1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan merupakan upaya yang dilakukan setiap negara guna meningkatkan taraf kemakmuran dan kesejahteraan. Salah satu faktor yang menghambat pembangunan adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Pembangunan negara sangat dipengaruhi oleh teknologi dan kulitas sumber daya manusia. Akan menjadi percuma apabila memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah akan tetapi rendah dalam sumber daya manusianya. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui pendidikan. Pendidikan yang berkualitas pada suatu negara menggambarkan masyarakatnya yang berilmu dan berpengetahuan yang luas serta kedewasaan yang cakap. Sehingga secara langsung akan mempengaruhi kualitas manusia. Hubungan antara pendidikan dan sumber daya manusia merupakan hal yang logis karena secara langsung dengan pendidikan akan meningkatkan pengalaman, pengetahuan serta sikap dan sifatnya yang lebih berkualitas. Seperti yang diungkapkan Mc. Donald (Subagio, 2011) yaitu, is a process or an activity which is directed at producing desirable in the behavior of human beings. Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang bertujuan menghasilkan perubahan tingkah laku manusia. Secara sederhana, perubahan tingkah laku yang terjadi disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tiga unsur meliputi unsur kognitif, afektif dan psikomotor. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) merupakan data yang menggambarkan kualitas sumber daya manusia pada suatu Negara. Indonesia bila dibandingkan dengan negara tetangga, masih tertinggal jauh, hal ini tentu menjadi sebuah tanda tanda tanya besar, karena seharusnya dengan negara yang besar ini Indonesia seharusnya mampu bersaing dalam hal kualitas sumber daya manusia. Tabel 1.1 berikut akan menggambarkan Indeks Pembangunan Manusia di beberapa negara Asia 1
Tabel 1.1 Indek Pembangunan Manusia Beberapa Negara di Asia Menurut Human Development Report Tahun 2013 Kategori Rank Country HDI 2012 10 Japan 0.912 Sangat Tinggi 12 Republic of Korea 0.909 19 Singapore 0.895 Tinggi 57 Saudi Arabia 0.782 64 Malaysia 0.769 101 China 0.699 Menengah 103 Thailand 0.690 121 Indonesia 0.629 Rendah 149 Myanmar 0,498 156 Papua New Guinea 0.469 Sumber: Human Development Report 2013 Berdasarkan tabel 1.1 di atas, dapat disimpulkan bahwa IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Indonesia masih dibilang rendah apabila dibandingkan dengan negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura, dimana Indonesia hanya menempati ranking 121 dengan nilai 0,629. Sementara Malaysia menempati ranking 64 dan Singapura menempati ranking 18, perbedaan yang sangat jauh. Dengan kata lain, kualitas sumber daya manusia masih rendah. Dengan demikian, haruslah ada upaya yang dilakukan untuk meningkatkan SDM (Sumber Daya Manusia), dan salah satu wahananya ialah melalui pendidikan. Pendidikan menjadi sangat penting di dalam kehidupan dan pembangunan suatu negara. Pendidikan bisa menjadi wahana dan alat untuk meningkatkan kualitas dan juga mutu seseorang, menjadi lebih dewasa dalam bersikap dan luas dalam berpikir. Pendidikan bukan hanya dilihat dari sisi kognitif, akan tetapi pendidikan lebih dari itu, menyangkut sisi afektif dan psikomotor. Dengan kata lain, pendidikan adalah sebagai wahana yang dilakukan secara sengaja guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Namun yang menjadi masalah di Indonesia adalah bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih kurang memuaskan atau bisa dikatakan masih rendah, dengan keadaan seperti ini tentu saja akan sangat berpengaruh kepada sumber daya manusia, dan berpengaruh kepada pembangunan bangsa Indonesia. Rendah atau tingginya kualitas pendidikan disebut juga dengan Indeks Pembangunan Pendidikan atau education 2
development index (EDI). Indeks pembangunan pendidikan ini dikatakan tinggi jika mencapai angka 0,95-1. Kategori medium berada di atas 0,80 sampai 0,94, sedangkan kategori rendah di bawah 0,80. Total nilai EDI itu diperoleh dari rangkuman perolehan empat kategori penilaian, yaitu angka partisipasi pendidikan dasar, angka melek huruf pada usia 15 tahun ke atas, angka partisipasi menurut kesetaraan jender, dan angka bertahan siswa hingga kelas V sekolah dasar (SD). Tabel 1.2 Indeks Pembangunan Pendidikan Beberapa Negara di Asia Menurut The Education For All Development Index (UNESCO) Kategori Rank Country Education Index Tinggi 1 Japan 0.997 34 Brunai Darussalam 0.975 Sedang 65 Malaysia 0.945 69 Indonesia 0.934 Rendah 102 Cambodia 0.786 107 India 0.769 Sumber : The Education For All Development Index 2011 Dari data tabel 1.2 di atas menunjukkan bahwa indeks pendidikan Indonesia sebesar 0,934 dan berada di ranking 69, sedangkan negara tetangga Malaysia berada di atas sedikit menempati rangkin 65 dengan indeks 0.945, dengan negara Brunai Darusallam yang bisa dibilang negara kecil, berbeda jauh bila dibandingkan dengan Indonesia yaitu menempati rangking 34 dengan indeks sebesar 0.975. Dengan kata lain kualitas pendidikan Indonesia berada pada posisi Medium (menegah) dan bisa dikatakan jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan negara Jepang. Melihat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia, maka harus ada upayaupaya yang dilakukan guna meningkatkan pendidikan, salah satu wahana yang dianggap mempunyai peran strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah melalui pendidikan formal. Karena dengan pendidikan formal kompetensinya dapat dibuktikan yaitu melalui Ujian Semester dan Ujian Nasional, selain itu ketercapaiannya dapat dilihat dari nilai raport yang disebut juga prestasi belajar. 3
Prestasi belajar merupakan indikator keberhasilan dan ketercapaian tujuan pendidikan nasional. Pendidikan dikatakan berhasil dan mencapai tujuan, bila hasil belajar siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang telah ditetapkan. Sebaliknya, bila siswa belum mencapai nilai minimum yang ditetapkan, maka bisa dibilang pendidikan belum berhasil. Prestasi belajar yang dinilai rendah menandakan siswa belum memenuhi kompetensi yang telah ditetapkan, apabila keadaan seperti ini terus berlangsung tanpa upaya perbaikan maka akan berpengaruh kepada sumber daya manusia di Indonesia. Berikut data nilai rata-rata hasil Ujian Nasional 2007/2008-2011/2012 pada mata pelajaran ekonomi SMA di Kabupaten Bandung. Tabel 1.3 Nilai Rata-rata Ujian Nasional SMA Se-Kabupaten Bandung Mata Pelajaran Ekonomi Tahun Ajaran 2007/2008-2011/2012 No Tahun Ajaran Nilai rata-rata UN Ekonomi SMA 1. 2007/2008 7,99 2. 2008/2009 7,42 3. 2009/2010 7,51 4. 2010/2011 7,91 5. 2011/2012 7,25 Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (2012) Berdasarkan data tabel 1.3 diatas, dapat diketahui bahwa nilai Ujian Nasional SMA Se-Kabupaten Bandung mata pelajaran ekonomi tahun ajaran 2007/2008 sebesar 7,99 dan pada tahun ajaran 2008/2009 turun sebesar 0,57 menjadi 7,42. Dan pada tahun ajaran selanjutnya 2009/2010 kembali naik, yaitu pada angka 7,51, naik sebesar 0,09. Selanjutnya pada tahun ajaran 2010/2011 kembali naik ke angka 7,91, naik sebesar 0,4. Sedangkan pada tahun selanjutnya, 2011/2012 nilainya kembali turun sebesar 0,66 menjadi 7,25. Dari data tersebut dapat disimpulkan, terjadinya penurunan hasil nilai ujian nasional rata-rata di SMA se-kabupaten Bandung pada mata pelajaran ekonomi, meski pernah mengalami kenaikan yaitu dari tahun ajaran 2008/2009 sampai 20010/2011. Akan tetapi pada tahun sebelumnya, yaitu dari tahun 2007/2008 sampai pada tahun 2008/2009 mengalami penuruanan dari 7,99 ke 7,42. Hal serupa terjadi pada tahun selanjutnya mengalami penurunan yang cukup drastis, 4
yaitu dari tahun ajaran 2010/2011 sampai 2011/2012 yang mengalami jumlah penurunan sebesar 0,66. Hal ini menjadi sebuah fenomena yang harus diperhatikan, mengapa bisa mengalami penurunan, selain itu hal ini mengindikasikan penurunan akan prestasi belajar siswa, karena materi yang diujikan pada Ujian Nasional tersebut adalah akumulasi materi yang sudah dipelajari dari kelas X sampai kelas XII. Penurunan prestasi belajar juga terjadi di salah satu kelas XI IPS, yang diambil dari satu sekolah di Kabupaten Bandung, yaitu SMA Negeri 1 Ciparay yang menjadi sekolah pra penelitian penulis, nilai ini diambil dari ujian tengah semester (UTS) yang dirata-ratakan. Berikut penulis sajikan dalam tabel 1.4 dibawah ini: Tabel 1.4 Penurunan Nilai Rata-rata Ujian Tengah Semester Ganjil dan Genap Tahun Ajaran 2012/2013 Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Majalaya dan SMA Negeri 1 Ciparay Sekolah Kelas Nilai Rata-rata Ganjil Genap Jumlah Siswa SMAN 1 Majalaya XI IPS 2 70,18 65,13 38 SMAN 1 Ciparay XI IPS 1 70,02 69,41 34 Sumber: Wakasek Kurikulum Sekolah Bersangkutan (data diolah) Dari tabel 1.4 diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata pada Ujian Tengah Semester Ganjil di kelas XI IPS 1 di SMAN 1 Majalaya sebesar 70,18, dan pada Ujian Tengah Semester selanjutnya (Genap) turun menjadi 65,13 berdasarkan nilai rata-rata UTS mengalami penurunan. Di sekolah SMA Negeri 1 Ciparay juga mengalami penurunan, dimana pada semester ganjil nilai rata-raya ujian tengah semester sebesar 70,02, pada semester selanjutnya turun menjadi 69,41. Maka dari itu penelitian ini akan mengkaji lebih lanjut dengan subjek penelitian pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri di Kabupaten Bandung. Permasalahan penurunan prestasi belajar bukan hanya akan mengakibatkan rendahnya kemampuan kognitif anak, akan tetapi apabila keadaan tersebut berlangsung secara terus-menerus dapat mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia seperti yang telah dipaparkan di atas. Selain itu, penurunan 5
prestasi belajar dalam hal ini mata pelajaran ekonomi menjadi sangat penting, karena mata pelajaran ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran yang di ujikan dalam Ujian Nasional. Mengingat begitu pentingnya prestasi belajar pada mata pelajaran ekonomi, maka harus ada upaya yang dilakukan, selain dari peningkatan mutu pendidikan secara menyeluruh, harus juga diketahui faktor yang mempengaruhi rendahnya prestasi belajar, sehingga dapat dihindarkan atau ditingkatkan prestasi belajar sedini mungkin. Belajar adalah kegiatan yang direncanakan dan merupakan unsur yang sangat penting dalam pembangunan suatu bangsa. Berhasil atau gagalnya tujuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh proses belajar tersebut yang dialami oleh siswa, salah satu indikator untuk melihat berhasil atau gagalnya proses belajar adalah dilihat dari hasil belajar siswa, dalam kata lain dari prestasi belajarnya. Penurunan prestasi belajar tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, baik dari faktor internal siswa itu sendiri maupun dari faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor psikologis dan fsikis yang ada dalam diri siswa itu sendiri, dapat berupa motivasi, minat siswa, rasa keingintahuan dan kemampuan intelegensi. Faktor eksternal merupakan faktor yang berada diluar kemampuan siswa, dapat berupa lingkungan keluarga, guru, dorongan orang tua, pekerjaan orang tua, kompetensi guru, fasilitas belajar, lingkungan belajar di sekolah dan muatan kurikulum. Dalam penelitian ini penulis tertarik kepada faktor eksternal siswa yaitu lngkungan, khusunya lingkungan sosio-ekonomi keluarga dan lingkungan sekolah. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti dan menganalisis faktor eksternal siswa yaitu lingkungan sosio-ekonomi keluarga dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa. Dari kedua variabel tersebut penulis dapat mengetahui bagaimana pengaruh dari kedua variabel faktor eksternal tersebut terhadap prestasi belajar siswa. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Lingkungan Sosio-Ekonomi Keluarga dan Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi (Survei pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri di Kabupaten Bandung). 6
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri di Kabupaten Bandung? 2. Bagaimana pengaruh lingkungan sosio-ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi? 3. Bagaimana pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi? 1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui gambaran prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri di Kabupaten Bandung. 2. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan sosio-ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. 3. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. 1.3.2. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis a. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran atau bahan kajian lebih lanjut sebagai penelitian terdahulu dalam permasalahan yang berhubungan dengan lingkungan sosioekonomi keluarga dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa. b. Untuk menambah khasanah dalam ilmu pengetahuan sebagai bahan kajian dalam permasalahan yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. 7
2. Secara Praktis a. Bagi Sekolah 1. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi sekolah sebagai bahan referensi dalam meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran ekonomi. 2. Dapat memberikan manfaat kepada guru khususnya mata pelajaran ekonomi sebagai acuan bagaimana lingkungan sosio-ekonomi keluarga dan lingkungan sekolah dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa. b. Bagi Penulis Menambah wawasan mengenai ilmu kependidikan dan memberikan pengalaman dengan terjun secara langsung ke lapangan serta merupakan temuan awal untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya tentang pengaruh lingkungan sosio-ekonomi keluarga dan lingkungan sekolah terhadap hasil belajar siswa c. Pemerhati Pendidikan Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menjadi rujukan sebagai gambaran permasalahan mengenai prestasi belajar, yang dipengaruhi oleh lingkungan sosio-ekonomi keluarga dan lingkungan sekolah, khususnya di Kabupaten Bandung. 8
[Type text] 9