BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga nantinya akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Perkembangan masyarakat dalam pendidikan sekarang banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia

1. PENDAHULUAN. lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini hingga akhir kelak. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam. seorang pendidik kepada peserta didiknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai salah satu syarat tujuan pembangunan. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP PERKEMBANGAN KECERDASAN NATURALIS ANAK DI TK A PAUD SAYMARA SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. jamak (multiple intelegence) maupun kecerdasan spiritual. yaitu usia 1-6 tahun merupakan masa keemasan (golden age), yang pada

BAB I PENDAHULUAN. guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian anak. Pendidikan anak usia dini/tk memberi

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan verbal - linguistik (cerdas kata-kata), logika matematika (cerdas angka), visual

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara terjadwal, dan dalam suatu interaksi edukatif di bawah

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. Kecerdasan atau inteligensi adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

lingkungannya secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya anak usia dini memiliki potensi yang dibawa sejak lahir, dan dapat

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

KURIKULUM Pengertian Fungsi Dan Tujuan Ruang Lingkup

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB 1 PENDAHULUAN. menyadari akan penting nya mencerdaskan rakyat nya, Cita cita mulia itu pun

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 butir 1 tentang Sistem. Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cepat di berbagai aspek perkembangannya dalam rentang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan. spiritual) dan sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERANAN METODE BERCAKAP-CAKAP DALAM PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA TERPADU PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK. Abstrak

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan dan berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan pelatihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Pendidikan merupakan wadah untuk membangun dan menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga nantinya akan mempunyai kemampuan untuk bersikap kritik, rasional, terampil, dan kreatif (UU No. 2 Tahun 1989 Bab 1 Pasal 1 Ayat 1). Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik motorik (koordinasi motorik halus dan motorik kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Pendidikan anak usia dini sebagaimana yang dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (pasal 1 butir 14) adalah upaya pembinaan yang ditujukan pada anak sejak lahir sampai enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan 1

2 pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan memasuki jenjang berikutnya. Ruang lingkup Kukrikulum TK berdasarkan Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional No. 58 Tahun 2009 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini meliputi bidang pengembangan pembiasaan dan bidang pengembangan kemampuan dasar. Bidang pengembangan pembiasaan, meliputi: 1) Aspek pengembangan moral dan agama bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan membina sikap anak dalam rangka meletakkan dasar agar anak menjadi warga Negara yang baik. 2) Aspek perkembangan sosial dan kemandirian dimasukan untuk membina anak agar dapat mengendalikan emosinya secara wajar dan dapat berinteraksi dengan sesamanya maupum dengan orang dewasa serta menolong dirinya sendiri dalam rangka kecakapan hidup. Sedangkan bidang kemampuan dasar, meliputi: a) Bahasa, bidang ini bertujuan agar anak mampu berkomunikasi secara efektif dan membangkitkan minat untuk dapat berbahasa Indonesia. b) Kognitif pengembangan ini bertujuan mengembangakan kemampuan berpikir anak untuk dapat mengeolah perolehan pelajarannya, membantu mengembangkan kemampuan logika matematikannya. 3) Fisik/Motorik, pengembangan ini untuk memperkenalkan dan melatih gerakkan motorik kasar dan motorik halus. Strategi pembelajaran pada PAUD dirancang agar dapat meningkatkan seluruh aspek perkembangan anak tersebut. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia no. 58 tahun 2009 tentang standar

3 pendidikan anak usia dini, pengembangan seluruh aspek tersebut diupayakan agar dapat berkembang terpadu. Keterpaduan itu meliputi aspek pemahaman nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa dan sosial-emosional. Berkenaan dengan hal tersebut, guru diharapkan dapat menciptakan atau menghadirkan lingkungan belajar yang menarik untuk anak. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa prestasi anak secara langsung ditentukan oleh strategi pembelajaran yang dipilih guru. Banyak cara yang dapat digunakan untuk melakukan pembelajaran yang baik. Misalnya, dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan dan disesuaikan dengan kondisi siswa. Adanya ketepatan dalam memilih sebuah metode pembelajaran maka akan dengan mudah tercapainya tujuan dari pembelajaran. Keberhasilan suatu pembelajaran dapat diukur dari kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran. Kriteria keberhasilan pembelajaran diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran di dalam kelas dikatakan berhasil apabila sebagian besar anak memahami pelajaran dengan baik. Strategi pembelajaran yang dipilih harus sesuai dengan prinsip pembelajaran TK yaitu bermain sambil belajar, dan belajar seraya bermain. Bermain sambil belajar adalah esensi bahwa bermain menjiwai setiap kegiatan pembelajaran amat penting bagi PAUD. Esensi bermain meliputi perasaan senang, demokratis, aktif, tidak terpaksa, dan merdeka menjadi jiwa setiap kegiatan. Sedangkan belajar seraya bermain esensinya adalah pembelajaran

4 hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga menyenangkan, membuat anak tertarik untuk ikut serta, dan tidak terpaksa. Guru memasukkan unsur-unsur edukatif dalam kegiatan bermain tersebut, sehingga anak secara tidak sadar telah belajar berbagai hal (Puskur, 2007: 25). Salah satu strategi pembelajaran yang menumbuhkan pengalaman belajar siswa namun tetap berprinsip pada bermain sambil belajar adalah metode proyek. Hakikat metode proyek merupakan salah satu cara pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan anak dengan persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secara kelompok. Metode proyek berasal dari gagasan John Dewey (dalam Martini, 2009: 2) tentang konsep learning by doing yakni proses perolehan hasil belajar dengan mengerjakan tindakan-tindakan tertentu sesuai dengan tujuannya. Terutama proses penguasaan anak tentang bagaimana melakukan sesuatu pekerjaan yang terdiri atas rangkain tingkah laku untuk mencapai tujuan, misalnya naik tangga, melipat kertas, memasang tali sepatu, menganyam, membentuk model binatang atau bangunan dan sebagainya. Pendekatan proyek menurut pendapat Dockett (2002; 241) adalah salah satu program yang dapat dilakukan untuk mengembangkan strategi bermain dan berpusat pada anak. Pada pembelajaran proyek, anak-anak dilibatkan dalam memilih topik-topik pembelajaran yang menarik perhatian dan ingin diketahui lebih dalam dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Artinya metode proyek sangat tepat digunakan untuk pengembangkan aspek moral dan agama yang dapat dilihat dari indikator yaitu

5 seperti: menyiram tanaman, memberi makan binatang peliharaan, merawat tanaman. Melalui kegiatan-kegiatan yang ditugaskan dalam metode proyek anak akan menjadi aktif, termotivasi, dan kreatif, sehingga kecerdasan anak terasah dengan baik. Kecerdasan secara umum dipahami sebagai kemampuan untuk memproses informasi sehingga masalah-masalah yang dihadapi dapat dipecahkan dan dengan demikian pengetahuan pun bertambah. Artinya orang yang lebih cerdas, akan mampu memilih strategi pencapaian sasaran yang lebih baik dari orang yang kurang cerdas. Sesuai dengan pendapat Amstrong (2002: 24) bahwa kecerdasan jamak adalah semua daya atau kemampuan yang dapat berkembang melalui pembelajaran yang terdiri dari delapan aspek kecerdasan, yaitu kecerdasan linguistik, kecerdasan logika matematis, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetis jasmani, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. Kecerdasan naturalis menurut Amstrong (2002: 39) merupakan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan alam yaitu kemampuan mengenali, mengkategorikan dan berinteraksi dengan hewan atau tumbuhan dan lingkungan sekitar. Kecerdasan naturalis meliputi kepekaan pada fenomena alam, seperti lingkungan, cuaca, formasi awan dan gunung-gunung. Kecerdasan naturalis perlu diajarkan dan ditanamkan sejak anak usia dini, yaitu antara 0-6 tahun sesuai dengan teori perkembangan otak. Pada saat ini efektifitasnya sangat tinggi, artinya pada saat usia ini internalisasi nilainilai naturalis akan sangat efektif diserap dan diterapkan oleh anak-anak.

6 Diatas usia ini efektifitasnya diprediksi berkurang dan semakin kurang efektif sejalan dengan bertambahnya usia anak tersebut. Jika melihat usia 0-6 tahun, maka yang banyak berperan dalam menanamkan nilai-nilai naturalis adalah kedua orang tua atau keluarga dan sekolah. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa pengembangan kecerdasan naturalis di PAUD SAYMARA masih kurang maksimal. Terlihat dari kegiatan belajar mengajar belum mengembangkan kecerdasan naturalis secara maksimal, sehingga anak masih belum mengeksplor atau mengembangan kecerdasan naturalis. Sebagai contoh: anak dapat menggali perkembangan dengan kegiatan bercocok tanam, menyayangi dan merawat binatang peliharan, dan member pemahaman agar anak lebih menjaga lingkungan sekitar. Karena alasan tersebut peneliti melakukan penelitian tentang perkembangan kecerdasan naturalis melalui penggunaan metode proyek. Berbagai kegiatan yang telah terlaksana disekolah kiranya perlu diperkaya dengan mengenalkan kecerdasan naturalis peda guru dan melatih guru untuk menstimulasi kecerdasan naturalis yang sampai saat ini kurang terfasilitasi dalam program kegiatan pendidikan di pra sekolah. Beberapa kegiatan program belajar yang menstimulasi beberapa aspek kecerdasan juga ada yang banyak muncul, namun hal tersebut belum sepenuhnya disadari oleh guru padahal inti dari pendidikan adalah merupakan proses kegiatan yang melibatkan kesadaran penuh bagi pihak yang melakukan.

7 Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk menguji lebih luas mengenai masalah diatas, yaitu dengan penelitian yang berjudul: Pengaruh Metode Proyek Terhadap Perkembangan Kecerdasan Naturalis Anak di TK A Paud Saymara. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka dapat dirumuskan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah penggunaan metode proyek dapat berpengaruh terhadap kecerdasan naturalis anak kelompok A di TK PAUD Saymara? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Pengaruh metode proyek terhadap perkembangan kecerdasan naturalis anak kelompok A di TK PAUD Saymara. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Manfaat ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan ilmiah dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) khususnya tentang

8 penggunaan metode proyek dapat mengembangkan kecerdasan naturalis. b. Untuk menambah referensi penulisan tugas akhir dan sebagai bahan kajian lebih lanjut. 2. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru, anak, dan sekolah sebagai berikut: a. Guru 1) Memahami pelaksanaan proses delajar mengajar di TK. 2) Dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kualitas professional guru dalam melakukan pengajaran. 3) Metode proyek sebagai salah satu alternative dalam mengenalkan lingkungan yang berhubungan dengan kecerdasan naturalis. b. Anak 1) Dapat menambah pengetahuan anak tentang kondisi lingkungan yang ada di sekitar dan menumbuhkan kecerdasan naturalis bagi anak. 2) Anak-anak yang memperoleh kesempatan bermain bebas pada metode proyek mendapatkan kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan gerakan motorik secara lebih optimal. Metode proyek memungkinkan anak memperoleh rangsangan yang bermanfaat bagi perkembangan motoriknya

9 c. Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi sekolah dalam proses pembelajaran. Sekolah diharapkan dapat mensosialisasi metode proyek kepada guru.