Keberlanjutan Manusia Sebagai Masyarakat 2: Politik dan Lingkungan

dokumen-dokumen yang mirip
13. KESIMPULAN. Majelis Hakim Yang Terhormat

MBA SBM-ITB Business Law and Ethics Lecturer: Mohamad Mova Al Afghani, SH, LL.M.Eur, PhD Home Test. Class: YP52A Name: FLORENTINA ANDRE ID:

BAB I PENDAHULUAN. barang dan jasa, pemakaian sumber-sumber energi, dan sumber daya alam.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan industri pertambangan yang berasaskan manfaat serta kebutuhan

BAB IV. A. Upaya yang Dilakukan Pemerintah dan Masyarakat dalam Mencegah dan. Menanggulangi Pencemaran Air Akibat Limbah Industri Rumahan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Selain menyangkut kesinambungan perusahaan, laba sering digunakan sebagai


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berhenti bahkan cenderung meningkat. Dalam kurun waktu tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah perkembangan akuntansi yang pesat setelah terjadi revolusi industri

-2- Pasal 68 ayat huruf c dan Pasal 69 ayat UndangUndang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA LINGKUNGAN HIDUP KAWASAN PESISIR DAN LAUT DI KABUPATEN ALOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH PADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengaruh menurunkan kualitas lingkungan atau menurunkan nilai

BAB I PENDAHULUAN yaitu Undang-undang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

Prof. Dr. Maria Farida Indrati, S.H., M.H.

PERATURAN DESA.. KECAMATAN. KABUPATEN... NOMOR :... TAHUN TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMANFAATAN SUMBER AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya,

PELAKSANAAN PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN H M M C J WIRTJES IV ( YANCE ) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penegakan Hukum Lingkungan Terhadap Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) Reklamasi Pantai di Kota Bandar Lampung. Eka Deviani.

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI JAMBI

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

R. Herlambang P. Wiratraman Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga 2014

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

NOMOR INDEKS SURAT DINAS,Kode klasifikasi Arsip Disusun Oleh : Ahmad Satibi (Sekretaris Desa Malangsari) Lanjuatn 1

Payung Hukum. 1. kewajiban memperhatikan perlindungan fungsi lingkungan hidup. Menurut UU. Mengawal Hukum Lingkungan

Kerangka Hukum & Regulasi Kesehatan Lingkungan Yang Berorientasi Pada Pembangunan Berkelanjutan

Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PROFIL BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1961 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kawasan budidaya dan kawasan non budidaya. Pantai non budidaya dapat

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DI JAWA TENGAN DAN PROSPEK PEMBANGUNAN KE DEPAN. Sriyanto Jurusan Geografi FIS-UNNES PENDAHULUAN

BAB II VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013

Kelembagaan Lingkungan Hidup di Indonesia *)

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKAMARA

Dasar Hukum yang Digunakan dalam Penyusunan Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

LAMPIRAN 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penambangan Batubara

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III PENCEMARAN LINGKUNGAN YANG DILAKUKAN OLEH PT KAHATEX

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN TASIKMALAYA

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

- 1 - PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

DAN TATA KERJA MENTERI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 23 TAHUN 1997 (23/1997) Tanggal: 19 SEPTEMBER 1997 (JAKARTA)

JANGAN DIBACA! MATERI BERBAHAYA!

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

DESA TEGALSARI JL. Jend Sudirman no 05 Tlp. (0333)

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi dan Rule of Law

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP [LN 2009/140, TLN 5059]

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

CATATAN : - Perda ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan 16 April 2015; - Penjelasan sebanyak 39 halaman

BAB II DASAR-DASAR PENGELOLAAN LIMBAH B3

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

LAPORAN TENTANG PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH R A N C A N G A N PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR :...TAHUN... TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2011

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2011

PB 9 PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN MENGENAI AMDAL

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Permasalahan lingkungan merupakan salah satu faktor penting yang harus kita

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

RENCANA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

GUBERNUR MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN TELUK DI PROVINSI MALUKU

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk mengatur pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MEMBERIKAN KESEMPATAN KERJA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI GORONTALO

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

BAB I PENDAHULUAN. penunjang hidup bagi manusia dan makluk hidup lainnya demi kelangsungan dan

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PUPUK ORGANIK DAN PUPUK HAYATI

Transkripsi:

13 Keberlanjutan Manusia Sebagai Masyarakat 2: Politik dan Lingkungan BI2001 Pengetahuan Lingkungan endah@sith.itb.ac.id

Topik bahasan kuliah 13: POLITIK dan LINGKUNGAN Peran pemerintah Kebijakan lingkungan: hukum dan peraturan Peran organisasi non pemerintah dan LSM Kasus-kasus lingkungan Indonesia

PERAN PEMERINTAH Melalui kebijakan yang dikeluarkan, pemerintah dapat berperan dalam melindungi lingkungan dan kepentingan publik dan mendorong terwujudnya pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

PERAN PEMERINTAH Pembangunan ekonomi memerlukan peran serta pelaku bisnis. Kegiatan ekonomi akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun dapat juga menciptakaan kerusakaan lingkungan. Pemerintah yang demokratis harus mampu menciptakan kebijakan yang, di satu sisi, mendorong kegiatan ekonomi dan, di sisi lain, dapat melindungi masyarakat dan lingkungan dari kerugian atau kerusakan akibat kegiatan ekonomi tersebut.

KEBIJAKAN LINGKUNGAN Kebijakan lingkungan dapat diartikan sebagai rangkaian hukum dan peraturan tentang lingkungan yang harus ditegakkan dan program-program yang dibiayai dan diimplementasikan oleh satu atau lebih instansi pemerintah. Politik dapat diartikan sebagai prosesproses dimana individu atau kelompok dalam masyarakat berusaha memengaruhi atau mengontrol kebijakan dan program pemerintah di tingkat lokal, provinsi, nasional maupun internasional.

KEBIJAKAN LINGKUNGAN Proses-proses politik dalam pembuatan kebijakan lingkungan

KEBIJAKAN LINGKUNGAN Hirarki Hukum dan Peraturan Perundangan Produk perundangan Yang menetapkan Undang Undang Dasar Ketetatapan (TAP) MPR Undang Undang Peraturan Pemerintah (PP)/Peraturan Pemerintan Pengganti Undang Undang (Perpu) Keputusan Presiden (Kepres) Keputusan Menteri (Kepmen) MPR MPR Presiden disahkan oleh DPR Pemerintah Presiden Menteri Terkait (melengkapi Kepres) Peraturan Daerah (Perda) DPRD

Kilasan beberapa kebijakan lingkungan penting Indonesia Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup 1972 di Stockholm, Swedia merupakan tonggak kesadaran masyarakat internasional terhadap masalah lingkungan dan pembangunan, dan kemudian menjadi titik awal dari integrasi isu-isu lingkungan dalam perencanaan pembangunan di Indonesia. Tahun 1973, kebijakan lingkungan Indonesia sudah tertuang dalam Garis- Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1973-1978. Tahun 1978, diangkat Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (Men-PPLH) dengan tugas pokok mengkoordinasikan pengelolaan lingkungan hidup di berbagai instansi pusat maupun daerah. Tahun 1981, penghargaan Kalpataru mulai diperkenalkan Tahun 1982, terbit Undang Undang No. 4 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup Sumber : www.menlh.go.id

Kilasan beberapa kebijakan lingkungan penting Indonesia Tahun 1986, terbit Peraturan Pemerintah (PP) No. 29 tentang AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) yang merupakan pedoman pelaksanaan suatu proyek pembangunan. Tahun 1990, terbit Peraturan Pemerintah (PP) No. 20 tentang Baku Mutu Lingkungan Dalam perkembangan waktu, untuk penyempurnaan dan penyesuaian dengan kondisi yang berubahan dapat terbit undang-undang atau peraturan baru untuk menggantikan aturan yang sebelumnya. Misalnya : UU no. 4 (1982) UU no. 23 (1997) tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup UU no. 32 (2009) tentang Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan hidup. Sumber : www.menlh.go.id

Contoh Undang-undang dan produk turunannya Undang-Undang RI No 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006 Tentang Pedoman penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup Undang undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2010 Tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Telah Memiliki Izin Usaha Dan/Atau Kegiatan Tetapi Belum memiliki dokumen lingkungan hidup

PERAN ORGANISASI NON-PEMERINTAH/LSM Organisasi non-pemerintah (non-governmental organization NGO) dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) merupakan komponen penting dalam gerakan perlindungan dan penyelamatan lingkungan. Organisasinya dapat bersifat : Internasional dan beroperasi di beberapa negara, misalnya the World Wildlife Fund (WWF), Conservation International (CI), BirdLife International, Wetland International, The Nature Conservation (TNC). Nasional, misalnya Burung Indonesia, Indonesia Ecotourism Network (Indecon), WALHI, WARSI. Lokal, misalnya Kelompok Mitra Cai, Kampung Pasir Sereh, Cisurupan- Garut, yang bergerak dalam konservasi mata air di desa tersebut.

PERAN ORGANISASI NON-PEMERINTAH/LSM Peran yang dapat dimainkan oleh NGO diantaranya adalah : Kampanye kesadaran lingkungan untuk masyarakat luas Bantuan hukum untuk masyarakat dalam kasus lingkungan. Menyampaikan pandangan kritis terhadap berbagai masalah lingkungan termasuk kegagalan program-program pemerintah di bidang lingkungan. Mengembangkan kajian-kajian yang dapat dimanfaatkan pemerintah atau masyarakat untuk pengelolaan lingkungan Membuat dan mengeksekusi program-program pemberdayaan masyarakat dll

PERAN ORGANISASI NON-PEMERINTAH/LSM Beberapa contoh aktivitas NGO/LSM lingkungan dan tokoh masyarakat pejuang lingkungan

Kampanye lingkungan dari WWF Indonesia

Program pemberdayaan masyarakat sekitar hutan oleh WARSI

Kisah masyarakat Tangkahan SUMUT : illegal loggers yang berhenti dan kemudian mengembangkan ekowisata berbasis masyarakat, dengan bantuan Indonesia Ecotourism Network (Indecon)

Herry Gunawan : Menjaga Hutan Bambu demi Mata Air Penerima penghargaan Kalpataru 2002

Herry Gunawan : Menjaga Hutan Bambu demi Mata Air Penerima penghargaan Kalpataru 2002

Mang Ipin : pelestari hutan Gunung Papandayan

KASUS-KASUS LINGKUNGAN Agar kegiatan ekonomi dalam pembangunan tidak merusak lingkungan, berbagai bentuk hukum dan perundangan di Indonesia telah diterbitkan dan pemerintah berkewajiban untuk menerapkan dan mengawasi pelaksanaannya. Berdasarkan UU 32 (2009), Bab X, Pasal 65, Ayat 5 : Setiap orang berhak melakukan pengaduan akibat dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup Dugaan pelanggaran lingkungan dapat memicu gugatan secara hukum yang prosesnya dapat berkepanjangan. Berikut adalah beberapa contoh kasus lingkungan yang melibatkan proses gugatan hukum.

Kasus Pencemaran Limbah Tekstil di Rancaekek Bandung Di Rancaekek terdapat banyak industri tekstil. Masalah limbah tekstil sudah dirasakan sejak tahun 1981- an. Air sungai terlihat berwarna hitam pekat, berbau menyengat, dan berasap Air sungai di Dusun Jelegong, Rancaekek, Bandung. Foto: Indra Nugraha

Kasus Pencemaran Limbah Tekstil di Rancaekek Bandung

Dugaan Pencemaran Lingkungan di Teluk Buyat oleh PT Newmont Minahasa Raya PT Newmont Minahasa Raya (PT. NMR) adalah perusahaan yang bergerak di industri pertambangan dengan komoditas tambang berupa emas. Teluk Buyat merupakan merupakan teluk kecil yang terletak di pantai selatan Semenanjung Minahasa, Sulawesi Utara. Sejak tahun 1996, PT NMR memanfaatkan teluk ini sebagai penimbunan tailing (limbah pertambangan) untuk aktivitas pertambangan emasnya.

Dugaan Pencemaran Lingkungan di Teluk Buyat oleh PT Newmont Minahasa Raya (NMR) Tahun 2000 : Ada keluhan dari masyarakat terdapat pencemaran merkuri di Teluk Buyat Tahun 2004 : Temuan tingkat pencemaran merkuri pada darah warga Buyat : perbedaan hasil dari dua lembaga : tim UI menyimpulkan tercemar dan tim Depkes menyimpulkan kandungan merkuri masih di bawah ambang batas baku mutu. Temuan tim Peer Review (kajian pakar) bentukan KLH : Teluk Buyat tercemar limbah logam berat berbahaya Tahun 2005 : PT NMR dituntut secara pidana oleh WALHI dan secara perdata oleh Kementerian Lingkungan Hidup dengan tuduhan mencemari lingkungan Teluk 24 April 2007 Putusan Majelis Hakim: PT. NMR bebas dari tuntutan pencemaran lingkungan dan dinyatakan tidak bersalah