BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara memadai. Hasil analisis data penelitian diuraikan dengan menyajikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN. 2004:12). Variabel dalam penelitian ini adalah leverage (DAR), profitabilitas

BAB IV HASIL PENELITIAN. (Syamsul Hadi, 2004:102). Variabel dalam penelitian ini meliputi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode Pengambilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian. Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk peroide

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu tahun Subyek pada penelitian ini adalah laporan keuangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia (BEI) periode Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tahun 2012 sampai dengan Data yang digunakan dalam penelitian ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum dan Obyek/Subyek Penelitian. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. ini merupakan data sekunder, yaitu laporan keuangan tahunan dan laporan

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang tercatat (listing) di

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Metodologi Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. variabel dependen yang digunakan dalam model analisis regresi linear berganda.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan kriteria dalam pemilihan sampel yang telah ditetapkan di bab

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata (mean) dan standar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. B. Teknik Pengambilan Sampel dan Populasi. manufaktur. Dengan menggunakan teknik purposive sampling, ada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB III METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini tipe penelitian yang digunakan bersifat explanatory

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang dimuat di Indonesia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, dan standar deviasi dari variabel dependen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini merupakan data sekunder, yaitu annual report dan laporan keuangan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengambilan data melalui ICMD (Indonesia Capital Market Directory).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun Sektor manufaktur

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan obyek dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia (BEI) untuk tahun , sampel dalam penelitian ini adalah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu dengan periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis mengadakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia melalui internet ( Perusahaan yang. Efek Indonesia periode tahun

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah proses pengumpulan, penyajian dan peringkasan yang berfungsi untuk memberikan gambaran data yang diteliti secara memadai. Hasil analisis data penelitian diuraikan dengan menyajikan jumlah data, nilai minimum, maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi. Adapun statistik deskriptif variabel likuiditas, profitabilitas, kepemilikan institusional, business risk dan pajak disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Dev. DER 178 0,077650 3,028640 0,865485 0,606132 LIK 178 0,059410 6,728860 2,247256 1,270326 ROA 178 0,007330 0,425260 0,107787 0,080996 INST 178 0,322200 0,962000 0,708875 0,180221 RISK 178 0,004280 0,116370 0,039449 0,024290 TAX 178 0,066820 0,405740 0,242136 0,053247 Sumber Data : Lampiran 5 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah data penelitian dalam penelitian sebanyak 178 sampel 51

52 1. Struktur Modal Dari hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.1, dapat diketahui bahwa nilai minimum struktur modal sebesar 0,077650 dan nilai maksimum sebesar 3,028640. Dengan rata-rata (mean) 0,865485 pada standar deviasi sebesar 0,606132. Nilai rata-rata (mean) lebih besar dari standar deviasi yaitu 0,865485 > 0,606132. Artinya proporsi total hutang yang dimiliki perusahaan paling rendah sebesar 0,07%, paling tinggi sebesar 3,02% dengan nilai rata-rata sebesar 0,86 % terhadap total modal yang dimiliki perusahaan dalam sampel penelitian. 2. Likuiditas Dari hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.1, dapat diketahui bahwa nilai minimum likuiditas sebesar 0,059410 dan nilai maksimum sebesar 6,728860. Dengan rata-rata (mean) 2,247256 pada standar deviasi sebesar 1,270326. Nilai rata-rata (mean) lebih besar dari standar deviasi yaitu 2,247256 > 1,270326. Artinya proporsi aktiva lancar yag dimiliki perusahaan paling rendah sebesar 0,05%, paling tinggi sebesar 6,72% dengan nilai rata-rata sebesar 2,24 % terhadap utang lancar yang dimiliki perusahaan dalam sampel penelitian. 3. Profitabilitas Dari hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.1, dapat diketahui bahwa nilai minimum ROA sebesar 0,007330 dan nilai maksimum sebesar 0,425260. Dengan rata-rata (mean) 0,107787 pada

53 standar deviasi sebesar 0,080996. Nilai rata-rata (mean) lebih besar dari standar deviasi yaitu 0,107787 < 0,080996. Artinya bahwa laba bersih yang diperoleh perusahan paling rendah adalah sebesar 0,007%, paling tinggi sebesar 0,42%, dengan rata-rata sebesar 0,10% dari total aset yang dimiliki perusahaan. 4. Kepemilikan Institusional Dari hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.1, dapat diketahui bahwa nilai minimum kepemilikan institusional sebesar 0,322200 dan nilai maksimum sebesar 0,962000. Dengan rata-rata (mean) 0,708875 pada standar deviasi sebesar 0,180221. Nilai rata-rata (mean) lebih besar dari standar deviasi yaitu 0,708875 > 0,180221. Artinya proporsi pemegang saham institusional pada perusahaan yang menjadi sampel penelitian paling rendah sebesar 32%, paling tinggi adalah sebesar 96% dan rata-rata sebesar 70% dari total pemegang saham perusahaan. 5. Business risk Dari hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.1, dapat diketahui bahwa nilai minimum business risk sebesar 0,004280 dan nilai maksimum sebesar 0,116370. Dengan rata-rata (mean) 0,039449 pada standar deviasi sebesar 0,024290. Nilai rata-rata (mean) lebih besar dari standar deviasi yaitu 0,039449 < 0,024290. Artinya risiko yang dimiliki pada perusahaan sampel penelitian paling rendah sebesar 0,004, risiko

54 tertinggi 0,11 dengan rata-rata sebesar 0,03 dari total aset yang dimiliki perusahaan. 6. Pajak Dari hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.1, dapat diketahui bahwa nilai minimum pajak sebesar 0,066820 dan nilai maksimum sebesar 0,405740. Dengan rata-rata (mean) 0,242136 pada standar deviasi sebesar 0,053247. Nilai rata-rata (mean) lebih besar dari standar deviasi yaitu 0,242136 > 0,053247. Artinya laba sebelum pajak perusahaan pada perusahaan sampel penelitian paling rendah sebesar 0,06%, paling tinggi sebesar 0,40% dengan rata-rata sebesar 0,24% dari laba setelah pajak perusahaan. B. Uji Asumsi Klasik Dalam melakukan estimasi persamaan linier dengan menggunakan metode OLS, maka asumsi-asumsi dari OLS harus dipenuhi. Apabila asumsi tidak terpenuhi, maka tidak akan dapat menghasilkan nilai parameter yang BLUE (Best Linier Unbiased Estimator). 1. Uji Multikoleniaritas Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana satu atau lebih variabel independen terdapat korelasi atau hubungan dengan variabel independen lainnya atau dengan kata lain satu atau lebih variabel independen merupakan satu fungsi linear dari variabel independen lainnya. Salah satu cara untuk menganalisis ada atau tidaknya pengaruh

55 multikolinearitas dalam penelitian ini dengan melihat nilai Variance Inflation Factors (VIF). Kriteria pengujiannya yaitu apabila VIF < 10 maka tidak terdapat multikolinearitas di antara variabel independent. Berikut hasil uji multikolinearitas sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Centered VIF Keterangan LOG(LIK) 1,086204 Tidak Terjadi Multikolinearitas LOG(ROA) 1,153888 Tidak Terjadi Multikolinearitas LOG(INST) 1,161255 Tidak Terjadi Multikolinearitas LOG(RISK) 1,061330 Tidak Terjadi Multikolinearitas LOG(TAX) 1,157439 Tidak Terjadi Multikolinearitas Sumber Data : Lampiran 5 Berdasarkan hasi uji multikolinearitas pada tabel 4.2 terlihat bahwa menunjukkan semua nilai VIF dari semua variabel independen (likuiditas, profitabilitas, kepemilikan institusional, business risk dan pajak) dalam penelitian ini mempunyai nilai VIF < 10, maka dapat dikatakan berarti data terbebas dari multikolineritas 2. Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varian tidak konstan atau berubah-ubah disebut

56 dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Gujarati, 2007:82). Pengujian dengan melihat probabilitas signifikansi 5%. Hasil uji heteoskedastisitas yang diuji menggunakan eviews dapat dilihat di tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Obs*R-squared Prob. Chi-Square(5) Tidak Terjadi 8,868235 0,1144 Heteroskedastisitas Sumber Data : Lampiran 5 Berdasarkan uji heteroskedastisitas menggunakan metode Harvey dengan jenis pembobotan Standar deviasi dan variabel yang dibobot adalah Risk diperoleh nilai Obs*R-squared sebesar 8,868235 dengan probabilitas Chi-Square sebesar 0,1144 yang berarti 0,1144 > 0,05, sehingga dapat disimpulan bahwa tidak terjadi hetoskedastiitas. 3. Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi anatara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Pengujian autokorelasi dalam peneliian ini menggunakan diagnostics collegram squared residual. Dengan melihan nilai probabilitas jika nilai probabilitas > 5% maka tidak terjadi autokorelasi. Hasil uji autokorelasi disajikan pada tabel 4.4.

57 Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Autocorrelation Partial Q- AC PAC Correlation Stat Prob. *. * 1 0.106 0.106 20272 0.155.... 2 0.021 0.010 21092 0.348.... 3-0.009-0.013 21249 0.547.... 4-0.002 0.000 21258 0.713.... 5-0.007-0.006 21341 0.830 *. *. 6-0.078-0.077 32608 0.775.... 7-0.009 0.008 32747 0.858.... 8-0.034-0.032 34936 0.900.... 9-0.030-0.025 36631 0.932 *... 10-0.066-0.060 44883 0.923.... 11-0.042-0.030 48251 0.939.... 12-0.014-0.013 48656 0.962.... 13-0.006-0.004 48721 0.978.... 14-0.039-0.045 51748 0.983.... 15-0.035-0.032 54173 0.988.... 16-0.020-0.024 54977 0.993.... 17-0.028-0.033 56574 0.995.... 18-0.038-0.040 59395 0.996.... 19 0.040 0.042 62617 0.997.... 20-0.036-0.059 65173 0.998.... 21 0.009 0.005 65330 0.999.... 22 0.020 0.011 66170 0.999.... 23 0.034 0.020 68616 1.000.... 24 0.007-0.014 68720 1.000.... 25-0.014-0.018 69153 1.000.... 26 0.024 0.011 70369 1.000.... 27 0.032 0.025 72527 1.000.... 28-0.029-0.046 74362 1.000.... 29-0.062-0.056 82741 1.000.... 30-0.034-0.028 85263 1.000.... 31-0.049-0.050 90469 1.000.... 32-0.049-0.045 95684 1.000.... 33-0.054-0.042 10206 1.000.... 34-0.041-0.045 10578 1.000.... 35-0.040-0.050 10938 1.000.... 36-0.034-0.038 11203 1.000 Sumber data : Lampiran 5

58 Berdasarkan hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan Diagnostics Collegram Squared Residual. Hasil uji menunjukkan bahwa probabilitas mempunyai nilai lebih besar dari Alpha 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitaian ini tidak terjdai autokorelasi. C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) 1. Analisis Regresi Linear Berganda Untuk mendapatkan hasil regresi antara variabel dependen likuiditas, profitabilitas, kepemilikan institusional, business risk dan pajak terhadap struktur modal. Diolah dengan menggunakan bantuan program Eviews 7.0, dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), yang ditampilkan pada table 4.5. berikut: Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Linear Variable Coefficient Prob. Hasil C -0,149702 0,6047 LOG(LIK) -0,663140 0,0000 Diterima LOG(ROA) -0,055725 0,2337 Ditolak LOG(INST) -0,560931 0,0000 Diterima LOG(RISK) -0,107248 0,0061 Diterima LOG(TAX) 0,376597 0,0204 Diterima Sumber Data: Lampiran 5 Berdasarkan tabel 4.6 maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: DER = -0,149702-0,663140 LIK -0,055725 ROA -0,560931 INST -0,107248 RISK + 0,376597 TAX + e

59 β 0 = Nilai -0,149702 dapat diartikan bahwa apabila semua variabel independen (likuiditas, profitabilitas, kepemilikan institusional, business risk dan pajak) dianggap konstan atau tidak mengalami perubahan maka pengaruh struktur modal pada perusahaan manufaktur adalah sebesar 14,9 satu satuan. β 1 = Variabel Likuiditas dengan nilai koefisien sebesar -0,663140 dan nilai probabilitas 0,0000 dapat diartikan bahwa ketika likuiditas mengalami penurunan sebesar satu-satuan maka struktur modal akan mengalami kenaikan sebesar 0,00 satu-satuan dengan asumsi bahwa variabel lainnya konstan. β 2 = Variabel Profitabilitas dengan nilai koefisien -0,055725 dan nilai probabilitas 0,2337 dapat diartikan bahwa ketika profitabilitas penurunan sebesar satu-satuan, maka penggunaan struktur modal mengalami penurunan sebesar 23,37 satu-satuan dengan asumsi bahwa variabel lainnya konstan. β 3 = Variabel Kepemilikan Institusional dengan nilai koefisien sebesar - 0,560931 dan nilai probabilitas 0,0000 dapat diartikan bahwa ketika kepemilikan institusional mengalami penurunan sebesar satu-satuan maka struktur modal akan mengalami kenaikan sebesar 0,00 satusatuan dengan asumsi bahwa variabel lainnya konstan.

60 β 4 = Variabel Business Risk dengan nilai koefisien sebesar -0,107248 dan nilai probabilitas 0,0061 dapat diartikan bahwa ketika Business Risk mengalami penurunan sebesar satu-satuan maka struktur modal akan mengalami kenaikan sebesar 0,006 satu-satuan dengan asumsi bahwa variabel lainnya konstan. β 5 = Variabel Pajak dengan nilai koefisien sebesar 0,376597 dan nilai probabilitas 0,0204 dapat diartikan bahwa ketika pajak mengalami kenaikan sebesar satu-satuan maka struktur modal akan mengalami kenaikan sebesar 0,02 satu-satuan dengan asumsi bahwa variabel lainnya konstan. 2. Uji Simultan (Uji F-hitung) Uji F digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabelvariabel bebas secara keseluruhan yaitu Likuiditas, Profitabilitas, Kepemilikan Institusional, Business Risk Dan Pajak Terhadap Struktur Modal. Tabel 4.6. Hasil Uji Nilai F F-statistic Prob(F-statistic) 39,46638 0,000000 Sumber Data: Lampiran 5 Berdasarkan tabel 4.6. diketahui nilai probabilitas F-hitung sebesar 39,46638 dan dengan nilai probabilitas 0,000000 < 0,05 artinya variabel independen (likuiditas, profitabilitas, kepemilikan institusional, business

61 risk dan pajak) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (struktur modal). 3. Uji Parameter Individual (Uji T) Uji T bertujuan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji ini digunakan untuk menguji kemaknaan parsial, dengan menggunakan uji T, apabila nilai probabilitas < α = 5% maka H 0 ditolak, dengan demikian variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat yang ada dalam model. Sebaliknya apabila nilai probabilitas > α = 5% maka H 0 = diterima, dengan demikian variabel bebas tidak dapat menjelaskan variabel terikatnya atau dengan kata lain tidak ada pengaruh antara dua variabel yang diuji. Hasil pengujian dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), diperoleh seperti yang tampak pada Tabel 4.7. Tabel 4.7. Hasil Uji T-Test Variable Coefficient Prob. Hasil C -0,149702 0,6047 LOG(LIK) -0,663140 0,0000 Diterima LOG(ROA) -0,055725 0,2337 Ditolak LOG(INST) -0,560931 0,0000 Diterima LOG(RISK) -0,107248 0,0061 Diterima LOG(TAX) 0,376597 0,0204 Diterima Sumber Data: Lampiran 5 Berdasarkan tabel 4.7 dapat dirumuskan persaman regresi sebagai berikut:

62 DER = -0,149702-0,663140 LIK -0,055725 ROA -0,560931 INST -0,107248 RISK + 0,376597 TAX + e Hasil pengujian terhadap hipotesis-hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: a. Likuiditas Terhadap Struktur Modal (H 1 ) Berdasarkan Tabel 4.7. diketahui bahwa nilai signifikan variabel likuiditas memiliki adalah sebesar 0,0000 dengan nilai koefisien regresi adalah sebesar -0,663140. Nilai signifikan 0,0000 < alpha 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel likuiditas memiliki pengaruh negatif secara signifikan terhadap struktur modal. Sehingga hipotesis pertama (H 1 ) diterima. b. Profitabilitas Terhadap Struktur Modal (H 2 ) Berdasarkan Tabel 4.7. diketahui bahwa nilai signifikan variabel profitabilitas memiliki adalah sebesar 0,2337 dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,055725. Nilai signifikan 0,2337 > alpha 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel profitabilitas tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Sehingga hipotesis kedua (H 2 ) ditolak. c. Kepemilikan Institusional Terhadap Struktur Modal (H 3 ) Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa nilai signifikan variabel kepemilikan institusional memiliki adalah sebesar 0,0000 dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,560931. Nilai signifikan 0,0000 < alpha

63 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional pengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Sehingga hipotesis ketiga (H 3 ) diterima. d. Business Risk Terhadap Struktur Modal (H 4 ) Berdasarkan Tabel 4.7. diketahui bahwa nilai signifikan variabel business risk memiliki adalah sebesar 0,0061 dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,107248. Nilai signifikan 0,0061 < alpha 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel business risk berpengaruh ngatif signifikan terhadap struktur modal. Sehingga hipotesis keempat (H 4 ) diterima. e. Pajak Terhadap Struktur Modal (H 5 ) Berdasarkan Tabel 4.7. diketahui bahwa nilai signifikan variabel pajak memiliki adalah sebesar 0,0204 dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,376597. Nilai signifikan 0,0204 < alpha 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pajak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Sehingga hipotesis kelima (H 5 ) diterima. 4. Koefisien Determinasi (R 2 ) Untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam merangkai variasi variabel dependen, maka digunakan uji koefisien determinasi (R 2 ). Dalam penelitian ini menggunakan nilai Adjusted R- Squared. Hasil Uji Adjusted R-Squared disajikan pada tabel 4.8. sebagai berikut:

64 Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Adjusted R-Squared 0,52076 Sumber Data : Lampiran 5 Dari hasil Tabel 4.8 tersebut diketahui nilai Adjusted R-squared sebesar 0,520756. Hal ini menunjukkan bahwa variabel dependen struktur modal dapat dijelaskan sebesar 52,07% oleh variabel independen yaitu Likuiditas, Profitabilitas, Kepemilikan Institusional, Business Risk dan Pajak. Sedangkan sisanya 47,93% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini. D. Pembahasan Hubungan Antara Variabel (Interprestasi) Dari hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa likuiditas, kepemilikan institusional, business risk, pajak hipotesis diterima, sedangkan profitabilitas ditolak. Pada bagian ini menyajiakan hasil pengujian masingmasing variabel sebagai berikut: 1. Likuiditas Terhadap Struktur Modal Berdasarkan hasil pengujian statistik menggunakan uji T diperoleh hasil bahwa likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal, dengan nilai koefisien regresi adalah sebesar -0,663140 dan nilai signifikan variabel likuiditas sebesar 0,0000. Nilai signifikan 0,0000 < alpha 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel likuiditas memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Semakin tinggi

65 likuiditas maka semakin rendah penggunaan hutang (dana eksternal). Semakin tinggi likuiditas maka kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan baik dalam setiap membayar hutangnya, sehingga akan mengurangi tingkat risiko yang diperoleh dari hutang. Dimana perusahaan akan menggunakan dana internal yaitu aktiva lancar untuk memenuhi kewajiban jangka pendek sehingga penggunaan hutang dalam perusahaan menurun. Sesuai dengan Pecking Order Theory menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat likuiditas tinggi memiliki dana internal yang besar sehingga perusahaan tersebut akan lebih memilih menggunakan dana internalnya terlebih dahulu untuk membiayai invetasinya sebelum menggunakan pembiayaan eksternal (hutang). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Arini (2014) dan Merta Dewi (2014) dan Wardhana (2015) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. 2. Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Berdasarkan hasil pengujian statistik menggunakan uji T diperoleh hasil bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,055725 dan nilai signifikan variabel profitabilitas sebesar 0,2337, nilai signifikan 0,2337 > alpha 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

66 Hasil pegujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Semakin tinggi profit yang dihasilkan kecenderungan perushaan untuk tidak selalu menggunakan dana eksternal, dimana besarnya modal sendiri yang berasal dari laba ditahan sudah dapat membiayai kegiatan operasional perusahaan. Sehingga perusahaan dengan laba yang tinggi akan cenderung menggunakan dana internal, karena perusahaan yakin dengan tingginya aktiva maka itu sudah cukup untuk membiayai kebutuhan perusahaan dengan dana yang dimiliki perusahaan, sesuai dengan pecking order theory juga menjelaskan perusahaan yang tingkat profitabilitasnya yang tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang kecil, dengan tinggi atau rendahnya profitabilitas tidak akan berpengaruh terhadap hutang, ada perspektif yang menyebabkan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Hal itu disebabkan bahwa pandangan kreditor terhadap perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi mempunyai likuiditasnya yang besar pula, biasanya perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi besar kemungkinan juga mempunyai likuiditas yang tinggi pula yaitu bagaimana perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dikarenakan likuiditas hanya bisa memenuhi kebutuhan jangka pendek perusahaan. Sehinggga dengan profitabilitas yang tinggi tidak menjamin kreditor memberikan pinjaman modal, karena hutang merupakan beban jangka panjang perusahaan yang wajib dibayar oleh perusahaan ke kreditor. Sebab apabila diikuti dengan penggunaan hutang yang besar pula akan berdampak pada

67 munculnya biaya hutang yang kurang efisien dimana biaya tersebut harus ditanggung oleh perusahaan. Sehingga perusahaan dengan profit tinggi akan cenderung memanfaatkan dana internal sebagai operasional perusahaan, maka dengan demikian tingkat hutang yang digunakan akan semakin rendah. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Indrajaya (2011) dan Abdullah (2015) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Namun sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nasution (2016), Naibaho (2015) dan Primantara (2016) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal. 3. Kepemilikan Institusional Terhadap Struktur Modal Berdasarkan hasil pengujian statistik menggunakan uji T diperoleh hasil bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal, dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,560931 dan nilai signifikan variabel kepemilikan institusional sebesar 0,0000, nilai signifikan 0,0000 < alpha 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional pengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Hal ini berarti bahwa pemegang saham institusi saham menentukan proporsi penggunaan hutang oleh perusahaan. Hasil ini juga dapat diartikan bahwa semakin

68 besar proporsi kepemilikan saham institusi maka akan menurunkan penggunaan hutang oleh perusahaan. Semakin tinggi kepemilikan institusional maka pengawasan akan semakin meningkat sehingga mendorong perusahaan dalam menggunakan modal sendiri dengan adanya asimetri informasi menyebabkan biaya modal eksternal lebih mahal dari pada sumber dana internal, sehingga perusahaan akan lebih mengutamakan modal sendiri yang asimetri informasinya lebih rendah, diama asimetri yang rendah adalah modal sendiri dimana perusahaan akan menggunakan modal sendiri untuk kegiatan operasional perusahaan, dimana pemengang saham cenderung berorientasi pada return sehingga jika biaya modal tinggi akan berdampak terjadinya kemungkinan risiko kebangkrutan dengan biaya modal yang rendah akan meminimumkan risiko yang dihadapi perusahaan dan dapat menekan biaya operasional perusahaan. Dengan adanya biaya modal yang rendah maka keuntungan yang diperoleh akan semakin tinggi, sehingga dimungkinkan bahwa pemegang saham lebih menyukai pendanaan modal sendiri dibandingkan hutang dengan pertimbangan biaya modal rendah. Semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin rendah penggunaan hutang. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Haryadi (2016) dan Destriana (2010) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal.

69 4. Pengaruh Business Risk Terhadap Struktur Modal Berdasarkan hasil pengujian statistik menggunakan uji T diperoleh hasil bahwa business risk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal, dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,107248 dan nilai signifikan variabel business risk sebesar 0,0061, nilai signifikan 0,0061 < alpha 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel business risk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa Business Risk tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Perusahaan dengan risiko bisnisnya tinggi cenderung menggunakan hutang semakin kecil untuk menjalankan kegiatan operasionalnya, dimana perusahaan yang memiliki risiko tinggi kurang mendapat kepercayaan dari kreditur karena tidak menguntungkan bagi pihak kreditur sehingga kreditor menetapkan bunga yang tinggi, dengan adanya bunga yang tinggi maka perusahaan akan cenderung tidak menggunakan hutang sebagai kegiatan operasionalnya. Hal ini sejalan dengan pecking order theory dimana perusahaan akan menggunakan pendanaan internal terlebih dahulu sebelum menggunakan dan eksternal. Semakin besar risiko bisnis, penggunaan hutang yang besar akan mempersulit perusahaan dalam mengembalikan hutang mereka. Disamping itu perusahaan dengan tingkat risiko yang tinggi kreditur cenderung memiliki keengganan untuk memberi pinjaman. Perusahaan yang memiliki tingkat risiko bisnis yang tinggi, maka akan semakin rendah tingkat hutang yang digunakan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian

70 yang dilakukan oleh Setyawan (2016), Nuswandari (2013) dan Primatara (2016) yang menyatakan bahwa risiko bisnis berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. 5. Pengaruh Pajak Terhadap Struktur Modal Berdasarkan hasil pengujian statistik menggunakan uji T diperoleh hasil bahwa pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,376597 dan nilai signifikan variabel pajak sebesar 0,0204, nilai signifikan 0,0204 < alpha 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hasil pengujian hipotesis kelima menunjukkan bahwa pajak berpengaruh positif terhadap struktur modal. Penggunaan pajak lebih tinggi harus menggunakan hutang lebih banyak, jika pengehematan pajak lebih kecil dari biaya modal maka potensi kebangkrutan akan terjadi. Dengan demikian maka semakin besar penghematan pajak maka semakin besar penggunaan utangnya. Perusahaan yang memiliki tingkat pajak yang rendah cenderung dalam penggunaan struktur modalnya juga rendah dan sebaliknya semakin tinggi pajak maka penggunaan utang akan tinggi untuk pembayaran pajak tersebut, dengan penggunaan utang yang tinggi akan memberikan efisiensi pada pajak dimana bunga yang dihasilkan dari penggunaan utang tersebut akan memberikan dampak yang positif bagi perusahaan dimana perusahaan akan mendapatkan pengurangan dari bunga utang yang dihasilkan. Dalam hal ini adanya utang akan memberikan

71 manfaat dari pajak yang dimana semakin tinggi tarif pajak perusahaan maka semakin besar keuntungan dari penggunaan utang. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Primantara (2016) Merta Dewi (2014) dan Wahyuni (2014) yang menyatkan bahwa pajak berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.