PILIHAN HUKUM DALAM KONTRAK BISNIS I.

dokumen-dokumen yang mirip
HPI PILIHAN HUKUM PERTEMUAN IX. By Malahayati, SH., LLM

BAB IV ANALISIS DUALISME AKAD PEMBIAYAAN MUD{ARABAH MUQAYYADAH DAN AKIBAT HUKUMNYA

Indonesian translation of the 12 articles of the Principles on Choice of Law in International Commercial Contracts

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA DALAM KONTRAK DAGANG INTERNASIONAL

Lex et Societatis, Vol. I/No. 4/Agustus/2013. PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK DAGANG INTERNASIONAL 1 Oleh : Raditya N. Rai 2

BAB IV PENUTUP. yang dikemukakakan sebelumnya maka Penulis memberikan kesimpulan sebagai

Pokok-Pokok Masalah Pelaksanaan Putusan Arbitrase Internasional di Indonesia oleh: M. Husseyn Umar *)

BAB I PENDAHULUAN. nasabah dan sering juga masyarakat menggunakannya, dengan alasan

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Muhammad Risnain, S.H.,M.H. 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. bisnis) dengan sangat cepat. Dinamika serta kepesatan yang terjadi di dalam

Konvensi ini mengandung 16 pasal. Dari pasal-pasal ini dapat ditarik 5 prinsip berikut dibawah ini:

PRINSIP-PRINSIP KONTRAK INTERNASIONAL UNIDROIT (The UNIDROIT Principles of International Contracts, 1994)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG 14 METODE PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL A.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

BAB II HUKUM YANG MENGATUR KONTRAK DAGANG INTERNASIONAL. A. Pengaturan Hukum Mengenai Kontrak Dagang Internasional Dalam Berbagai Konvensi

MAKALAH PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN DAN ARBITRASE INTERNASIONAL

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCANTUMAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI DIHUBUNGKAN DENGAN BUKU III BURGERLIJK

Prestasi & Wan Prestasi Dalam Hukum Kontrak

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan permasalahan yang dikemukakan pada bab-bab sebelumnya dapat disusun kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk sengketa beraneka ragam dan memiliki sekian banyak liku-liku yang

BAB I PENDAHULUAN. karena ini memusatkan perhatian pada kewajiban individu dalam berhubungan

HUKUM PERDATA INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang diwarnai dengan semakin. pihak yang terlibat dalam lapangan usaha tersebut, sangat berpotensi

2013, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indone

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Kontrak: Pendekatan-pendekatan Hukum Perdata dan Common Law

TATA CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI DALAM KONTRAK

CHOICE OF LAW DALAM HUKUM KEWARISAN. Oleh: Agus S. Primasta, SH* 1. Abstraksi. Secara umum Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan

STIE DEWANTARA Sengketa Bisnis & Penyelesaiannya

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 93 TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA

BAB I PENDAHULUAN. serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Kegiatan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dalam perkembangan dunia yang semakin. pesat membutuhkan suatu hukum guna menjamin kepastian dan memberi

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri tidak hanya berdampak pada peningkatan kondisi perekonomian

PILIHAN HUKUM DALAM PERJANJIAN LISENSI DI BIDANG MEREK DAGANG ANTARA PARA PELAKU USAHA YANG BERBEDA KEWARGANEGARAAN BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NO

MEKANISME PEMBENTUKAN PERJANJIAN PUSAT DAN DAERAH BIRO HUKUM KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEMBENTUKAN KONTRAK MANAJEMEN HOTEL JARINGAN INTERNASIONAL DI BALI

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG Match Day 11 PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II.

MASALAH SENGKETA DALAM PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI

Sejarah Perkembangan Hukum Perdata Internasional

HUKUM PERDAGANGAN BEBAS MULTILATERAL Penyelesaian Sengketa Dagang Melalui Arbitrase

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

TITIK-TITIK TAUT & KUALIFIKASI

STATUS PERKAWINAN INTERNASIONAL DAN PERJANJIAN PERKAWINAN. (Analisis Kasus WNI Yang Menikah Dengan Warga Negara Prancis di Jepang)

KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA TENTANG KONTRAK UNTUK PERDAGANGAN BARANG INTERNASIONAL (1980) [CISG]

Pilihan Hukum (Terkait dengan Transaksi Bisnis Internasional)

PERBEDAAN POLITIK, EKONOMI, DAN HUKUM DALAM BISNIS INTERNASIONAL

Lex Privatum, Vol.IV/No. 5/Juni/2016. KEPASTIAN HUKUM PERJANJIAN REASURANSI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN Oleh : Nickie Sepang 2

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG

BAB II KETENTUAN PELAKSANAAN JUAL BELI ANTAR NEGARA MENURUT KETENTUAN HUKUM PERDATA INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN. TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA NIA WAYANTI PENYELESAIAN SENGKETA BISNIS MELALUI FORUM ARBITRASE MENURUT UU NO.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Indonesia pada umumnya. tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan pelaku-pelaku

06 ICC Publication ENG

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 26/PUU-XV/2017 Pembatalan Putusan Arbitrase

PROSES PEMBATALAN PUTUSAN ARBITRASE DITINJAU DARI UU No. 30 TAHUN 1999 (Studi Putusan No. 86/PDT.G/2002/PN.JKT.PST)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

BAB IV PENUTUP. (perkara Nomor: 305/Pdt.G/BANI/ 2014/PNJkt.Utr) adalah sebagai berikut:

Indonesian translation of the 2005 Choice of Court Convention

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara modern. Hukum memiliki peran yang dominan dalam. ekonomi dan budaya pada masa pembangunan suatu negara.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Sebagaimanatelahdiketahuinyakeabsahan perjanjian jual beli yang

KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA

UNDANG-UNDANG TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK BAB I KETENTUAN UMUM

BAHAN KULIAH HUKUM PERNIAGAAN/PERDAGANGAN INTERNASIONAL MATCH DAY 12 METODE PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Arbitrase. Miko Kamal. Principal, Miko Kamal & Associates 28/06/12 1

Common Law Contract Agreement Agree Pact Covenant Treaty. Civil Law (Indonesia) Kontrak Sewa Perjanjian Persetujuan Perikatan

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAN INOVASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK RAKYAT CHINA MENGENAI BANTUAN HUKUM TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN. TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

PROBLEMATIKA KEWENANGAN PENGADILAN NEGERI MENJATUHKAN PUTUSAN DALAM SENGKETA BISNIS YANG MEMPUNYAI KLAUSULA ARBITRASE

A. Analisis Proses Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Agama Purwodadi

Hukum Kontrak Elektronik

LAPORAN UJI TUNTAS & PENDAPAT HUKUM

RRANCANGA GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN

DAFTAR ISI. Peraturan Arbitrase Proses Acara Cepat KLRCA PERATURAN ARBITRASE SKEMA IMBALAN DAN BIAYA ADMINISTRASI PEDOMAN UNTUK PERATURAN ARBITRASE

DAFTAR ISI UNDANG-UNDANG ARBITRASE TAHUN Undang-undang Arbitrase Tahun (Direvisi tahun 2011)

PILIHAN HUKUM DAN PILIHAN FORUM DALAM KONTRAK DAGANG INTERNASIONAL RIZKY AMALIA, S.H. NIM ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA TESIS

BAB I PENDAHULUAN. pertentangan tersebut menimbulkan perebutan hak, pembelaan atau perlawanan

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 19/PUU-XIII/2015 Batas Waktu Penyerahan/Pendaftaran Putusan Arbitrase Internasional

91 menganut prinsip penyeleasaian sengketa dilakukan dengan jalan damai maka ASEAN berusaha untuk tidak menggunakan langkah yang represif atau dengan

: bahwa Undang-undang PPN mengatur/memerintahkan Menteri Keuangan (bukan PP) untuk:

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 12 / PRT / M / 2010 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA PENGUSAHAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

GARANSI TERBATAS (PLAYBOOK) Hak-Hak Yang Wajib Diperoleh Berdasarkan Undang-Undang. Garansi

PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN. Karakteristik Pengadilan Negeri. Penyelesaian Sengketa Melalui Litigasi 11/8/2014

Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Susunan Organisasi Dan Tata Laksana. Berdasarkan Pasal 185 Surat Keputusan Direksi PT. Kereta Api (Persero)

ASAS-ASAS DALAM HUKUM PERJANJIAN

JAMINAN TERBATAS AKSESORI

Transkripsi:

PILIHAN HUKUM DALAM KONTRAK BISNIS I. Latar Belakang. Kontrak binis Internasional selalu dipertautkan oleh lebih dari system hukum. Apabila para pihak dalam kontrak kontrak bisnis yang demikian ini tidak mengatur secara spesifik hukum mana atau Yurisdiksi (forum) mana yang akan dipergunakan dalam mengadili / memeriksa perselisihan diantara mereka, maka akan terjadi persoalan persoalan yang bersumber dari Conflict of Law. Untuk mengindari persoalan Conflict of Law tersebut. Kepada para pihak dalam kontrak bisnis yang bersangkutan diperkenankan melakukan pilihan hukum dan pilihan forum. Kesepakatan para pihak untuk memilih hukum yang berlaku, memilih forum pengadilan Arbitrase guna menyelesaikan sengketa yang timbul dari kontrak, telah memperoleh pengakuan secara Universal tidak terdapat perbedaan yang mendasar antara system hukum Common Law, Civil Law, atau Socialist Law mengenai Doktrin Pilihan Hukum. Pilihan Hukum berakar dari prinsip Freedom Of Contract yang diterima hampir di seluruh system hukum melalui prinsip ini. Dalam batas batas tertentu para pihak diperkenankan untuk menentukan sendiri hal hal yang mereka perjanjikan. Pilihan Hukum / pilihan forum yang dicantumkan secara tegas dalam naskah kontrak akan menghasilkan beberapa keuntungan, antara lain : 1. Mengurangi beban biaya bila terjadi perselisihan, dengan dicantumkannya pilihan hukum / forum secara tegas maka bila terjadi perselisihan pemeriksaan untuk menentukan hukum mana atau Yurisdiksi mana yang akan dipergunakan tidak diperlukan lagi. Hakim akan menanyai pada Klausula pilihan hukum untuk mengatasi masalah tersebut. Tentunya hal ini akan menghemat biaya bila dibandingkan dengan adanya pemeriksaan pendahuluan untuk menentukan hukum / forum yang akan dipergunakan 1

2. Dengan adanya klausula pilihan hukum, maka pemeriksaan pendahuluan untuk memutuskan hukum / forum yang dipergunakan tidak diperlukan lagi. Dengan demikian hal ini dapat menghemat waktu pemerikaan perkara jika terjadi perselisihan. 3. Dengan pilihan hukum / pilihan forum akan diperoleh kepastian hukum mengenai hukum / forum yang akan dipergunakan menyelesaikan sengketa. Dengan demikian terjadinya forum shoping dapat dihindarkan. Disamping itu, dengan adanya kepastian mengenai apa yang menjadi hukum, maka para pihak dapat mempersiapkan diri lebih awal untuk memahami hukum / forum yang telah dipilih. Dalam hal hukum yag dipilih adalah hukum salah satu pihak, maka pihak tersebut akan diuntungkan karena lebih mengenal hukum yang mengatur hubungan yang mereka lakukan. II. Perbedaan Pilihan Hukum dan Pilihan Forum. Pilihan Hukum dan pilihan Forum adalah dua hal yang berbeda. Kedua terminology tersebut selalu dicampur adukkan atau disamakan. Pilihan hukum berkenaan dengan hukum mana yang berlaku untuk suatu perjanjian yang melibatkan lebih dari satu hukum dari negara yang berbeda. Sedangkan pilihan Yurisdiksi (Forum) adalah mengenai badan mana yang berwenang memeriksa atau mengadili perselisihan yang terjadi. Pilihan Yurisdiksi (forum) disuatu negara tidak berarti bahwa hukum dari Yurisdiksi (forum) yang dipilih tersebut yang akan dipergunakan menyelesaikan sengketa, demikian juga sebaliknya. Pilihan hukum yang jatuh pada hukum suatu negara tidak selamanya berarti bahwa pengadilan negara tersebut yang berwenang memeriksa / mengadili perkara yang bersangkutan. 2

Untuk mengindari kesulitan kesulitan, maka dalam naskah kontrak sebaiknya kedua macam pilihan tersebut dinyatakan secara tegas. III. Batasan dalam Pilihan Hukum Meskipun pilihan hukum berakar dari prinsip freedom of contract, tidak berarti bahwa para pihak bebas sebebas bebasnya melakukan pilihan hukum. Di samping itu hakim yang memeriksa perselisihan yang lahir dari sebuah kontrak tidak dengan sendirinya harus menerima hukum yang telah dipillih oleh para pihak dalam kontrak-kontrak bisnis yang mereka sepakati. Pilihan hukum memiliki berbagai batasan. Secara umum diterima bahwa pilihan hukum hanya dibenarkan dalam lapangan hukum perjanjian (kontrak). Hal ini pun mendapat pembatasan, antara lain terhadap perjanjian kerja (perburuhan) dan perjanjian mengenai perkawinan tidak diperkenankan melakukan pilihan hukum. Pembatasan lain terhadap kebebasan melakukan pilihan hukum adalah public policy dan ketertiban umum. Pilihan hukum tidak dibenarkan apabila terhadap masalah yang diperjanjikan telah terdapat public policy atau orde public yang sifatnya memaksa. Dalam hal yang demikian, hakim akan menolak pilihan hukum apabila terhadap persoalan yang diperjanjikan para pihak terhadap hukum atau kebijakan publik yang bersifat memaksa. Hakim juga akan menolak pilihan hukum apabila penerapan pilihan hukum tersebut justru mengakibatkan terlanggarnya ketertiban umum atau prinsip-prinsip keadilan dalam yurisdksi pengadilan yang mengadili perkara tersebut. IV. Pilihan hukum terhadap hukum negara kita Pada dasarnya pilihan hukum dilakukan atas hukum nasional salah satu pihak yang melakukan kontrak bisnis. Namun adakalanya para pihak memilih hukum negara lain 3

diluar hukum negara para pihak. Sebagian berpendapat bahwa pilihan hukum yang demikian dibenarkan, sepanjang batas-batas mengenai pilihan hukum tidak dilanggar. Ada juga yang berpendapat bahwa pilihan hukum yang demikian dibenarkan sepanjang hukum negara ketiga yang dipilih memiliki keterkaitan khusus dengan transaksi yang dilakukan para pihak dalam kontrak. Misalnya perjanjian yang menyangkut kerjasama pertambangan minyak memilih hukum negara bagian Texas atau California mengingat kedua negara bagian tersebut memiliki hukum tentang pertambangan dan perminyakan yang lebih baik dan lebih lengkap dari negara-negara lain. Atau hukum Inggris untuk persoalan-persoalan yang berhubungan dengan perkapalan. Apakah hakim akan menerima atau menolak pilihan hukum yang demikian, sangat tergantung pada paham yang dianut oleh hakim yag memeriksa sengketa kontrak yang bersangkutan. V. Pilihan Hukum dalam Beberapa Perjanjian Internasional Beberapa perjanjian internasional mengatur mengenai masalah hukum yang akan diterapkan apabila para pihak tidak secara spesifik menunjuk hukum negara tertentu dalam kontrak-kontrak mereka. Pasal 8 The New Haque Convention on the Law Applicable to Contracts for the International Sale of Goods (1986) menentukan bahwa untuk memperluas hukum yang berlaku dalam suatu kontrak penjualan, yang tidak dipilih oleh para pihak sesuai dengan Pasal 7, kontrak diatur oleh hukum negara dimana tempat kedudukan bisnis penjual pada saat kontrak dibuat. Namun kontrak diatur oleh hukum negra dimana pembeli memilih tempat bisnisnya pada saat kontrak dibuat, jika : 4

a. Negosiasi negosiasi diadakan, dan kontrak ditandatangani oleh dan dalam kehadiran para pihak, dalam suatu negara ; atau b. Kontrak menentukan secara tegas bahwa penjual harus memenuhi kewajibannya untuk mengirim barang dal;am suatu negara ; atau c. Kontrak ditandatangani dengan syarat yang ditentukan sebagian besar oleh pembeli dan dalam tanggapan atas suatu undangan oleh pembeli ditujukan kepada orang yang diundang untuk mengajukan penawaran. Pasal 13 kemudian menentukan, bahwa dalam hal tidak adanya pilihan hukum yang tegas, maka berlaku hukum negara dimana pemeriksaan barang dilakukan. VI. Hukum yang berlaku dalam hal tidak ada pilihan hukum Penyelesaian sengketa bisnis yang lahir dari kontrak-kontrak bisnis internasional akan lebih mudah diselesaikan apabila para pihak secara tegas menentukan pilihan hukum. Namun adakalanya dalam kontrak-kontrak bisnis yang demikian para pihak tidak membuat klausula pilihan hukum. Masalah yang terjadi kemudian jika terjadi perselisihan adalah hukum mana yang akan digunakan untuk menyelesaikan perselisihan tersebut. Masalah penentuan hukum seperti ini merupakan ruang lingkup hukum perdata internasional. Oleh karena itu teori-teori dalam hukum perdata internasional akan sangat berperan dalam menentukan hukum yang berlaku apabila para pihak tidak menentukan pilihan hukum. Dalam hukum perdata internasional dikenal beberapa teori untuk menentukan hukum yang berlaku, antara lain teori penentuan hukum berdasarkan tempat dimana kontrak di buat (lex loci contractus), lex fory (hukum nasional dari hakim) dan hukum dari pihak yang paling bermakna terhadap kontrak (the most significant contract relationship). 5