BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metode (method). Secara harafiah berarti cara. metode atau metodik berasal dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu. Mudah memusatkan perhatian pada suatu tema atau topik tertentu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar. Sudjana dalam Rusman (2011: 1) belajar pada hakikatnya adalah proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar merupakan kegiatan esensial dalam pembelajaran, juga terkait dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajara Tematik Terpadu dan Pendekatan Scientific. 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. Orang yang banyak pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang banyak belajar,

Sementara itu, Forrest W. Parkay dan Beverly Hardeastle Stanford dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek, baik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam Kamus

BAB II Kajian Pustaka

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

BAB I PENDAHULUAN. relevan, serta mampu membangkitkan motivasi kepada peserta didik.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembelajaran. Istilah-istilah tersebut dalam kegiatan pembelajaran digunakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dipelajari oleh pembelajar. Jika siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep,

guna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam proses pembelajaran siswa melakukan aktiviras belajar dan guru

II. TINJAUAN PUSTAKA

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku kecakapan, keterampilan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Meningkatkan Kemampuan Siswa melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tujuannya untuk mengetahui kekurangan yang terjadi agar kegiatan yang

Hakikat Belajar dan Pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEDOMAN PEMBELAJARAN. C. Prinsip Prinsip yang digunakan dalam proses pembelajaran anak usia dini sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS Tinjauan Tentang Belajar dan Hasil Belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dari kelas 1 samapai kelas 6. Adapun ruang lingkup materinya sebagai

BAB II KAJIAN TEORI. Kemampuan adalah kecakapan untuk melakukan suatu tugas khusus dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran discovery (penemuan) adalah model mengajar yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dan diungkapkan pula dalam pasal 1 ayat 1

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN. hingga saat ini. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup yang terus

BAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dasar sedangkan kegiatan psikis berupa ketrampilan terintegrasi. penelitian dan melaksanakan eksperimen.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

BAB II KAJIAN PUSTAKA

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses

PERAN GURU DALAM MEMBENTUK ARIF BUDAYA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

KAJIAN PUSTAKA. mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3), hasil belajar merupakan hasil dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelectual)

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran tematik merupakan kegiatan pembelajaran dengan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. digunakan oleh guru untuk mencapai keberhasilan. sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Arends (dalam Trianto,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah menimbang: kurikulum sekaligus yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan

PEMBELAJARAN TEMA. Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd

Bab I PENDAHULUAN. adalah yang menggali potensi anak untuk selalu kreatif dan berkembang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Brunner Dalam Romzah (2006:6) menekankan bahwa setiap individu pada waktu

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL. Oleh : ENGRIPIN Dosen FKIP Universitas Palangka Raya

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar 1) Pengertian Belajar Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu Sudjana (dalam Rusman, 2011: 1) Belajar adalah proses perubahan dalam prilaku sebagai hasil dari pengalaman dalam berinteraksi. Hasil belajar tercermin dalam perubahan perilaku. pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku kecakapan, keterampilan dan kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar. (Winataputra.U.S. dkk 2007: 24). Hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku pada akhir kegiatan pembelajaran. Semua usaha kegiatan pengembangan instruksional dapat dikatakan berhasil atau tidak setelah tingkah laku akhir belajar tersebut dievaluasi. (Rusman. 2011: 161) Menurut beberapa pendapat di atas disimpulkan belajar adalah proses perubahan dalam prilaku sebagai hasil dari pengalaman dalam berinteraksi yang tercermin dalam perubahan perilaku, pengetahuan, pemahaman, sikap, kecakapan dan keterampilan.

7 2) Aktivitas Belajar Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Natawijaya (dalam Depdiknas. 2005: 31), belajar aktif adalah Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti : sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya (Rosalia, 2005: 4). Aktivitas Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan, yang tujuan kegiatannya adalah perubahan tingkah laku, baik menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi (Djamarah, 2007: 11). Menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: mempersentasikan, mengumpulkan tugas, menjawab pertanyaan, dan berani mengemukakan pendapat.

8 3) Hasil Belajar Suprijono (2011: 5) menyatakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa: a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempersentasikan konsep dan lambang. c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Nasution (1995: 25) mengemukakan bahwa hasil adalah suatu perubahan pada diri individu. Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan pengetahuan, tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan penghargaan diri pada individu tersebut. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki individu setelah ia menerima pengalaman belajarnya yang meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Untuk menilai hasil belajar digunakan penilaian autentik. a. Penilaian Autentik 1) Pengertian Penilaian Autentik Penilaian autentik adalah suatu istilah yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode penilaian alternatif yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan kemampuan dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah, mengekspresikan pengetahuan dan keterampilan dengan cara mensimulasikan situasi yang dapat ditemui di dalam dunia nyata diluar lingkungan sekolah (Unifah, 2014: 33).

9 Penilaian autentik adakalanya disebut penilaian responsif, suatu metode yang sangat popular untuk penilaian proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang memiliki kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan dalam bidang ilmu tertentu seperti seni, ilmu pengetahuan, dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran. 2) Jenis Penilaian Autentik Menurut Unifah (2014: 35) penilaian autentik meliputi penilaian sikap, penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan. a) Penilaian Sikap Penilaian sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal. Penilaian sikap merupakan penilaian terintegrasi dengan penilaian pengetahuan dan keterampilan. (1) Observasi Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku pengamatan. (2) Penilaian Diri Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik melakukan refleksi diri/perenungan dan mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. (3) Penilaian Antar teman Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung. (4) Jurnal Catatan Guru Jurnal catatan guru merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang terkait dengan sikap dan perilaku.

10 b) Penilaian Pengetahuan Aspek penilaian pengetahuan dapat dilakukan dengan cara: tes tertulis, tes lisan dan penugasan. (1) Tes Terulis Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. (2) Tes Lisan Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara ucap sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga menimbulkan keberanian. (3) Penugasan Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya. c). Penilaian Keterampilan Aspek penilaian keterampilan antara lain: penilaian kerja, penilaian proyek dan penilaian portopolio (1) Penilaian Kinerja Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. (2) Penilaian Proyek Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. (3) Penilaian Portopolio Penilaian portopolio merupakan penilaian dengan mengumpulkan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu. 2. Pembelajaran a. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen tersebut harus diperhatikan guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan. (Rusman. 2011: 1) Warsita (2008: 85) Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik.

11 Pembelajaran adalah sebagai proses pengondisian kearah prilaku spontan yang dicapai melalui program pelatihan dengan imbalan dan hukuman (Skiner dalam Rusman. 2008: 161). Sudjana (2004: 28) Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan. Menurut beberapa pendapat di atas disimpulkan pembelajaran adalah komunikasi antara pembelajar, pengajar yang melibatkan seluruh indera agar memunculkan kreativitas. b. Pembelajaran Tematik Terpadu 1) Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu Pembelajaran tematik terpadu diartikan sebagai pembelajaran yang mengutamakan tema untuk beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman kepada siswa. Menurut Prabowo (2000: 2) pembelajaran tematik terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan/mengkaitkan berbagai bidang studi yang diharapkan akan dapat memberi pengalaman kepada peserta didik terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari. Menurut Daryanto (2013: 31) pembelajaran tematik terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengkaitkan atau memadukan beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan untuk dikemas dalam satu tema.

12 Menurut Aminuddin (2007: 65) pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengkaitkan dari beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberi pengalaman bermakna bagi siswa. Pembelajaran tematik terpadu lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran secara aktif. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengkaitkan beberapa mata pelajaran yang dikemas menjadi satu tema. 2) Prinsip Pembelajaran Tematik Terpadu Prinsip pembelajaran tematik terpadu adalah untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari merupakan materi nyata (kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik. Menurut Unifa (2014: 16) prinsip dan tujuan pembelajaran tematik terpadu SD antara lain: 1. Mudah memusatkan perhatian pada suatu tema atau topik tertentu 2. Mempelajarai pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi muatan pembelajaran dalam tema yang sama 3. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan 4. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengkaitkan berbagai muatan pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik 5. Lebih semangat belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata 6. Lebih merasakan manfaat dan dan makna belajar 7. Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran disajikan secara terpadu 8. Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.

13 3) Ciri-ciri Pembelajaran Tematik Terpadu Menurut Daryanto (2014: 14) ciri-ciri pembelajaran tematik terpadu SD antara lain: a) Berpusat pada anak b) Memberikan pengalaman langsung pada anak c) Pemisahan antar muatan pembelajaran tidak begitu jelas d) Menyajikan konsep dari berbagai pelajaran e) bersifat luwes f) Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat. B. Metode Pembelajaran 1. Metode Pembelajaran di Sekolah Dasar a. Pengertian Metode Metode secara harafiah berarti cara, metode dapat diartikan sebagai cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Secara umum metode berarti ilmu tentang jalan yang dilalui untuk mengajar kepada anak didik supaya dapat tercapai tujuan pembelajaran. Surachmad (2000: 15) Menurut Pasaribu (2001: 24) metode adalah cara, prosedur atau sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Djamarah (2001: 12) metode berarti ilmu tentang jalan yang dilalui untuk mengajarkan kepada anak didik supaya dapat tercapai tujuan belajar. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu.

14 b. Macam-macam Metode Pembelajaran di Sekolah Dasar Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya. Mukhtar (2005: 46) Banyak macam-macam metode pembelajaran antara lain: (a) Metode ceramah, (b) Metode demonstrasi, (c) Metode diskusi kelompok, (d) Metode tutorial, (e) Metode stimulus, studi kasus dan permainan, dan (f) metode Brain Storming. 2. Metode Pembelajaran Diskusi a. Pengertian Metode Diskusi Metode diskusi cocok digunakan untuk kelompok kecil. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode diskusi lebih tepat digunakan untuk mempelajari keterampilan kompleks, berpikir kritis, dan untuk memecahkan kasus (Ruminiati. 2008: 24). Menuru Suryosubroto (Taniredja. 2013: 23) metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna

15 mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan atas sesuatu masalah. Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Yang mana proses belajar terjadi interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah (Djamarah, 2006: 99). Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan metode diskusi adalah proses pembelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa/kelompok untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan atas sesuatu masalah. 3. Langkah-langkah Metode Diskusi Langkah-langkah Metode Diskusi menurut Djamarah (2006: 12) yaitu: a. Persiapan 1) Mengkondisikan siswa. 2) Memberikan informasi atau penjelasan tentang masalah tugas dalam diskusi 3) Mempersiapkan sarana dan prasarana untuk melakukan diskusi atau tempat, peserta dan waktu pelaksanaan diskusi

16 b. Pelaksanaan 1) Siswa melakukan diskusi 2) Guru merangsang seluruh peserta berpartisipasi dalam diskusi 3) Memberikan kesempatan kepada semua anggota untuk berperan aktif 4) Mencatat tanggapan atau saran dan ide-ide yang penting c. Evaluasi 1) Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat kesimpulan diskusi 2) Menilai hasil diskusi. Selain itu menurut Aswan (2006:123) langkah-langkah metode diskusi di Sekolah Dasar adalah: 1. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan mengenai cara pemecahannya, 2. Dengan pimpinan guru para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih pemimpin diskusi (ketua), sekretaris (pencatat), Pelapor (kalau perlu), mengatur tempat duduk, ruangan, sarana dan sebagainya. 3. Pimpinan diskusi berada di tangan siswa yang memahami atau menguasai masalah yang akan didiskusikan, berwibawa, dapat bertindak tegas, sedangkan guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain, menjaga ketertiban serta memberikan dorongan dan bantuan sepenuhnya agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dan agar diskusi berjalan lancar, setiap anggota kelompok harus tahu persis apa yang akan didiskusikan dan bagaimana cara berdiskusi. Diskusi harus berjalan dalam suasana bebas setiap anggota bahwa hak bicaranya sama. 4. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasil yang dilaporkan itu ditanggapi oleh semua siswa (terutama kelompok lain). 5. Guru memberi ulasan atau penjelasan terhadap laporan-laporan tersebut 6. Siswa mencatat hasil diskusi. 7. Guru mengumpulkan laporan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok.

17 Peneliti akan menggunakan langkah-langkah metode diskusi menurut pendapat Djamarah. 4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi Kelompok Menurut Taniredja (2011: 45) kelebihan dan kelemahan metode diskusi adalah sebagai berikut. a) Kelebihan Metode Diskusi Kelompok (1) Memperluas wawasan siswa. (2) Dapat merangsang kreativitas siswa dalam memunculkan ide dalam memecahkan masalah. (3) Dapat mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain. (4) Membutuhkan partisipasi siswa menjadi lebih aktif. b) Kelemahan Metode Diskusi Kelompok (1) Kemungkinan diskusi dikuasai siswa yang suka berbicara atau yang menonjolkan diri. (2) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar. (3) Peserta mendapat informasi yang terbatas. (4) Menyerap waktu yang cukup banyak (5) Tidak semua guru memahami cara siswa melakukan diskusi.

18 C. Hipotesis Berdasarkan landasan teori di atas, hipotesis dalam penelitian yang penulis ajukan adalah Jika metode diskusi diterapkan dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Padang Ratu Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2014/2015.