BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan kelayakan dan kesejahteraan hidup. Masyarakat yang

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Gelar Sarjana Strata-1 Program studi Pendidikan Akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang. tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai negara yang masih berkembang, pendidikan di Indonesia masih. sangat rendah dari segi Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang bagus, dibutuhkan proses pendidikan yang bagus pula. Setiap usaha

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat. Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa maju pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pendidikan adalah manusia.pendidikan bertujuan untuk. menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) agar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa belajar maka tidak ada ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang kehidupan. Untuk dapat mengikuti dan meningkatkan ilmu

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar adalah tolok ukur yang dipakai dalam mengukur

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

Fungsi dan tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan. kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara formal, pendidikan diselenggarakan di sekolah. Penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. peradapan bangsa yang bermartabat. untuk terus-menerus belajar. Seorang mahasiswa dalam meraih tujuan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. semua orang untuk memiliki pengetahuan agar tidak tertinggal.

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat bermanfaat untuk masyarakat, bangsa dan negara. Sebagaimana

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tolak ukur tingkat kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari sisi pendidikannya.pendidikan mempunyai hubungan yang erat bagi kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa. Karena dengan pendidikan yang baik akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia menjadi lebih baik. Selain itu dengan tingkat pendidikan yang semakin tinggi maka masyarakat akan mendapatkan kelayakan dan kesejahteraan hidup. Masyarakat yang mempunyai pendidikan yang tinggi dapat dengan mudah untuk mengatasi berbagai masalah ataupun melakukan penemuan-penemuan baru yang dapat digunakan untuk kepentingan orang banyak. Tujuan pendidikan pada hakekatnya adalah meningkatkan wawasan, kemampuan, keterampilan, pengembangan sikap dan nilai-nilai dalam pembentukan dan pengembangan diri sehingga akan meningkatkan kedewasaan anak.melalui pendidikan diharapkan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan secara otomatis akan meningkatkan kualitas bangsa itu sendiri. Sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan No.20 Tahun 2003 Pasal 3, yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1

2 Menurut Jumali dkk (2008:95), Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Telah dijelaskan pada UU SIKDIKNAS 2003 dalam Jumali dkk (2008:92) menjelaskan bahwa: 1. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang berstruktur dan berjenjang, terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. 2. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. 3. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungannya. Dari pernyataan diatas dapat dsimpulkan bahwa pendidikan formal dilakukan melalui kegiatan pembelajaran di sekolah, dimana jalur pendidikannya berstruktur dan berjenjang dari pendidikan dasar (SD, SMP, SMA/SMK) sampai perguruan tinggi.pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pemberdayaan perempuan, pelatihan kerja atau pendidikan keterampilan. Sedangkan pendidikan informal diselenggarakan oleh keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar mandiri. Tujuan utama pendidikan adalah meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan perkembangan diri individu.sebagian besar proses perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk mengahasilkan suatu perubahan yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai.menurut Hilgard dalam Nana (2003:156) menegaskan bahwa, Belajar dapat dirumuskan sebagai perubahan perilaku yang relatif

3 permanen, yang terjadi karena pengalaman.manusia tanpa belajar akan mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Dalam proses belajar diperlukannya dorongan dan keinginan yang berasal dari dalam individu (intrinsik) dan luar individu (ekstrinsik) yang disebut dengan motivasi belajar. Motivasi belajar mempunyai peran yang penting dalam proses belajar, karena dengan adanya motivasi belajar yang tinggi akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar dan mendapatkan hasil belajar yang tinggi pula. Tetapi sebaliknya jika motivasi belajar siswa rendah maka siswa akan cenderung bermalas-malasan dalam belajar, dengan otomatis hasil belajarnya juga pasti rendah. Menurut Dimiyati dan Mudjiono (2006:80) bahwa, Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.jadi dalam motivasi terkandung keinginan, pengarahan sikap, serta perilaku individu untuk belajar tanpa adanya paksaan dari orang lain.suatu hal yang diharapkan adalah siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi sehingga dapat memperoleh hasil yang optimal.karena semua pihak baik itu guru, orang tua, sekolah, siswa itu sendiri pasti menginginkan hasil yang terbaik. Namun faktanya, menurut Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh UNESCO setiap tahunnya, pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 untuk pendidikan di seluruh dunia dari 120 negara. Data Education Development Index (EDI) Indonesia, pada 2011 Indonesia berada di peringkat ke-69 dari 127 negara. Sekretaris Direktorat

4 Jenderal Perguruan Tinggi Dr. Ir. Patdono Suwignjo, M. Eng, Sc pun menjelaskan mengenai kondisi pendidikan di Indonesia.Berdasarkan data Kemendikbud 2010, di Indonesia terdapat lebih dari 1,8 juta anak tiap tahun tidak dapat melanjutkan pendidikan, disebabkan oleh tiga faktor, yaitu ekonomi, kerja usia dini untuk mendukung keluarga dan pernikahan di usia dini(http://www.unitomo.ac.id/?p=1918). Berdasarkan data, di tingkat SD, angka putus sekolah mencapai 1,5% dari sekitar 31 juta siswa, di SMP 1,8% dari 12,69 juta siswa, di SMA/SMK/MA 4,27% dari 9,11 juta siswa. Adapun jumlah lulusan SD yang tidak melanjutkan pendidikan ke SMP berkisar 9%, dari SMP ke SMA sederajat sekitar 24%, sedangkan dari SMA ke perguruan tinggi sekitar 51% (http://www.haluankepri.com/opini-/22740-wajib-belajar-12-tahun-danmotivasi-belajar.html). Dari fakta diatas dapat dilihat bahwa tingginya anak yang putus sekolah di Indonesia, hal ini dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhinya salah satunya yaitu motivasi belajar siswa. Sedangkan menurut data sekolah SMP Negeri 2 Sawit bahwa jumlah siswa yang tidak lulus ujian untuk empat tahun terakhir berjumlah 212 siswa dengan jumlah laki-laki 109 dan perempuan 103. Sedangkan jumlah siswa yang putus sekolah untuk empat tahun terakhir berjumlah 33 siswa dan semua berjenis kelamin laki-laki semua. Dari data diatas menunjukkan bahwa tingkat motivasi belajar siswa di SMP Negeri 2 sawit masih sangatlah rendah. Karena masih banyak siswa yang tidak lulus ujian dan memutuskan untuk putus sekolah.

5 Motivasi dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik.motivasi intrinsik berasal dari dalam diri individu, setiap anak memiliki keinginan atau dorongan yang berbeda-beda dalam mengikuti pelajaran ekonomi.ada yang mempunyai keinginan atau dorongan untuk belajar ekonomi dengan sungguh-sungguh, ada pula yang tidak mempunyai keinginan atau dorongan untuk belajar ekonomi.dalam realita di lapangan pada saat pelajaran ekonomi sebagian besar siswa ngomong sendiri, sibuk sendiri, dan banyak yang tidak fokus.ini membuktikan tidak adanya dorongan dan keinginan untuk mengikuti pelajaran ekonomi.sedangkan motivasi ekstrinsik berasal dari luar individu, misalnya dari dorongan dari orang tua dan guru. Fakta dilapangan walaupun guru sudah menggunakan berbagai metode mengajar seperti tanya jawab dan diskusi, masih banyak siswa yang motivasi belajarnya masih rendah. Siswa masih menganggap kegiatan belajar tidak menyenangkan dan memilih kegiatan lain di luar kontek belajar seperti menonton televisi, sms, chating, browsing, dan bergaul dengan teman sebaya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa.menurut Siagian (2001:294), Motivasi seseorang sangat penting dan dipengaruhi oleh faktor-faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal.faktor internal meliputi persepsi seseorang mengenai diri sendiri, harga diri, harapan pribadi, kebutuhan, keinginan, kepuasan, prestasi yang dihasilkan.sedangkan faktor eksternal meliputi jenis dan sifat pekerjaan, kelompok kerja dimana seseorang berbagi, organisasi itu sendiri, situasi lingkungan pada umumnya.lingkungan sekolah termasuk kedalam faktor

6 eksternal yang mempengaruhi motivasi belajar. Karena dengan lingkungan sekolah yang kondusif akan meningkatkan motivasi belajar. Selain itu juga siswa lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah dibandingkan di rumah. Lingkungan sekolah merupakan tempat dimana terjadinya proses belajar mengajar secara formal. Menurut Jumali dkk (2008:50) mengemukakan bahwa, Sekolah sebagai lembaga pendidikan resmi, dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan secara berencana, sengaja, terarah, sistematis, oleh para pendidik professional dengan progam yang dituangkan ke dalam kurikulum untuk jangka waktu tertentu.lingkungan sekolah terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik.lingkungan fisik meliputi gedung sekolah, sarana dan prasarana, ruang kelas, alat laboratorium, dan lain-lain.sedangkan lingkungan non fisik meliputi kepala sekolah, guru, siswa, karyawan sekolah, dan lain-lain.selain itu lingkungan sekolah juga meliputi lingkungan akademis, yaitu sarana dan pelaksanaan kegiatan. Lingkungan sekolah yang nyaman dan bersih dapat menimbulkan kenyamanan dalam pembelajaran, karena siswa dapat berpikir dengan jernih dan cerdas sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.selain kenyamanan siswa dalam belajar di sekolah, fasilitas yang memadai juga dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Sarana dan prasarana sekolah harus mampu mendukung dan memberikan pelayanan dalam proses belajar siswa dan mengajar guru. Tetapi dalam realita lapangan penataan dan pemasangan plangkat nama kelas yang tertera di kelas tidak sesuai dengan

7 kelasnya, bahkan banyak plangkat yang tidak terpasang. Ini menunjukkan fasilitas dan penataan ruang kelas yang kurang baik. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah adalah sesuatu yang ada di sekitar kita yang dapat mempengaruhi tingkah laku baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan belajar.lingkungan sekolah tidak hanya memberikan dampak positif bagi siswa, tetapi juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi siswa.seperti yang dijelaskan diatas bahwa lingkungan sekolah yang baik akan memberikan dampak positif bagi siswa, akan tetapi jika lingkungan sekolah kurang baik maka akan berdampak negatif bagi siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi lingkungan sekolah yang dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar. Selain lingkungan sekolah, hal lain yang dapat mempengaruhi motivasi belajar adalah kesulitan belajar. Dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran ekonomi diperlukannya tingkat konsentrasi yang tinggi, karena mengingat pelajaran ekonomi berupa teori-teori seperti pengertian, ciri-ciri, tujuan, jenis-jenis, dan sebagainya.sehingga siswa harus berkosentrasi untuk menghafal dan memahami bahan pelajaran yang diberikan.karena karakter setiap individu yang berbeda, menyebabkan ada beberapa siswa yang kurang mampu untuk mengikuti pelajaran dan memahami materi yang disampaikan oleh guru. Untuk siswa yang mengalami gangguan atau hambatan untuk memahami materi pelajaran yang diberikan akan berakibat terjadinya kesulitan belajar.fakta menunjukkan sekitar kurang lebih 25% siswa

8 melakukan remidi ulangan harian ekonomi karena nilai siswa masih dibawah KKM. Kesulitan belajar merupakan kendala atau hambatan yang dialami oleh siswa dalam proses belajar. Menurut Ahmadi dan Supriyono (2008:77), Kesulitan belajar yaitu keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya.setiap individu mempunyai kesulitan belajar yang berbeda-beda, dikarenakan karakteristik dan tingkat intelegensi individu yang berbeda-beda.dalam kegiatan pembelajaran ada kalanya siswa dapat dengan cepat memahami pelajaran yang diberikan.dan ada kalanya siswa sulit untuk berkosentrasi dalam mengikuti pelajaran. Hasil penelitian terhadap 3.215 murid kelas satu hingga kelas enam SD di DKI Jakarta menunjukkan bahwa terdapat 16,52% yang oleh guru dinyatakan sebagai murid berkesulitan belajar (Mulyono Abdurrahman dan Nafsiah Ibrahim, 1994).Dari hasil penelitian tersebut menunjukkanbanyaknya siswa yang mengalami kesulitan belajar.sehingga diperlukannya penanganan yang serius untuk mengurangi jumlah anak yang mengalami kesulitan belajar. Untuk mencegah terjadinya kesulitan belajar, perlu diadakannya strategi dan pendekatan terhadap anak didik agar dapat terhindar dari kesulitan belajar. Jika kesulitan belajar tidak teratasi sebagai akibatnya motivasi belajar akan terganggu, karena adanya hambatan dan gangguan dalam kegiatan belajar.guru merupakan salah satu pihak yang berperan dalam mengawasi dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam belajar, oleh

9 karenanya guru diharapkan mampu mengenali dan memberikan bantuan semaksimal mungkin kepada anak didiknya. Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti siswa kelas VIII SMP Negeri2 Sawit Boyolali. Dari hasil survei menunjukkan bahwa sebagian siswa SMP Negeri 2 Sawit mengalami kurangnya motivasi belajar.khususnya pada mata pelajaran ekonomi. Kondisi lingkungan sekolah SMP Negeri 2 sawit dimana kurangnya fasilitas sekolah.sehingga peneliti ingin meneliti tentang pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa.dan peneliti juga ingin meneliti penyebab kesulitan belajar ekonomi yang dialami oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sawit.Dengan latar belakang inilah peneliti ingin meneliti tentang situasi lingkungan sekolah SMP Negeri 2 Sawit dan kesulitan belajar siswa yang mempengaruhi motivasi belajar. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KESULITAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014. B. Pembatasan Masalah Permasalahan yang terkait dengan judul di atas sangatlah luas, sehingga perlu adanya pembatasan masalah agar permasalahan yang diteliti menjadi jelas dan kesalah pahaman dapat dihindari.penelitian ini

10 akandilakukan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sawit Boyolali tahun ajaran 2013/2014.Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Lingkungan sekolah 1) Hubungan guru dengan siswa 2) Hubungan siswa dengan siswa 3) Ruang dan tempat belajar siswa 4) Fasilitas kelas 5) Alat Pembelajaran 6) Perpustakaan sekolah sebagai penunjang pembelajaran 7) Ventilasi kelas dan penerangan kelas b. Kesulitan belajar 1) Menunjukkan prestasi belajar yang rendah. 2) Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usahayang dilakukan. 3) Anak didik lambat dalam mengerjakan tugas-tugas belajar. 4) Anak didik menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, berpura-pura, berdusta, mudah tersinggung, dan sebagainya. 5) Anak didik menunjukkan tingkah laku yang tidak seperti biasanya ditunjukkan kepada orang lain. 6) Anak didik yang tergolong memiliki IQ tinggi, secara potensial mereka seharusnya meraih prestasi belajar yang tinggi, tetapi kenyataannya mereka mendapatkan prestasi belajar yang rendah.

11 7) Anak didik yang selalu menunjukkan prestasi belajar yang tinggi untuk sebagian besar mata pelajaran, tetapi di lain waktu prestasi belajarnya menurun drastis. c. Motivasi belajar 1) Tekun menghadapi tugas 2) Ulet menghadapi kesulitan 3) Adanya dorongan dan keinginan 4) Ingin mendalami bahan atau bidang pengetahuan yang diberikan 5) Selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin 6) Keberanian untuk mempertahankan pendapat 7) kerajinan dan penuh semangat 8) Senang mencari dan memecahkan soal-soal C. Rumusan Masalah Dari latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas VIII SMP Negeri 2 Sawit Boyolali tahun ajaran 2013/2014? 2. Adakah pengaruh kesulitan belajar terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaranekonomi kelas VIII SMP Negeri 2 Sawit Boyolali tahun ajaran 2013/2014?

12 3. Adakah pengaruh lingkungan sekolah dan kesulitan belajar terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas VIII SMP Negeri 2 Sawit Boyolali tahun ajaran 2013/2014? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas VIII SMP N 2 Sawit Boyolali tahun ajaran 2013/2014. 2. Untuk mengetahui pengaruh kesulitan belajar terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas VIII SMP N 2 Sawit Boyolali tahun ajaran 2013/2014. 3. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan sekolah dan kesulitan belajar terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas VIII SMP N 2 Sawit Boyolali tahun ajaran 2013/2014. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi siswa, guru, maupun sekolah, khususnya mengenai

13 pengaruh lingkungan sekolah dan kesulitan belajar terhadap motivasi belajar ekonomi siswa kelas VIII SMP N 2 Sawit Boyolali tahun ajaran 2013/2014. b. Sebagai referensi untuk kegiatan penelitian yang sejenis di masa yang akan datang. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa Mendorong siswa untuk lebih memahami pentingnya motivasi dalam proses pembelajaranserta dapat mehamami lingkungan sekolah di sekitarnya. b. Bagi guru Membantu guru dalam mengetahuidan mengatasi kesulitan belajar siswa,sehingga tidak adanya hambatan dalam proses belajar. c. Bagi sekolah Memberikan informasi dalam rangka peningkatan mutu dan kualitas pendidikan dengan mengetahui lingkungan sekolah serta kesulitan belajar yang dialami siswa. F. Sistematika Penulisan berikut: Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai

14 BAB I PENDAHULUAN Meliputi latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan peneltian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Meliputi definisi motivasi, definisi belajar, definisi motivasi belajar, teori motivasi belajar, peran motivasi belajar dalam pembelajaran, prinsip-prinsip motivasi belajar, fungsi motivasi, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi, indikator motivasi belajar, definisi lingkungan sekolah, fungsi lingkungan sekolah, faktor lingkungan sekolah,, definisi kesulitan belajar, macam-macam kesulitan belajar, faktor-faktor penyebab kesuliatan belajar, indikatorkesulitan belajar, kerangka berfikir, paradigma penelitian, dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Meliputi jenis-jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi, sampel, dan sampling, sumber data, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, uji prasyarat analisis, dan teknik analisis data.

15 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Meliputi objek penelitian, uji coba/try out angket, penyajian data, analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasannya. BAB V PENUTUP Meliputi kesimpulan dan saran Bagian akhir terdiri dari : DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN