PERANCANGAN DAN REALISASI LOW NOISE AMPLIFIER (LNA) 1,265-1,275 GHz UNTUK APLIKASI SYNTHETIC APERTURE RADAR (SAR)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DAN REALISASI PENGUAT DAYA PADA FREKUENSI 1,265 1,275 GHZ UNTUK SYNTHETIC APERTURE RADAR

PERANCANGAN DAN REALISASI LOW NOISE AMPLIFIER FREKUENSI S-BAND (2,425 GHZ) UNTUK APLIKASI STASIUN BUMI SATELIT NANO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGUAT DERAU RENDAH PADA FREKUENSI 1800 MHz ABSTRAK

PERANCANGAN DAN REALISASI DUAL BAND WILKINSON POWER DIVIDER PADA FREKUENSI 1,27 GHZ DAN 2,3 GHZ

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Blok diagram sistem radar [2]

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2013

Perancangan Penyesuai Impedansi antara RF Uplink dengan Antena Pemancar pada Portable Transceiver Satelit Iinusat-01

PERANCANGAN FILTER SQUARE LOOP RESONATOR PADA FREKUENSI 2350 MHZ UNTUK APLIKASI SATELIT NANO

e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 69

ABSTRAK. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENNA CONTROL UNIT BERUPA PHASE SHIFTER DIGITAL UNTUK ANTENA PHASED ARRAY 4X4 PADA FREKUENSI S-BAND UNTUK RADAR 3D

Perancangan dan Pembuatan Tahap RF Downlink 436,9 Mhz untuk Portable Transceiver Ground Station Satelit Iinusat-01

Desain Antena Array Mikrostrip Tapered Peripheral Slits Pada Frekuensi 2,4 Ghz Untuk Satelit Nano

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA CO-PLANAR DENGAN METODE BAND GAP UNTUK PENINGKATAN BANDWIDTH PADA FREKUENSI S-BAND

Perancangan dan Pembuatan Tahap RF Downlink 2.4 GHz Untuk Pengiriman Citra Pada Sistem Komunikasi Satelit Nano

ITS-SAT. Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver. Seminar Tugas Akhir. Respati Loy Amanda NRP.

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

Perancangan Radio Frequency High Gain Low Noise Amplifier pada Frekuensi 2,3 GHz untuk Mobile WiMax

DESAIN ANTENA MIKROSTRIP RECTANGULAR GERIGI UNTUK RADAR ALTIMETER

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS HASIL PENGUKURAN

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 5 NO. 1 MARET 2012

Perancangan Mixer Untuk Mobile WiMax Pada Frekuensi 2,3 GHz

BAB I PENDAHULUAN. Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only.

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 2,4 GHz untuk Aplikasi Wireless Fidelity (Wifi) Oleh Daniel Pebrianto NIM:

BAB 4 HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS ANTENA

Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver Satelit ITS-SAT

PERBANDINGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH LINGKARAN DAN PERSEGI POLARISASI SIRKULAR UNTUK SYNTHETIC APERTURE RADAR FREKUENSI 1.27 GHZ

Perancangan dan Realisasi Filter Band Pass Hairpin Line Pada Frekuensi Ghz menggunakan Substrat Rogers Duroid 5880 untuk Satelit Nano

Bab IV Pemodelan, Simulasi dan Realisasi

PERANCANGAN DAN REALISASI BAND PASS FILTER FREKUENSI TENGAH 2.35 GHz DENGAN METODA PSEUDO-INTERDIGITAL

PENGARUH UKURAN GAP ANTAR RESONATOR PADA PERANCANGAN COUPLED EDGE BANDPASS FILTER

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 476

Pemanen Energi RF 900 MHz menggunakan Antena Mikrostrip Circular Patch

BAB 4 PENGUKURAN ANTENA, HASIL dan ANALISA

BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN METODOLOGI PENGUKURAN

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.5, No.1 Maret 2018 Page 824

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

Perancangan dan Pembuatan Receiver Untuk ITS-SAT pada Frekuensi MHZ

Modifikasi Pembagi Daya Wilkinson Dual Band pada Frekuensi L-Band dan S-Band

BAB III LANDASAN TEORI

Perancangan Tunable Interdigital Bandpass Filter

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP SUSUN 2 ELEMEN PATCH SEGIEMPAT DENGAN DEFECTED GROUND STRUCTURE BERBENTUK SEGIEMPAT

PERANCANGAN DAN ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT KOPLING APERTURE DENGAN FREKUENSI 2,45 GHz MENGGUNAKAN ANSOFT HFSS 11

BAB IV HASIL SIMULASI, PENGUKURAN DAN ANALISA Simulasi Parameter Antena Mikrostrip Patch Circular Ring

Studi Parametrik Antena Vivaldi Slot dengan Pencatuan Mikrostrip

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA MIKROSTRIP PADA FREKUENSI K- BAND UNTUK RADAR OTOMOTIF

Desain Antena Log Periodik Mikrostrip Untuk Aplikasi Pengukuran EMC Pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

RANCANG BANGUN ANTENA PLANAR MONOPOLE MIKROSTRIP UNTUK APLIKASI ULTRA WIDEBAND (UWB)

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Receiver [1]

PERANCANGAN PEMBANGKITAN FREKUENSI GANDA ANTENA MIKROSTRIP SEGITIGA SAMA SISI MENGGUNAKAN TEKNIK SAMBATAN ELEKTROMAGNETIK

Rancangan Dual Band Cascode Band Pass Filter Frekuensi 119,7 MHz dan 123,2 MHz untuk Perangkat Tower Set Bandara Budiarto

Analisis Perubahan Fasa Terhadap Pola Radiasi untuk Pengarahan Berkas Antena Stasiun Bumi

Materi II TEORI DASAR ANTENNA

BAB IV PENGUKURAN ANTENA

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER

Perancangan Dan Implementasi RF-Downlink Pada S-Band Frekuensi 2400 Mhz Untuk Stasium Bumi Satelit Nano

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA MIKROSTRIP BENTUK E MODIFIKASI DENGAN ELEMEN PARASIT UNTUK RADIO ALTIMETER PADA FREKUENSI

DESIGN AND REALIZATION OF HAIRPIN BAND-PASS FILTER 8 TH ORDER CHEBYSHEV FOR SYNTHETIC APERTURE RADAR 1.27 GHz

PEMBAGI DAYA 1:2 STRIPLINE MHZ STIPLINE POWER SPLITTER 1: MHZ

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGI EMPAT TRIPLE BAND PADA FREKUENSI 2,3, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA MIKROSTRIP INSET-FED PADA FREKUENSI 2,4 GHZ UNTUK APLIKASI WIFI

Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Telur (Egg) Dengan Slot Lingkaran Pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB)

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA MIKROSTRIP TRIPLE PROXIMITY- FED DENGAN POLARISASI SIRKULAR UNTUK (ISL) PADA SATELIT MIKRO

Filter Gelombang Mikro (1) TTG4D3 Rekayasa Gelombang Mikro Oleh Budi Syihabuddin Erfansyah Ali

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH STACKED DUAL-BAND PADA FREKUENSI WiMAX (3,3 GHZ DAN 5,8 GHZ)

KOMUNIKASI DATA PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER DOSEN : SUSMINI I. LESTARININGATI, M.T

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA

Gambar 4.1 Konfigurasi pengukuran port tunggal

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA MIMO 2X2 MIKROSTRIP PATCH PERSEGI PANJANG 5,2 GHZ UNTUK WIFI N DENGAN CATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED)

Desain Antena Hexagonal Patch Array untuk Peningkatan Gain dan Bandwidth pada Frekuensi 2,4 GHz

BAB 4 HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS PENGUKURAN

BAB II DASAR TEORI. radiasi antena tidak tetap, tetapi terarah dan mengikuti posisi pemakai (adaptive).

PERANCANGAN DAN REALISASI BANDPASS FILTER DENGAN METODE OPEN LOOP SQUARE RESONATOR UNTUK MICROWAVE LINK

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA ULTRAWIDEBAND

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perancangan Dan Realisasi Sistem Gerak Aktif Satelit Nano Berbasis Saluran Mikrostrip

Desain Antena Helix Dan Loop Pada Frekuensi 2.4 GHz Dan 430 MHz Untuk Perangkat Ground Station Satelit Nano

Perancangan dan Pembuatan Antena Low Profile. pada Frekuensi 900 MHz

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI ANTENA MIKROSTRIP LINEAR ARRAY 6 ELEMEN UNTUK FREKUENSI BWA DUAL-BAND 2,4 GHZ DAN 3,3 GHZ

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PERSEGI PANJANG 2,4 GHZ UNTUK APLIKASI WIRELESS FIDELITY (WI-FI)

RANCANG BANGUN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENGGUNAAN STUB

STUDI PERANCANGAN SALURAN PENCATU UNTUK ANTENA MIKROSTRIP ARRAY ELEMEN 2X2 DENGAN PENCATUAN APERTURE COUPLED

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Penyesuaian impedansi (matching impedance) adalah suatu upaya untuk

ANTENA MIKROSTRIP MONOPOLE PITA LEBAR SEGI EMPAT UNTUK APLIKASI DVB-T

MODUL PENGUAT DAYA RF 15 WATT (RANGKAIAN BUFFER)

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI ANTENA MIKROSTRIP SLOT RECTANGULAR ARRAY UNTUK APLIKASI WIMAX PADA RANGE FREKUENSI 3,3 3,7 GHZ

STUDI PERANCANGAN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2.4 GHz dan 3.3 GHz)

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGARUH UKURAN GROUND PLANE TERHADAP KINERJA ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT PADA FREKUENSI 2.45 GHz

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2,3 GHz dan 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED

Transkripsi:

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol. No.1 Desember 2014 Page 303 PERANCANGAN DAN REALISASI LOW NOISE AMPLIFIER (LNA) 265-275 GHz UNTUK APLIKASI SYNTHETIC APERTURE RADAR (SAR) Destia Rahmawati 1, Dr. Heroe Wijanto, Ir., MT. 2, Budi Syihabuddin ST., MT. 3 2,3 Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom, Bandung 1 destia_rahmawati@yahoo.com, 2 heroe.wijanto@gmail.com, 3 bsyihabuddin@gmail.com Abstrak Synthetic Aperture Radar (SAR) adalah salah satu teknologi radar yang dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan optical camera yang telah lebih dahulu digunakan untuk aplikasi penginderaan permukaan bumi dalam jarak jauh (remote sensing), yang memanfaatkan prinsip kerja gelombang elektromagnetik sebagai sarana pengambilan data. SAR ini bekerja pada frekuensi 265-275 GHz (L-Band), dengan frekuensi tengah 27 GHz. Sinyal yang dikirimkan oleh SAR mengenai permukaan bumi dan dipantulkan sehingga diterima kembali oleh SAR dan diproses di dalam receiver. Karena level daya sinyal yang sangat lemah ketika diterima oleh antena penerima, maka setelah dikuatkan oleh antena penerima, sinyal perlu diperkuat lagi oleh low noise amplifier (LNA) agar sinyal memiliki level daya yang cukup besar dengan noise yang rendah agar dapat diproses oleh stage selanjutnya. Pada Tugas Akhir ini dirancang dan direalisasikan sebuah LNA yang dapat bekerja pada frekuensi 265-275 GHz. Spesifikasi LNA yang dirancang adalah memiliki gain sebesar 20 db dan noise figure sebesar 5 db. Dalam perancangan dan simulasi LNA digunakan software Agilent s Advanced Design System 2011.10 (ADS 2011.10). Komponen aktif yang digunakan adalah Hetero Junction Field Effect Transistor (HJ- FET) tipe NE3508M04 yang memiliki gain maksimum sebesar 2757 db pada frekuensi 27 GHz, sehingga digunakan metode single stage amplifier dengan bilateral design dalam perancangan dan realisasi LNA. Pengujian kinerja LNA dilakukan dengan membandingkan data hasil pengukuran dengan spesifikasi awal perancangan. Dari hasil pengukuran diperoleh gain yang dihasilkan pada frekuensi 27 GHz adalah 17,53 db dengan noise figure 10,7 db. VSWR input 16,336 dan VSWR output 595, serta impedansi input (6,842 - j55,03) Ω dan impedansi output (56,3 j24,15) Ω. Kata kunci: Low Noise Amplifier (LNA), Gain, Noise Figure, Synthetic Aperture Radar (SAR), Agilent s Advanced Design System 2011.10 (ADS 2011.10) Abstract Synthetic Aperture Radar (SAR) is one of the radar technology that was developed to overcome the limitations of optical cameras, which had previously been used for earth surface observation or remote sensing application, which utilizes the working principle of electromagnetic waves for data collection. This SAR work at frequency range 1.265-1.275 GHz (L-Band), with a center frequency of 1.27 GHz. Signal transmitted by SAR on the earth s surface and reflected back, then received and processed by SAR receiver. Because of the received signal power level is very low when it is received by the receiving antenna, then after being amplified by the receiver antenna, the signal needs to be re-amplified by the low noise amplifier (LNA) in order to have high enough power level with low noise level that can be processed by the next stage. In this Final Project, LNA is designed and realized that can work at frequency range 1.265-1.275 GHz. The LNA specification is assigned as follow: gain of 20 db and noise figure of 5 db. The Agilent s Advanced Design System 2011.10 (ADS 2011.10) is used for the LNA design and simulation. The Hetero Junction Field Effect Transistor (HJ-FET) NE3508M04 is used as the active component which has 21.757 db of maximum gain at 1.27 GHz, so it is used the single stage amplifier method with bilateral design in the LNA design and realization. Performance test of the LNA has been done by comparing the measurement result and the design specification. From the measurement result it is known that the LNA at frequency 1.27 GHz has gain of 17.53 db and noise figure of 10.7 db. Input VSWR of 16.336 and output VSWR of 1.595, with input impedance of (6.842 - j55.03) Ω and output impedance of (56.3 j24.15) Ω. Keywords: Low Noise Amplifier (LNA), Gain, Noise Figure, Synthetic Aperture Radar (SAR), Agilent s Advanced Design System 2011.10 (ADS 2011.10) 1. Pendahuluan Salah satu proyek dari Aerospace and dahulu dimulai dengan pengembangan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) pada ketinggian 1 hingga 4 exploration Center (AXC) Universitas Telkom km, sebagai uji coba sistem sebelum satelit mikro adalah akan mengembangkan satelit mikro yang tersebut diluncurkan. Salah satu sub sistem mengorbit pada orbit LEO dengan ketinggian 600 hingga 700 km, sebagai wahana pembelajaran (payload) yang terdapat pada satelit mikro maupun UAV ini adalah Synthetic Aperture Radar (SAR). space engineering. Namun, sebelum SAR adalah salah satu teknologi radar yang mengembangkan satelit mikro tersebut, terlebih dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan Perancangan dan Realisasi LNA 265-275 GHz untuk Aplikasi SAR 1

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol. No.1 Desember 2014 Page 304 optical camera yang telah lebih dahulu digunakan untuk aplikasi penginderaan permukaan bumi dalam jarak jauh (remote sensing), yang memanfaatkan prinsip kerja gelombang elektromagnetik sebagai sarana pengambilan data, yang bekerja pada frekuensi 265-275 GHz (L- Band), dengan frekuensi tengah 27 GHz. SAR ini secara umum tersususn oleh transmitter, receiver, onboard signal processing, S- band transmitter dan ground station. Transmitter terdiri dari chirp generator, bandpass filter (BPF), local oscillator (LO), power amplifier (PA), switch untuk pemilihan jenis polarisasi antena dan antena pengirim dengan polarisasi sirkular. Di dalam transmitter ini, sinyal diproses dan kemudian dikirimkan oleh antena pengirim yang akan mengenai permukaan bumi. Setelah mengenai permukaan bumi, sinyal akan dipantulkan kembali dan diterima oleh antena penerima dengan polarisasi sirkular pada bagian receiver, yang selanjutnya diproses kembali oleh low noise amplifier (LNA), bandpass filter (BPF), I/Q demodulator, analog to digital converter (ADC), temporary memory, onboard signal processing (OSP) dan data dikirimkan ke ground station oleh S-band transmitter [12]. Karena level daya sinyal yang sangat lemah ketika diterima oleh antena penerima pada bagian receiver, maka setelah dikuatkan oleh antena penerima, sinyal perlu diperkuat lagi oleh low noise amplifier (LNA) agar sinyal memiliki level daya yang cukup besar dengan noise yang rendah agar dapat diproses oleh stage selanjutnya. Berdasarkan permasalahan di atas, maka pada Tugas Akhir ini penulis merancang dan merealisasikan salah satu perangkat pendukung, yaitu low noise amplifier (LNA) untuk SAR tersebut. LNA yang dirancang dan direalisasikan bekerja pada frekuensi 265-275 GHz dengan gain sebesar 20 db dan nosie figure 5 db. 2. Dasar Teori 2.1 Low Noise Amplifier (LNA) Low Noise Amplifier (LNA) adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memperkuat sinyal yang diterima dari antena penerima serta meredam noise yang terjadi pada sinyal tersebut. Artinya ketika dilakukan penguatan pada daya sinyal, tidak diiringi dengan penguatan pada daya noise. LNA merupakan sebuah komponen penting pada bagian receiver dalam realisasi sistem komunikasi nirkabel, satelit, maupun teknologi radar [11]. Dalam sistem komunikasi tersebut, sinyal yang ditangkap oleh antena penerima merupakan sinyal yang sangat lemah yang sudah terinterferensi oleh noise. Oleh karena itu, dibutuhkan LNA yang berfungsi untuk menguatkan level daya sinyal yang sangat lemah yang ditangkap oleh antena penerima, dengan hanya menambahkan noise yang sangat kecil (noise figurenya kecil) [7]. Parameter yang perlu diperhatikan dalam perancangan LNA yaitu gain, noise figure, input dan output matching impedance, serta kestabilan [3]. Secara umum, LNA terdiri dari blok komponen aktif dan rangkaian matching impedance pada input maupun output, seperti pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Blok Diagram LNA [1] 2.2 LNA pada Synthetic Aperture Radar (SAR) Synthetic Aperture Radar (SAR) adalah salah satu teknologi radar yang dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan optical camera yang telah lebih dahulu digunakan untuk aplikasi penginderaan permukaan bumi dalam jarak jauh (remote sensing), yang memanfaatkan prinsip kerja gelombang elektromagnetik sebagai sarana pengambilan data. SAR ini secara umum tersususn oleh transmitter, receiver, onboard signal processing, S- band transmitter dan ground station. Transmitter terdiri dari chirp generator, bandpass filter (BPF), local oscillator (LO), power amplifier (PA), switch untuk pemilihan jenis polarisasi antena dan antena pengirim dengan polarisasi sirkular. Di dalam transmitter ini, sinyal diproses dan kemudian dikirimkan oleh antena pengirim yang akan mengenai permukaan bumi. Setelah mengenai permukaan bumi, sinyal akan dipantulkan kembali dan diterima oleh antena penerima dengan polarisasi sirkular pada bagian receiver, yang selanjutnya diproses kembali oleh low noise amplifier (LNA), bandpass filter (BPF), I/Q demodulator, analog to digital converter (ADC), temporary memory, onboard signal processing (OSP) dan data dikirimkan ke ground station oleh S-band transmitter [12]. Karena level daya sinyal yang sangat lemah ketika diterima oleh antena penerima pada bagian receiver, maka setelah dikuatkan oleh antena penerima, sinyal perlu diperkuat lagi oleh low noise amplifier (LNA) agar sinyal memiliki level daya yang cukup besar dengan noise yang rendah agar dapat diproses oleh stage selanjutnya. Blok diagram sistem SAR dapat dilihat pada Gambar 2.2. Gambar 2.2 Blok Diagram Sistem SAR [12] Perancangan dan Realisasi LNA 265-275 GHz untuk Aplikasi SAR 2

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol. No.1 Desember 2014 Page 305 3. Perancangan dan Realisasi LNA 3.1 Diagram Alir Perancangan Langkah-langkah dalam perancangan dan realisasi LNA 27 GHz secara keseluruhan dapat dijelaskan dengan diagram alir pada Gambar 3.1 di bawah ini. yang dihasilkan pada frekuensi 27 GHz adalah 15,375 db dengan noise figure 0,936 db dan VSWR input 10,245 serta VSWR output 849, yang berarti nilai ini belum memenuhi nilai awal perancangan. Yaitu pada frekuensi 27 GHz diinginkan LNA memiliki gain sebesar 20 db dengan noise figure 5 db dan VSWR input maupun output 5, sehingga perlu dilakukan optimasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan sesuai dengan target spesifikasi awal perancangan tersebut. Gambar 3.1 Diagram Alir Perancangan dan Realisasi LNA 27 GHz Gambar 3.2 Desain LNA 3.2 Spesifikasi LNA Single stage LNA yang dirancang adalah mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Bapak Josaphat Tetuko Sri Sumantyo di Chiba University, Jepang. Yaitu dengan spesifikasi sebagai berikut [12] : 1. Frekuensi kerja : 265-275 GHz 2. Frekuensi tengah : 27 GHz 3. Impedansi input : 50 Ω 4. Impedansi output : 50 Ω 5. VSWR input : 5 6. VSWR output : 5 7. Gain : 20 db 8. Noise figure : 5 db 3.3 Simulasi Desain LNA LNA single stage dirancang dengan metode bilateral design, yaitu tidak mengasumsikan S 12 =0, yang kemudian nilai Г S dipilih dari persinggungan antara lingkaran gain konstan dan lingkaran noise figure kontsan, dan nilai Г L diperoleh dari hasil perhitungan, yang digunakan untuk membuat rangkaian matching impedance. Desain rangkaian LNA single stage dengan simulasi ADS dapat dilihat pada Gambar 3.2 dan hasil simulasi dapat dilihat pada Gambar 3.3. Dari hasil simulasi pada Gambar 3.3 dapat dilihat bahwa faktor kestabilan LNA bernilai 0,623 yang artinya kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya ketidakstabilan pada transistor karena syarat kestabilan adalah nilai K>1. Selain itu, gain Gambar 3.3 Hasil Simulasi Desain LNA (a) Faktor Kestabilan; (b) Gain; (c) Noise Figure; (d) VSWR 3.4 Optimasi Desain LNA Optimasi yang dilakukan pertama kali adalah dengan meningkatkan nilai faktor kestabilan agar menjadi K> yaitu dengan menambahkan resistor sebesar 14,7 Ω pada input rangkaian dengan cara perhitungan dengan bantuan smith chart [3][5] dan pada output rangkaian dengan menambahkan induktor sebesar 24 nh dengan Perancangan dan Realisasi LNA 265-275 GHz untuk Aplikasi SAR 3

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol. No.1 Desember 2014 Page 306 metode trial and error [4]. Setelah faktor kestabilan diperoleh K> optimasi yang dilakukan adalah dengan melakukan penyesuaian panjang saluran (d) serta panjang stub (l) baik pada input maupun output rangkaian matching impedance, yaitu agar diperoleh nilai gain, noise figure maupun VSWR yang sesuai dengan nilai awal perancangan dan optimal untuk sebuah LNA single stage. Desain rangkaian LNA setelah dilakukan optimasi dapat dilihat pada Gambar 3.4 dan hasil simulasinya pada Gambar 3.5. untuk sebuah LNA single stage. Dan dilihat dari hasil simulasi, VSWR pada frekuensi 265-275 GHz ini memiliki nilai 5 dimana telah sesuai dengan spesifikasi awal perancangan, sehingga desain LNA ini dapat digunakan untuk LNA single stage. 3.5 Realisasi LNA Hasil realisasi rangkaian LNA secara fisik dapat dilihat pada Gambar 3.6 dengan dimensi 9,5 x 5,6 cm. Gambar 3.4 Desain LNA Optimasi Gambar 3.6 Realisasi LNA 4. Pengukuran dan Analisis 4.1 Hasil Pengukuran dan Analisis Gain Gain [db] vs Frekuensi [GHz] 20 Gain [db] 15 10 5 Gambar 3.5 Hasil Simulasi Desain LNA Optimasi (a) Faktor Kestabilan; (b) Gain; (c) Noise Figure; (d) VSWR Dari Gambar 3.5 dapat dilihat bahwa hasil simulasi setelah dilakukan optimasi rangkaian menjadi lebih baik. Pada frekuensi 27 GHz terlihat bahwa faktor kestabilan K>1 yaitu sebesar 070, gain yang dapat dicapai adalah sebesar 19,390 db dan noise figure sebesar 967 db. Meskipun gain yang diperoleh setelah optimasi masih kurang di bawah target spesifikasi yang diinginkan yaitu gain sebesar 20 db, namun besarnya gain dan noise figure ini sudah optimal 0 1 1 2 26 27 26 27 2829 5 5 3 4 5 6 7 8 9 2 Gain [db] 191418151818171717171614131310 5 3 Gambar 4.1 Grafik Hasil Pengukuran Gain Ratarata Dari hasil pengukuran pada Gambar 4. dari grafik dapat dilihat bahwa LNA menghasilkan gain yang maksimum pada frekuensi 1 GHz yaitu sebesar 18,93 db. Setelah itu terjadi penurunan gain pada frekuensi 1 GHz dan 26 GHz. Pada frekuensi 265-4 GHz LNA menghasilkan gain rata-rata di atas 15 db dan di atas frekuensi 4 GHz gain terus mengalami penurunan hingga frekuensi 2 GHz. Dari hasil pengukuran terlihat bahwa gain yang dihasilkan pada frekuensi 27 GHz adalah sebesar 17,53 db. Gain sebesar 17,53 db pada frekuensi 27 GHz ini masih jauh dari nilai yang diinginkan saat perancangan, yaitu sebesar 20 db Perancangan dan Realisasi LNA 265-275 GHz untuk Aplikasi SAR 4

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol. No.1 Desember 2014 Page 307 dan hasil optimasi sebesar 19,390 db. Hal ini dapat disebabkan karena perubahan nilai titik prategangan yang diakibatkan nilai toleransi komponen pasif, sehingga berubahnya titik prategangan juga mengakibatkan terjadinya perubahan nilai parameter S yang dimiliki oleh transistor pada frekuensi 27 GHz yang menyebabkan terjadinya pergeseran gain maksimum yaitu pada frekuensi 1 GHz. Namun gain sebesar 17,53 db untuk single stage LNA dapat dikatakan sudah optimal. 4.2 Hasil Pengukuran dan Analisis Noise Figure yang digunakan dapat menambah besarnya daya noise pada LNA. 4.3 Hasil Pengukuran dan Analisis VSWR serta Impedansi Pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 terlihat bahwa pada frekuensi 27 GHz nilai VSWR input dan VSWR output memiliki nilai yang lebih besar dari spesifikasi perancangan, karena pada perancangan diinginkan nilai VSWR 5. Pada frekuensi 27 GHz nilai VSWR input = 16,336 dan VSWR output = 595. Karena nilai VSWR input sebesar 16,336, maka pada bagian input LNA memiliki koefisien pantul sebesar 0,7825 dan koefisien transmisi sebesar 0,2174. Jika terdapat daya yang diterima pada LNA, maka daya yang diteruskan hanya 0,2174 kali dari daya yang diterima pada port input. Sehingga pada frekuensi 27 GHz, gain yang dapat dihasilkan adalah 0,2174 dari gain yang diperoleh dari hasil pengukuran, yaitu menjadi sebesar 10,854 db. Nilai VSWR input terbaik berada pada frekuensi 2,14 GHz yaitu sebesar 2,607 dan nilai VSWR output terbaik berada pada frekuensi 366 GHz sebesar 574. Gambar 4.2 Tampilan Daya Noise Total pada Frekuensi 27 GHz Dari Gambar 4.2 terlihat bahwa daya noise output total pada frekuensi 27 GHz dengan bandwidth 10 MHz adalah -75,77 dbm. Dari pengukuran gain yang telah dilakukan sebelumnya, diperoleh gain pada frekuensi 27 GHz adalah sebesar 17,53 db. Sehingga besarnya noise figure LNA pada frekuensi 27 GHz dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut [13] : NF = P NOUT - (-174dBm/Hz + 10*log 10 (BW) + gain) = -75,77 dbm (-174 dbm/hz + 10*log 10 (10x10 6 ) + 17,53) = 10,7 db Dari hasil pendekatan perhitungan noise figure dengan metode gain, diperoleh bahwa noise figure pada frekuensi 27 GHz adalah sebesar 10,7 db. Nilai noise figure ini sangat besar dari nilai yang diinginkan saat perancangan yaitu di bawah 5 db. Tingginya nilai noise figure hasil realisasi ini dapat disebabkan karena penggunaan komponen lumped element pada rangkaian prategangan. Dimana resistor yang digunakan menghasilkan panas sehingga menambah daya noise yang terdapat pada LNA. Selain itu dapat juga disebabkan karena jalur mikrostrip yang digunakan, terutama pada bagian input matching impedance dimana jalur mikrostrip yang digunakan untuk input matching impedance cukup panjang, dimana semakin panjang (semakin besar) jalur mikrostrip Gambar 4.3 VSWR Input pada Frekuensi 27 GHz Gambar 4.4 VSWR Output pada Frekuensi 27 GHz Pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6 juga terlihat bahwa pada frekuensi 27 GHz besarnya impedansi baik pada port input maupun pada port Perancangan dan Realisasi LNA 265-275 GHz untuk Aplikasi SAR 5

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol. No.1 Desember 2014 Page 308 output masih belum memenuhi spesifikasi awal perancangan yaitu sebesar 50 Ω. Nilai impedansi input pada frekuensi 27 GHz sebesar (6,842 - j55,03) Ω dan nilai impedansi output sebesar (56,3 j24,15) Ω. Nilai impedansi input terbaik diperoleh pada frekuensi 92 GHz sebesar (50,01 + j959) Ω dan pada frekuensi 2,786 GHz sebesar (50,16 + j124,7) Ω. Sedangkan nilai impedansi output terbaik diperoleh pada frekuensi 314 GHz sebesar (50,05 j265) Ω, pada frekuensi 2,348 GHz sebesar (50,1 + j115) Ω dan pada frekuensi 2,838 GHz (50,37 j88,91) Ω. Gambar 4.5 Impedansi Input pada Frekuensi 27 GHz Gambar 4.6 Impedansi Output pada Frekuensi 27 GHz Ketidaksesuaian nilai VSWR maupun impedansi hasil realisasi dengan spesifikasi ini berawal karena berubahnya nilai titik prategangan yang disebabkan nilai toleransi komponen pasif, sehingga menyebabkan berubahnya nilai parameter S pada frekuensi 27 GHz. Perubahan nilai parameter S ini tentu menyebabkan nilai yang seharusnya untuk Г S dan Г L yang telah dipilih dan digunakan untuk merancang rangkaian matching impedance juga turut berubah, sehingga rangkaian matching impedance yang telah dirancang sebelumnya menjadi tidak tepat. Ketidaksesuaian juga dapat diakibatkan karena faktor penyolderan dan pembuatan jalur mikrostrip terutama dalam pembuatan pad untuk komponen SMD (lumped element). 5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan 1. Hasil realisasi LNA masih belum sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan oleh SAR. Namun dari hasil pengukuran diketahui bahwa LNA dapat bekerja pada frekuensi 265-275 GHz, dimana pada frekuensi 27 GHz LNA dapat menghasilkan gain sebesar 17,53 db. 2. Noise figure yang dihasilkan pada frekuensi 27 GHz sangat besar yaitu 10,7 db. 3. VSWR input pada frekuensi 27 GHz sebesar 16,336 dan VSWR output sebesar 595. Sedangkan VSWR input terbaik berada pada frekuensi 2,14 GHz yaitu sebesar 2,607 dan nilai VSWR output terbaik berada pada frekuensi 366 GHz sebesar 574. 4. Impedansi input pada frekuensi 27 GHz sebesar (6,842 - j55,03) Ω dan impedansi output sebesar (56,3 j24,15) Ω. Impedansi input terbaik diperoleh pada frekuensi 92 GHz sebesar (50,01 + j959) Ω dan pada frekuensi 2,786 GHz sebesar (50,16 + j124,7) Ω. Sedangkan impedansi output terbaik pada frekuensi 314 GHz sebesar (50,05 j265) Ω, pada frekuensi 2,348 GHz sebesar (50,1 + j115) Ω dan pada frekuensi 2,838 GHz (50,37 j88,91) Ω. 5. Pergeseran gain maksimum yang dihasilkan, noise figure, VSWR maupun impedansi disebabkan karena berubahnya titik prategangan yang merupakan poin penting dalam merancang sebuah LNA, yaitu bagaimana membuat sebuah rangkaian yang dapat membuat transistor bekerja tanpa mengubah nilai parameter S yang merupakan karakteristik yang dimiliki oleh transistor pada frekuensi kerja yang diinginkan. Selain itu dikarenakan faktor penyolderan komponen terutama pada transistor yang menyebabkan kinerja transistor menurun. 6. Berdasarkan hasil simulasi, penambahan resistor secara seri sebesar 14,7 Ω pada output rangkaian dan penambahan induktor secara seri sebesar 24 nh pada input rangkaian LNA dapat meningkatkan faktor kestabilan K>1. 7. Berdasarkan hasil simulasi, nilai VSWR 5 dapat diperoleh dengan melakukan penyesuaian panjang saluran maupun panjang stub pada rangkaian matching impedance baik pada bagian input maupun output rangkaian LNA. 5.2 Saran Untuk perbaikan dan pengembangan penelitian mengenai Tugas Akhir ini, beberapa saran yang dapat penulis berikan yaitu: 1. Sebaiknya pilih transistor dengan faktor kestabilan K>1 atau gunakan Monolithic Microwave Integrated Circuits (MMIC) agar lebih stabil dan pastikan bahwa MMIC yang Perancangan dan Realisasi LNA 265-275 GHz untuk Aplikasi SAR 6

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol. No.1 Desember 2014 Page 309 digunakan memiliki tools (model) dan [3] Gonzales, Guilermo. 1997. Microwave parameter yang lengkap untuk digunakan Transistor Amplifiers: Analysis and Design. dalam perancangan LNA pada software ADS, 2 nd Edition. Prentice-Hall. yaitu parameter untuk simulasi rangkaian [4] Kumar, P. Raj. Study Phase Report: Design prategangan, gain, noise figure maupun of L-Band Low Noise Amplifier. VSWR. Kemudian cek apakah data parameter [5] Panchal, Reena K. dan Jayesh P. Pabari. S dan parameter noise pada ADS transistor 2013. Design of Power Amplifier and Low model sesuai dengan yang terdapat pada Noise Amplifier for 2.4 GHz RF Front End datasheet. in Wireless Sensor Network. IJESR Vol 04, 2. Pemilihan komponen pasif SMD sebaiknya Issue 02; March-April 2013 page 851. dilakukan melalui pemesanan agar sesuai [6] Pozar, David M. 2011. Microwave dengan spesifikasi yang diinginkan yaitu Engineering. 4 th Edition. John Wiley & dengan nilai toleransi yang minimal. Sons. 3. Usahakan jangan menyentuh komponen secara [7] Rahmi, Mira Hanafiah. 2013. Perancangan langsung dengan tangan, terutama untuk dan Implementasi Penguat Berderau Rendah transistor karena merupakan komponen yang untuk Aplikasi Stasiun Bumi Penerima sangat sensitif terhadap pelepasan elektrostatis Satelit Nano pada Frekuensi 2,4-2,45 GHz (electrostatic discharge) dan gunakan gelang Berbasis Mikrostrip. Bandung: Institut elektrostatis saat penyolderan transistor. Teknologi Telkom. 4. Perhatikan lamanya penyolderan komponen [8] Ramdhani, Mohamad. Elektronika I. SMD terutama dalam penyolderan transistor, Bandung: Institut Teknologi Telkom. karena proses penyolderan yang terlalu lama [9] Rosu, Iulian. LNA Design. dapat menimbulkan panas berlebih yang akan http://www.qsl.net/va3iul/ mempengaruhi kinerja dari transistor dan [10] Singla, Shrey. 2012. Design of A Three berubahnya karakteristik transistor. Stage Microwave Low Noise Amplifier at 10 5. Untuk meminimalisasi penggunaan komponen GHz. Northridge: California State pasif SMD (lumped element) dan faktor University. penyolderan, rangkaian prategangan yang [11] Song, Junlin dan Haoquan Hu. 2012. L Band digunakan dapat diganti dengan Low Noise Amplifier. IEEE, ICCP2012 mengkonversikan nilai-nilai pada komponen Proceedings page 414. tersebut ke jalur mikrostrip, yaitu dengan [12] Sri Sumantyo, Josaphat Tetuko. 2011. menggunakan radial stub. Development of Circularly Polarized 6. Untuk mendapatkan nilai VSWR yang lebih Synthetic Aperture Radar (CP-SAR) optimal dapat digunakan tapered matching Onboard Small Satellite. PIERS impedance sebagai rangkaian matching impedance baik pada input maupun output. Proceedings, Marrakesh, MOROCCO, March 20-23, 2011 page 334. 7. Pelajari kembali cara pembuatan jalur [13] Tutorial 2875: Three Methods of Noise mikrostrip menggunakan layout pada simulasi Figure Measurement. Nov 2 2003. Maxim ADS agar mendapatkan dimensi seminimal Integrated Products, Inc. mungkin. http://www.maximintegrated.com/en/app- 8. Untuk pembuatan jalur mikrostrip, dapat notes/index.mvp/id/2875 digunakan substrat dengan nilai ε r yang lebih tinggi agar diperoleh hasil yang lebih baik. Karena jika nilai ε r semakin tinggi maka dimensi akan semakin kecil dan rugi-rugi/ loss yang dihasilkan juga semakin kecil. 9. Pengukuran noise figure sebaiknya dilakukan dengan menggunakan noise figure analyzer agar mendapatkan hasil yang lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA [1] Anggriani, Wiwit Emilia. 2013. Perancangan dan Realisasi High Power Amplifier (HPA) pada Frekuensi 2,4-2,45 GHz untuk Aplikasi Remote Sensing Payload Nanosatelit. Bandung: Institut Teknologi Telkom. [2] Bowick, Chris. 1997. RF Circuit Design. 2 nd Edition. Newnes. Perancangan dan Realisasi LNA 265-275 GHz untuk Aplikasi SAR 7