 3 Ca 2+ + 2 HCO 3 CaCO 3 + CO 2 + H 2 O Kesadahan total merupakan jumlah konsentrasi Ca 2+ dan Mg 2+, sedangkan kesadahan karbonat merupakan penjumlahan dari konsentrasi ion karbonat dan bikarbonat yaitu 1/2 HCO 3 + CO 3 2. Dengan mengurangkan kesadahan total dan kesadahan korbonat diperoleh kesadahan non karbonat Kesadahan non karbonat = {[ Ca 2+ ] +[ Mg 2+ ] } { [1/2 HCO 3 ]+ [CO 2 3 ] } (Berne F dan Cordonier J, 1995) Kesadahan air dapat digolongkan menjadi dua macam : 1. Kesadahan sementara Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion karbonat (CO 3 ) dan bikarbonat (HCO 3 ), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO 3 ) 2 ) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO 3 ) 2 ). Air yang mengandung ion atau senyawasenyawa tersebut

10 disebut air sadah sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca 2+ dan atau Mg 2+ 2. Kesadahan tetap Air sadah tetap adalah air sadah yang mengadung anion selain ion bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl dan SO 2 4. Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl 2 ), kalsium nitrat (Ca(NO 3 ) 2 ), kalsium sulfat (CaSO 4 ), magnesium klorida (MgCl 2 ), magnesium nitrat (Mg(NO 3 ) 2 ), dan magnesium sulfat (MgSO 4 ). Air yang mengandung senyawasenyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara pemanasan. (Kuswanti, T., Sofyatiningrum, E., dkk. 2007) 2.5. Total Padatan Terlarut (Total Dissolved Solids) Zat Padat Terlarut (TDS) merupakan konsentrasi jumlah ion kation (bermuatan positif) dan anion (bermuatan negatif) di dalam air. Oleh karena itu, analisa total padatan terlarut menyediakan pengukuran kualitatif dari jumlah ion terlarut, tetapi tidak menjelaskan pada sifat atau hubungan ion. Oleh karena itu, analisa total padatan terlarut digunakan sebagai uji indikator untuk menentukan kualitas umum dari air. Sumber padatan terlarut total dapat mencakup semua kation dan anion terlarut. Sumber utama untuk TDS dalam perairan adalah limpahan dari pertanian, limbah rumah tangga, dan industri. Unsur kimia yang paling umum adalah kalsium, fosfat, nitrat, natrium, kalium dan klorida. Bahan kimia dapat berupa kation, anion, molekul atau aglomerasi dari ribuan molekul. Kandungan TDS yang berbahaya adalah pestisida yang timbul dari aliran permukaan. Beberapa padatan total terlarut alami berasal dari pelapukan dan pelarutan batu dan tanah. Banyaknya

11 dissolved solid (zat terlarut) dalam air perlu disesuaikan agar cocok dipakai untuk keperluan rumah tangga dan industri, karena disolved solid mempunyai pengaruh cukup besar terhadap penyediaan air. (George Budiono, 2014) Ada dua macam metode yang digunakan untuk mengukur kualitas suatu larutan. Untuk mengukur TDS, metode analisa yang digunakan adalah : a. Gravimetri Metode gravimetri merupakan metode pengukuran TDS yang paling akurat dan melibatkan penguapan cairan pelarut untuk meninggalkan residu yang kemudian dapat ditimbang dengan menggunakan presisi analitas saldo (biasanya mampu mengukur dengan keakuratan 0,0001 gram). Metode ini umumnya adalah metode yang terbaik, walaupun memerlukan banyak waktu dan mengakibatkan ketidaktepatan jika proporsi TDS tinggi yang terdiri atas titik didih bahan kimia organik yang rendah, yang akan menguap bersama dengan air. Dalam keadaan paling umum garam anorganik terdiri dari sebagian besar TDS, dan metode gravimetri sesuai untuk digunakan sebagai pemeriksaannya. b. Electrial Konduktivitas Konduktivitas listrik air secara langsung berhubungan dengan konsentrasi padatan terlarut yang terionisasi dalam air. Ion dari konsentrasi padatan terlarut dalam air menciptakan kemampuan pada air untuk menghasilkan arus listrik, yang dapat diukur dengan menggunakan konvensional konduktivitas meter atau TDS meter. Ketika laboratorium berkorelasi dengan pengukuran TDS, konduktivitas memberikan nilai perkiraan untuk TDS konsentrasi, biasanya digunakan untuk pengukuran sepuluh persen akurasi. (Armillah Muhammad, 2015)