OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN /POJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PERIODIK PERUSAHAAN PERASURANSIAN

dokumen-dokumen yang mirip
SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 3/POJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 3/POJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.05/2017 TENTANG LAPORAN BERKALA PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.05/2018 TENTANG LAPORAN BERKALA DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2017 TENTANG LAPORAN BERKALA DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/POJK.05/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT RISIKO LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 3/POJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

2 yang lebih cepat untuk memperkuat pendeteksian dini (early warning) LJKNB dalam rangka penciptaan stabilitas sistem keuangan, maka seluruh LJKNB diw

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17 /SEOJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PELAKSANAAN PENEMPATAN REASURANSI/RETROSESI

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /SEOJK.05/2018

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2 /SEOJK.05/2018

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1/POJK.05/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

-5- Laporan Bulanan paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender sejak. ditetapkannya sanksi administratif berupa teguran tertulis ketiga.

penerimaan atau penolakan pertanggungan dan/atau klaim

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

2017, No f. bahwa sehubungan dengan beralihnya fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan jasa keuangan di sektor perbankan dari Ban

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah, di tempat.

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/POJK.05/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT RISIKO LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG BENTUK DAN SUSUNAN LAPORAN PERIODIK PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.05/2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN PERINTAH TERTULIS PADA SEKTOR PERASURANSIAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2017

Yth. 1. Direksi Perusahaan Pialang Asuransi; 2. Direksi Perusahaan Pialang Reasuransi; 3. Direksi Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi, di tempat.

Perusahaan adalah perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, dan perusahaan reasuransi syariah. 4. Perusahaan Asu

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG INVESTASI SURAT BERHARGA NEGARA BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 11/POJK.05/2014 TENTANG PEMERIKSAAN LANGSUNG LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG INVESTASI SURAT BERHARGA NEGARA BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

- 2 - pengurus sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangundangan mengenai perkoperasian;

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR... TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

2017, No Otoritas Jasa Keuangan mempunyai wewenang untuk melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen, dan tindakan lain

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/20.. TENTANG LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 11/POJK.05/2014 TENTANG PEMERIKSAAN LANGSUNG LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

) program yang menjanjikan perlindungan terhadap 1 (satu) 4) program yang menjanjikan perlindungan terhadap 1 (satu)

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31/SEOJK.05/2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2015 TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

2 d. bahwa untuk mengelola eksposur risiko sebagaimana dimaksud dalam huruf a, konglomerasi keuangan perlu menerapkan manajemen risiko secara terinteg

Yth. 1. Pelaku Usaha Pergadaian; dan 2. Direksi Perusahaan Pergadaian. di tempat.

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN SYARIAH

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

2015, No.74 2 d. bahwa informasi yang diungkapkan kepada masyarakat perlu memperhatikan faktor keseragaman dan kompetisi antar Bank; e. bahwa berdasar

2017, No mengikat untuk seluruh lembaga jasa keuangan, emiten, dan perusahaan publik; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Yth. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan di tempat.

Yth. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan di tempat.

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /POJK.05/2015 TENTANG TATA CARA PENETAPAN PENGELOLA STATUTER PADA LEMBAGA JASA KEUANGAN

2015, No.69 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor37, TambahanLe

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28 /SEOJK.05/2015 TENTANG PELAPORAN DATA RISIKO ASURANSI

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI. BAB I KETENTUAN

2017, No f. bahwa sehubungan dengan beralihnya fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan jasa keuangan disektor perbankan dari Bank

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 4/POJK.04/2014 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN SANKSI ADMINISTRATIF BERUPA DENDA DI SEKTOR JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /POJK.03/2016 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 8/POJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /POJK.03/2017 TENTANG PENGGUNAAN JASA AKUNTAN PUBLIK DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DALAM KEGIATAN JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /POJK.03/2016 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN BAGI PIHAK UTAMA LEMBAGA JASA KEUANGAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

Yth. 1. Konsultan Aktuaria; 2. Akuntan Publik; dan 3. Penilai, di tempat.

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG AGEN PEMASARAN EFEK

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pa

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /SEOJK.03/2016

Fraud adalah tindakan penyimpangan atau pembiaran yang sengaja dilakukan untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi Perusahaan atau Unit Syari

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 48 /POJK.04/2016 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN PERATURAN OLEH LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 6/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 21 /PBI/2010 TENTANG RENCANA BISNIS BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 /SEOJK.05/2016

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

INFORMASI LAPORAN RENCANA DAN REALISASI KEGIATAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Ke

Peraturan mengenai Penilaian Kemampuan dan Kepatutan:

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 4/POJK.04/2014 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN SANKSI ADMINISTRATIF BERUPA DENDA DI SEKTOR JASA KEUANGAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /POJK.04/2016 TENTANG LAPORAN LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17 /POJK.05/2016 TENTANG LAPORAN TEKNIS DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014


-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN TERBUKA. BAB I KETENTUAN UMUM

RANCANGAN POJK PERUSAHAAN INDUK KONGLOMERASI KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8/POJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 57 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA BANK UMUM YANG MELAKUKAN LAYANAN NASABAH PRIMA

Transkripsi:

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PERIODIK PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor perasuransian, diperlukan data dan informasi mengenai kondisi keuangan dan kegiatan usaha perasuransian yang lebih komprehensif, berkualitas, dan cepat; b. bahwa dalam rangka melakukan penyederhanan laporan periodik Perusahaan Perasuransian untuk memudahkan Perusahaan Perasuransian dalam memenuhi kewajiban penyampaian laporan Perusahaan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dipandang perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Laporan Perusahaan Perasuransian;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 337, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5618); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN PERIODIK PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahaan asuransi, perusahaan reasuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi syariah, unit syariah, perusahaan pialang asuransi, perusahaan pialang reasuransi dan perusahaan penilai kerugian asuransi. 2. Perusahaan Asuransi adalah perusahaan asuransi umum dan perusahaan asuransi jiwa. 3. Perusahaan Reasuransi adalah perusahaan yang melaksanakan kegiatan usaha pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh Perusahaan Asuransi, perusahaan penjaminan, dan Perusahaan Reasuransi lainnya. 4. Perusahaan Asuransi Syariah adalah perusahaan asuransi umum syariah dan perusahaan asuransi jiwa syariah.

5. Perusahaan Reasuransi Syariah adalah perusahaan yang melaksanakan kegiatan usaha pengelolaan risiko berdasarkan prinsip syariah atas risiko yang dihadapi oleh Perusahaan Asuransi Syariah, perusahaan penjaminan syariah, atau perusahaan reasuransi syariah lainnya. 6. Unit Syariah adalah unit kerja di kantor pusat perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor di luar kantor pusat yang menjalankan usaha berdasarkan prinsip syariah 7. Perusahaan Pialang Asuransi adalah perusahaan yang melaksanakan kegiatan Usaha Pialang Asuransi. 8. Perusahaan Pialang Reasuransi adalah perusahaan yang melaksanakan kegiatan Usaha Pialang Reasuransi. 9. Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi adalah perusahaan yang melaksanakan kegiatan Usaha Penilai Kerugian Asuransi. 10. Laporan Periodik adalah laporan yang disusun oleh Perusahaan untuk kepentingan Otoritas Jasa Keuangan dalam periode tertentu. 11. Laporan Bulanan Perusahaan, selanjutnya disingkat Laporan Bulanan, adalah laporan yang disusun oleh Perusahaan untuk kepentingan Otoritas Jasa Keuangan, yang meliputi periode tanggal 1 sampai dengan akhir bulan yang bersangkutan. 12. Laporan Triwulan Perusahaan, selanjutnya disingkat Laporan Triwulan, adalah laporan yang disusun oleh Perusahaan untuk kepentingan Otoritas Jasa Keuangan, yang meliputi periode tanggal 1 sampai dengan akhir triwulan yang bersangkutan.

13. Laporan Semesteran Perusahaan, selanjutnya disingkat Laporan Semester, adalah laporan yang disusun oleh Perusahaan untuk kepentingan Otoritas Jasa Keuangan, yang meliputi periode tanggal 1 sampai dengan akhir semester yang bersangkutan. 14. Laporan Tahunan Perusahaan, selanjutnya disingkat Laporan Tahunan, adalah laporan yang disusun oleh Perusahaan untuk kepentingan Otoritas Jasa Keuangan, yang meliputi periode tanggal 1 sampai dengan akhir tahun yang bersangkutan. 15. Laporan Lain Perusahaan, selanjutnya disingkat Laporan Lain, adalah laporan yang disusun oleh Perusahaan untuk kepentingan Otoritas Jasa Keuangan, yang disampaikan dalam periode tertentu. 16. Penyampaian Laporan Secara Offline adalah penyampaian Laporan secara fisik oleh Perusahaan Perasuransian dalam bentuk rekaman data yang disimpan dalam compact disc atau media perekaman data elektronik lainnya. 17. Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disingkat OJK adalah Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. BAB II PENYUSUNAN LAPORAN PERUSAHAAN Pasal 2 (1) Perusahaan wajib menyusun Laporan Periodik secara benar, lengkap, dan tepat waktu sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan OJK ini. (2) Laporan Periodik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. Laporan untuk Perusahaan Asuransi, Perusahaan Reasuransi;

b. Laporan untuk Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi Syariah, dan Unit Syariah; c. Laporan untuk Perusahaan Pialang Asuransi, Perusahaan Pialang Reasuransi, dan Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi. (3) Laporan Periodik sebagaimana dimaksud ayat (2) terbagi menjadi jenis laporan sebagai berikut : a. laporan bulanan; b. laporan triwulan; c. laporan semester; d. laporan tahunan; dan e. laporan lain. (4) Ketentuan mengenai bentuk dan susunan Laporan Periodik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dalam Surat Edaran OJK Pasal 3 (5) Perusahaan menunjuk anggota direksi atau pejabat yang setara pada Perusahaan yang bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan Perusahaan. (6) Anggota direksi atau pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menunjuk pegawai atau karyawan untuk menyusun, memverifikasi dan menyampaikan Laporan Perusahaan. BAB II PENYAMPAIAN LAPORAN PERUSAHAAN Pasal 4 (1) Perusahaan wajib menyampaikan kepada OJK : a. laporan bulanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a, paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya; b. laporan triwulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b, paling lambat 1 (satu)

bulan setelah berakhirnya triwulan yang bersangkutan; c. laporan semester sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf c, paling lambat 1 (satu) bulan sejak berakhirnya semester yang bersangkutan; d. laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf d, paling lambat tanggal 30 April tahun berikutnya; dan e. laporan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf e, disampaikan sesuai ketentuan batas waktu yang diatur dalam peraturan OJK atau peraturan perundangan lain yang mewajibkan penyampaian pelaporan dimaksud. (2) Apabila batas akhir penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) jatuh pada hari libur, batas akhir penyampaian laporan adalah hari kerja pertama berikutnya. (3) Dalam batas waktu terakhir penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) jatuh pada hari libur nasional atau libur bersama, maka OJK berwenang menetapkan tanggal jatuh tempo penyampaian laporan. Pasal 5 (1) Penyampaian Laporan Periodik sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 dilakukan secara online melalui sistem jaringan komunikasi data OJK. (2) Dalam hal sistem jaringan komunikasi data OJK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum tersedia, Perusahaan harus menyampaikan Laporan Periodik secara online melalui alamat email yang ditetapkan oleh OJK. (3) Alamat email Perusahaan yang digunakan untuk penyampaian Laporan Periodik sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) harus dilaporkan secara tertulis kepada OJK. Pasal 6 (4) Dalam hal terjadi gangguan teknis pada saat batas waktu penyampaian Laporan Periodik sehingga: a. Perusahaan tidak dapat menyampaikan Laporan Periodik secara online sebagaimana dimaksud dalam 05 ayat (1); dan/atau b. OJK tidak dapat menerima Laporan Periodik secara online sebagaimana dimaksud dalam 05 ayat (1), maka Perusahaan wajib menyampaikan Laporan Periodik secara offline paling lambat pada hari kerja pertama berikutnya. (5) Dalam hal Perusahaan mengalami gangguan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a, Perusahaan harus segera menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada OJK pada hari yang sama saat terjadinya gangguan teknis. (6) Dalam hal OJK mengalami gangguan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b, OJK mengumumkan melalui situs web OJK pada hari yang sama saat terjadinya gangguan teknis. (7) Apabila diperlukan, OJK dapat meminta Perusahaan untuk menyampaikan Laporan Periodik secara offline dan/atau secara fisik kepada OJK. BAB IV SANKSI Pasal 7 (1) Perusahaan yang tidak memenuhi ketentuan dalam Pasal 2 ayat (1), Pasal 4 ayat (1), pasal 6 ayat (1) dikenakan sanksi administratif berupa :

a. Peringatan tertulis; b. Pembatasan kegiatan usaha, untuk sebagian atau seluruh kegiatan usaha; dan/atau c. Pencabutan izin usaha. (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara bertahap. (3) OJK dapat menginformasikan kepada Pemerintah mengenai pengenaan sanksi peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dalam hal Perusahaan secara khusus dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan atau dibentuk oleh Pemerintah. (4) Selain sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), OJK dapat menambahkan sanksi tambahan berupa penilaian kembali kemampuan dan kepatutan bagi pengendali, direksi, atau dewan komisaris, atau yang setara pada Perusahaan. BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 8 (1) Pada saat Peraturan OJK ini mulai berlaku : a) Ketentuan mengenai waktu penyampaian Laporan Hasil Penilaian Tingkat Risiko Tahunan sebagaimana dimaksud Pasal 7 ayat (1) huruf a dan ayat (3) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10/POJK.05/2014 Tentang Penilaian Tingkat Risiko Lembaga Jasa Keuangan Non- Bank; b) Ketentuan mengenai waktu penyampaian Laporan Rencana Tindak Lanjut atas Penilaian Tingkat Risiko Tahunan sebagaimana dimaksud Pasal 8 ayat (4) huruf a dan ayat (6) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10/POJK.05/2014 Tentang Penilaian Tingkat Risiko Lembaga Jasa Keuangan

Non-Bank; c) Ketentuan mengenai waktu penyampaian Laporan Penerapan Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud Pasal 6 ayat (2) dan ayat (5) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.05/2015 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank; d) Ketentuan mengenai waktu penyampaian Laporan Pelaksanaan Program Pelatihan APU-PPT sebagaimana dimaksud Pasal 44 ayat (3) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 39/POJK.05/2015 Tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme oleh Penyedia Jasa Keuangan Di Sektor Industri Keuangan Non-Bank; e) Ketentuan mengenai waktu penyampaian Laporan Penerapan Tata Kelola termasuk Laporan Komisaris Independen sebagaimana dimaksud Pasal 79 ayat (3) dan Pasal 80 ayat (2) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 73/POJK.05/2016 Tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian; f) Ketentuan mengenai waktu penyampaian Strategi Anti Fraud sebagaimana dimaksud Pasal 72 ayat (4) huruf a dan ayat (5) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 69/POJK.05/2016 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi Dan Perusahaan Reasuransi, mengikuti batas waktu penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) huruf d. Pasal 9 Bagi Perusahaan yang telah mendapatkan izin usaha paling lama 3 bulan sebelum Peraturan OJK ini ditetapkan, maka laporan yang disampaikan kepada OJK dimulai dari laporan semester berikutnya.

BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 10 Dengan berlakunya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini, maka ketentuan-ketentuan yang mengatur kewajiban penyampaian laporan, bentuk dan susunan serta tata cara penyampaian laporan bagi Perusahaan dinyatakan tetap berlaku selama tidak bertentangan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini. Pasal 11 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal KEPALA EKSEKUTIF PENGAWAS PERASURANSIAN, DANA PENSIUN, LEMBAGA PEMBIAYAAN, DAN LEMBAGA JASA KEUANGAN LAINNYA OTORITAS JASA KEUANGAN, FIRDAUS DJAELANI

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /POJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PERIODIK PERUSAHAAN PERASURANSIAN I. UMUM OJK mewajibkan industri asuransi untuk menyampaikan laporan secara berkala kepada OJK. Hal tersebut didukung oleh amanat Pasal 60 ayat (2) huruf e Undangundang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian yang menyatakan bahwa dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan, Otoritas Jasa Keuangan berwenang mewajibkan Perusahaan Perasuransian menyampaikan laporan secara berkala. Perusahaan Asuransi saat ini wajib menyampaikan laporan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan frekuensi yang berbeda-beda, yaitu penyampaian laporan secara bulanan, triwulanan, tahunan, lima tahunan, dan insidentil. Dalam mewajibkan penyampaian kepada OJK, hal tersebut didasarkan pada kewajiban yang tersebar pada beberapa peraturan yang terpisah. Dengan beragamnya jenis laporan perasuransian yang harus disampaikan oleh industri asuransi kepada OJK, kiranya perlu mengevaluasi kembali jumlah dan jenis pelaporan perasuransian. Hal ini diharapkan dapat menghilangkan duplikasi permintaan laporan dan mengintegrasikan informasi pelaporan perasuransian dengan cara melakukan penggabungan atau konsolidasi pelaporan sehingga dapat memudahkan baik bagi pengawas maupun pelaku asuransi dalam menyusun dan menganalisis laporan. Selain itu, banyaknya keluhan dari pelaku terkait banyaknya jenis laporan juga telah disampaikan kepada OJK, baik dari sisi jenis statutory reporting dan mahalnya biaya untuk memenuhi laporan tersebut. Proses penyederhanaan laporan perasuransian dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa jenis laporan dan menyesuaikan format laporan agar data dan informasi yang tertuang tetap komprehensif, tidak berulang (redundant), dan hanya menampilkan informasi yang dibutuhkan atau digunakan. Pada proses ini pun akan direview kembali informasi apa saja yang perlu dipertahankan dan yang perlu dihilangkan dari laporan. Dari sisi penyampaian laporan, kedepannya beberapa jenis laporan akan dikumpulkan melalui e-reporting guna mengotomasi proses perekapan data dengan tidak serta merta mengurangi aspek prudential dan risk based dari pengawasan asuransi.

II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Ayat (1) Yang dimaksud dengan benar adalah sesuai dengan kondisi yang sebenarnya ada LJKNB dan tidak mengandung informasi atau fakta material yang tidak benar. Yang dimaksud dengan lengkap adalah memuat semua unsur laporan bulanan dan tidak menghilangkan informasi atau fakta material. Yang dimaksud dengan tepat waktu adalah sesuai dengan batas waktu pelaporan yang telah ditetapkan dalam POJK ini. Ayat (2) Ayat (3)(2) Jenis-jenis laporan yang bisa dikategorikan laporan lain antara lain laporan rencana bisnis tahunan, laporan Penilaian pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi, Laporan Profil Risiko Terintegrasi dan laporan lainnya. Ayat (4) Hal-hal yang diatur dalam Surat Edaran OJK antara lain bentuk dan susunan (format) laporan yang disampaikan Perusahaan Perasuransian dan daftar laporan periodik berikut tanggal penyampaiannya yang dikategorikan dalam laporan lain.. Pasal 3 Cukup jelas Pasal 4 Ayat (1) Ayat (2)

Sebagai contoh, apabila pada tanggal 10 jatuh pada hari Sabtu, maka batas akhir penyampaian laporan adalah hari kerja pertama yaitu hari Senin minggu berikutnya. Ayat (3) Pasal 5 Cukup jelas Pasal 6 Cukup jelas Pasal 7 Pasal 8 Cukup Jelas Pasal 9 Pasal 10 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR