II. TNJAUAN PUSTAKA. klasifikasinya termasuk famili Meliaceae. Ada dua spesies yang cukup dikenal yaitu:

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. jamur (mykos = miko) dan akar (rhiza). Jamur ini membentuk simbiosa

I. PENDAHULUAN. Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor yang mampu memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikoriza merupakan asosiasi mutualistik antara jamur dengan akar

TINJAUAN PUSTAKA. Mykes (cendawan) dan Rhiza (akar). Kata mikoriza pertama kali dikemukakan

TINJAUAN PUSTAKA. dengan akar tumbuhan tingkat tinggi, yang mencerminkan adanya interaksi

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan fungi akar yang memiliki peran dan manfaat yang penting

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan suatu bentuk asoasiasi mutualisme antara cendawan (myces)

TINJAUAN PUSTAKA. Kakao (Theobroma cacao L.) termasuk salah satu komoditas perkebunan

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu primadona tanaman

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan dari tahun ke tahun meningkat, hal ini sejalan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk

TINJAUAN PUSTAKA. Mikoriza adalah simbiosis mutualistik, hubungan antara fungi dan akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula, etanol, vetsin dan

TINJAUAN PUSTAKA. dirusak, baik melalui penebangan pohon, perladangan berpindah maupun

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan bulan-bulan kering untuk pembungaannya. Di Indonesia tanaman kopi

TINJAUAN PUSTAKA. dapat bersimbiosis dengan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA). Namun pada

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Penggunaan pupuk anorganik telah menjadi tradisi pada sistem. pertanian yang ada pada saat ini. Hal ini mulai dilakukan sejak

TINJAUAN PUSTAKA. ini kemudian disepakati oleh para pakar sebagai titik awal sejarah mikoriza.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu (Saccharum officinarum. L) dimanfaatkan sebagai bahan baku

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nama mikoriza pertama kali digunakan oleh Frank pada tahun 1885 untuk menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) termasuk tanaman monokotil tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kedelai Varietas Detam-1. Kegunaan utama kedelai hitam di Indonesia yaitu sebagai bahan baku

TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi Lahan Gambut. beserta vegetasi yang terdapat diatasnya, terbentuk di daerah yang topografinya

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Tanaman Suren. Sistematika tumbuhan jenis surian atau suren menurut Dephut (2002) diklasifikasikan ke dalam:

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan sebuah istilah yang mendeskripsikan adanya hubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA)

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lamtoro atau yang sering disebut petai cina, atau petai selong adalah

TINJAUAN PUSTAKA. endomikoriza atau FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula) pada jenis tanaman. (Harley and Smith, 1983 dalam Dewi, 2007).

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit termasuk tanaman tahunan yang mulai menghasilkan pada umur 3

TINJAUAN PUSTAKA. dalam jumlah kecil melalui proses alami termasuk letusan gunung berapi dan

MIKORIZA MATERI KULIAH BIOLOGI TANAH UPNVY. Mikoriza (Mycorrhizae): Oleh: Ir. Sri Sumarsih, MP.

JENIS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA DI LAHAN GAMBUT DESA AEK NAULI, KECAMATAN POLLUNG, KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

MIKORIZA & POHON JATI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) merupakan asosiasi antara fungi tertentu

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman yang berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA. berubah kembali ke asal karena adanya tambahan substansi, dan perubahan bentuk

MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat mencapai cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular merupakan suatu bentuk asosiasi antara fungi dan akar

MIKORIZA DAN PERANANNYA MIKORIZA LABORATORIUM PENGAMATAN HAMA DAN PENYAKIT BANYUMAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. patologi hutan dari Jerman (Handayanto & Hairiah, 2007). dikelompokkan menjadi ektomikoriza (ECM) dan endomikoriza/arbuscular

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikoriza adalah suatu organisme yang hidup secara simbiosis mutualistik

TINJAUAN PUSTAKA. Class: Monocotyledoneae, Ordo: Poales, Family: Poaceae, Genus: Sorghum, akar.akar tersebut dinamakan akaradventif (Duljapar, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

I. PENDAHULUAN. hanya sekitar 7,8% dari 15 TW (terawatt) konsumsi energi dunia yang

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosales, Famili: Leguminosae, Genus: Glycine, Species: Glycine max (L.) Merrill

TINJAUAN PUSTAKA. Mikoriza adalah suatu struktur khas pada sistem perakaran yang terbentuk sebagai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. yang termasuk ke dalam kelompok legum merambat (cover crop). Legum pakan

TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Umum Kacang Tanah. Kacang tanah (Arachis hypogaea,l.) merupakan tanaman polong-polongan atau

PEMANFAATAN JASAD RENIK MIKORIZA UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN TANAMAN HUTAN J. M. Sri Hardiatmi

TINJAUAN PUSTAKA. venire, alat musik, kayu lapis, venir, dan mebel. Bagian tanaman suren khususnya

TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Botanis Tanaman Pinus (Pinus merkusii) P. merkusii Jungh et De Vriese pertama kali ditemukan dengan nama

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Syarat Tumbuh Tembakau Deli. Tembakau termasuk klas Dikotil, famili Solanaceae, genus Nicotiana dan

Kompos, Mikroorganisme Fungsional dan Kesuburan Tanah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. itu strategi dalam mengatasi hal tersebut perlu diupayakan. Namun demikian,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Kedelai. diberi nama nodul atau nodul akar. Nodul akar tanaman kedelai umumnya dapat

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah penduduk, sehingga bahan pangan yang tersedia harus

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fungi Mikoriza Arbuskula

BAB I PENDAHULUAN. berbagai keunggulan nyata dibandingkan dengan pupuk kimia. Pupuk organik dan

BAB I. PENDAHULUAN. Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover

HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sangat tergantung pada curah hujan, sehingga produktivitas tanaman di lahan

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum dapat diklasifikasikan sebagai berikut Kingdom: Plantae,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Tahap trapping mikoriza. jagung pada tiga media tanam yaitu indigenous tanah Mediteran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Forastero (bulk cocoa atau kakao lindak), Criolo (fine cocoa atau kakao mulia),

I. PENDAHULUAN. Sektor perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia

RESPON TANAMAN RAMI (Boehmeria nivea L.Gaud) TERHADAP PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) PADA ULTISOL

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan pangan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dilakukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

PENDAHULUAN. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Interval Pemanenan (cm) H 30 H 50 H 60

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur.

PENDAHULUAN. 30%), Papua (sekitar 30%) dan Sulawesi (sekitar 3%) seperti pada Tabel 1.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

PENDAHULUAN Latar Belakang

Status Cendawan Mikoriza Vesikular-Arbuskular (MVA) pada Tanaman

I. PENDAHULUAN. Berbagai upaya perbaikan tanah ultisol yang mendominasi tanah di Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

Transkripsi:

4 II. TNJAUAN PUSTAKA A. Mahoni Tanaman mahoni (Swietenia mahagoni Jack) merupakan salah satu tanaman yang dianjurkan untuk pengembangan HTI (Hutan Tanaman Industri). Mahoni dalam klasifikasinya termasuk famili Meliaceae. Ada dua spesies yang cukup dikenal yaitu: S. macrophyla (mahoni daun lebar) dan S. mahagoni (mahoni daun sempit) (Khaeruddin, 1999). Menurut Khaeruddin (1999), tanaman mahoni tersusun dalam sistematika sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotiledone Ordo : Rotales Genus : Swietenia Spesies : Swietenia mahagoni Swietenia mahagoni yang berasal dari benua Amerika yang beriklim tropis sudah lama dibudidayakan di Indonesia dan sudah beradaptasi dengan iklim tropis di Indonesia. Nama asing dari tanaman ini adalah West Indian Mahogany. Tanaman mahoni banyak ditanam di pinggir jalan atau di lingkungan rumah dan halaman perkantoran sebagai tanaman peneduh. Tanaman ini tumbuh secara liar di hutanhutan atau di antara semak-semak belukar, dan banyak digunakan sebagai bahan pestisida alami. 4

5 B. Tanjung Tanaman tanjung (Mimusops elengi) diperkirakan terdiri dari 40 marga dan 600 jenis. Terutama sekali merupakan pohon tropika, umumnya di Asia dan Amerika Serikat Tumbuhan ini diduga berasal dari India kemudian menyebar ke Burma (Myanmar), Srilangka dan daerah tropika lainnya. Tanjung berukuran sedang dan dapat juga kecil. Dapat tumbuh pada tanah berpasir, di dataran rendah yang terbuka. tumbuh baik pada ketinggian kurang dari 800 meter di atas permukaan laut (Suryowinoto 1997). Menurut Martawijaya, dkk (1989) bahwa sistematika dari tanaman tanjung adalah sebagai berikut: Divisio Sub division Class Ordo Family Genus Species : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledoneae : Ebenales : Sapotaceae : Mimusops : Mimusops elengi C. Glodokan Polyalthia merupakan salah satu genus dari family Annonaceae, terdiri dari semak dan pohon yang banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis, terdiri dari 17 spesies (Sampath et al., 2013). Polyalthia longifolia (Annonaceae), dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan nama glodokan tiang india, merupakan tumbuhan yang tinggi, memiliki cabang pendek, dan termasuk tumbuhan hias

6 Menurut Phadnis, dkk (1988)., tanaman glodokan tersusun dalam sistematika sebagai berikut: Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Sub Kelas: Magnoliidae Ordo: Magnoliales Famili: Annonaceae Genus: Polyalthia Spesies: Polyalthia longifolia Sonn. D. Mikoriza Mikoriza adalah asosiasi antara tumbuhan dan jamur yang hidup dalam tanah (Brundrett et al., 1996). Mikoriza yang terbentuk pada tumbuhan dapat dibedakan berdasar struktur tumbuh dan cara infeksinya pada sistem perakaran inang (host) yang dikelompokkan ke dalam tiga golongan besar yaitu ektomikoriza (ECM), endomikoriza (VMA atau FMA) dan ektendomikoriza (Setiadi, 2001). Jika dibandingkan dengan tumbuhan yang tidak memiliki mikoriza, akar tumbuhan yang memiliki mikoriza ternyata lebih efisien karena penyerapan air dan hara dibantu jamur. Benang-benang hifa jamur memiliki akses dan jangkauan lebih luas dalam mengeksploitasi nutrisi pada suatu area (Smith and Read, 1997). Fungi mikoriza arbuskula adalah salah satu tipe yang tergolong kedalam endomikoriza. Fungi mikoriza arbuskula termasuk dalam kelas Zygomycetes, dengan

7 ordo Glomales yang mempunyai 2 sub ordo, yaitu Gigasporineae dan Glominae. Gigasporineae dengan famili Giagasporaceae mempunyai 2 genus, yaitu Gigaspora dan Scutellospora. Giomaceae mempunyai 4 famili, yaitu famili Glomaceae dengan genus Glomus, famili Acaulosporaceae dengan genus Acaulospora dan Entrophospora, Paraglomaceae dengan genus Paraglomus dan Archaeosporaceae dengan genus Archaeospora (INVAM, 2004). FMA (Fungi Mikoriza Arbuskular) adalah salah satu jasad renik tanah dari kelompok jamur yang bersimbiosis dengan akar tanaman. Jamur ini mempunyai sejumlah pengaruh yang menguntungkan bagi tanaman yang bersimbiosis dengannya. FMA mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman karena status hara tanaman tersebut dapat ditingkatkan dan diperbaiki. Kemampuannya yang tinggi dalam meningkatkan penyerapan air dan hara terutama unsur hara P (Hapsoh, 2008). Aplikasi mikoriza pada tanaman merupakan salah satu upaya untuk mengatasi terhambatnya pertumbuhan karena cekaman kekeringan. Mikoriza merupakan bentuk simbiosis mutualisme antara jamur dan sistem akar tanaman tingkat tinggi. Prinsip kerja mikoriza adalah menginfeksi sistem perakaran tanaman inang, memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga tanaman yang mengandung mikoriza tersebut akan mampu meningkatkan kapasitas dalam penyerapan hara (Rungkat, 2009). Aplikasi FMA dalam upaya perbaikan kualitas dan pertumbuhan tanaman tersebut perlu dilakukan. Efektivitas FMA dalam meningkatkan pertumbuhan dan ketergantungan tanaman inang terhadap asosiasi FMA sangat dipengaruhi oleh kompatibilitas antara isolat FMA dengan tanaman inangnya

8 (Van der Heijden et al., 2006). Kompatibilitas kedua simbion ini ditentukan oleh eksudat akar yang mempengaruhi perkecambahan spora, dan dalam beberapa kasus mempengaruhi percabangan hifa dan kecepatan memasuki akar sebagai respon untuk mendekati akar inang yang kompatibel, tetapi tidak pada tanaman non-inang (Harrison 1999). Banyak penelitian melaporkan bahwa tanaman bermikoriza lebih tahan terhadap kekeringan dibandingkan dengan tanaman tanpa mikoriza. Menurut Musfal (2008), hubungan FMA dengaan tanaman inangnya adalah saling menguntungkan baik bagi tanaman pangan, pertanian, kehutanan maupun tanaman penghijauan. Mekanisme translokai dan penyerapan langsung air melalui jaringan hifasama dengan cara penyearapan nutrisi. Kemungkinan pengaruh kolinisasi mikoriza pada tanaman tahan kekeringan, terkait dengan penyerapan nutrisi. Pada tanah kering ketersediaan nutrisi menjadi berkurang karena adanya peningkatan proses difusi (Smith dan Read,1997). Fungi mikoriza perannya sangat penting bagi ketersediaan unsur hara P, Mg, K, Fe dan Mn untuk pertumbuhan tanaman. Hal ini terjadi melalui pembentukan hifa pada permukaan akar yang berfungsi sebagai pemanjangan akar tanaman terutama di daerah yang miskin unsur hara, ph rendah dan kurang air. Akar tanaman bermikoriza ternyata meningkatkan penyerapan seng dan sulfur dari dalam tanah lebih cepat dari tanaman yang tidak bermikoriza (Abbot dan Robson, 1991). Manfaat fungi mikoriza ini terlihat secara nyata jika kondisi tanahnya miskin unsur hara atau kondisi kering, sedangkan pada kondisi tanah yang subur peran fungi ini tidak begitu nyata (Setiadi, 2001).

9 Menurut hasil penelitian Avy (2012) yang menyatakan bahwa tanaman bermikoriza menunjukkan pertumbuhan tinggi tanaman dan luas daun yang lebihtinggi karena penyerapan akan hara yang dibutuhkan oleh tanaman berjalan lebih efektif sehingga metabolisme pertumbuhan tanaman dapat berlangsung dengan baik terutama pada fase vegetatif menuju fase generatif, serta potensi nira sorgum manis pada tanaman bermikoriza lebih besar 29,88 % dibandingkan dengan tanaman tanpa mikoriza. Tanaman yang bermikoriza dapat meningkatkan penyerapan unsur hara dalam bentuk terikat dimana sebelumnya tidak diserap oleh tanaman. Dikarenakan efisiensi penyerapan hara pada akar yang bermikoriza meningkat lebih baik dibandingkan dengan tanaman tanpa mikoriza. Sejumlah percobaan telah membuktikan hubungan saling menguntungkan, yaitu adanya cendawan mikoriza sangat meningkatkan efisiensi penyerapan mineral dari tanah. Mikoriza juga bisa memberikan kekebalan bagi tumbuhan inang. Mikoriza ini menjadi pelindung fisik yang kuat, sehingga perakaran sulit ditembus penyakit (patogen), sebab jamur ini mampu membuat bahan antibotik untuk melawan penyakit. Cendawan mikoriza bisa membentuk hormon seperti auxin, citokinin, dan giberalin yang berfungsi sebagai perangsang pertumbuhan tanaman (Hardiatmi, 2008). Kelebihan yang dimiliki oleh FMA adalah kemampuannya dalam meningkatkan penyerapan unsur hara makro termasuk fosfat dan beberapa unsur mikro seperti Cu, Zn, dan Bo. Oleh sebab itu, maka penggunaan FMA ini dapat dijadikan sebagai alat biologis untuk mengefisieansikan penggunaan pupuk buatan terutama fosfat. Untuk membantu pertumbuhan tanaman reboisasi pada lahan lahan yang rusak, penggunaan tipe fungi ini dianggap merupakan suatu cara yang paling

10 efisien karena kemampuannya meningkatkan resistensi tanaman terhadap kekeringan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa fungi ini juga mampu mengurangi serangan patogen tular tanah dan dapat membantu pertumbuhan tanaman pada tanah tanah yang tercemar logam berat, sehingga penggunaannya dapat berfungsi sebagai bio-proteksi (Riyanto, 2009). Mikoriza menyebabkan terjadinya peningkatan ketahanan tumbuhan terhadap infeksi patogen dan parasit akar. Hal ini dikarenakan terdapatnya penghalang mekanis berupa mantel jamur yang dapat menghambat penetrasi patogen dan adanya kemampuan beberapa jamur mikoriza untuk memproduksi antibiotik. Mikoriza juga dapat merangsang inang untuk membentuk senyawa senyawa penghambat dan meningkatkan persaingan kebutuhan hidup di rizosfer (Chakravarty dan Chatapaul, 1988). Menurut hasil penelitian Rianty (2013), menyatakan inokulasi mikoriza berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi, pertambahan diameter, pertambahan daun, persentase kolonisasi akar, dan berat kering total, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap rasio tajuk akar tanaman. Pemberian dosis juga memberikan pengaruh yang berbeda-beda dan dosis yang paling baik terdapat pada dosis paling banyak yaitu 30 gram dibandingkan dengan dosis yang lainnya 0 gram, 10 gram, 20 gram. Dikarenakan jumlah spora di dosis 30 gram lebih banyak dari dosis yang lain. Menurut Abbot dan Robson (1991) dalam Irwanto (2006) peran FMA sebetulnya secara tidak langsung meningkatkan ketahanan terhadap kadar air yang ekstrim. Fungi mikoriza dapat mempengaruhi kadar air tanaman inang. Ada beberapa dugaan tanaman bermikoriza lebih tahan terhadap kekeringan, antara lain :

11 1. Adanya mikoriza menybabkan resistensi akar terhadap gerakan air menurun sehingga tranpor air ke akar meningkat. 2. Peningkatan status P tanaman sehingga daya tahan tanaman terhadap kekeringan meningkat. Tanaman yang mengalami kahat P cenderung peka terhadapt kekeringan. 3. Pertumbuhan yang lebih baik serta ditunjang adanya hifa eksternal fungi yang dapat menjangkau air jauh ke dalam tanah sehingga tanaman dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan. 4. Pengaruh tidak langsung karena adanya hifa eksternal yang menyebabkan FMA efektif dalam mengagregasi butir tanah sehingga kemampuan tanah menyimpan air meningkat. Menurut hasil penelitian Marison (2014) menyatakan bahwa inokulasi mikoriza berpengaruh nyata terhadap serapan P tanaman. Dosis mikoriza 15 gr/bibit memberikan rataan serapan P tertinggi dan yang terendah berada pada dosis 0 gr/bibit atau kontrol, akan tetapi dari hasil uji sidik ragam yang dilakukan dosis 15 gr/bibit tidak berbeda nyata dengan pemberian dosis 10 dan 5 gr/ bibit. Dikarenakan dengan adanya mikoriza yang diberikan ke dalam tanah pelarut fosfor tanah dapat meningkat, sebab mikoriza mampu melepaskan asam asam organik dan enzim fosfatase.