BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tergantng dari motif yang dimiliki (Taufik, 2007). menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, dalam

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASI ADALAH ANUGERAH LUAR BIASA YANG DIBERIKAN TUHAN KEPADA MANUSIA KENAPA BANYAK ORANG TUA TIDAK MEMBERIKAN ASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KETERAMPILAN TEKNIK MENYUSUI

MANFAAT ASI BAGI BAYI

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas (Depkes RI, 1996).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindunginya dalam melawan serangan penyakit. Keseimbangan zat zat gizi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menempuh, menemui, mengarungi, menyebrangi, menanggung, mendapat,

BAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

LAMPIRAN KUESIONER Identitas Pengetahuan

B. MANFAAT ASI EKSKLUSIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung antibodi dan lebih dari 100 zat gizi, seperti AA, DHA taurin, dan

BAB II TINJAUAN TEORI. A. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif. tim, kecuali vitamin, mineral dan obat (Prasetyono, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI

MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi

PENGETAHUAN 1. Apakah ibu tahu apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif? a. Ya b. Tidak 2. Apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif? a.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Skinner (Notoatmodjo, 2007), merumuskan perilaku sebagai. respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ibu memberi Air Susu Ibu (ASI) tidak datang secara tiba-tiba. Ada

BAGIAN ILMU KESEHATAN DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS JULI 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk air putih, selain menyusui selama 6 bulan sejak dilahirkan. 3 Cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bernama Eliska Mayasari / adalah mahasiswi D-IV Bidan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki. komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan

Melindungi kesehatan ibu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bagaimana Memberikan Makan Bayi Setelah Usia 6 Bulan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui pengetahuan yang baik tentang pentingnya dan manfaat kolostrom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BAYI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA MATSUM TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. operasional, pertanyaan penelitian dan hipotesis serta manfaat penelitian.

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan terpisah satu sama lain oleh jaringan lemak. Tiap lobus terdiri dari lobuli

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam 1 jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit (skin to skin

BAB II TINJAUAN TEORI

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi. Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi berumur 0 6 bulan tanpa

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. kandungan zat gizi yang sesuai untuk kebutuhan bayi dan merupakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akhiran pe dan an. Imbuhan pe-an berarti menunjukkan adanya proses. Jadi

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan

RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

LEMBAR PERTANYAAN. Frekuensi. Informasi 1. Presentational media - Petugas Puskesmas. a. 1-3 bulan. Asi saja - Bidan. b. 4-6 bulan

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR PENDELEGASIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut RISKESDAS 2010, membagi pola menyusui menjadi tiga kategori

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

GIZI SEIMBANG IBU MENYUSUI. RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa)

BAB 1 PENDAHULUAN. Menyusui, artinya memberikan makanan kepada bayi yang langsung dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air susu Ibu (ASI) merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, Abu dan Nur Unbiyati Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan oleh ketersediaan zat gizi dalam jumlah cukup dan dalam. penyerapan, dan penggunaan zat-zat tersebut (Triaswulan, 2012)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil kata dasar "tahu" dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Menurut Notoatmodjo (2007), mengungkapkan bahwa sebelum mengadopsi perilaku baru, maka terlebih dahulu akan terjadi beberapa proses, yaitu awareness (menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus), interest (merasa tertarik terhadap stimulus), evaluation (mempertimbangkan baik dan buruknya stimulus), trial (mencoba melakukan sesuai yang diinginkan oleh stimulus) dan adoption (berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus). 2.1.2. Tingkat Pengetahuan Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yakni: 1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, "tahu" ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya. 2. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). 4. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. 5. Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagianbagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. misalnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. 6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2007). 2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Lukman, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain: a. Umur Singgih (1998), mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat ketika berumur belasan tahum. Selain itu Abu Ahmadi (2001), juga mengemukakan bahwa daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat disimpulkan bahwa bertambahnya umur dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut, kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang. b. Intelegensi

Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak menyesuaikan diri secara mental dan situasi baru. Intetegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia mampu menguasai lingkungan (Khayan, 1997), dalam (Hendra). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan inteiegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan. c. Lingkungan Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hai yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang. d. Sosial Budaya Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan. e. Pendidikan Menurut notoatmodjo (1997), pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Menurut Wied Hary A (1996), menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin baik pula pengetahuannya. f. Informasi Menurut Wied Hary A (1996), informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. g. Pengalaman Pengalaman merupakan guru yang terbaik, pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Notoatmodjo, 1997). 2.2. Definisi Ibu Menyusui Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu dari payudara ibu. Bayi menggunakan reflex menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu (Suparyanto, 2010). Ibu menyusui adalah seseorang wanita yang terkait penikahan dan telah melahirkan dan menyusui dengan proses alamiah (Roesli, 2000). 2.3. Persiapan Menyusui Sebagai persiapan menyongsong kelahiran sang bayi, perawatan payudara yang dimulai dari kehamilan bulan ke 7-8 memegang peranan penting dalam menentukan berhasilnya menyusui bayi. Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi. Begitu pula dengan perawatan payudara yang baik, ibu tidak perlu khawatir bentuk payudaranya akan cepat berubah sehingga kurang menarik. Juga dengan perawatan payudara yang baik puting tidak akan lecet sewaktu dihisap bayi (Suraatmaja, 1997). 2.4. Langkah-langkah Menyusui yang Benar 1. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu. 2. Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara, ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan yang satu di depan. Perut bayi mcnempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi). Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang. 3. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah. Jangan menekan putting susu atau areolanya saja. 4. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting refleks) dengan cara: Menyentuh pipi dengan puting susu atau, menyentuh sisi mulut bayi. Setelah bayi membuka mulut,

5. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi. Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi, sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tak perlu dipegang atau disangga lagi (Suparyanto, 2010). 2.5. Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui 1. Sarana pelayanan kesehatan mempunyai kebijakan tentang penerapan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui dan melarang promosi PASI. 2. Sarana pelayanan kesehatan melakukan pelatihan untuk staf sendiri atau lainnya. 3. Menyiapkan ibu hamil untuk mengetahui manfaat ASI dan langkah keberhasilan menyusui. 4. Melakukan kontak dan menyusui dini bayi baru lahir (30-60 menit setelah lahir). 5. Membantu ibu melakukan teknik menyusui yang benar (posisi peletakan tubuh bayi dan pelekatan mulut bayi pada payudara. 6. Hanya memberikan ASI saja tanpa minuman tambahan Iain sejak lahir. 7. Melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi. 8. Melaksanakan pemberian ASI sesering dan semau bayi. 9. Tidak memberikan dot atau kempeng. 10. Menindak lanjuti ibu-bayi setelah pulang dari sarana pelayanan kesehatan (Suparyanto, 2010). 2.6. Definisi ASI 2.6.1. Pengertian ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar air susu ibu (Sianturi, 2001). ASI eksklusif adalah pemberian ASI pada bayi tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk; madu, air teh. air putih, dan tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit. bubur nasi, dan tim setidaknya sampai usia 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan (Roesli, 2000). 2.6.2. Tujuan Pemberian ASI 1. ASI nilai gizinya, baik dalam jumlah maupun macamnya, sesuai dengan kebutuhan bayi. 2. Tidak memberatkan kerja pencemaan dan ginjal bayi 3. Terhindar dari pencemaran kuman

4. Memberikan kehangatan hubungan bayi dengan ibunya (Widodo, 2003). 2.7. Manfaat Pemberian ASI Bagi Bayi 1. ASI sebagai nutrisi 2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh 3. ASI meningkatkan kecerdasan 4. ASI meningkatkan jalinan kasih sayang Bagi Ibu 1. Mengurangi pendarahan setelah melahirkan 2. Mengurangi terjadinya anemia 3. Menjarangkan kehamilan 4. Mengecilkan rahim 5. Lebih cepat langsing kembali 6. Mengurangi kemungkinan menderita kanker 7. Lebih ekonomis/murah 8. Tidak merepotkan dan hemat waktu 9. Portable dan praktis 10. Memberi kepuasan bagi ibu Bagi Negara Pemberian ASI eksklusif akan menghemat pengeluaran negara karena: 1. Penghematan devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapan menyusui, serta biaya menyiapkan susu. 2. Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntah-mencret dan sakit saluran nafas. 3. Penghematan obat-obatan, tenaga, dan sarana kesehatan. 4. Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk membangun bangsa. 5. Langkah awal untuk mengurangi bahkan menghindari terjadinya generasi yang hilang khususnya bagi Indonesia. ASI Sayang Lingkungan 1. ASI akan mengurangi bertambahnya sampah dan polusi di dunia. dengan hanya memberi ASI manusia tidak memerlukan kaleng susu, karton dan kertas pembungkus. botol plastik dan dot karet. 2. ASI juga tidak menambah polusi udara, karena untuk membuatnya tidak memerlukan pabrik yang mengeluarkan asap, tidak memerlukan alat transportasi

yang mengeluarkan asap, juga tidak perlu menebang hutan untuk membangun pabrik susu yang besar-besaran (Roesli, 2000). 2.8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Memberikan ASI pada Bayi 1. Perubahan sosial budaya - Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya. - Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yamg memberikan susu botol - Merasa ketinggalan zaman jika menyusui bayinya. 2. Faktor psikologis - Takut kehilangan daya tarik sebagai wanita - Tekanan batin 3. Faktor flsik ibu - Ibu sakit apabila menyusui bayinya karena payudaranya terasa nyeri apabila digunakan untuk menyusui. 4. Kurangnya petugas kesehatan - Sedikitnya jumlah petugas kesehatan membuat masyarakat kurang mendapatkan penerangan atau dorongan tentang manfaat memberikan ASI. 5. Meningkatnya promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI 6. Keterangan yang salah - Keterangan yang salah datangnya dari petugas kesehatan yang menganjurkan penggantian ASI dengan susu kaleng (Suraatmaja, 1997). 2.9. Komposisi ASI ASI mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan, dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara proporsional dan seimbang satu dengan yang lainnya. Komposisi ASI ternyata tidak tetap dan tidak sama dari waktu ke waktu. Jadi, disesuaikan dengan kebutuhan bayi saat itu. Diantara faktor yang mempengaruhi komposisi ASI adalah stadium laktasi yang terdiri dari tiga tingkatan yaitu: 1. Kolostrum Kolostrum adalah cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti-infeksi dan berprotein tinggi yang keluar dari han pertama sampai hari ke-4/ke-7. "cairan emas" yang encer dan sering kali bewarna kuning atau jernih lebih menyerupai darah dari pada susu, sebab mengandung sel hidup yang menyerupai "sel darah putih" yang dapat membunuh kuman penyakit dan sebagai pencahar yang ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir. Lebih banyak mengandung protein dibandingkan dengan ASI yang matang. Mengandung zat anti Infeksi 10-17 kali lebih banyak dibanding ASI yang matang. Kadar karbohidrat dan lemak rendah dibandingkan dengan ASI matang. Total energi lebih rendah jika

dibandingkan dengan susu matang. Volume kolostrum antara 150-300 ml/24 jam. Kolostrum hams diberikan pada bayi. 2. ASI Transisi/Peralihan ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi ASI yang matang, yang keluar sejak hari ke-4/ke-7 sampai hari ke-10/ke-14. Beberapa karakteristik ASI peralihan meiiputi, kadar protein makin merendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi dibandingkan kolostrum serta volume ASI peralihan lebih tinggi dibandingkan dengan kolostrum. 3. ASI Matang (Mature) ASI mature merupakan ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari ke-14 dan seterusnya. Komposisi ASI masa ini relatif konstan (Roesli, 2000). 2.10. Volume ASI Produksi ASI akan meningkat segera setelah lahir sampai usia 4 sampai 6 minggu dan setelah itu produksinya menetetap. Produksi ASI pada hari pertama dan kedua sangat sedikit tetapi akan meningkat menjadi ± 500 ml pada hari ke-5, 600 sampai 690 ml pada minggu kedua, dan kurang lebih 750 ml pada bulan ke-3 sampai ke-5. Produksi ASI ini akan menyesuaikan kebutuhan bayi. Jika saat itu bayi mendapat tambahan makanan dari luar (misalnya susu formula), maka kebutuhan bayi akan ASI berkurang dan berakibat produksi ASI akan turun. ASI sebanyak 750-1000 ml/hari menghasilkan energi 500-700 kkal/hari, yaitu setara dengan energi yang diperlukan bayi dengan berat badan 5-6 kg (Mexitalia, 2010). 2.11. Tanda-tanda Bahwa Bayi Mendapat Cukup ASI 1. Produksi ASI akan "berlimpah" pada hari ke-2 sampai ke-4 setelah melahirkan, nampak dengan payudara bertambah besar, berat, lebih hangat dan sering kali ASI menetes dengan spontan. 2. Bayi menyusu 8-12 kali sehari, dengan pelekatan yang benar pada setiap payudara dan menghisap secara teratur selama minimal 10 menit pada setiap payudara. 3. Bayi akan tampak puas setelah menyusu dan seringkali tertidur pada saat menyusui, terutama pada payudara yang kedua. 4. Frekuensi buang air kecil (BAK) bayi > 6 kali sehan. Urin bewarna jernih, tidak kekuningan. Butiran halus kemerahan (yang mungkin berupa kristal urat pada urin) merupakan salah satu tanda ASI kurang. 5. Frekuensi buang air besar (BAB) > 4 kali sehari dengan volume paling tidak 1 sendok makan, tidak hanya berupa noda membekas pada popok bayi, pada bayi usia 4 hari sampai 4 minngu. Sering ditemukan bayi yang BAB setiap kali menyusu, dan hal ini merupakan hal yang normal.

6. Feses bewarna kekuningan dengan butiran-butiran bewarna putih susu diantaranya, setelah bayi berumur 4 sampai 5 hari. Apabila setelah bayi berumur 5 hari, fesesnya masih berupa mekoneum (bewarna hitam), atau transisi antara bayi kurang mendapat ASI. 7. Puting payudara akan terasa sedikit sakit pada hari-hari pertama menyusui. Apabila sakit ini bertambah dan menetap setelah 5-7 hari, lebih-lebih apabila disertai dengan lecet, hal ini merupakan tanda bahwa bayi tidak melekat dengan baik saat menyusu. Apabila tidak segera ditangani dengan membetulkan posisi dan pelekatan bayi maka hal ini akan menurunkan produksi ASI. 8. Berat badan bayi tidak turun lebih dari 10% dibanding berat lahir. 9. Berat badan bayi kembali seperti berat lahir pada usia 10 sampai 14 hari setelah lahir.